Lebih Dari Sekedar Friendzone.

By melindafsupratman

16.6K 339 5

Apa yang Felly lakukan ketika Felix mengajaknya untuk berpacaran? Sedangkan Felly tidak diperbolehkan pacaran... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18 (End)
Thanks

15

547 15 2
By melindafsupratman

Sesuai janjinya, Felix menjemput Felly didepan rumah gadis itu, dan yang lebih membuat Felix kaget adalah dia sarapan bersama mama, papa dan abangnya Felly.

Kecanggungan sangat berasa didalam ruangan ini. Felly yang notabennya sangat bawel, tidak bisa diam dengan suasana ini dan dia memecahkan keheningan dengan berdeham.

"Lo kenapa dek?" tanya abang Felix dengan alis sebelah yang terangkat.

"Gapapa." balas Felly acuh sambil melanjutkan sarapannya.

"Oiya Felix, tolong jaga Felly ya. Dia itu ceroboh." ucap papa Felly yang cukup membuat Felly dan Felix kaget.

"Iya om. Siap." jawab Felix sambil memberikan senyuman yang semanis mungkin.

Sedangkan Felly hanya memasang wajah masam.

"Kalau suatu saat nanti Felly pergi ninggalin kamu, jangan pernah benci sama dia, karena apa yang dia lakukan sekarang hanya untuk kamu."

Felly tersedak mendengar ucapan papanya.

Felly, Felix, Riki dan mamanya pun hanya memandang dengan wajah cengo.

"Mah, pah, bang, aku berangkat ya! Udah siang. Ayo Fel." ucap Felly yang berusaha mengalihkan perhatian Felix yang masih memasang wajah bingung.

Felix hanya mengkuti langkah Felly dengan tanda tanya besar, mungkin suatu saat nanti dia akan bertanya mengenai hal yang dibicarakan papa Felly.

***

Saat mengendarai mobil, pikiran Felix sangat tidak fokus. Dia memikirkan ucapan yang diucapkan oleh papa nya Felly.

"Fel." Felly memecahkan keheningan yang terjadi dimobil, nyatanya dia emang sangat tidak nyaman berada disituasi seperti ini.

"Hm?" jawab Felix tanpa memandang Felly.

"Jangan dengerin ucapan papa aku ya, dia orang nya kayak gitu, suka ceplas ceplos." balas Felly dengan cengiran khas nya.

Felix hanya diam, dia terlalu takut untuk kehilangan Felly, dia terlalu takut untuk kehilangan rumahnya, dan dia terlalu khawatir untuk apa yang terjadi kedepannya.

"Kamu jangan khawatir, aku ga bisa janji untuk selalu ada didekat kamu, tapi aku akan berusaha semampu aku untuk tetap didekat kamu." ucap Felly sambil mengenggam erat tangan Felix sambil tersenyum manis.

Felix yang semula memfokuskan pandangan pada jalan didepan, kini dia berbalik menghadap Felly dan langsung menepikan mobilnya di pinggir jalan.

"Aku juga ga mau ngucap janji sembarangan, tapi kita bisa kan berusaha? Kita bisa kan berjuang bersama? Berjalan atau berlari bersama sama aku ya." Felix tersenyum sambil mengusap kepala Felly.

Felly menganggukan kepalanya seperti anak kecil yang mau diajak ayahnya pergi.

"Aku sayang banget sama kamu Fell. Aku ga akan lepasin kamu gitu aja, mengingat perjuangan aku dapetin kamu, aku ga akan mau lepasin kamu dengan mudah. Aku ga bisa janji untuk selalu bisa bikin kamu bahagia, untuk selalu jagain kamu, untuk selalu ada buat kamu, tapi aku sebagai cowok yang sayang banget sama kamu, aku akan mengusahakan itu semua buat cewek spesial dihati aku. Bahagiain sama jagain kamu itu sekarang tugas aku. Jadi, gimanapun keadaannya, jangan pernah tinggalin aku. Tolong maklumin segala sikap aku yang buat kamu marah. Kamu paham?" tanya Felix sambil menatap serius manik mata Felly.

Sekali lagi, Felly hanya menganggukan kepalanya seperti anak kecil.

Felix yang merasa gemas dengan tingkah pacarnya ini hanya mengacak rambut Felly sambil tertawa.

"Ih rambut aku rusak tau." ucap Felly sambil mengerucutkan bibirnya.

Felix hanya terkekeh sambil menata kembali rambut Felly.

"Sampe kapan kamu mau rapiin rambut aku Fel? Kita udah telat loh." ucap Felly menyadarkan Felix.

"Asal telatnya sama kamu aku mau."

Felly hanya memutarkan bola matanya malas.

Akhirnya dengan tatapan mata tajam Felly, Felix menurut dan mereka kembali melanjutkan perjalanan ke sekolah.

Aku ga tau gimana kita kedepannya Fel, bener kata papa, kamu jangan benci sama aku ya kalau suatu saat aku pergi. Sekarang, tugas aku berusaha semampu aku untuk membuat cerita kita, untuk membuat kenangan terindah diantara kita, dihati kamu dan dihati aku, dan aku akan berusaha untuk selalu ada disamping kamu. Aku akan berusaha. Batin Felly berkata sambil menatap keluar melalui jendela.

***

Saat ini Felly dan Christy sedang berada di kantin, mereka hanya berdua. Felly memutuskan untuk mengajak Christy makan bakso.

"Nih nyonya baksonya." ucap Christy memecahkan lamunan Felly.

Felly tersentak mendengar suara Christy.

"Lo kenapa sih Fell? Lo ada masalah? Bukannya lo udah seneng bisa jadian sama Felix? Kok lo malah makin murung ya kalo gue liat, apa perasaan gue aja?" tanya Christy sambil memakan baksonya.

"Gue gapapa Ty. Perasaan lo aja kali." jawab Felly sambil mengaduk aduk kuah baksonya, tanpa memakannya.

"Bukannya gitu Fell, gue heran aja sama lo, harusnya kan lo seneng bisa jadian sama Felix, tapi kok yang gue liat malah sebaliknya ya? Lo ada masalah? Coba cerita sama gue, kali aja gue bisa bantu."

"Iya. Bantuin masalah gue tersebar sampai ke telinga Felix."

"Lo ga percaya sama gue? Yaampun Felly, gue ini sahabat lo, ga mungkin lah gue kayak gitu."

"Nanti aja gue cerita, ini bukan waktu yang tepat kalau menurut gue."

"Yayayaya terserah lo aja."

Tiba-tiba datanglah Felix, Kenny, Alfa, dan Adit. Mereka langsung duduk di tempat Felly dan Christy.

"Hai cewek." sapa Adit yang tidak diladeni oleh Felly dan Christy.

"Sombong bener dah." ucap Adit sambil membuka ciki yang dia beli tadi.

"Bacot lo." ucap Kenny yang sudah duduk manis disamping Christy.

"Hai sayang. Kamu udah makan?" tanya Christy lembut sambil merapikan rambut Kenny yang berantakan.

"Udah kok." bukan Kenny yang menjawab melainkan Adit.

Sedangkan yang lain hanya memutarkan bola mata melihat tingkah Adit yang seperti itu.

Kenny dan Christy memandang Adit dengan tatapan membunuh, sedangkan Adit hanya nyengir tanpa rasa bersalah.

Christy dan Kenny asik mengobrol berdua, Adit dan Alfa yang sedang bermain game di ponsel, serta Felly dan Felix yang saling diam, sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Fell." ucap Felix memecahkan keheningan, semua mata tertuju sama Felix.

Felly hanya berdehem menjawab sapaan Felix.

"Ikut aku yuk." ajak Felix.

Sedangkan Felly langsung menatap Christy, Christy yang mengerti hanya menganggukkan kepalanya tanda dia memperbolehkan Felly pergi dengan Felix.

Felix mengajak Felly ke rooftop sekolah.

Mereka duduk bersisian disofa yang sudah usang itu.

"Kamu kenapa sih? Kok aku liat kamu murung terus?" tanya Felix.

Felly hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Felix, dia hanya menyandarkan kepalanya ke bahu Felix.

"Kamu kenapa? Hm?" ulang Felix bertanya sambil mengusap lembut kepala Felly.

"Gapapa. Kamu jangan kemana mana, aku ngantuk mau tidur" ucap Felly sambil membenarkan posisi duduknya.

"Iya sayang."

Saat Felly ingin mulai memejamkan matanya, tiba-tiba ponsel Felix berdering, dan Felly sudah bisa menebak siapa yang menelpon.

Felix menatap Felly meminta izin untuk mengangkat telepon dari Siska. Yap. Yang menelpon Felix tak lain adalah Siska. Felly menganggukan kepalanya dan kembali memejamkan matanya sambil duduk.

"Hallo. Kenapa Sis?" tanya Felix.

"Fel! Gue lagi di uks, hidung gue berdarah tadi."

"Kenapa? Kok bisa? Lo ga makan obat lo tadi? Apa lo belum makan? Gue kesana sekarang."

Sambungan dimatikan sepihak oleh Felix. Felix segera menatap Felly yang masih Setia menutup matanya. Felix mengecup singkat pipi Felly dan membisikkan sesuatu disana.

"Aku sayang kamu." itulah yang Felly dengar sebelum Felix melangkah meninggalkan Felly, sedangkan Felly langsung bangkit berdiri.

"Kamu mau kemana?" tanya Felix dengan suara dingin, dan itu membuat langkah Felix terhenti tanpa berbalik menghadap Felly yang matanya sudah berkaca kaca.

"Siska?" tanya Felly sekali lagi, dia tau apa alasan Felix pergi meninggalkannya.

"Kenapa dia? Butuh kamu lagi? Sakit nya kambuh lagi?" tanya Felly, sedangkan Felix masih Setia membelakangi Felly.

Tanpa Felly sadari, genggangan tangan Felix pada ponselnya sangat kencang sampai jari jarinya memutih. Dia emosi, dia bingung, dia bingung harus memilih siapa, haruskah dia menemani Siska yang sedang berada di UKS? Atau haruskah dia menemani Felly tidur disini?

Felix berbalik menatap Felly dengan tatapan memohon.

"Plis.." ucap Felix sambil memegang kedua bahu Felly.

"Okey. Kamu boleh temenin Siska." jawab Felly sambil menahan air matanya agar tidak keluar.

Saat Felix ingin menghapus air mata Felly yang turun, Felly menepis tangan Felix dan dia kembali duduk disofa dan melanjutkan tidur nya agar Felix cepat pergi dari sini.

Felix meninggalkan Felly seorang diri. Felly menangis sejadi jadinya disitu.
Apakah keputusannya ini sudah benar? Apakah dia bisa mengatasi segala resikonya?

Tapi, setelah direnungkan, Felly harus mulai terbiasa dengan semua ini, karena bagaimanapun juga dia yang nantinya akan meninggalkan Felix. Ya, dia harus belajar. sekara
Dia harus belajar mengikhlaskan Felix, dia harus rela melihat Felix bahagia bersama orang lain, dia harus rela melihat Felix lebih memilih Siska dari pada dirinya.

Dengan senyum yang manis, Felly kembali menutup matanya dengan air mata yang mengalir melalui kedua mata indahnya, diiringi dengan semilir angin di siang hari.

***

Jam pulang sudah waktunya, tapi sejak setengah jam yang lalu, Christy nampak sangat gelisah. Bagaimana dia tidak gelisah, sedari tadi Felly tidak masuk kelas, dia tidak tahu Felly sekarang berada dimana, Felix dan Felly sama sama tidak bisa dihubungi.

Dengan helaan napas lelah, Christy mencoba menghubungi Felix sekali lagi, dan akhirnya yap berhasil.

"FELIXXX!!! LO BAWA KEMANA SAHABAT GUE HAH?!" teriak Christy di telepon, untung sekarang kelas sudah sepi, jadi tidak ada yang merasa terganggu.

"Lho? Bukannya udah balik ke kelas? Ini kan udah jam pulang sekolah, dari setengah jam yang lalu malah." tanya Felix yang saat ini masih menemani Siska di UKS.

"MATA LO BALIK?! INI DIA BELUM MASUK DARI ISTIRAHAT TADI!"

"Lo biasa aja kali ngomongnya, ga usah pake teriak segala, ini sekolah bukan hutan!"

"POKOKNYA GUE GA MAU TAU! FELLY HARUS KETEMU! GUE TUNGGU KABAR DARI LO! AWAS YA KALO SAHABAT GUE LECET SETITIKPUN!"

"Bawel banget lo!"

"Lo dimana sekarang?"

"Gue di UKS."

"WHAT?! FELLY SAKIT?!"

"Bukan Felly, gue nemenin Siska, lo sih bawel banget dari tadi, gue mau bilang kalo Felly tuh lagi di rooftop, tadi dia gue tinggal buat nemenin Siska di UKS."

"FELIX BEGO! LO NEMENIN SISKA DAN LO NINGGALIN FELLY?! OTAK LO DIMANA SIH FEL?! HERAN GUE SAMA LO!

Christy mematikan sambungan secara sepihak. Dia sangat khawatir dengan keadaan Felly, karena sedari tadi Christy lihat Felly seperti sedang memiliki masalah, dia takut sahabatnya melakukan hal yang aneh.

Tapi Felly ga akan mungkin seperti itu. Ya. Christy harus positive thinking.

Sekarang yang harus Christy lakukan adalah melesat menuju rooftop.

Saat dia sudah sampai dan membuka pintu rooftop, dia kaget melihat Felly sedang tiduran posisi duduk disofa yang sudah usang.

Penampilan Felly yang kacau sangat membuat Christy merasa menjadi sahabat yang tidak berguna. Mata yang bengkak seperti habis menangis.

"Fell.. Fell.. Fell.." ucap Christy pelan sambil menggoyangkan bahu Felly dengan hati-hati.

Akhirnya Felly bangun dengan pandangan yang sangat buram, dia mengucek matanya dan dia melihat Christy sedang menangis sambil memeluk Felly.

"Lo kenapa?" tanya Felly dengan suara khas orang bangun tidur.

"Gue? Lo yang kenapa Fell? Penampilan lo kacau begini, mata lo bengkak kayak abis nangis! Lo kenapa? Kok lo ga cerita sama gue sih?!" tanya balik Christy sambil melepaskan pelukannya.

"Gue gapapa Ty."

"Lo pasti kenapa kenapa Fell. Gue ga tega liat lo kayak gini."

"Lo tenang aja."

"Kalo lo butuh bahu, gue siap, lo butuh pendengar gue siap, lo butuh pelukan juga gue siap Fell, apapun, asal jangan kayak gini.. Gue ga mau sahabat gue kayak gini.. Gue serasa ga berguna kalo kayak gini Fell. Datang ke gue kalo semua orang menolak lo. Paham?"

Felly menganggukan kepalanya lesu, beruntung sekali dia memiliki sahabat seperti Christy, walau Christy orangnya cerewet, tapi dia tetap menyayangi sahabatnya ini.

"Yaudah yuk kita balik, lo pulang sama gue aja, jangan sama Felix! Kesel gue sama dia!" omel Christy sambil membantu Felly berdiri.

Felly menatap Christy dengan tatapan bertanya.

"Dia ninggalin lo kan sendiri disini?! Demi Siska kan?! Ga rela gue lo diginiin sama dia, biarpun dia cowok lo, lo harus tegas sama dia Fell." lanjut Christy sambil mendumel tidak jelas.

Felly hanya membalas dengan senyum kecut.

"Yaudah yuk balik." ajak Felly.

Akhirnya, dengan perasaan Felly yang sakit dan dengan perasaan Christy yang emosi, mereka berdua pulang dengan hati yang sama sama panas.

Continue Reading

You'll Also Like

5.4M 38.8K 6
✨Highest Rank : 2 In Romance✨ Sudah dihapus sebagian. 18+ Terdapat banyak kata yang sedikit vulgar dan tidak disaring terlebih dahulu. Bagi anak yang...
1.4M 127K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
3.6K 1.8K 145
don't expect too high
6.9M 291K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...