[TAEKOOK] - Rainbow

By VKchu137

266K 15.6K 1.7K

[COMPLETED] Kumpulan Oneshoot/Twoshoot/Threeshoot VKOOK dengan berbagai macam genre. #9 in Gay (14/11/18) #18... More

Here I Am
Magic Dildo
Dick Monster
King Of Octopus
Like the Cherry Blossom, I Fall in You
The Perverted Thief
The Perverted Thief (2)
Jadi gini...
Lumer Keju
Soulmate
After a Failure
Behind The Secret
Strawberries & Cigarettes
(G)(R)

The World in 2028

19.9K 1.2K 97
By VKchu137

Manusia ketika menginjak umur 10 tahun.

Saat dimana kau mulai berfikir, menanamkan dibagian yang sangat dalam pada benakmu bahwa Dunia 10 tahun yang akan datang jauh lebih canggih lagi.

Membayangkan dunia penuh akan mesin-mesin pengendali yang bahkan membuatmu sudah tak butuh bantuan Pesawat lagi untuk bepergian jauh, melainkan kau bisa terbang sendiri.

Membayangkan bagaimana mesin sangat membantu dalam meringankan beban manusia yang sangat berat jika dikerjakan secara manual.

Tapi semua seakan lenyap tak tersisa ketika 10 tahun kemudian, saat umurmu tepat menginjak 20 tahun.
Saat dimana kau mulai sadar bahwa semua yang kau bayangkan dulu tentunya memerlukan uang untuk merealisasikannya.

Memang benar, sekarang dunia sudah penuh dengan mesin. Bahkan jumlah mesin di dunia ini hampir sebanding dengan jumlah populasi manusia.

Manusia seakan bersaing ketat menunjukkan siapa yang lebih sukses, mesin siapa yang lebih canggih, dan siapa yang mampu membuat inovasi menguntungkan dengan mesin-mesin yang mereka ciptakan. Bahkan menurut mereka, mesin lebih penting daripada manusia lainnya.

Jika kau tak punya uang, maka kau akan semakin terinjak di dunia yang baru ini. Orang miskin, anak jalanan, dan lain sebagainya menjadi sasaran empuk bagi para pembisnis untuk memproduksi sesuatu yang tak pernah terbayangkan akan laku besar di dunia penuh mesin ini.

Pemerasan, tapi bukan dalam hal pemerasan uang. Melainkan pemerasan sesungguhnya.

Na'as bagi Jungkook, pemuda yang baru memasuki masa legalnya ini termasuk anak miskin. Tak ada orang tua, tak ada sanak saudara. Hanya sebatang kara, yang membuatnya menjadi salah satu target mesin pemasaran.

Pemuda yang terlihat ringkih itu diseret paksa memasuki sebuah gedung yang terlihat seperti pabrik, dapat dilihat dari ekor matanya beberapa Pria maupun Wanita juga diseret paksa. Tepat ditengah dua lorong berbeda arah, Pria dan Wanita yang dibawa oleh beberapa orang berjas hitam dipisahkan.

Tenaga Jungkook sudah habis sekarang, langkahnya terlihat lemah memasuki ruangan yang lembab dengan mesin-mesin bertabung dan selang aneh didalamnya. Pemuda manis itu terlihat pasrah, sudah tak ada tenaga lagi untuk melawan saat baju dan celananya dibuka paksa.

Alat aneh seperti selang kecil yang tersambung pada tabung baja dibelakangnya dipasangkan pada kedua putingnya. Alis Jungkook mengernyit bingung saat alat itu terlihat sangat pas dengan ukuran puting mungilnya. Tak jauh berbeda dengan keadaan putingnya, dibawah sana kejantanannya juga dipasangkan sejenis selang yang lebih besar. Jungkook sama sekali tak tahu apa yang akan dilakukan orang-orang egois ini pada tubuhnya.

"NYALAKAN!" perintah tegas itu mendapat balasan anggukan dari orang-orang berjas hitam yang lain.

"AHNHHH.."

Tepat ketika tuas diujung ruangan dinaikkan, desahan serempak dari beberapa pemuda lain yang berada didalam satu ruangan yang sama terdengar. Termasuk desahan Jungkook, yang kini terlihat kacau dengan air mata mengalir di pipi halusnya.

~oOo~

The World in 2028
By VKchu137

Pair: Top! Kim Taehyung
Bott! Jeon Jungkook

Warning!: Yaoi, BxB, Gay,

Rated M, Mature conten, bahasa frontal, kasar tapi tak berurat:)

Desclimer: Fanfict ini asli punya saya, saya yang buat, dari otak laknat fujoshi saya. Hanya meminjam nama, tanpa dapat memiliki aslinya :') Tapi saya yakin, Tae tetep cinta Kookie kok :)

Selamat membaca...

~oOo~

Seorang pemuda terlihat tengah berjalan cepat memasuki ruang bawah tanah basement sebuah gedung. Mata tajamnya tertutupi oleh ujung topi hitam yang dikenakan dengan masker abu yang hanya menutupi sebatas dagu.

Kim Taehyung, pemuda yang baru saja menginjak semester awal pada masa kuliahnya itu termasuk anggota khusus organisasi tersembunyi yang berada dibawah naungan pemerintahan. Sebuah organisasi yang ditugaskan untuk menumpas semua perdagangan illegal yang berada di negara ini. Sebuah organisasi yang bahkan pergerakannya saja tak ada yang tahu, kecuali anggota-anggotanya. Bahkan pemerintahan sendiri hanya memberikan tugas, dan sisanya untuk Planing dan sebagainya itu pemerintahan sama sekali tidak ikut campur.

"Kau terlambat 2 menit, V" Park Jimin yang juga anggota dalam organisasi itu merangkul akrab bahu Taehyung, memanggil pemuda berkulit tan itu dengan nama samaran.

"Aku tahu kau juga baru datang, Small. Mobilmu masih hangat di parkiran sana." oke, nama samaran Jimin sebenarnya bukan Small. Tapi karena keseringan dipanggil Taehyung dengan sebutan itu, para anggota lain juga ikutan mengubah nama samaran Jimin.

"Sial, kau tahu saja. Sudahlah, ketua sudah menunggu didalam." kedua pemuda itu berjalan memasuki sebuah ruangan yang terlihat sangat tertutup, duduk bersamaan di kursi tunggal yang berdekatan.

"Aku tak ingin bertele-tele, perusahaan licik yang selama ini kita pantau baru saja mengambil paksa (lagi) beberapa Pria dan Wanita. Dan aku perintahkan kalian semua langsung ke lapangan. Laksanakan tugas masing-masing, datangi pabrik kotor itu yang Alamatnya sudah ku kirimkan di Email kalian masing-masing. Sekarang." singkat sekali, bahkan mungkin tak sampai lima menit ketika mereka mulai mendudukkan diri di kursi tadi. Tapi, memang selalu seperti inilah cara kerja ketua mereka.

Total 20 anggota organisasi itu terlihat mulai memasuki mobil. Empat mobil dengan diisi oleh lima orang dimasing-masing. Mobil dengan desain simple dengan perlengkapan senjata lengkap. Jangan katakan ini berlebihan untuk sebuah penyamaran. Ditahun ini, semua sudah seakan legal dengan desain mobil bersenjata seperti ini. Bahkan mobil yang hanya digunakan ke kangor pun memiliki perlengkapan senjatanya sendiri.

~oOo~

Di Tahun ini sedang maraknya penjualan susu dan peju dalam kemasan botolan. Sebuah inovasi gila yang dipikirkan oleh otak-otak para pembisnis licik. Peju yang dipercaya lebih akurat dalam mempercantik kulit, serta banyak manfaat-manfaat lainnya. Apalagi jika ditambahkan dengan Air susu pemuda yang baru memasuki masa legalnya.

Untuk informasi, Pria juga memiliki kelenjar susu dan jaringan mamal yang bisa memproduksi prolactin serta oxytocin. Air susu yang dimiliki Pria tak keluar segampang milik Wanita, melainkan harus memberikan rangsangan sesering mungkin pada puting kecil yang dimiliki. Dalam kata lain, memeras susunya dengan memijat atau memilin puting, membuatnya tegang sehingga sedikit saja cairan yang dikeluarkan akan langsung terserap oleh selang kecil yang tersambung.

Benar-benar gila!

Jungkook sama sekali tak pernah membayangkan nasibnya akan seperti ini. Dilecehkan secara paksa hanya demi keuntungan orang asing yang egois.

"Ahnn.. Gyahh.." air liur sudah tak dapat dibendungnya lagi, terlihat mengalir pelan disudut bibirnya yang sejak tadi tak hentinya mengeluarkan desahan.

"H-hei.." sebuah suara terdengar dari arah samping kanan Jungkook. Pemuda dengan surai coklat gelap itu menolehkan pelan kepalanya, menatap sosok pemuda manis dengan keadaan tak jauh berbeda darinya.

"S-sial! Akuhh..mhh.. Benda ini membuatku susah ber-ahh bicara." pemuda itu mengumpat pelan, mencoba agar pembicaraan mereka tak terdengar oleh yang lain.

"Akuhh.. Min Yoongi. T-tunghh sebentarhh laginhhh.. Akan ada yanghh ahh membantu kalian keluar dari sinihh." kalimatnya terselesaikan dengan susah payah, Jungkook sendiri terlihat mengerutkan dahi mencoba mengerti kalimat yang diucapkan pemuda yang memperkenalkan dirinya dengan nama Yoongi itu ditengah rangsangan yang dirasakan titik sensitif tubuhnya.

"A-akuhh tak mengertihh.. Darimana kauhh tahu akan ada nhh yang membantu?" Tangan Jungkook yang ditahan oleh borgol dikedua sisi tubuhnya mencoba naik, melepaskan benda yang tak hentinya merangsangnya.

"Arrghh.. Sial! Nhh.. Aku salah satu anggota organisasi yang menyamar, dan kebetulan ikutan terseret kesini." bicaranya mulai normal saat mencapai klimaksnya. "Kekasihku dan anggota organisasi lain akan segera sampai disini dan menyelamatkan kita, aku yakin itu." masih berucap berbisik ditengah banyaknya suara desahan dari korban yang lain.

"Ak-"

BRUK

Baru saja Jungkook akan mengutarakan ketidak percayaannya, seorang Pria berjas hitam yang bertugas sebagai penjaga di ruangan itu ambruk dengan suntikan bius tertancap dibagian kiri leher.

"A-apa yang-"

"Ssttt.." seorang pria dengan wajah yang tertutup setengahnya memotong ucapannya, memberi isyarat agar tak banyak bicara.

"Cepat selamatkan kekasihmu, Small. Aku sudah mendapatkan beberapa berkas bukti dari perusahaan licik ini." pemuda bermanik tajam itu berucap dengan suara kecil, berdiri kaku didepan Jungkook dengan manik yang sejak tadi terlihat frustasi. Mungkin merasa pusing karena suara-suara desahan disini.

"Hei, kenapa kalian hanya menyelamatkannya saja? Bisakah kalian juga menyelamatkanku?" suara Jungkook terdengar bergetar menahan rintihannya.

Yoongi dan pemuda yang menyelamatkannya terlihat menengok kearah Jungkook, hanya pemuda berkulit tan itulah yang masih saja tak ingin menatap kearahnya.

"Kami akan pergi lebih dulu, nanti akan ada pihak berwajib yang datang menyelamatkan kau dan yang lain."

"Tak bisakah aku juga diselamatkan sekarang, i-ini benar-benar menyiksahh.."

"Tsk!"

Jungkook sedikit tersentak saat pemuda berkulit tan yang tadi tak ingin menatapnya kini membantu membuka borgol di kedua tangan Jungkook. Melepaskan selang di kedua puting dan penisnya dengan gerakan kaku.

"Oi. Dia akan menjadi saksi di pihak berwajib nanti, kenapa kau menyematkannya sekarang?" Teguran Jimin diacuhkan oleh Taehyung yang kini terlihat membuka kemejanya, menyerahkannya pada Jungkook dan memakaikan jaket hitamnya untuk menutupi bagian bawah si pemuda manis.

"Ikut aku" Taehyung yang kini hanya memakai baju tanpa lengan berwarna hitam dan masker yang masih menutupi setengah wajahnya, menyeret paksa Jungkook. Terlihat kasar, namun asal kalian tahu genggaman tangannya pada lengan Jungkook yang sedikit memar karena borgol itu sama sekali tak erat. Tak menyakiti si pemuda manis sama sekali.

~oOo~

Jungkook terlihat berusaha menyeimbangkan langkahnya dengan langkah Taehyung. Mereka kini tengah berada dipinggir jalan, Taehyung sengaja tak ikut kembali ke markas, ia telah menyerahkan berkas yang didapatnya ke Jimin.

"H-hei, kau akan membawaku kemana?" Jungkook mencoba menegur, setidaknya ucapannya berhasil menghentikan langkah lebar kaki Taehyung.

"Pulanglah." Pemuda yang masih mengenakan masker untuk menutupi wajahnya itu berucap dengan nada datar sembari melepaskan genggaman tangannya pada pergelangan Jungkook.

Jungkook terkejut, maniknya memancarkan tatapan kecewa dan tak terima. Ingin mencegah pemuda yang kini telah berbalik, berjalan berlawanan arah dari tempatnya sekarang.

Si pemuda manis meremas bagian bawah kemeja hitam Taehyung yang dipakainya dengan bibir bawah yang digigit pelan.

"T-tunggu dulu.." ucapan Jungkook hanya suara kecil, namun mampu membuat Taehyung menghentikan langkahnya. Tanpa berbalik, menunggu kalimat lanjutan Jungkook.

"Itu.. Tak bisakah aku ikut denganmu?" Taehyung masih tak berbalik, melainkan mendengus pelan dengan tangan terkepal. Melanjutkan langkahnya dengan langkah yang lebar.

GRAB

Kembali menghentikan langkahnya saat merasakan sebuah tangan mencengkram kuat bagian belakang baju tanpa lengannya.

"T-tae.. Jangan begini, a-aku.."

"Mau mu apa, Jeon Jungkook?!" berucap dengan geraman tertahan, Taehyung berbalik menatap lurus ke mata Jungkook yang bergetar takut.

"A-aku.. Hanya takut. Jadi, biarkan aku ikut denganmu."

Taehyung menghela nafas gusar, membuka maskernya sebelum berucap. "Jadi maksudmu, kau ingin tinggal serumah denganku yang jelas-jelas mantan kekasihmu?"

Tangan Jungkook bergetar, ia menyesal. Dia sama sekali tak ingin perpisahan dengan rasa benci seperti ini.

Taehyung adalah mantan kekasihnya, mereka menjalin hubungan saat masih duduk dibangku Sekolah Menengah Atas. Hubungan mereka berakhir saat Taehyung memutuskan untuk bergabung dengan organisasi yang bahkan tak Jungkook ketahui latar belakangnya.

"Ku bilang aku takut, benar-benar takut sampai rasanya ingin mati." Jungkook berucap frustasi sembari melepaskan cengkramannya pada baju Taehyung.

"Kita sudah tak ada hubungan Jeon Jungkook, aku pergi." setetes likuid dari manik Jungkook tak luput dari pengamatan Taehyung yang kini kembali berbalik, melanjutkan langkahnya.

Tangannya masih terkepal, bahkan semakin erat dengan gigi yang menggertak kuat.

"Sial!" tepat langkah keempat, Taehyung kembali berbalik. Menatap Jungkook yang kini juga telah berbalik berjalan berlawanan arah, pemuda manis itu terlihat berjalan dengan bahu bergetar. Sesekali tangan kanannya naik, menghapus lelehan air matanya dengan lengan kemeja yang dikenakan.

Cukup! Bukan ini yang diinginkan Taehyung!

Dengan helaan nafas dalam, Taehyung melangkah kembali mendekati Pemuda manis yang kini mungkin tengah mengucek-ngucek matanya dengan ujung kemeja yang tebal.

"Kekanakan." masih berucap datar sembari menarik lengan kanan Jungkook, tak dihiraukannya tatapan kaget dari si Pemuda manis.

"Aku tidak kekanakan!" Jungkook tak tahu kenapa malah kalimat itu yang keluar dari mulutnya, yang pasti dirinya hanya ingin menyangkal tuduhan kekanakan yang diucapkan Taehyung padanya.

"Iya, kau kekanakan!" bahkan telapak tangan Taehyung ikut basah saat menggenggam lengan kemeja Jungkook yang lembab karena air mata.

"Takut itu bukan kekanakan, kau tak tahu betapa traumanya aku tiba-tiba diseret dan dilecehkan oleh orang tak dikenal!"

"Aku tak pernah mengatakan kau kekanakan karena takut."

"Lalu apa? Kau jahat sekali dengan mantan pacarmu, padahal aku hanya ingin menginap. Mungkin 2 minggu?"

Taehyung memutar matanya jengah, "Terserah. Menginap sepuasmu, tapi jangan menangis seperti tadi. Kau membuat kemejaku kotor."

Jungkook mencebikkan bibirnya kesal, maniknya menyipit menatap menantang kearah Taehyung.

"Apa?" Taehyungmenghentikan langkahnya sembari berbalik kearah Jungkook, "Tunggu apalagi? Masuklah sebelum aku berubah pikiran." tangan kanannya yang memegang lengan Jungkook di lepaskan, beralih membukakan pintu Apartemennya.

Jungkook yang tak sadar telah sampai pun berjengit kecil sebelum mengikuti langkah si tuan Rumah.

Tak apa Taehyung yang menyebalkan begini, yang penting bukan Taehyung yang dingin seperti beberapa saat yang lalu.

Si Pemuda berpostur tinggi langsung duduk menyandar pada sofa, maniknya tertutup entah apa yang dipikirkannya.

"Jeon Jungkook"

"Hng?"

Taehyung langsung membuka matanya dan sedikit menjauhkan badannya saat menemukan Jungkook kini duduk disampingnya dengan senyum manis dan manik mengerjap menatap intens pada wajahnya. "A-apa yang kau lakukan. Jauhkan kepalamu" berucap sedikit kaku dengan telunjuk yang mendorong pelan dahi Jungkook.

"Kenapa masih tampan saja, Tae?" bertanya polos sembari menyingkirkan tangan Taehyung dari dahinya.

"Tanyakanlah hal-hal yang penting. Sekarang masakkan aku sesuatu, perutku benar-benar minta diisi."

Senyum Jungkook semakin mengembang mendengarnya, kepalanya mengangguk cepat sebelum berdiri dan mulai melangkah kearah dapur.

Apartemen Taehyung masih sama, mulai dari dekorasinya sampai dengan peralatan masakya yang lengkap. Yahh meskipun Taehyung sendiri tak bisa masak, tapi isi lemari pendinginnya selalu penuh dengan bahan-bahan masakan.

Tangannya dengan terampil menyiapkan bahan yang diperlukan, sebelum sebuah suara mengintrupsi dari arah belakangnya.

"Minggir sedikit, aku mau ambil minum." Jungkook refleks menghadap kesamping, memberikan Taehyun sedikit ruang untuk menjulurkan tangannya kedalam lemari pendingin.

"Anhh.." Karena ruang yang diberikan Jungkook kecil, botol minum dingin besar yang digenggam Taehyung mengenai tepat putingnya yang terbungkus kemeja. Sial! Taehyung mendengar desahan Jungkook tepat disamping telinganya!

"Jangan bersuara seperti itu!"

Brengsek! Jungkook malah menatap Taehyung dengan tatapan sayunya sekarang. "Kenapa marah-marah sih! Kau yang salah, ini ku masih sensitif gara-gara alat aneh di pabrik itu!"

Cukup! Pertahanan Taehyung runtuh ketika Jungkook dengan polosnya menunjuk putingnya yang terlihat mengeras dari balik kemeja itu. Bahkan bentuk dan lekukan kecil yang tercetak masih membekas jelas diingatan Taehyung.

"T-tae, menyingkirlah aku harus mengambil tomat." Jungkook berucap kaku saat Taehyung justru malah semakin mendekat kearahnya.

"Tidak mau, kalau aku mau menciummu gimana?" sial! Seharusnya tak perlu bertanya, Taehyung hanya perlu langsung mencium bibir tipis itu, melumatnya sampai si Pemuda manis kehabisan nafas. Hitung-hitung hukuman karena telah menggodanya.

Dengan inisiatif sendiri, tanpa menunggu persetujuan Jungkook. Taehyung mulai meraih tengkuk si Pemuda manis, menggapai bibirnya, melumat dalam dengan menjilat sedikit bibir bagian luarnya.

"Nhh.. Taehnnhh.." Jungkook mengeluarkan suara kotornya saat Taehyung menekan ujung putingnya dengan ibu jari.

"Ada apa ini?" Taehyung berucap setelah menjauhkan wajah mereka, "Tumben sekali kau mau disentuh seintim ini, apa harus menjadi mantan dulu baru mau disentuh?" melanjutkan dengan ibu jari masih menekan-nekan puting Jungkook.

"Karena enak, makanya mau." Jungkook berusaha menormalkan suaranya saat Taehyung mulai menyesap leher putihnya.

"Tapi hubungan kita hanya sebatas mantan." masih tak kapok berucap padahal sendirinya terus melakukan hal tak senonoh pada tubuh Jungkook.

"Yasudah, kita pacaran lagi saja ya Tae."

Taehyung menyeringai mendengar ajakan Jungkook, dengan sengaja melepaskan rangsangan yang diberikan. "Tak mau. Aku tak mau menjalin hubungan dengan orang yang tak mendukung pekerjaanku. Kau kira aku bekerja untuk siapa? Untukmu Jeon Jungkook!"

Jungkook menundukkan wajahnya, tangannya meraih tangan Taehyung, meletakkannya kembali pada daerah dadanya. "Jangan dilepas Tae. Aku yang dulu kan sama sekali tak mengerti tentang pekerjaanmu, kukira kau bekerja dibawah tekanan bos mafia tau!"

Taehyung suka yang ini, dirinya sangat suka melihat sang mantan kekasih dengan bibir mengerucut dan rona merah dipipi sedikit berisinya. "Makanya.. Sekarang kau tak keberatan kan memiliki calon suami dengan pekerjaan seperti itu?"

H-huh?

"Kau sedang melamarku?"

Taehyung mengangkat bahunya dengan tangan memeluk pinggang Jungkook, mendekatkan tubuh mereka. "Tergantung jawabanmu. Jika iya, maka setelah aku wisuda kita akan menikah. Jika tidak, anggap saja kau menjawab iya."

"Apa-apaan!"

Kekehan Taehyung keluar dengan merdunya, dia sangat merindukan pemuda manis ini. Jeon Jungkook yang selalu mengisi pikirannya. "Itu artinya apapun jawabanmu, kau akan tetap menikah denganku."

"Kalau aku jawab iya, kau mau melanjutkan meremas ini?"

"Brengsek! Sejak kapan kau menjadi penggoda seperti ini!"

Jungkook tertawa lepas saat Taehyung berucap geram sembari membawanya kedalam pelukan hangat. Pelukan dengan aroma yang sangat dirindukannya.

~oOo~

FIN

~oOo~


Ehehe

Jangan liat judul, itu hanya kedok!
Ini semi mature, dibilangin gue bukan author ff NC!

Ayok saling follow di ig juga^^ @vkchu_137 buat akun fangirling, @vkchu137 buat akun khusus upload foto editan yaoi ku^^ dm aja buat di follback yaa..

VKchu137

Continue Reading

You'll Also Like

77.7K 5.6K 27
follow dulu baru baca . _______________ #bxb , gay, yaoi #mature #vkook _______________ Start : 20-02-21 Finish : 18-03-21
57.6K 1.4K 1
"Jeon Jungkook pemuda manis yang ke lewat agressif. Bagaimana jika dia menaruh hati pada sosok tampan 'Anak sekaligus Asistent Dosen' yang menjabat d...
447K 32.5K 17
[Under Revision : lagi edit typo] Ibuku adalah seorang pria. Seorang pria yang juga mengandung diriku selama 9 bulan. Ibu dari seorang anak berumur...
81.6K 7.8K 35
Thread of Oneshoot taekook banyak angstnya, tp fluff jg banyak (book 1) ❝ this book might hurt you; ❞ B A H A S A - vkook random stories