SUPER STAR

By ibgyxxi

41K 4K 324

"Apa memang seberat ini menjadi makeup artist dari seorang superstar seperti dirinya? Kalau aku tau, aku tida... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
13
14
15
16
17
18
19
20
21

12

1.5K 180 15
By ibgyxxi

Dara terlihat sedang mengemasi perlengkapannya saat Jiyong datang mendekat kearah Dara dengan membawa dua buah gelang ditangannya.

"Yang mana?" tanyanya singkat terlihat buru-buru.

Dara menunjuk gelang berwarna emas yang dihiasi beberapa diamond, "yang ini saja. Lebih cocok denganmu" katanya.

"Kalau begitu simpan yang ini" ucapnya lalu dengan cepat pergi meninggalkan ruang tunggu untuk segera bersiap di atas panggung.

Dara memegang gelang berwarna silver  yang hampirmirip dengan milik Jiyong itu sambil memperhatikannya dengan seksama.

"Cartier" gumamnya sambil membaca ukiran dibagian dalam gelang itu dengan pelan.

"Aku harus menyimpannya dengan benar. Ini memang terlihat simpel, tapi aku tidak akan tau berapa harga yang harus aku bayar" gumam Dara lagi sendirian.

***

Dara segera pergi ke dekat panggung begitu ia selesai mengemasi barang-barangnya. Melihat Jiyong berdiri diatas panggung dengan begitu hebatnya kini menjadi hobinya.

Fanchant terdengar menggema keseluruh ruangan saat musik mulai dimainkan. Semuanya menggerakkan lightstick seirama.

"Dia terlihat bersinar di atas sana" batin Dara sambil menatap keatas panggung. Dia tidak ingin kehilangan sedikitpun momen itu.

Just a loser, loner
A jerk full of hurt
Dirty rubbish
In the mirror, I'm a...

Loser...

I'm a loser..

"Youngbae oppa terlihat tampan sekali ya, unnie?!" kata YooA keras melawan nyaringnya musik sambil melihat kearah panggung dimana Youngbae tengah menyanyikan part akhir dari lagunya.

Dara hanya mengangguk, mengiyakan. Youngbae bukan lagi fokusnya kali ini, tapi Jiyong.

YooA melihat respon datar Dara yang tidak biasa itu sambil mengernyitkan dahinya.

"Kenapa? Biasanya Dara unnie akan heboh" batinnya penasaran. Sementara Dara masih tidak ingin terganggu fokusnya.

***

Dara's POV

Aku masih menunggunya diruangan sendiri sambil melihat gelang yang dia titipkan padaku. Gelang ini benar-benar cantik. Apa uang tabunganku cukup untuk membelinya? Ini aksesoris G-Dragon! Semua orang tau dia hanya menggunakan barang yang eksklusif!

Aku belum pernah melihat gelang ini. Apa dia baru membelinya? Ini terlihat seperti gelang couple. Aku jadi sangat penasaran, kira-kira berapa harga untuk gelang ini?

Ckrek...

Seseorang membuka pintu.

"Terima kasih! Kalian sudah bekerja keras..."

Itu suara Jiyong!

Dia masuk ke ruangan sambil membungkuk dan berterima kasih pada semua orang.

Dia memang benar seperti apa yang penggemarnya katakan, 'idol tersopan'. Dia memang terbukti sangat sopan, walaupun sikapnya keras seperti itu.

"Kau sudah selesai?" tanyaku begitu dia berada didekatku.

Dia mengangguk dengan senyum lebar bodohnya. Kau harus tau, aku menyukai saat kau tersenyum seperti itu, Ji.

"Kami mendapatkan piala pertama kami" katanya dengan bangga sambil memperlihatkan piala yang dipegangnya.

Apa dia sebegitu bahagianya? Mereka bahkan sudah mendapatkan puluhan atau mungkin ratusan piala seperti ini sebelumnya.

Ck! Dia terlihat seperti akan menangis.

"Selamat!" ucapku mencubit kedua pipinya gemas.

Jangan menangis, Ji!

"Kau hanya mengatakannya pada Jiyong?" ujar Tabi yang masih berdiri ditengah ruangan membuat aku dan Jiyong menoleh kearahnya.

"Selamat, Tabi!" ucapku dengan nada yang kubuat-buat.

Dia hanya menyunggingkan senyuman anehnya itu lalu kembali fokus pada ponselnya. Kadang aku berpikir kalau dia itu adalah manager Bigbang. Dia terlalu sering sibuk dengan ponselnya!

"Bagaimana denganku?" tanya Seungri berdiri dari tempat duduknya tidak mau kalah.

"Aku? Aku?" tanya Daesung ikut-ikutan.

Aigoo... anak-anak ini...

"Selamat atas kemenangan kalian semua~" kataku dengan keras.

"Aku juga mau ucapan selamat" ucap Youngbae.

"Bukankah aku sudah mengatakan 'kalian semua' tadi?" kataku.

"Aih, hyung! Dengarkan redaksinya dengan benar" timpal Daesung lalu tertawa dengan mata sipitnya.

Aku tidak terlalu memperhatikan kelanjutan dari tingkah Seungri dan Daesung saat Jiyong mengalihkan perhatianku.

"Setelah ini aku akan makan malam bersama Soojoo noona, kau mau ikut?" tanya Jiyong seraya duduk di tempatnya.

"Lalu setelah itu kau akan lanjut bekerja hingga larut malam lagi?" tanyaku menyindirnya sambil menyeka keringatnya.

"Ini bagian dari pekerjaanku, Dara"

"Terserah kau saja"

Dia menatapku lumayan lama.

Ada apa? Kenapa dia membuatku grogi hanya karena dia menatapku seperti itu?

"Dimana gelang yang tadi?" tanyanya setelah memegang lenganku dan membolak-baliknya.

"Oh?" jawabku gelagapan.

Aish! Tenanglah, Dara!!

"Aku simpan ditempat yang aman" ucapku sambil merogoh isi tas kecil yang selalu aku bawa.

"Kenapa tidak kau pakai?" tanyanya datar masih sambil menatapku.

"Hah?"

Kau gila?! Mana mungkin aku memakai barang orang lain sembarangan!

"Pakai saja" katanya setengah memaksa.

"Kenapa? Ini milikmu"

Aku meletakkan gelang itu dia atas meja rias yang berada dihadapannya dengan hati-hati.

"Pakai saja. Itu untukmu" katanya lagi tanpa melihat kearahku.

"Eeyyy... kenapa kau berikan padaku? Ini pasti mahal"

"Sudahlah. Apa susahnya memakai gelang ini?" katanya geram lalu mengambilnya dan memasangkannya pada lenganku.

"Tapikan.."

"Berhenti mendebatku, Dara. Pakai saja!" ucapnya lagi lalu melongos ke ruang ganti pakaian.

Apa gelang ini sebegitu tidak berharga? Bukankah itu artinya ini bukan barang eksklusif seperti kebanyakan barang miliknya yang super mahal itu?

Apa aku pantas memakai aksesori seperti ini? Aku merasa canggung. Aku belum pernah memakai barang-barang seperti ini sebelumnya.

"Dara, dimana kaos balencege yang tadi aku bawa?" tanya Jiyong.

Aku menatap kearah ruang kecil yang tepat berada dihadapanku kini.

"YAK! PAKAI BAJUMU, JIYONG!!" teriakku kaget melihatnya keluar dengan santainya dari ruangan itu dengan bertelanjang dada.

Dia sudah gila?!!

"Bajuku menghilang" sahutnya santai.

AISH!!

"Bajumu aku gantung disana" ucapku menunjuk kearah gantungan baju tanpa menoleh kearahnya.

"Ohh.." jawabnya datar.

Kwon Jiyong!!!! Kau gila!!!!

Haruskah aku mengintipnya sedikit? Ini jarang terjadi....

Aish!!

Sekarang aku yang sudah gila!

***

Seungri dan Daesung tersenyum geli di sudut ruangan melihat Dara dan Jiyong yang terlihat agak kikuk setelah kejadian tadi.

"Mereka mungkin belum sedekat dengan yang kita pikirkan" ucap Seungri pelan.

"Kau berpikir Dara noona dan Jiyong hyung sudah sedekat itu sampai dia sudah terbiasa melihat Jiyong hyung tanpa baju? Kau terlalu jauh" jawab Daesung menyindirnya.

"Tapi hal ini membuat aku yakin akan memenangkan taruhan kita" bisik Seungri lagi dengan percaya diri.

"Jangan percaya diri dulu, Akulah yang akan menang. Lihat, Dara noona saja masih terlihat kaku didepan Jiyong hyung. Kau pikir dengan sisa waktu 38 harimu itu mereka akan bisa menjadi kekasih?" timpal Daesung.

"Perkiraan waktuku yang lebih tepat. Aku sudah lebih dulu sadar dari pada kalian" balas Seunghyun yang sengaja lewat didepan kedua maknae itu.

Seungri dan Daesung menatap Seunghyun tajam.

"Kau yang terlalu percaya diri, hyung!" timpal Seungri.

Disisi lain Youngbae memperhatikan Dara dan Jiyong yang bertingkah aneh dimatanya.

"Aku yakin Jiyong masih menyukai noona itu. Tapi kenapa dia dengan jelas mendekati Dara noona? Apa hatinya sudah berubah setelah 10 tahun berlalu?" tanya Youngbae dalam hati.

"Diamlah"! ucap Dara setengah mengancam.

Jiyong yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya itu mematikan layar ponselnya dengan cepat.

"Berikan aku eyeliner" ujar Jiyong dengan mata tertutup sekarang.

"Bukannya lebih baik kalau kau terlihat lebih alami? Ini hanya talk show, Ji"

"Sedikit saja"

"Baiklah"

Jiyong membuka matanya tiba-tiba saat Dara akan memakaikan hiasan pada matanya.

"Yak!" protes Dara.

"Kenapa kau menjadi penurut seperti ini?" tanya Jiyong heran.

"Aku hampir saja menyakiti matamu" jawab Dara tidak mendengarkan Jiyong.

"It's okay. Asal jangan menyakiti hatiku saja" gumamnya pelan seraya menutup matanya kembali.

Dara mengernyit mendengar perkataan Jiyong yang terdengar mengada-ada.

"Kenapa kau berhenti? Sudah selesai?" tanya Jiyong masih dengan mata tertutupnya.

"Belum"

"Kenapa?" tanya Jiyong lagi.

"Apa?"

"Kau marah?" tanya Jiyong kini menatap wajah Dara yang berada tepat didekatnya kini.

"Pejamkan matamu. Kita tidak punya banyak waktu, Ji"

"Kau marah?" tanya Jiyong lagi tanpa memperdulikan perkataan Dara.

"Iya! Puas?!"

Dia menyunggingkan senyumannya, "aku tidak akan melakukannya lagi" ujarnya lalu menutup matanya kembali.

"Dia benar-benar 'to the point'...." batin Dara.

"Benar-benar tipeku"

***

Dara, Jiyong dan Soojoo duduk bertiga di restoran sushi favorite Jiyong. Soojoo sejak tadi hanya diam memperhatikan Jiyong yang tidak bosannya menjahili Dara. Sementara Dara tidak begitu menanggapinya.

"Kenapa? Kalian bertengkar? Jiyong membuatmu kesal, unnie?" tanya Soojoo tidak tahan lagi.

Dara terlihat agak terkejut dengan pertanyaan Soojoo itu dengan cepat menggeleng, "tentu saja tidak" elaknya.

"Kalian terlihat seperti itu" gumamnya lagi sambil memincing kearah dua orang yang sedang berada dihadapannya itu.

"Bagaimana Paris? Musim gugur sudah hampir berakhir bukan?" tanya Dara berusaha mengalihkan pembicaraan.

Soojoo mengangguk, "ya. Sebentar lagi musim dingin. Memikirkannya saja sudah membuatku frustasi" ungkap Soojoo bergidik.

"Kenapa? Aku suka musim dingin!"

"Aku ini model, unnie. Tidak peduli musim dingin, aku harus tetap mengenakan pakaian yang ditetapkan brand walaupun itu pakaian yang tipis" terang Soojoo.

"Memikirkannya saja sudah membuatku kedinginan!" serunya lagi.

"Ohh..." Dara mengangguk.

"Ah! Aku lupa memberitahumu, Ji! Besok aku harus kembali ke Paris" seru Soojoo heboh.

"Kenapa? Bukankah kau sedang berlibur?" tanya Jiyong heran.

"Ya. Tapi akan ada event tahunan yang tidak bisa aku lewatkan di NYC"

"Kau pekerja keras sekali, noona" ujar Jiyong.

"Kau sedang mengatakannya pada dirimu sendiri?" sindir Soojoo sambil menyunggingkan senyumannya.

"Ya. Aku rasa" timpal Dara.

***

Perjalanan pulang kali ini terasa lebih panjang dari biasanya. Dara masih membisu sejak keluar dari restoran. Sementara Jiyong mencoba fokus kejalanan.

"Apa dia masih kesal? Ayolah, aku hanya membuka bajuku. Lagi pula disana ada banyak orang, aku rasa penggemarku juga akan menyukainya, walaupun aku belum pernah mencobanya" batin Jiyong sambil sesekali mencuri pandang dari ekor matanya.

"Ayolah, aku hanya mencari pakaian ku tadi" ujar Jiyong mencoba memulai pembicaraan.

"Iya" jawabannya terdengar dingin.

"Ingat wanita yang aku sukai selama 10 tahun?" tanya Jiyong tiba-tiba. Membuat Dara yang tadinya diam dengan cepat menoleh kearahnya.

"Jangan ceritakan... jangan ceritakan..." batin Dara mencoba memantrai Jiyong.

"Aku rasa kami ada kemajuan" kata Jiyong lagi sambil tersenyum.

"Benarkah? Kau sudah menghubunginya?" tanya Dara tanpa menoleh kearah Jiyong. Hatinya sibuk mendebat dirinya karena tidak bisa menahan rasa penasaran.

Jiyong mengangguk dengan semangat, "kami bahkan sudah bertemu!"

Dara memutar otaknya yang hampir buntu itu dengan cepat, "lalu?"

"Hanya itu yang kata-kata terbaik yang bisa kau ucapkan, Dara?" rutuk Dara dalam hati.

"Dia belum menyadarinya, tapi aku akan terus mencoba" ungkap Jiyong dengan riang.

Sementara disisi lain, Dara berusaha sekuat hati agar tidak kecewa karena dia lah orang yang memberi Jiyong semangat agar Jiyong terus mendekati wanita itu.

"Bolehkah aku menyesal sekarang?" batin Dara lirih.

Dara melirik Jiyong yang sedang tersenyum dengan senyum bodoh yang dia sukai itu dari balik rambut panjangnya.

"Berhentilah tersenyum seperti itu, Kwon Jiyong! Kau semakin membuatku menyesal!" protes Dara dalam pikirannya.

Jiyong tiba-tiba menatap Dara sambil tersenyum.

"Apa?" tanya Dara malas setengah terkejut.

"Dia memakai hadiah dariku" katanya lagi.

"Dasar tukang pamer!" rutuk Dara dalam hati.

***

Continue Reading

You'll Also Like

483K 61K 42
Kisah Sang Duke of Scarrborough dan pelayan muda Louise
775K 37.4K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
647 57 9
Cassiopeia Autumn adalah gadis blasteran Indonesia-Italia yang mendapatkan beasiswa ke Florence, Italia. Ia mendapatkan beasiswa berkat kepintaran se...
106K 1.1K 4
Arkeno menjauhi Aya karena gadis itu menyukainya diam-diam. Seperti yang tertulis di diary Aya, gadis itu sudah menyukainya sejak sepuluh tahun yang...