One More Time One More Chance

By paracetamol31

93.2K 3.4K 671

●Cerita tentang satu kesempatan berharga untuk merubah kisah yang menyakitkan menjadi kebahagiaan More

Without Love
Tears
Saying I Love You
Begin
Want You

Game

4.6K 496 85
By paracetamol31

.

.

.

.

.

Jungkook duduk diatas ranjangnya dengan bersandar headboard. Matanya memincing tajam bagai pisau perang siap menebas musuh yang menghadang. Kedua telapa tangan mengerat kala buncahan emosi mulai menguasainya.





Mata bulat nan tajam miliknya terarah kesamping, dimana tubuh polos seseorang yang beberapa jam lalu bergulat dengan dirinya dalam nafsu yang mendominasi.

Masih dapat ia ingat bagaimana peluh membasahi tubuh polos mereka dan kegiatan panas mereka. Bagaimana bibir mereka saling mengeluarkan desah dan saling memanggil nama pasangan dengan serak namun sangat membangkitkan libido. Ia masih mengingat bagaimana Pemuda itu meringis sakit ketika pengalaman pertamanya direnggut olehnya dengan cara yang menawan.




"Tidak, jangan gigit bibirmu, sayang!" ucapnya menenangkan kala itu.




"Sa, sakit," suara merintih sakit itu, sempat membuatnya meringis namun tersenyum lembut kemudian agar menghilangkan rasa takut serta sakit yang dialami Pemuda itu.





"Teriaklah dengan keras ketika aku berhasil melakukannya. Asal jangan menggigit bibirmu, sayang! Kau akan melukai bibirmu." ujarnya. Pemuda itu hanya mengangguk sebagai balasan, anggukan yang sangat pelan dan lemah.





Jungkook masih ingat ketika dirinya mencoba masuk kedalam kehangatan yang masih sangat rapat, sangat rapat lebih dari yang Ia bayangkan sebelumnya. Ini benar-benar pengalaman pertamanya. Jungkook merasa hebat karenanya.





Saat itu Jungkook sangat hati-hati mengarahkan miliknya pada pintu itu, mencoba menyapa dengan sedikit gesekan agar kehangatan itu sedikit berdamai dengan miliknya yang telah siap memasukinya.

"Sayang, aku akan mulai sekarang. Ingat perkataanku, teriaklah jika kau kesakitan. Jangan menggigit bibirmu. Aku mulai ..."





Pemuda itu, atau sebutlah Jeon Taehyung mulai merasakan sesuatu yang keras nan tumpul menyapa lubang itu dengan amat lembut tanpa ada paksaan sama sekali. Membuat kekhawatiran akan rasa sakit sedikit memudar, namun seketika Ia mengejang ketika Jungkook mulai sedikit memaksa miliknya untuk meringsek masuk karena demi apapun lubang itu sangatlah ketat, dan Jungkook sudah kehabisan kesabaran karenanya.





Kedua tangan itu meremat sprei putih dibawahnya, kedua telapak kakinya juga mengetat dengan erat bersamaan ketika telingannya mendengar eraman geram yang dikeluarkan Jungkook karena ketetatan pintu yang sedang Ia coba buka sedari tadi. Astaga ini akan menjadi yang paling sulit bagi Jungkook. Dan akan menjadi yang paling sulit dilupakan olehnya.





"Arghh- rileks, sayang. Jangan kau ketatkan lebih dari ini, okey ? Rileks ... janganbkau ketatkan atau ini akan lebih menyakitkan ..." rayu Jungkook agar Taehyung lebih rileks lagi.









Merasa tak direspon apapun, Jungkook mulai memilih cara lain, dengan memberi ciuman pada bibir merah yang mulai memucat itu. Memberikan sedikit lumatan agar lebih rileks lagi. Dan ya, cara itu memang berhasil karena saat itu pula ketatan pada kedua telapak kakinya meluruh, dan genggaman tangannya pada sprei putih itu turut luruh.

Perlahan Jungkook membawa kedua tangan itu mengalungi tengkuk lehernya dengan pasti.





"Kau bisa melampiaskan rasa sakitnya pasa punggungku atau apapun bagian tubuhku, tidak masalah. Jangan sakiti dirimu " bisiknya kala itu sebelum Ia benar-benar menanamkan miliknya kedalam kehangatan Taehyung dalam sekali sentakan hingga membuat Taehyung berteriak keras dengan suara seraknya tak lupa membubuhkan cakaran pada punggung sang Suami sebagai pelampiasan rasa sakit akibat penetrasi yang dilakukan sang Suami.





"S- sakit," lirihnya kelewat lemah.





"Ssst, semuanya akan baik-baik saja, maaf," itu bujuk Jungkook kala itu.





Jungkook memperhatikan wajah Taehyung yang sangat pucat kala itu namun rona kemerahan di pipi masih dapat dilihat, peluh sukses membasahi wajah indahnya, menambah kesan menggoda dengan bibir yang terbuka dan mata yang terpejam rapat menahan sakit. Dadanya naik turun dengan gerak cepat.






Eraman sakit yang dikeluarkan Taehyung tak ubahnya seperti melodi tarian erotis yang membuat Jungkook lebih terpacu lagi. Ingin menggagahi dan membawa Taehyung hingga kedasar kenikmatan yang belum pernah dirasakan denagn kasar dan cepat,

tetapi,

Melihat setitik airmata yang keluar dari ujung mata runcing itu membuatnya urung melakukannya.

Ia ingin melakukannya dengan lembut kali ini. Bisakah?





"Aku akan menggerakkannya dengan perlahan," itulah yang Ia ucapkan kala itu.

Tetapi apa yang dilakukan tak sesuai pada ucapannya.





Ya, awalnya sangatlah lembut dan perlahan hingga perlahan Taehyung mulai mencoba menyesuaikan ritme yang dilakukan Jungkook.





Tak mengindahkan rasa sakitnya, Ia mencoba menyesuaikan gerakan sang suami kala itu. Meski dengan erangan sakitnya yang terdengar disela-sela kegiatan mereka.





"Akh -"





Saat itulah Jungkook berhasil menemukan titik pusat kenikmatan Taehyung didalam sana.





Lenguhan mulai terdengar mengalun dari bibir Taehyung. Bagaimana Jungkook menjelaskannya, suara lenguhan itu sangatlah berbeda dari lenguhan-lenguhan para jalang maupun lenguhan Eunsoo-hyung nya sekalipun, yang pernah ia gagahi sebelumnya.





Ya, ini memanglah pengalaman pertama bagi Taehyung, tetapi tidak bagi Jungkook.

Apa yang kalian harapkan dari seorang Pemuda berandal sejak jaman Senior High School ini ?

Perjaka?

Haha, jangan membuatku tertawa kawan.

Bahkan di masa-masa pertama kalinya ia menginjak bangku sekolah menengah ia telah berkecimpung dengan rokok, alkohol dan narkotika. Meskipun hanya sebatas bir dan opium.

Dan baru ketika naik pada jenjang kedua Ia telah berani membawa seorang penari liar kedalam sebuah motel dan melakukan sex pertama kalinya.

Ya, ini pengalaman kesekian kalinya untuk seorang Jeon Jungkook.




"Tu-tuan ... sa-sakit ..." bisik Taehyung kelewat lirih, kala dirasakan tumbukan yang dilakukan Jungkook bertambah lebih keras, Jungkook tidaklah sengaja karena himpitan yang ia rasakan membuatnya sempat lepas kendali saat itu.




"Akhh- ber... henti!" pintanya kala itu dengan cengkraman erat pada lengan berotot Pria diatasnya.

Berhentilah Jungkook lalu beralih memandang wajah kesakitan dengan berhiaskan air mata milik istrinya, mata indahnya terpejam erat.

Sejenak kemudian kelopak mata itu terbuka dan menampilkan mata berair namun teduh.

"Tuan, pelan-pelan ya?" pintanya dengan suara bisiknya tak lupa dengan usapan lembut yang dibubuhkan pada rahang tegas Pemuda Jeon itu.





"Apa aku terlalu menyakitimu?"

Taehyung hanya memberikan senyum tipis namun jika dilihat sangatlah teduh.

Lalu Taehyung memberikan anggukan lemahnya.

"Apa sebaiknya kita berhenti sampai disini saja? Aku tidak ingin melukaimu."

Taehyung memberikan gelengan lemah, " Biarkan saya melakukan kewajiban saya sebagai seorang Istri untuk anda, hanya ... lakukanlah secara perlahan ... ini adalah yang pertama bagi saya, hm?"





Jungkook sempat merasakan keraguan untuk melanjutkannya, namun ada sebagian dalam dirinya yang mulai dikuasai nafsu untuk lebih memaksakan Taehyung. Menumbuknya lebih dalam, hingga tak terhitung berapa kali sosok ringkih itu mengeluarkan suara lenguhan serta desahan dengan suara seraknya yang terdengar erotis baginya.






Hingga dalam hitungan beberapa detik kemudian, Jungkook kembali bergerak dengan mata yang fokus menatap wajah kesakitan milik Taehyung.





"Kook - pel...an,"





Karena Jungkook yang dikuasai nafsunya tak dapat dikendalikan lagi sekarang. Dengan begitu ia kembali bergerak, mencari kepuasan.





"Teriaklah, sayang!"


Sungguh ini adalah pengalaman pertama yang cukup menyakitkan bagi Taehyung.


"Engghh-"

Taehyung melampiaskan rasa sakit itu melalui lenguhan, berharap rasa sakitnya sedikit berkurang, meski setelah lenguhan itu maka Jungkook akan menambah laju gerakannya.

"Errgh,"

Kini Jungkook merasakan bagaimana rasanya harus berusaha lebih keras lagi dalam berhubungan seperti ini, mengingat betapa ketatnya pintu Taehyung ketika dimasuki, bahkan sangat kuat dalam mencengkram miliknya saat telah berada didalamnya, membuatnya kesulitan untuk menggerakkannya. Terbukti dari eraman yang Jungkook keluarkan itu. Karena ia terbiasa melakukannya dengan yang lebih berpengalaman sedangkan Taehyung adalah seseorang yang memiliki nol pengamalan dalam hal seperti ini.













Flashback On

Saya sarankan untuk memutar lagu
( Jang Jae In - Auditory Hallucination )





" HYUNGG!!! "

Braakk Braakkk Braaakkk

" HYUNG BUKA PINTUNYA KUMOHON ..."

Brakk Braaakk Braakkk

Kalut, bingung dan khawatir sangat mendominasi Jungkook kala itu.

Pintu cokelat tua tak kunjung dibuka oleh sang pemilik kamar. Dalam keadaan terkunci dan tak menyahut ketika diteriaki berkali-kali membuat Jungkook amat sangat khawatir akan keadaan seseorang di dalam sana yang tak lain adalah, teman dan kakak sepupunya. Jung Hoseok.






Dalam kebingungan ini ia segera mencari alat yang bisa digunakan guna membuka pintu itu.

Mengacak-ngacak segala sudut ruangan mencari sesuatu yang berguna, hingga pencarian randomnya terhenti karena matanya menangkap sebuah kunci L tak jauh dari tempatnya. Diambilah benda itu dan segera membawanya kekamar tadi dan lekas memasukkan ujungnya kedalam lubang kunci, memutarnya dengan sepenuh tenaga hingga menimbulkan bunyi

'TAK'

dan pintupun terbuka setelahnya, cukup membuat ia bisa menghembuskan napas lega sebelum matanya membelalak terkejut dengan apa yang ditangkap pertama kalinya oleh kedua matanya.


Tepat didepannya, sang kakak dengan setelan kerja kemeja putih dan celana hitamnya tergeletak lemah dengan pergelangan tangan yang tergores dalam serta mengalirkan darah merah pekat dari sana.






"Ta ... Taehyung ..." lirihnya lemah sebelum matanya menutup sempurna membuat Jungkook semakin ketakutan.

"Andwae ... andawae... HYUNGGG!!!"

Berlari, kemudian dengan sigap membawa tubuh sosok 'hyung'- nya itu dalam dekapan eratnya.

"Hyung bangun ... Hyung jebal ... bangunlah!" lirihnya.



"Hyung ... bangunlah!!! YAK BANGUN KAU BRENGSEK!!!"

Diguncangnya dengan keras tubuh sang kakak itu.

Lalu berhenti ketika mata tajamnya menemukan sebuah botol obat bening berisikan butir-butir pil putih bulat pipih yang beberapa diantaranya berceceran akibat tak tertutup rapat.



Jungkook sangat tahu pil apa itu karena Hoseok selalu meminumnya kala ia dalam guncangan besar, dalam keadaan terpuruk. Ya, Jungkook sangat tahu pil apa itu.

Penenang.




"Andwae ... YAK! SIALAN APA YANG KAU LAKUKAN BRENGSEK?! BANGUN BRENGSEK!!!"




Jungkook mencoba menebaknya. Hoseok, Hyung-nya overdosis obat penenang itu dengan adanya jejak bekas muntahan yang tercetak di sepanjang sudut bibirnya sampai leher pemuda itu.


Jung Hoseok mengakhiri kehidupannya dengan cara sadis nya sendiri.

Mengonsumsi obat penenang diatas dosis seharusnya serta mengiris pergelangan tangannya hingga memutus nadinya sendiri.


Jungkook tahu dirinya telah terlambat sangat jauh. Maka tak ada apapun yang bisa ia lakukan selain mendekap erat tubuh sang Hyung dan tak lupa jeritan penyesalan, kemarahan, dan kesedihan yang ia keluarkan bersama air mata kepedihan.


"AARRRHHHHH-"


Harusnya ia lebih keras dalam mencobanya dulu.

"Kau sangat keras kepala. Aku sudah pernah mengatakannya padamu untuk tidak mendekatinya bukan?! Dan lihatlah apa yang terjadi sekarang?! Apa yang membuatmu mengakhiri hidupmu ini, Hyung-ah?!"




"Kau bilang kau akan bahagia dengannya, kau bilang kau bahagia dengannya?! Bahagia ?! Hahaha ... ini yang kau maksud bahagia ??! LALU KENAPA KAU MELAKUKAN INI?! KENAPA??!!"




Ponsel hitam yang tergeletak tepat disisi jasad Hoseok menarik perhatian Jungkook saat benda itu menyala akibat sebuah pesan masuk. Dengan penuh keingintahuannya Ia meraih ponsel itu setelah sebelum membaringkan tubuh Hoseok.

Membuka ponsel yang beruntungnya tak bersandi. Ada sebuah notifikasi sebuah pesan dari user name ' Taetae ' yang kemudian dibukannya.



Pesan itu berisi.






' Hyung, kumohon maafkan aku. Aku sungguh tidak bisa menentang keinginan mereka. Maaf '





Dengan rasa penasaran yang semakin besar Ia pun membaca percakan mereka sebelum Hoseok mengakhiri hidupnya.






Taetae

Hyung ada yang ingin
ku katakan padamu

Apa Chagi?

Maafkan aku.
bisakah kita mengakhiri
semua ini ?

Jika kau mencoba
mengerjaiku
maka usahamu gagal,
Chagi

Maafkan aku, Hyung.
aku tidak
sedang bercanda,
Hyung.

Maaf, aku sungguh
minta maaf, mari kita
akhiri semua
ini

Kim Taehyung apa
maksudmu ?
Aku tak mengerti.
Aku baru
pulang kerja dan kau
mengatakan
perpisahan ?

Maaf, Hyung tapi
kita benar
benar harus
berpisah.

Kenapa ?
Kenapa?
katakan padaku
apa alasannya?!

Pernikahanku telah diatur,

Dan aku tidak bisa

Menolak perjodohan itu.

Kau anggap apa
selama ini
hubungan kita,
Kim Taehyung?!

Aku mengerti kau pasti
kecewa. Maafkan aku.
Aku mohon ... aku
mencintaimu, Hyung tetapi
akupun tak dapat
menentang mereka.
mereka sangat
bahagia saat mengatakan
ini padaku.
Aku tak tega
untuk menolaknya.

Apa disini hanya aku
yang berusaha ?

Hyung, kumohon
maafkan aku.


Temui aku hari ini

Maafkan aku, Hyung.
hari ini aku harus
menemui
keluarga calon
suamiku

Temui aku!

Hyung, kumohon
mengertilah...

Kau yang harusnya
mengerti.

.






Tak ada balasan untuk pesan itu alam waktu dekat. Tetapi pesan Hoseok menyusul sekitar 10 menit setelahnya.

.







Jika kau tak datang hari ini.
Maka aku bersumpah
untuk mengakhiri
hidupku saat itu juga.
Camkan itu!

Hyung, kumohon
jangan mempersulit diriku,
kumohon.









Percakapan itu terhenti sampai disana. Jungkook berpikir saat itu mungkin diambil oleh Hoseok untuk merencanakan cara mengakhiri hidupnya. Karena hingga lebih dari
20 menit tak ada balasan yang dikirimkan Hoseok, maka Jungkook menarik kesimpulan saat itu Hoseok telah melaksanakan rencana bunuh dirinya dengan cara yang amat tragis seperti ini.

Lalu baru disusul datangnya pesan Taehyung yang Ia buka tadi.

' Hyung, kumohon
maafkan aku. Aku
sungguh tidak bisa
menentang keinginan
mereka. Maaf '





Tangannya mengepal penuh kebencian.

Ia telah mengetahui penyebab semua ini. Penyebab seorang Jung Hoseok, hyung kesayangan serta sosok yang selalu ia anggap sebagai sosok yang patut di contoh, seseorang yang ia anggap sebagai guru kehidupannya, Jung Hoseok, memilih mengakhiri hidupnya. Penyebabnya tak lain adalah ...




"Kim Taehyung ..." - ucapan dengan desisan berbahaya.


"ARRGGHHH."

Brakkk

Berakhirlah ponsel hitam itu hancur menghantam dingin nan kerasnya lantai keramik itu. Hancur.





"Kim Taehyung ... Kim Taehyung ... KIM TAEHYUNG!!! BRENGSEK!!! SIALAN!!!"





Matanya menyalang tajam dengan aura kebencian yang menyeruak dengan hebatnya.

Memantapkan hati dengan perasaan menggebu mengucapkan sumpah yang akan Ia pegang teguh dalam hidupnya.

"Hyung. Kau pernah meminta padaku untuk tak membencinya ... Kau bilang padaku untuk menerimanya kelak jika kau menikah dengannya ... kau memintaku berjanji untuk mendukungnya kelak. Maaf. Aku tak dapat menepatinya ..."





"Karena darahku telah mendidih saat ini karenanya. Maaf kan aku, Hyung. Aku harus mengingkari janjiku padamu. Karena hari ini. Jeon Jungkook mengambil sumpah, bahwa orang yang telah membuatmu seperti ini akan lebih menderita hingga rasanya berat untuk sekedar bernapas. Dengan tanganku sendiri akan ku buat hidupnya lebih menderita dari yang kau alami."





"Jangan membenciku karena hal ini. Cukup lihatlah dengan tenang dari atas sana apa yang akan terjadi padanya. Maaf,aku tak dapat menghentikan kebencian ini. Tidak akan ada yang bisa meredupkan amarah dan kebencian ini. Lihatlah apa yang akan aku lakukan padanya."



Sumpah yang diucapkan dengan penuh kebencian dan amarah yang terbendung.




Sumpah seorang Jeon Jungkook.










Flashback Off






















"AKH -"

Teriakan itu menyadarkan Jungkook dari kilas balik yang muncul tadi. Teralihkan pada wajah kesakitan Taehyung yang berada dibawah kuasanya saat ini.




Gelora amarahnya ternyata tanpa sengaja membuat gairahnya lebih bergejolak hingga membuat pergerakannya bertambah cepat dan menumbuk dengan kasar yang mengakibatkan rasa sakit yang amat sangat dirasakan Taehyung seperti saat ini.


" Eungghh - "

Matanya terpejam sangat rapat hingga tak mengetahui tatapan terkesan datar namun menusuk yang Jungkook arahkan padanya yang sadari tadi mencoba bertahan dari rasa sakit yang menderanya.





"A ... appo- Akh- ber-berhenti! "

"Sebentar lagi, Sayang. Bertahanlah!" ucap Jungkook saat itu.




Lalu tak ada yang bisa dilakukan oleh Taehyung setelahnya selain menahan sakitnya dan terus melenguh,karena menolak perkataan Suami adalah tindakan yang buruk baginya.






Hujaman demi hujaman semakin keras dilakukan. Bagai tanpa memiliki rasa lelah sedikitpun Jungkook terus menambah kecepatannya, hingga pemuda malang bernama Taehyung itu hampir mencapai batasnya, matanya mulai meredup secara perlahan sebelum kegelapan mengundangnya untuk terlelap bersamaan dengan Jungkook serta dirinya yang mencapai kepuasan masing-masing ditandai dengan meledaknya carian putih melalui penis mereka mengotori tubuh mereka. Cairan Jungkook memenuhi Taehyung hingga beberapa merembes keluar mengotori sprei putih mereka.








Jungkook menghela napasnya sebelum menarik dirinya keluar dari dalam Taehyung.

Saat itu pula Ia melihat cairan lain selain berwarna putih beling mengalir dari dalam lubang itu sampai mengotori sprei putih itu.

Jungkook menyeringai melihatnya.

Merah.

Pekat.

Dan Jungkook tahu itu adalah darah.

Darah yang hanya bisa keluar jika seseorang dijamah untuk pertama kalinya.






"Apa aku harus bangga, hn?"

Tanyanya entah kepada siapa.





Setelahnya Ia berjalan santai mengambil celananya yang sempat ia geletakkan begitu saja kemudian memakainya.


Membawa langkahnya berhadapan dengan cermin yang menampilkan bayangan dirinya yang setengah telanjang karena tak memakai atasan, memperilihatkan otot perut dan biceps yang terbentuk sempurna hasil latihannya.


Dari cermin itu pula Ia bisa melihat bayangan Taehyung yang terlelap dengan tubuh polos penuh peluhnya.


Dengan langkah pasti Jungkook mendekati sosok sang Istri. Mengusap surai kecoklatan itu dengan lembut tak lupa pula ia mendaratkan sebuah kecupan didahi sang Istri setelah mengucapkan kata ... pengantar tidur?
Entahlah apakah kata itu bisa dianggap pengantar tidur, karena ini lah yang dikatakan Jungkook kepada sang Istri ...





























"Istirahatlah dengan nyenyak, Sayang ... karena permainan sesungguhnya akan dimulai setelah ini. Persiapkan dirimu baik-baik, Taehyung-ie~"



















●»tbc

Continue Reading

You'll Also Like

412K 5K 10
"Because man and desire can't be separated." πŸ”žMature content, harap bijak. Buku ini berisi banyak cerita. Setiap ceritanya terdiri dari 2-4 bab. Hap...
2.6M 127K 56
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞
1.2M 58.7K 68
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
700K 2.5K 13
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. πŸ”žπŸ”ž Alden Maheswara. Seorang siswa...