Shanarqie

By qielbiel

220K 9.1K 389

"Mohon maaf. Saya tidak bersedia untuk pacaran. Saya bukan lagi anak SMA yang bertahun-tahun pacaran and end... More

4 Sekawan
Cepu
Autopsi
Heart Rate
Transplantasi Hati
Resusitasi Jantung Paru
Trauma Tumpul Thoraks
Stuck On Him
Request
Malu-malu dong
Jaga Terakhir
The less I Love you
Diqie
Diqie vs Arqie
Hitam Putih
Everyday I Love You
The answer
Salam Perpisahan
NATA
Past
Penolakan 1
Penguasa Hati
LAGI
Other Point Of View
Extra Chapter
HAMPA
Undangan
Cinta Pertama
He's back!
Flash Back
Pembuktian
All Out Of Love
Cinta Sebening Embun
Kutub Selatan
Takdir
You make me wanna love
Penjelasan
Miss Understanding
Mission Impossible
My destiny
The Proposal
Penolakan 2
Northern Star
Lord Of The RING
Eksekusi
Bukti
You are the reason
Rekonsiliasi
Ksatria Tri Brata

Supir Tembak

3.8K 171 7
By qielbiel

"Selamat siang mba. Sy supir tembak yg baru saja dipesan oleh tmn mbak. Sy yg akan mengantar mbak pulang hari ini." Ucap Arqie dengan penuh senyum memandang sy.

Sy mengernyitkan dahi menatap Arqie. Drama macam apa lagi ini? Sy celingak celinguk mencari keberadaan wanita yg tadi bersamanya. Sepertinya Arqie meninggalkannya. Entah alasan apa yg diberikan oleh Arqie padanya sehingga Arqie bisa berada di sini seorang diri.

"Balikin kuncinya" pinta sy dingin.

Arqie mengernyitkan dahinya dan menggeleng.

Sy melotot melihat reaksi yg diberikan Arqie

"Balikin nggak?!" Pinta sy lebih tegas

Dia masih menggeleng.

Sy menghela napas kesal

"Ini sm sekali ga lucu! Balikin kuncinya!" Perintah sy lagi.

Dia tersenyum dan tetap menggeleng.

Fine! Kalo begitu, sy akan menggunakan cara lain. Sy memutar otak dan melihat troley yg sy pegang.

Sy mendapatkan ide. Sy mendorong troley kosong yg sy genggam ini ke arahnya agar menabrak dia dengan harapan jika dia tertabrak troley dan kesakitan, sy akan dengan mudah mengambil kunci itu dari tangannya.

Tp perhitungan sy salah. Dengan mudah dia mengelak troley kosong yg melaju ke arahnya. Dan justru sy yg kehilangan keseimbangan karena kehilangan troley tempat sy berpegangan.

Arqie sigap berlari menangkap sy kembali. Tangan kiri nya menggapai tangan kanan sy. Dia menahan berat tubuh sy hanya dengan telapak tangan kirinya. Kami saling berpegangan tangan.

Sy memandang wajahnya. Arqie membalas tatapan mata sy

Deg.. deg..

Detak Jantung sy meningkat.

Genggaman tangannya masih terasa hangat, seperti biasa.

Tanpa sadar sy menikmati sentuhan tangannya.

Hingga akhirnya Arqie meringis.

"Bs tolong segera berdiri, nona.. Tubuh kamu cukup berat. Tangan kiri sy tidak kuat menahan gaya tekan dan beban dari berat tubuh kamu untuk waktu yg lama" protesnya.

Hey, Could you please stop talking about physics, dude? It's annoying! Ngomongin fisika mlulu! Bilang aja langsung kalo gue heavy. Gendut gt!

Sy segera menyadarkan diri. Kembali mencoba untuk berdiri dan menyeimbangkan tubuh lalu melepaskan genggaman tangannya dari tangan kanan sy.

Sy bertumpu pada kaki kiri sy mengingat kaki kanan sy tidak terlalu baik untuk menampung beban tubuh sy.

Arqie menggerak-gerakan tangan kirinya untuk menghilangkan nyeri karena menahan tubuh sy agar tidak terjatuh.

Dia melirik ke arah sy dan kembali protes

"Kamu benar-benar manusia tanpa perhitungan ya? Hanya memikirkan caranya mengenai target di depan mata tanpa memikirkan efek yg di dpt. Gimana kalo sy ga smpt nangkep kamu barusan? Lutut kamu bisa-bisa ikut cedera juga" Ocehnya lagi tidak mempedulikan pergelangan tangan kirinya yg sakit.

Sy mendengus sinis mendengar ocehannya dan menjawab tak kalah sengit

"Lah kamu sendiri? Gimana kalo pergelangan tangan kamu terkilir jg? Apa cuma keselamatan sy saja yg ada di kepala kamu? Kenapa tidak memikirkan keselamatan kamu sendiri?" Oceh sy tidak mau kalah

Dia menatap sy lama dan akhirnya berkata pelan

"Memang hanya ada kamu di kepala sy dan di hati sy..."

Deg... Deg..

Detak jantung sy kembali naik mendengar jawabannya. Sy tertegun. Apa sy tidak salah dengar? Berani-beraninya dia bicara demikian padahal dia sendiri sudah memiliki kekasih.

Sy menenangkan hati sy yg bergejolak dan kembali memutar otak untuk membantah kata-katanya

"Ya nggak boleh dong! Kamu kan bukan siapa-siapa sy!" Jawab sy sekenanya

Kali ini dia tidak hanya menatap sy. Tp jg membalikkan badan sy untuk berhadapan dengan nya. Arqie menatap tajam manik hitam mata sy

"Sy memang bukan siapa-siapa bagi kamu. Tapi kamu adalah segalanya bagi sy"

Deg.. deg..

Setiap kalimat dari mulutnya selalu berhasil membuat jantung sy berdetak lebih cepat.

Damned! Jawabannya benar-benar membuat sy 'speechles'. Sy sempat melayang untuk beberapa saat mendengar jawabannya.

Kemudian sy tersadar, Jika sy adalah segalanya bagi dia, maka siapa wanita tadi? Simpanannya? Pembantunya? Atau jangan-jangan setiap wanita adalah 'segalanya' bagi dia? Dasar kadal ijo. Mentang-mentang dia 'almost perfect', dia pikir dia bisa seenaknya memperlakukan wanita.

Atau jangan-jangan, dia benar-benar ingin membalas dendam pada sy.? Jangan-jangan dugaan sy benar, dia ingin membuat perasaan sy melambung untuk kemudian menghempaskannya ke dasar jurang. Oho... Kamu ga bs gombalin sy lg kali ini.

"Kalo gt balikin kunci mobil sy" pinta sy lagi kembali ke topik utama

Dia mengernyitkan dahi.

"Apa hubungannya?" Tanyanya

"Iya! Kalo sy segalanya bagi kamu, mestinya kamu menuruti semua mau nya sy. Termasuk mengembalikan kunci mobil sy" ujar sy mengambil kesempatan atas gombalannya.

Arqie tertawa dan kembali menggeleng

"Nona manis. Sy sdh bilang sy adalah supir tembak yg sdh dipesan oleh teman anda, kalo ga salah namanya Arqian. Ipda Muhammad Arqian Safaraz. Dia sangat mengkhawatirkan anda dan tidak mau anda pulang sendirian dengan kaki terkilir seperti itu. Dia benar-benar mewanti-wanti sy untuk mengantar anda sampai ke rumah dengan selamat. Dan jika sy serahkan kunci ini pada anda, sy bs kehilangan pekerjaan sy, nona... Sy bisa dipecat oleh boss sy. No! Sy tidak mau jadi pengangguran.. Anyway, perkenalkan, nama sy Arqie, dan kamu pasti shana kan? Nice to meet you! Kamu tidak perlu khawatir pulang bersama sy, karena sy bukan 'cepu'. Sy hanyalah seorang supir tembak, percayalah."

Sy tertawa sinis mendengar ucapannya. Dia menjadikan saat ini momen untuk 'berkenalan kembali'. Dia bahkan mengungkit-ungkit soal 'cepu' ketika pertemuan kami di awal dulu.

Seorang Supir tembak, huh? Maksudnya mungkin seseorang yg bisa menyupir dan jago menembak. Teman-teman Arqie memang memanggilnya dengan sebutan 'marksman'. Arqie selalu menembak tepat sasaran. Bidikannya selalu sesuai target. Tidak heran jika dia dijuluki 'Penembak Jitu', sharpshooter.

Ya, sharpshooter, not a sniper. Bedakan antara penembak jitu dan penembak runduk (sniper). Seorang penembak jitu bisa menembak dalam keadaan apa saja, dalam keadaan berlari, berjalan, mengendap, menembak di atas kendaraan yang berjalan seperti mobil dan dalam keadaan bergerak lainnya. Arqie sangat terlatih untuk menembak secara tepat dan akurat seperti itu. Sedangkan penembak runduk atau sniper hanya menembak dalam keadaan diam ditempat dan dalam keadaan merunduk di jarak yang cukup jauh dari sasaran.

Tidak heran jika Arqie selalu menyelipkan MAG 4 (pistol milik polri) di pinggangnya. Biarpun demikian, belum pernah sekalipun Arqie melesatkan pelurunya pada benda hidup. Pohon sekalipun tidak pernah menjadi sasaran tembaknya. Arqie lebih memilih menggunakan Judo dan Ilmu bela diri Polri nya ketimbang melepaskan pelurunya. Dia hanya menembakkan senjatanya di lapangan tembak.
'Pertanggung jawabannya besar. Jika sy mengeluarkan 1 peluru, sy harus membuat essay, untuk apa dan dalam keadaan seperti apa sy menggunakannya. Belum lagi tanggung jawab kepada Sang Khalik. Apa yg akan sy katakan jika sy menembak makhluk NYA yg tak bersenjata?' begitu ujar Arqie kepada sy di suatu malam beberapa bulan lalu.

Sy tersadar dari lamunan sy ketika sebuah mobil melintas di depan sy. Sy teringat kunci mobil sy yg masih dipegang oleh Arqie.

"Cepat kembalikan kunci mobil sy! Sy tidak punya banyak waktu untuk bermain-main!" Perintah sy dengan kesal

Arqie lagi-lagi menggeleng
"Tega kah nona shana melihat sy dipecat?"

Mendengar jawabannya yg mengesalkan, sy langsung menarik kerah bajunya agar dia dapat mendekat ke sy dan berusaha mengambil kunci itu dari tangannya.

Di luar dugaan sy, Arqie sama sekali tidak menahan tubuhnya hingga sy dapat menarik badannya dengan kuat.

Wajahnya kini hanya berjarak 5 cm dari hadapan sy. Pupil mata sy membesar karena terkejut. Sy menelan ludah.

Arqie menatap mata sy teduh. Ohh God.. betapa sy merindukan tatapan menenangkan seperti ini.

Helaan nafas nya menyapu wajah sy. Jantung sy semakin berpacu dengan adrenalin yg seiring diproduksi oleh hormon endorphin sy. Wajahnya semakin mendekat. Sekarang hidung kami hanya berjarak 2 cm.

Pandangan mata Arqie sungguh menghanyutkan. Wajahnya terus mendekat hingga bibir nya sudah hampir mengenai bibir sy. Sy tersadar dan segera mendorong badannya menjauhi sy.

Sy mengalihkan wajah sy yg sudah bersemu merah mengingat kejadian barusan.

Arqie tertawa
"Tadi kamu yg menarik kerah baju sy untuk mendekat, sekarang ketika sudah sangat 'dekat', kamu malah mendorong sy menjauh. Bahkan kamu sendiri bingung dengan apa yg kamu ingin kan. Mestinya kamu katakan saja dengan gamblang jika ingin mencicipi bibir sy. Sy akan mendekat pada kamu dengan senang hati tanpa perlu kamu bersusah payah menarik kerah baju sy. But please, don't do it with other guy, okay. Kalo laki-laki lain pasti udah nyosor secepat kilat. Ahhh... Kenapa juga tadi sy harus ragu-ragu.. Sayang sekali kesempatan sebaik itu harus dibuang.."

Sy melotot mendengar Arqie berkata demikian. Jika saja dia berada tak jauh dari sy, sudah sy geplak kepalanya agar pikiran mesum seperti itu hilang dari otaknya.

Sy kembali mendengus kesal dan memalingkan wajah sy darinya. Arqie benar-benar mengerjai sy habis-habisan kali ini.

Sy lalu duduk bersandar di atas kap mobil orang lain yg berada di belakang sy karena merasa lelah untuk terus menerus berdiri menggunakan stiletto hanya dengan satu kaki.

Sy memijat pelipis sy bingung. Bagaimana caranya sy bisa mendapatkan kunci mobil sy kembali? Sy tidak mau pulang dengannya. Tidak mau. Terakhir kali sy pulang dengannya malah terjadi hal yg menyedihkan.

Arqie berjalan mendekati sy. Dia lalu ikut duduk di sebelah sy diatas kap mobil. Jarak kami hanya sejengkal. Arqie berusaha membujuk sy

"Ayolah shana.. izinkan sy mengantar kamu.. Lihat kaki kamu.. Bahkan berdiri tegak dengan kedua kaki saja kamu kesulitan, apalagi membawa mobil. Kamu tidak bs mengemudi dengan kondisi kaki kanan kamu seperti itu. Tidak kah kamu membayangkan bagaimana caranya kamu menekan gas dan rem dengan pergelangan kaki yg sy gerakkan sedikit saja kamu sudah berteriak kesakitan?" Jelasnya dengan wajah khawatir.

Sy menghela nafas panjang. Ucapan Arqie 100% benar. Range of Motion kaki sy memang sangat buruk saat ini. Sy tidak bisa membawa mobil dengan keadaan seperti ini tapi sy juga benar-benar tidak mau pulang dengannya.

Sy menggeleng menolak tawaran Arqie.

Arqie mengusap wajahnya gusar melihat jawaban sy.

Arqie berdiri. Berjalan menjauhi sy sambil menggaruk kepalanya. Lalu kembali berjalan 2 langkah mendekati sy sambil melipat kedua tangannya. Arqie kemudian berjalan menjauhi sy dengan tangan yg sudah berkacak pinggang. Dia tampak sangat gelisah, bolak balik seperti setrikaan di depan sy.

Lalu tiba-tiba Arqie tersenyum. Dia berjalan mendekati sy lagi dan kembali duduk di sebelah kanan sy, kali ini tanpa jarak.

Dia mulai melakukan negosiasi dengan sy.

"Oke. Begini. Sy mau kasih kunci ini ke kamu tp dengan 2 pilihan. Pertama, Kamu tidak boleh bawa mobil ini. Kamu mau naik taksi, atau telvon tmn kamu buat bawa mobil, terserah, yang penting kamu tidak boleh bawa sendiri. Kedua, kamu bs rebut kunci ini dr sy. Kamu boleh pukul sy, tonjok sy, tendang sy, cekik sy atau setrum sy untuk mengambil kunci ini. Sy akan berdiri di depan kamu agar kamu bs mengambilnya dengan mudah sehingga tidak menyakiti pergelangan kaki kanan kamu karena tidak harus mengejar sy. Jika kamu berhasil membuat sy kesakitan dan tidak berdaya, sy akan pergi dan mengembalikan kunci mobil kamu. Dan kamu bebas melakukan apa saja. Bagaimana? Deal?" Tanyanya.

Sy diam dan masih duduk pada kap mobil orang lain memikirkan pilihannya. Sy merasa kesal. Kenapa jd dia yg ngatur sih? Mobil-mobil sy. Kaki-kaki sy. Kok dia yg ngasih pilihan.

Seorang satpam tampak mendekati kami berdua yg masih duduk bersandar di mobil orang lain. Wajar saja. Kami memang tampak mencurigakan dengan apa yg kami lakukan di parkiran basement ini.

"Ada yg bs dibantu?" Tanya si satpam

Aha!!! Sebuah ide melintas di benak sy. Sy akan minta tolong satpam saja untuk mengambil kunci mobil sy dari dia.

"Iya pak. Tol-...." Kalimat sy terhenti karena terkejut. Lengan kiri Arqie tiba-tiba merengkuh pinggang sy erat. Tangan kanannya mengambil pipi kiri sy dan menolehkan wajah sy untuk menatap matanya. Sy membelalakkan mata mendapat perlakuan seperti itu dari nya.

Setelah menatap mata sy sesaat, Arqie lalu menolehkan kepalanya kepada Pak Satpam dan tersenyum seraya berkata lembut

"Ini pak. Istri sy ini minta dibeliin kulkas yg 4 pintu. Tp uang sy ga cukup pak. Gaji sy kecil. Sy cm kerja serabutan. Jd skrg dia marah, ga mau diajak pulang. Padahal sy sudah siapin kunci mobilnya untuk masuk ke mobil dan mengajak dia pulang. Tp dia malah duduk disini dan ga mau pulang sebelum kulkas 4 pintu nya dibeli" ucapnya sambil menunjukkan kunci mobil sy kepada satpamnya.

Whatt?! Sy makin melotot mendengar kalimat Arqie barusan. Kebohongan macam apa lagi ini? Sejak kapan sy jd istri dia? Kulkas apaan? Bisa-bisanya dia ngomong begitu sm satpam!

Sy kemudian melepaskan lengannya yg merengkuh pinggang sy dan menyentakkan tangannya yg memegang lembut pipi sy.

Sy langsung berdiri melihat ke arah pak satpam dan mencoba bicara dengan pak satpam

"Bukan gitu pak. Sy bukan istrinya. Kunci itu sebenarnya adalah kunci mobil sy yg dipegang oleh dia. Dia mengambil kunci mobil sy dan tidak membolehkan sy pulang. Tolong bantu sy untuk mengambil kunci mobil sy pak. Sy mau pulang" pinta sy memelas.

Pak satpam menatap kami berdua dengan bingung.

Melihat gelagat pak satpam yg tidak yakin membela sy atau Arqie, dia kembali main watak

"Jangan percaya pak! Istri sy ini mau ninggalin sy disini krn sy ga sanggup beliin dia kulkas 4 pintu itu. Gara-gara kulkas 4 pintu itu dia tidak mau lagi mengakui sy sebagai suaminya pak. Bapak dengar sendiri kan? Dia tega berkata bahwa dia bukan istri sy. Padahal sy cinta mati sm istri sy ini pak, bahkan jika sy dilahirkan ribuan kali lagipun sy akan tetap memilih dia sebagai istri sy di kehidupan mendatang. Tp cinta dia hanya sebatas harta pada sy. Knp dia begitu kejam pak, hanya gara-gara kulkas yg tidak mampu sy beli dia malah berniat meninggalkan sy disini dan pulang sendiri membawa mobil kami" ujarnya dengan tampang ingin menangis.

Sy langsung menoleh kepada Arqie dan tertawa miris melihat ekspresinya yg begitu memelas.

"Haha.. Jelek banget aktingnya ya pak. Masa bapak percaya sih sm akting picisan begini? Nih pak, kita aja ga pake cincin nikah. Bisa-bisanya dia bilang sy istrinya" Ujar sy sambil menunjukkan jari sy kepada pak satpam.

Arqie segera berdiri berjalan mendekati pak satpam

"Pak... Semua harta sy sudah sy jual untuk membelikan semua keinginannya. Termasuk cincin nikah kami juga sudah dijual untuk membelikan tas seharga puluhan juta yg saat ini sedang digunakannya agar dia tidak malu kumpul dengan rekan-rekan sosialita nya. Apa karena cincin itu sudah dijual lantas dia bs bebas tidak mau mengakui sy sebagai suaminya lagi? Andai diri sy ini bs dijual, sudah sy jual juga demi membelikan keinginan dia pak. Tapi apa daya, sy sudah berjanji untuk memberikan hati dan tubuh sy hanya untuknya walaupun banyak sekali tante-tante girang yg memberikan sy tawaran tinggi untuk tidur bersama mereka. Karena rasa cinta sy yg begitu besar untuk dirinya, sy menolak semuanya pak. Dan sekarang, dia memperlakukan sy seperti ini.." ujarnya dengan nada yg hampir menangis

Sy menganga melihat aktingnya yg menyaingi Reza Rahadian. Dia layak dapat Piala Citra untuk peran suami-suami takut istri.

Kali ini sy berjalan ke arah pak satpam untuk mendekati Arqie

"Ya! Ya! Berani-beraninya kamu ngomong begitu? Mau sy gebukin hah?" Oceh sy panik

Melihat sy yg hendak memukulnya, Arqie segera berlari ke arah punggung pak satpam dan berpura2 berlindung disana. Pak satpam langsung mengambil posisi melerai kami dan menenangkan sy

"Sabar bu.. Sabar.." ujar pak satpam

Arqie melirik sy dan mencibir. Sy kembali melotot kepada nya dan sudah siap memukul kepala Arqie dengan tas sy yg dia bilang seharga puluhan juta. Warisan emak sy ini dibawa-bawa oleh dia.

Arqie kembali bersembunyi di balik pak satpam dan mempengaruhi pak satpam kembali

"Lihat pak. Dia sering sekali memukuli sy. Dia sering melakukan KDRT sm sy pak. Tolong sy..." pinta dia kepada pak satpam.

Ohoooo.. Orang ini benar-benar minta digebuk. Sy kembali mengejarnya dengan kaki pincang. Dia masih berusaha sembunyi di balik pak satpam.

Satu orang satpam kembali menghampiri kami menolong temannya yg sedang kebingungan menghadapi kami berdua.

Sy kembali berkata kepada pak satpam

"Ga usah dilindungi pak! Dia malah bs membanting orang dengan mudahnya. Ngapain melindungi dia. Justru sy yg perlu dilindungi dari dia pak. Semua yg dia bilang itu bohong. Setiap kata-katanya adalah dusta. Dia mau mengambil mobil sy. Kuncinya sudah dipegang oleh dia. Tolong sy pak.." pinta sy dengan sangat memelas

Si satpam yg baru dtg mengamati wajah kami berdua lekat-lekat.

"Oohhh, ini bapak yg nangkep maling tadi kan?" Tanyanya.

Mata Arqie berbinar. Dia mengangguk-angguk seperti anak kucing dan berkata

"Betul pak. Tadi sy sengaja sangkutin kaki sy ke kaki malingnya biar malingnya jatuh dan bisa bapak tangkap. Mana mungkin org yg membantu bapak menangkap maling bs berbuat jahat sm istrinya seperti yg dia bilang, ya kan pak? Cb cek aja STNK mobilnya, itu atas nama ayah sy pak, Tansa Trisna. Bisa-bisa nya dia bilang itu mobil dia. Dia bnr2 ingin menguasai harta sy setelah meninggalkan sy disini" ujarnya kembali.

Sh*t! Setelah bawa-bawa warisan emak gue, sekarang dia bawa-bawa nama bapak gue! Sejak kapan bapak gue jd bapaknya? Dia selangkah lebih cepat dan Yak! Sy kalah telak! Kalimat itu pasti akan membuat si satpam berpihak padanya. Arqie mengaku tidak sengaja menjatuhkan maling itu agar teknik judo nya tidak ketauan oleh pak satpam dan dia semakin terlihat tidak bersalah di mata pak satpam. Padahal teknik judonya terlihat jelas sekali saat menjatuhkan maling yg sedang berlari kencang.
Sayangnya pak satpam itu tidak sempat melihat nya.

Hufff... Sy semakin kehilangan kesempatan untuk dipercaya oleh pak satpam.

Tp sy blm mau menyerah

"Buku nikah! Coba minta buku nikah sm dia pak, pasti dia ga punya! Jelas saja ga ada buku nikah. Soalnya kita bukan pasangan suami istri kok pak. Sy bkn istrinya dan dia bukan suami sy. Suerr pak. Jangan percaya sm dia pak. Tampangnya aja ganteng, tapi kelakuannya ga bs dipercaya. Dia jago banget akting pak" Ucap sy kembali membela diri agar pak satpam mau membantu sy.

Si satpam makin bingung. Selama ini justru mereka yg minta tunjukkan buku nikah kepada pasangan yg terjaring mesum di parkiran dan mengaku-ngaku suami istri. Baru kali ini mereka menemukan pasangan yg menolak dibilang suami istri dan menantang minta tunjukkan buku nikah.

Arqie tidak habis akal. Tiba-tiba Arqie mendekati saya, menarik tangan sy dan memeluk sy erat

"Udah dong marahnya sayang.... Ga enak diliat pak satpam. Mana ada pasangan suami istri pergi ke mall bawa-bawa buku nikah. Mereka pasti menyimpannya dengan baik di rumah, karena itu buku yg sakral. Sama seperti kita yg tidak membawa buku itu untuk pergi ke mall seperti ini. Kecuali buku nikah itu bisa digadai, pasti sudah sy bawa ke mall ini untuk menggadaikannya agar bisa membelikan kamu kulkas 4 pintu yg kamu inginkan" Ucapnya lagi sambil membelai mesra rambut sy.

Wahhh.. Laki-laki ini luar biasa. Dia bahkan layak dpt Oscar untuk the best actors of the year!

Sy mendorong badan Arqie sekuat mungkin untuk melepaskan pelukannya.

Pak satpam semakin terkejut melihat sikap sy dan Arqie yg semakin playing victim menjadi korban atas kekejaman sy.

Melihat ekspresi pak satpam yg sudah tidak bersahabat kepada sy, sy kembali mencoba memberikan argumen

"Pak, plis, dengerin sy. Sy bukan istrinya. Ini mobil sy pak. Dia mengambil kunci mobil sy. Bapak bs cek KTP nya. Status di KTP nya pasti belum menikah! Kalo perlu bapak liat KTP sy. Ini, sy belum menikah." ucap sy memohon lg kepada satpam.

Si satpam menghela napas panjang, alih-alih memeriksa KTP sy, pak Satpam justru berkata

"Udah lah bu! Jangan memaksakan diri! Kasian suami ibu di gituin. Kami ini sebagai suami, mengerti benar rasanya susah nyari duit. Bs makan aja udah syukur. Ga perlu lah minta yg macam-macam begitu. Bergaya sesuai kemampuan ekonomi aja. Ibu beruntung punya suami sabar begini. Kalo sy punya istri kyk ibu ini pasti sudah sy banting-banting" oceh si satpam.

Mulut sy menganga. Sy tidak percaya dengan apa yg baru saja sy dengar. Kenapa jd sy yg jahat disini. Bentar. Bentar. Sy melirik ke arahnya yang berusaha menahan senyumnya.

Kampret! Dia benar-benar ahli melakukan hal seperti ini. Sy teringat ceritanya ketika dia membuntuti target dan tidak sengaja terpergok oleh si target, dia mengaku mau meminta mangga muda di pohon mangga depan rumah si target untuk istrinya yg sedang hamil muda. Dan dia dengan mudah meringkus si target ketika target berbaik hati mengambilkan dia mangga muda di pohonnya. Begitupun cerita Arqie ketika dia sedang menyamar menjadi Tukan Nasi Goreng untuk memata-matai Pabrik Narkoba dan mencoba mengulik informasi dari pegawai-pegawai di pabrik itu dengan pakaian lusuh, wajah kusam yg berlumuran oli dan logat jawa medok yg dipelajarinya waktu SMA dan taruna dulu. Tak ada satupun yg menyangka bahwa dia adalah seorang Perwira Polisi yg sedang menyamar menjadi Tukang Nasi Goreng hingga pabrik itu digerebek oleh Arqie dan semua pegawai disana ternganga melihat wajah tampan Arqie tanpa oli dengan baju taktis "Turn Back Crime" yg fit di badannya yg atletis sambil mengacungkan senjata MAG 4. Semua pegawai atau lebih tepatnya semua tersangka terlihat sangat menyesal sudah 'bercerita banyak' dengan si tukang nasi goreng yg selalu bertanya tentang jam masuk, jam pulang, jam istirahat dengan dalih agar jualan nasi gorengnya laku diserbu banyak pembeli.

Dan skrg, sy yg terjebak oleh 'akting' Arqie yg berpura-pura menjadi suami sy.

Haadeehh...

Arqie tiba-tiba menggenggam tangan sy

"Tuh sayang, dengerin kata pak satpam. Legowo dulu dengan keadaan kita. Insya Allah kalo ada rezeki 5 thn lg kt beli kulkasnya ya. Skrg pake kulkas 1 pintu aja dulu. Lagian rumah kt skrg ga muat kalo mau beli kulkas 4 pintu. Bisa-bisa nanti kita tidur di dalam kulkas. Oke cantik? Ayo kita pulang." Lanjutnya lagi sambil merangkul bahu sy dan menahan tawa.

Sy mendengus kesal padanya. Sy dikerjai habis-habisan hari ini oleh Arqie.

Sy kembali melepaskan tangannya dari bahu sy.

"Apaan sih! Ga usah sentuh-sentuh sy! Pokoknya sy ga mau pulang sama kamu! Sini, balikin kuncinya!" Ucap sy membentaknya.

Si satpam yg belum beranjak kemana-mana makin terkejut melihat kelakuan sy.

Arqie kembali tersenyum kepada pak satpam

"Maaf ya pak, bapak berdua jadi terlibat urusan rumah tangga kami. Istri sy ini memang keras kepala sekali. Entah kenapa sy begitu mencintainya, jd kadang sy tidak bs berbuat banyak selain berusaha membujuknya agar mau mendengar nasehat sy" ujarnya lagi.

Sy kembali melirik sinis padanya. Muke gile bener dah.

Pak satpam memandang sy dengan tajam. Kemudian mereka saling berbisik

"Urusan rumah tangga"

"Udahlah. Tinggalin aja."

"Iya, kt ga usah ikut campur"

"Haduh. Untung istri sy ga begitu."

"Iya, kalo istri sy bertingkah gt udah lama sy tinggal kawin lagi" ujar mereka sambil melangkah pergi meninggalkan kami.

Lho? Lho? Mereka mau kemana? Sy memanggil mereka lagi

"Pak. Tunggu pak. Bukan begitu. Aduuh. Tolonglah pak" teriak sy memohon.

Mereka hanya menoleh sambil terus berjalan dan memandang sy dengan sinis.

Arqie kembali tersenyum penuh kemenangan. Sy menatap wajahnya penuh rasa kesal.
'Aarrggghhhh!!!'


Dia kembali menatap wajah sy. Sinar matanya menembus ke dalam jantung hati sy. Dia berjalan mendekati sy. Sy melangkah mundur untuk menjauhinya. Dia terus berjalan mendekati sy. Sy kembali berusaha untuk mundur tp sudah tidak bs lagi. Punggung sy sudah menempel pada mobil yg terparkir di belakang sy. Wajahnya mendekati wajah sy hingga matanya menatap mata sy dengan sangat dekat. Sy menahan napas untuk menenangkan diri sy. Dia menatap dengan tajam. Lama sekali. Tampak kilatan cahaya lagi di matanya. Sy menelan ludah. Jantung sy berdebar kencang. Sy kembali mencengkeram dress sy kuat-kuat.

"Sy sudah bilang. Kamu cuma punya 2 pilihan untuk meloloskan diri dari sy. Pilih saja salah satunya dan sy akan melepaskan kamu. Just do it and i will give the key. Simple!" dia diam sesaat memandang mata sy tak berkedip.

Arqie lalu mundur 4 langkah kebelakang secara perlahan.

Sy membuang napas yg sedari td sy tahan dan berjongkok lemas menenangkan diri.

Untung saja trauma sy tidak kambuh.

Ampun. Arqie benar-benar lawan yg tangguh.

Mau ga mau sy harus mengikuti instruksinya. Hanya 2 cara itu saja yg bs membuat dia mengembalikan kunci mobil sy.

Sy mengeluarkan ponsel dari dalam tas sy mencoba menghubungi semua kenalan sy yg bs mendatangi sy di mall untuk membawa mobil sy pulang. Dan bs dipastikan semua sudah punya acara masing-masing hr sabtu siang ini. Ada yg sedang di dalam bioskop. Ada yg sedang makan siang. Ada yg sedang mancing. Tidak ada satupun yg bs membantu membawa mobil sy pulang.

Pulang pake taksi online? Bisa kena 100rb lebih sampe di rumah. Itu sih sm kayak duit gaji sy sekali siaran, honor 1 tarian dan duit jajan seminggu. Cari duit itu susah komandan!! Ga mungkin sy buang cm untuk naik taksi aja.

Naik angkot? Really? Pake stiletto gini? Trus brp kali mesti pindah angkot kalo naik dr mall ini? Blm lg kaki kanan sy nyeri.

Kalo bawa mobil kan sy ga perlu keluar modal, bensin diisi sm orang tua sy, nyaman, pake AC,
Arrgghhhh.
Sy berdiri dan mengacak2 rambut sy sendiri. Kesal.

Arqie melihat rambut sy yg berantakan. Dia lalu mendekat dan merapikan rambut sy yg sudah terlihat seperti org gila.

"Jangan begini. Nanti dikira orang sy ngapa-ngapain kamu, kan nama baik orang tua kamu jg yg rusak. Kalo sy sih dengan senang hati bertanggung jawab. Bahkan kalo kamu mau nuduh sy macem-macemin kamu jg sy ikhlas kok, sy siap lahir batin utk menikahi kamu. Sy siap menyerahkan jiwa dan raga sy untuk kamu. Tp kan ga mesti gt jg buat nikah sm sy. Banyak cara lain yg lebih manis." katanya.

Sy kembali melotot kepadanya.. Dasar sinting! Siapa juga yang mau menikah dengan cara seperti ini. Kali ini sy tidak bisa menahan kesal. Sy mengambil stiletto kanan sy dan hendak memukulkan stiletto itu kepadanya. Arqie berlari. Sy tidak mungkin mengejarnya. Sy refleks melempar stiletto sy kepadanya. Arqie dengan mudahnya mengelak. Tanpa sadar sy lagi-lagi kehilangan keseimbangan karena hanya berdiri dengan satu stiletto. Hampir saja sy terjatuh 'lagi' jika Arqie tidak bergegas berlari mendekati sy dan merangkul pinggang sy dengan tangan kirinya. Kali ini dari depan. Wajah nya kembali berdekatan dengan wajah sy. Mata kami kembali bertatapan dari jarak dekat. Kami terlihat seperti orang yg hendak berdansa.

Jantung sy berdetak kencang kembali. Aahh, berada di dekatnya benar-benar tidak baik untuk kesehatan jantung sy. Detak nya sering lebih cepat dari detak jantung normal.

Sy melepaskan pegangannya dan mencoba berdiri kembali dengan satu kaki dan berpegangan di mobil yg parkir di belakang sy.

Arqie kembali menggeleng-gelengkan kepalanya

"Harus berapa kali lg kamu terjatuh? Atau jangan-jangan kamu sengaja menjatuhkan diri biar bs sy peluk ya? Bilang dong. Sy akan memeluk kamu dengan erat tanpa perlu kamu menjatuh kan diri seperti ini" candanya lagi.

Mendengar dia berkata demikian, emosi sy kembali naik ke otak dan memerintahkan tangan sy untuk mengambil stiletto yg masih terpasang di kaki sebelah kiri. Sy hendak memukul kepala Arqie yg sudah tidak waras lagi.

Arqie lagi-lagi mengelak dan berlari menjauh dr sy. Sy melempar stiletto kiri sy untuk mengenainya. Dan sayang sekali, tembakan sy meleset. Sekarang kaki sy tidak mengenakan alas apapun. Kedua stiletto sy sudah sy lempar padanya walaupun dua-duanya tidak ada yg berhasil mengenai tubuhnya.

Arqie mengumpulkan kedua stiletto sy dan membawanya kembali ke kaki sy dan memasangkannya dengan sabar. Sy membiarkan Arqie berlutut di kaki sy untuk memasangkan stiletto sy.

Setelah memasangkannya, Arqie berdiri. Dia tersenyum kepada sy

"Menyenangkan juga main begini. Ternyata kamu lebih suka nongkrong di parkiran drpd di dalam mall ya? Bagus deh. Nanti keuangan kt bs lebih hemat, ya ga istri ku?" ucapnya menggoda sy lagi.

Wahh.. memang dasar kampret!

Yg buat sy nongkrong di parkiran begini siapa? Istri apaan? Kalo saja kaki sy tidak terkilir, sudah sy kejar dan sy gebukin sampe babak belur orang ini.

Fiiuuuhhh.

Sy menghela nafas panjang untuk bersabar. Tampaknya Arqie semakin senang jika dia berhasil membuat sy sewot. Sy berusaha untuk tenang dan tidak menanggapi ke-isengannya lagi. Kalo begini terus, sy bs ga pulang-pulang nih.

Ternyata bnr kata tmn-tmnnya waktu di resepsi kmrn. Orang ini gila. Kelamaan bergaul sm orang gila, sy bs ketularan gila.

Sy akhirnya memilih cara yang kedua untuk merebut kunci mobil sy kembali.

Sy melirik Arqie. Sy tiba-tiba tidak yakin dengan keputusan sy. Org seperti Arqie begini apa mempan digebukin? Sy melihat otot-otot di badannya. Lengannya saja begitu kekar. Apalagi otot perut yg tersembunyi di balik bajunya. Perwira macam Arqie pasti sdh di doktrin 'lebih baik pecah di perut drpd pecah di mulut'. Arqie pasti tidak akan mungkin terkulai lemas dan memberikan kunci mobil begitu saja. But it worth to try. Minimal sy bs melampiaskan rasa kesal sy dengan gebukin dia.

Sy memanggilnya. Arqie mendekat.

"Sy pilih nomor 2" ucap sy.

Arqie tersenyum dan mengangguk. Dia melangkah mendekati sy hingga jarak yg tersisa diantara kami hanya 1 langkah.

"Go ahead" katanya memulai 'pertarungan' ini.

Sy mulai menakar serangan apa yg akan sy mulai duluan. Sy sengaja tidak memilih bagian vital, karena serangan seperti itu hanya untuk sesuatu yg mengancam nyawa. Sy juga tidak tega melakukan hal itu padanya.

Baik. Sy akan mulai dengan serangan kaki. Maklum, sy murid taekwondo. Lagipula tangan sy tidak terlalu bisa diandalkan karena otot lengan sy lemah akibat sering dipakai menari. Sy memutuskan untuk memberikan tendangan di pahanya. Tp krn kaki sy yg kanan sedang cedera dan tidak bs dijadikan pijakan, maka sy gunakan kaki kiri sebagai pijakan dan kaki kanan sy untuk menendang.

'Paling tendangan gue ga bakal kena. Dia pasti bakal ngelak dari serangan gue dan gue cm bakal menendang angin' pikir sy

Ternyata sy salah. Sangat salah. Arqie tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya berdiri dan menerima tendangan sy di pahanya begitu saja.

"Aaawwww"

Alih-alih Arqie yg menjerit nyeri, justru sy yg berteriak kesakitan karena tendangan kaki sy yg terkilir mendarat telak di pahanya.

Kenapa dia tidak mengelak? Bagimana kalo sy menyerang dia dengan stungun? Bisa-bisa dia pingsan disini.

Pergelangan kaki kanan sy terasa sangat ngilu. Lucu sekali, sy yg menendang tp sy yg kesakitan. Dia bahkan tidak meringis sedikit pun. Sy menggigit bibir sy menahan nyeri. Melihat ekspresi sy yg kesakitan dia segera berjongkok dan melihat ke pergelangan kaki kanan sy. Dia menghela napas panjang. Dia mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah sy. Kali ini ekspresinya tampak serius. Tidak lagi bercanda seperti tadi. Arqie bahkan tampak kesal menatap sy

"Kalo kamu mau dpt kepercayaan sy untuk memberikan kunci mobil ini sm kamu, minimal kamu harus bs untuk menggunakan logika kamu. Paha sy sekokoh besi begini, andai kamu pukul dengan sebilah kayu pun maka kayunya yg akan patah sementara paha sy tidak akan terasa apa-apa. Dan kamu malah menendang sy menggunakan kaki kanan kamu yg terkilir? IQ kamu berapa sih?" Ocehnya kesal. Bukan karena sy menendang paha nya dengan keras. Tp karena sy menyakiti pergelangan kaki kanan sy 'lagi'.

Mata sy berkaca-kaca. Entah karena menahan sakit di kaki sy atau karena kata-katanya yg mengejek sy atau karena sikapnya yg kembali menyentuh hati sy. Sy kemudian mencoba memukul punggung belakangnya memanfaatkan posisinya yg berjongkok melihat kaki kanan sy.

Tapi Arqie kali ini menangkap tangan kanan sy dengan tangan kirinya sebelum mengenai punggungnya.

Arqie berdiri. Masih memegang tangan kiri sy. Dia menatap mata sy. Melihatnya tajam. Sy kembali mengarahkan tinju kiri sy ke perutnya. Dia kembali menangkap tangan kiri sy dengan tangan kanannya tanpa mengalihkan tatapan matanya sama sekali. Sy berusaha melepaskan kedua tangan sy dr pegangannya. Tp dia memegangnya kuat sekali. Tangan sy tidak bs lepas dr cengkeramannya. Dia masih terus menatap mata sy

Sy menghentikan gerakan sy untuk melepaskan tangan sy dr cengkeramannya. Sy pasrah dengan apapun yg akan dilakukan Arqie.

Setelah melihat sy lebih tenang, Arqie lalu berkata

"You always end up with hurting yourself.. Pada akhirnya, semua yg kamu lakukan justru hanya menyakiti diri kamu sendiri.. And it hurt me so... Hal itu sangat menyakiti sy" ujar Arqie pelan.

Mata sy yg sudah berkaca-kaca akhirnya meneteskan air mata. Sy tak mampu membendungnya lagi.

Melihat air mata yg menetes di pipi sy, Arqie langsung memeluk sy erat.

Hangat.

Sungguh sy sangat merindukan pelukan Arqie. Nyaman sekali berada di dada bidang ini. Sy merasa sangat terlindungi setiap berada di dalam lingkaran lengan kokohnya, seolah tak ada satupun yg bisa menyakiti sy di dunia ini. Dia membelai kepala sy dan mengecup puncak kepala sy. Sy mengeratkan pelukan sy dan semakin menyurukkan kepala di dadanya. Sy tidak ingin melepaskannya lagi kali ini.

Sekelebat sosok wanita yg berdiri di sisinya melintas di benak sy. Sy tersadar, dia sudah memiliki pacar. What?! What did i've done? Apa yg sudah sy lakukan?

Sy mengendurkan pelukan sy, kemudian menginjakkan stiletto kiri sy di kaki kanannya.

Dia meringis dan melepaskan pelukannya dr sy. Dia mundur beberapa langkah kemudian membungkuk untuk mengusap punggung kakinya. Rasa khawatir menyeruak di dalam dada. Sy tiba-tiba merasa menyesal telah menginjak kakinya menggunakan stiletto. Sy tertatih mendekatinya dengan kaki pincang dan berjongkok di hadapannya untuk melihat keadaan kakinya. Jangan-jangan kakinya bolong gara-gara stiletto sy.

Sy melihat punggung kakinya dengan cemas. Ada bekas injakan stiletto sy disana. Sy mengusap kakinya dan mendongakkan kepala sambil bertanya kepadanya

"Is it hurt?" Tanya sy cemas.

What a stupid question, shana! Jawaban apa yg sy harap dengan pertanyaan begitu?
'No. It's not hurts at all. Cm geli.' Stupid shana!

Arqie diam. Dia menatap mata sy dalam-dalam. Dia lalu menganggukkan kepala. Mengambil tangan kanan sy yg mengusap kakinya dan mengajak sy berdiri.

"Tapi yg sakit bukan disitu" ujar Arqie.

Dia mengarahkan telapak tangan sy yg berada dalam genggamannya ke dadanya dan meletakkannya tepat di jantungnya.

"Disini yg sakit.. Harus sebegitunya kamu menolak sy ya?" Ujarnya sambil menekan tangan sy di dadanya

Air mata kembali menggenang di pelupuk mata sy.

Sy segera melepaskan tangan sy dari dadanya dan membalikkan badan. Usaha sy untuk 'menyerangnya' gagal. Bukan hanya itu, usaha sy untuk 'move on' dari Arqie juga hancur berantakan. Hati sy semakin tidak karuan. Apalagi sy sudah memilih nomor 2 dan pilihan sy untuk menyerang Arqie tidak berhasil. Sekarang sy harus menerima untuk diantar pulang oleh Arqie, pasti akan semakin sulit untuk melupakan Arqie.

Sy berjalan tertatih ke arah mobil sy tanpa mempedulikan Arqie. Dia segera mengejar sy. Setelah dia menyejajarkan langkah dengan sy, dia melingkarkan tangan kirinya di pinggang kiri sy dari belakang. Sy terkejut dan melihat ke arah pinggang kiri sy. Belum sempat tersadar dengan yg dia lakukan, dia mengambil tangan kanan sy dengan tangan kanannya. Dia berusaha membantu memapah sy agar berat badan sy dapat tertumpu di tangan kanannya sehingga kaki kanan sy hanya perlu menapak sedikit di lantai. Aroma vanilla nya semakin tercium jelas. Sy melihat tangan kanan sy yg berada di genggamannya. Sy menatap wajahnya. Lekuk wajah nya terlihat dekat sekali dengan mata sy, bibirnya, hidungnya, bibirnya, rahangnya.

Jantung sy kembali berdetak di atas normal.

Ini yg membuat sy menolaknya memapah sy daritadi. Memang nyaman sih. Sangat nyaman. Tp hati sy semakin bergejolak tidak karuan di papah oleh laki-laki seksi ini.

Sy meletakkan tangan kiri sy diatas tangan kirinya yg berada di pinggang sy, just prevention supaya tangannya ga 'kemana-mana'. Dia menoleh menatap sy ketika tangan kiri sy menggenggam tangan kiri nya. Sy tetap melihat ke depan seolah tidak terjadi apa-apa.

Dia membuka suara memecahkan kebisuan yg terjadi diantara kami berdua

"Aaahhh, coba daritadi begini. Mungkin skrg kt sdh sampe di rumah kamu dan sy bs siap-siap buat pergi malam mingguan" ujarnya.

Sy melihat ke wajahnya lagi. Malam mingguan ya? Ahh iya, dia sudah punya pacar, pasti akan malam mingguan, tidak seperti sy yg selalu menghabiskan malam minggu dengan aktivitas untuk orang lain.

Sy mencoba berkomentar seolah tidak terjadi apa-apa di hati sy walaupun didalam sana nyeri sekali ketika dia berkata akan 'malam mingguan'.

"Bukannya kamu ya yg maksa-maksa mau nganter sy? Coba kalo kamu nggak maksa-maksa, pasti malam minggu kamu akan berjalan sempurna" Jawab sy tidak mau disalahkan

Dia menoleh melihat wajah sy

"Coba dari awal kamu bersedia untuk diantar, tidak perlu sampai ada drama panjang begini. Sy bahkan harus berpikir keras bagaimana caranya agar kamu mau diantar pulang. Sampai-sampai sy harus memberikan 2 pilihan. Dan salah sendiri kenapa pilih nomor 2 dan gagal." bantahnya.

"Ohooo.. ya sudah kalo gt, cariin sy taksi!" Ujar sy menghentikan langkah dan melepas tangan kanannya dari tangan sy

"Ahhh... kamu plin plan sekali. Kamu sudah menentukan pilihan, tidak boleh diganti lg." katanya mengambil tangan kanan sy lagi.

Kami meneruskan langkah menuju tempat dmn mobil sy terparkir. Hingga akhirnya langkah kami terhenti karena di depan kami sudah berdiri wanita yg tadi bersamanya. Wanita itu menghadang jalan kami.

Arqie tertegun. Dia terlihat kikuk.

Sy menelan ludah. Sy segera melepaskan tangan kiri Arqie dari pinggang sy dan menjauhkan tangan kanan sy dr tangannya. Wanita ini bisa salah paham jika melihat kami begini.

Arqie terkejut melihat sikap sy yg menjauhkan diri darinya dan menatap sy tidak enak.

Wanita itu melangkahkan kaki mendekati kami

"Jadi gara-gara dia, kamu ninggalin sy?" Tanyanya.

Sy kembali menelan ludah mendengar pertanyaan wanita di depan sy. Sy meremas gaun yg sy pakai. Sy merasa sangat bersalah dengan wanita ini.

Apa yg harus sy katakan dengan pacar Arqie ini? Penjelasan apa yg harus sy sampaikan?

Continue Reading

You'll Also Like

151K 15.9K 77
මට ඕනේ හැමදාම... නුඹෙ තුරුලටම වී ඉන්න... 🌹 TaeKook Non Fanfiction #1 roses #1 marshmallows #1 nonfic #1 nonfanfiction #1 nonff #1 nonfanfic 2023.1...
10K 51 16
More laughs continues!!
12.5K 715 9
Buku ini adalah kumpulan dari noveletku yang sudah terbit di Google play (Hanya sampel untuk keperluan Promosi dan tidak akan di post sampai tamat di...
95.3K 2.1K 35
Ashley Robins is 15, living with her grandmother, Anne, who is very ill. On her grandma's death bed, her grandma calls a close friend of the estrange...