[FF BTS] You In Danger

By Wellashey

218K 22.5K 1K

[SELESAI] Sebuah organisasi yang di bentuk oleh pemerintahan Korea Selatan, dan berasal dari perintah Preside... More

Intro
You In Danger 1 : Danger I
You In Danger 2 : Danger II
You In Danger 3 : Danger III
You In Danger 4 : Danger IV
You In Danger 5 : We Are Bulletproof I
You In Danger 6 : We Are Bulletproof II
You In Danger 7 : We Are Bulletproof III
You In Danger 8 : We Are Bulletproof IV
You In Danger 9 : We Are Bulletproof V
You In Danger 10 : We Are Bulletproof VI
You In Danger 11 : We Are Bulletproof VII
You In Danger 12 : Fire I
You In Danger 13 : Fire II
You In Danger 14 : Fire III
You In Danger 15 : Fire IV
You In Danger 16 : Fire V
You In Danger 17 : Fire VI
You In Danger 18 : Fire VII
You In Danger 19 : Butterfly I
You In Danger 20 : Butterfly II
You In Danger 21 : Butterfly III
Yon In Danger 22 : Butterfly IV
You In Danger 23 : Just One Day I
You In Danger 24 : Just One Day II
You In Danger 25 : Just One Day III
You In Danger 26 : Rain I
You In Danger 27 : Rain II
You In Danger 28 : Let Me Know I
You In Danger 29 : Let Me Know II
You In Danger 30 : Coffee I
You In Danger 31 : Coffee II
You In Danger 33 : Serendipity II
You In Danger 34 : Serendipity III
You In Danger 35 : Singularity I
You In Danger 36 : Singularity II
You In Danger 37 : Singularity III
You In Danger 38 : The Truth Untold I
You In Danger 39 : The Truth Untold II
You In Danger 40 : The Truth Untold III
You In Danger 41 : Go Go
You In Danger 42 : Good Day
Outro
NEW STORY!!!
[My New Story] Black Memories | 00L

You In Danger 32 : Serendipity I

2.7K 334 2
By Wellashey

Double up gaess 😎😎
Maaf banget yah telat update 😥😥 Kesibukan yang membuatku sulit untuk fast update huhuu. Persiapan ospek aja sibuk, minggu depan ospek, minggu depannya mulai kuliah. Semoga bisa ttp sering up yaa 🤔🤔

Aku up malem ini jam 11 lewat, padahal aku baru pulang jam 10 lewat loh wkwk

Jangan lupa buat voment yaa 💙💙
Selamat membaca 😉😉

###

Rumah, pukul 13.06.

Kini ruang tengah dipenuhi oleh 12 orang. Karena kurangnya tempat duduk, ada beberapa di antara mereka yang rela duduk di bawah. Seperti Taehyung, Hoseok, Jungkook, Jimin, dan Yoongi. Sedangkan kelima anggota Red Velvet serta Namjoon dan Seokjin duduk di sofa.

"Apa kalian nyaman duduk di bawah?" Tanya Wendy karena khawatir membuat si tuan rumah tidak nyaman dengan kehadirannya dan keempat temannya. Ia merasa tidak enak karena duduk nyaman sedangkan si tuan rumah justru duduk di karpet berbulu.

"Kami nyaman-nyaman saja. Tidak usah merasa sungkan kepada kami." Jawab Taehyung dengan senyumannya.

"Bagaimana jika kita mengambil kursi meja makan?" Usul Yoongi.

"Tidak. Aku sudah nyaman duduk begini. Sudahlah ayo kita bahas kasusnya. Semakin cepat semakin baik. Ini kasus yang membahayakan negara kita." Ucap Hoseok dengan tidak sabarnya.

"Baiklah ayo kita mulai." Ucap Seokjin.

"Kasus kita kali ini berawal dari hilangnya dua bom nuklir milik negara kita. Kemudian tiba-tiba Korea Utara mengirimkan email berisi ucapan terimakasih. Bagiamana menurut kalian?" Tanya Namjoon. Ekspresinya kini berubah menjadi lebih serius, seperti biasanya ketika sedang membahas soal kasus.

"Ada yang membuatku mengganjal." Ucap Seulgi, matanya menerawang ke arah lain.

"Apa itu?" Tanya Taehyung.

"Kalian tahu kan jika bom nuklir milik setiap negara di sembunyikan dengan sangat rahasia. Bahkan tempatnya pun dirahasiakan, kita saja tidak tahu dimana tempatnya. Lalu bom milik negara kita pun di kunci dengan segel password yang hanya di ketahui oleh beberapa pihak saja. Bukannya aneh jika Korea Utara dapat mencurinya? Bukannya itu berarti mereka tahu dengan passwordnya?" Tanya Seulgi.

Yang lain menganggukkan kepalanya menyetujui pendapat Seulgi.

"Mungkin saja Korea Utara mengirimkan email ucapan terimakasih bukan karena sudah mendapatkan hasil curiannya." Ucap Jimin menduga-duga.

"Lalu bagiamana dengan bom yang hilang? Kemana perginya?" Tanya Yerim.

"Kenapa begitu rumit." Keluh Hoseok.

"Kalau tidak rumit namanya bukan kasus." Ucap Seulgi.

Kemudian keadaan menjadi hening. Mereka semua dalam pikirannya masing-masing. Memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dengan hilangnya bom dan email dari Korea Utara yang misterius.

Dahi mereka semuanya berkerut. Tidak ada satupun diantara mereka yang tidak berfikir dan berusaha memecahkan kasus.

"Bagaimana kalau kita membalas email mereka? Tanyakan kepada mereka kenapa mereka mengucapkan terimakasih. Seolah-olah kita tidak tahu apa yang terjadi." Usul Jungkook.

"Mereka pasti akan menganggap kita bodoh. Mereka pasti heran dengan kita, karena bom kita sudah hilang tetapi kita tidak tahu apa yang sedang terjadi. Tidak-tidak. Aku tidak setuju." Usul Jungkook tidak disetujui oleh Hoseok.

"Jika mereka mengucapkan terimakasih dengan maksud lain, maka mereka tidak menggap kita bodoh karena mereka juga tidak tahu jika negara kita sedang kehilangan bom. Kita fokus saja dulu kepada email dari Korea Utara. Kita telusuri apa alasan mereka mengucapkan terimakasih." Ucap Jungkook.

Yang lain menganggukan kepalanya, mereka terlihat setuju dengan pendapat Jungkook.

"Kalau begitu aku dan Yoongi-ssi yang akan mengurusnya. Kami akan memantau soal email. Jika sudah mendapatkan balasan dari mereka, maka kita akan bahas kembali." Usul Seulgi.

"Setuju." Ucap Namjoon.

"Aku setuju." Ucap Joohyun.

"Baiklah. Ayo kita lakukan sekarang." Ajak Seulgi kepada Yoongi.

"Apa kau tahu alamat email mereka?" Tanya Yoongi.

"Aku tahu." Jawab Seulgi dengan percaya diri.

"Komputer-komputernya ada di kamarku." Ucap Yoongi memberitahu.

"Kalau begitu ayo kita ke kamarmu." Ajak Seulgi.

Seulgi beranjak dari duduknya. Ia sudah siap untuk menjalankan misi. Yoongi pun sama, ia bangkit dari duduknya kemudian berjalan meninggalkan teman-temannya yang masih duduk di sofa dan di karpet berbulu. Seulgi membuntuti Yoongi menuju kamar Yoongi.

"Apakah kalian lapar?" Tanya Wendy kepada yang lain setelah Seulgi dan Yoongi masuk ke kamar Yoongi.

"Nde... Bahkan aku sangat lapar." Keluh Jimin.

"Aku juga lapar. Bukannya ini sudah waktunya untuk makan siang?" Tanya Taehyung.

"Kau benar." Ucap Joohyun membenarkan ucapan Taehyung sembari melihat jam tangan yang melingkar di tangannya. Ia baru ingat jika sekarang sudah siang dan mereka belum makan.

"Kalau begitu aku akan memasak dengan Seokjin oppa." Ucap Wendy. Tatapannya beralih menatap Seokjin.

"Oppa?" Tanya Hoseok heran.

"Kalian sudah sedekat apa hingga Wendy-ssi memanggilmu oppa, Hyung?" Tanya Taehyung dengan curiga.

"Kalau begitu ayo kita ke dapur sekarang." Ajak Soekjin kepada Wendy. Ia menghiraukan pertanyaan Taehyung. Akhirnya Taehyung pun merasa sedikit kesal karena sudah dihiarukan oleh hyung-nya. Bahkan ia menatap sinis ke arah Soekjin.

Kemudian di kamar Yoongi.

"Apa yang membuat kalian mengucapkan terimakasih kepada kami? Apakah kami telah berbuat sesuatu yang menyenangkan bagi kalian? Jika iya, bisa beritahu kami?"

Itulah isi email yang diketik oleh Yoongi atas usul Seulgi.

Kemudian mereka menekan tombol kirim.

"Sudah." Ucap Seulgi dengan leganya.

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Yoongi.

"Aku mendengar mereka akan makan siang. Kalau begitu ayo kita bergabung dengan mereka sambil menunggu email-nya di balas." Jawab Seulgi.

Yoongi menganggukan kepalanya.

Kemudian Seulgi berjalan meninggalkan Yoongi yang masih duduk di hadapan komputer.

Tiba-tiba Yoongi teringat akan suatu hal. Kemudian ia mencegah Seulgi untuk pergi dengan memanggilnya. "Seulgi-ssi?"

"Nde?" Langkah Seulgi terhenti tepat di ambang pintu.

"Ada hal yang ingin ku tanyakan kepadamu." Ucap Yoongi. Lalu ia beranjak meninggalkan kursinya untuk mendekati Seulgi.

Seulgi tersenyum kepada Yoongi untuk mempersilahkan teman barunya itu untuk bertanya kepadanya.

"Jika kau sedang mencari data seseorang melalui pencarian dari data kewarganegaraan Korea Selatan, lalu data tersebut ternyata tidak lengkap dan hanya melampirkan data sejak beberapa tahun lalu bukannya sejak ia lahir, menurutmu bagaimana?" Tanya Yoongi.

Seulgi berfikir sejenak sambil memandang tembok kamar Yoongi.

"Yang ku tahu, dia sudah mengganti namanya. Sehingga data lamanya berada di nama lamanya."

Yoongi membulatkan matanya. Ia terkejut dengan jawaban Seulgi. Ia seperti mendapatkan berita baik untuk Jungkook, walaupun belum pasti, tetapi tetap saja hal tersebut bisa memberikan sedikit petunjuk.

"Memangnya ada apa? Kau sedang mencari data tentang seseorang kemudian data tersebut tidak lengkap?"

"Nde. Dan aku belum pernah menemukan hal seperti itu." Jawab Yoongi.

"Intinya orang tersebut pernah mengganti namanya." Ucap Seulgi.

Tringg!!

Sebuah nada dari komputer Yoongi membuat Yoongi dan Seulgi menoleh kearah benda tersebut. Kemudian keduanya saling pandang.

"Sepertinya mereka sudah memberikan jawaban." Ucap Yoongi menduga.

"Ayo kita lihat." Ajak Seulgi. Kemudian keduanya berjalan mendekati komputer Yoongi yang menampilkan laman email.

"Kami berterimakasih karena kalian sudah menjual bom nuklir kepada kami."

Isi email tersebut mampu membuat Yoongi dan Seulgi terkejut bukan main. Jawabannya benar-benar tidak terduga dan tidak dapat dipercaya.

"Apakah mereka bercanda??" Tanya Seulgi tidak percaya.

"Kita harus beritahu kepada yang lain." Ajak Yoongi, kemudian ia berjalan cepat meninggalkan kamarnya menuju ruang tengah.

Jungkook yang mengetahui kehadiran Yoongi dengan ekspresi wajah panik langsung mendekati hyung-nya tersebut. Seketika ia ikut panik dan merasa bahwa hyung-nya akan membawa berita buruk.

"Mereka membalas emailnya." Ucap Yoongi.

"Apa isinya?" Tanya Seokjin yang tiba-tiba muncul dari arah dapur bersama Wendy. Bahkan tangannya masih memegang pisau. Berbeda dengan Wendy, ditangannya ada sumpit dan mangkuk kecil.

"Mereka bilang bahwa mereka berterimakasih kepada Korea Selatan karena sudah menjual bomnya kepada mereka." Ucap Yoongi.

Semuanya terkejut. Bahkan Namjoon, Sooyoung, Yerim, Taehyung, Jimin, dan Hoseok yang sedang duduk pun ikut berdiri bersama yang lain.

Kini mereka semua dibuat pusing oleh kasus yang semakin rumit dan membuat mereka sangat penasaran. Sebenarnya apa yang terjadi? Itulah pertanyaan paling utama yang mengitari otak mereka.

"Kita harus tanyakan hal ini kepada polisi Kim. Siapa tahu ia mengetahui suatu hal yang kita tidak mengetahuinya." Usul Yerim.

"Kau benar. Kita harus tanyakan hal ini kepada polisi Kim. Kita harus memastikan kebenarannya." Ucap Seokjin.

"Bisa jadi ada pihak dalam negeri yang memang menjual bom nuklir milik Korea Selatan kepada Korea Utara. Tetapi kita tidak mengetahui siapa orangnya." Jungkook memberikan dugaannya.

Gruuukkk

Suara perut Yoongi terdengar nyaring. Ia menatap teman-temannya dengan wajah malunya, lalu ia tersenyum kecil sambil memegang perutnya yang kosong dan minta untuk segera di berikan makanan.

"Aku akan melanjutkan memasak. Kalian hubungi saja polisi Kim." Ucap Seokjin. Kemudian ia meninggalkan teman-temannya menuju dapur, disusul oleh Wendy.

Seulgi segera mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya. Dengan cepat ia mencari nama polisi Kim dalam buku telepon di ponselnya.

Setelah ketemu, ia langsung menekan tombol panggilan. Ia juga menekan tombol loud speaker agar percakapan mereka dapat terdengar oleh teman-temannya.

Tutt

Tutt

Tutt

Tutt

"Yeoboseyo?" Suara Polisi Kim terdengar dari seberang telepon.

"Annyeonghaseyo." Jawab Seulgi.

"Oh Seulgi-ssi. Ada apa kau meneleponku?" Tanya Kim Min Seok.

"Kami ingin melaporkan sedikit hasil penyelidikan kami tentang kasus hilangnya dua bom nuklir dan email dari Korea Utara yang mengucapkan terimakasih. Tadi aku dan Yoongi-ssi sempat membalas email ucapan terimakasih tersebut dengan bertanya mengapa mereka mengucapkan terima kasih. Lalu mereka menjawab, karena sudah menjual bom milik negara kita kepada mereka. Bagaimana menurutmu polisi Kim?"

"Mwo???" Minseok tampak terkejut dengan penjelasan Seulgi. Ia tidak percaya dengan keterangan yang diberikan Seulgi kepadanya. Terdengar tidak masuk akal. Menjualnya? Bagaimana bisa?

"Kau tidak tahu tentang hal yang berkaitan dengan ini polisi Kim?" Tanya Seulgi.

"Aku tidak tahu. Sebaiknya kau menemui sekretaris Lee. Nanti aku akan memberitahu dia kalau kalian akan menemuinya. Bicarakan hal ini kepadanya." Usul Polisi Kim.

"Baiklah, kalau begitu kami tutup teleponnya. Gamsahamnida."

Seulgi menutup teleponnya. Kemudian ia menatap teman-temannya.

"Bagaimana selanjutnya?" Tanya Jimin.

"Pergilah ke kantor sekretaris Lee dan bicarakan hal ini kepadanya. Siapa yang akan pergi?" Tanya Seulgi.

"Aku akan pergi." Jungkook membuka suaranya. Ia mengajukan dirinya untuk pergi ke kantor sekretaris Lee.

"Kalau begitu aku akan ikut." Taehyung mengangkat tangannya.

"Nado." Sooyoung ikut mengangkat tangannya.

"Baiklah kalian bertiga yang pergi." Ucap Seulgi memberikan kesimpulan sekaligus membatasi agar yang lain tidak ikut pergi. Karena tiga orang saja sudah cukup, tidak perlu lebih.

"Kami akan pergi setelah makan siang. Pukul 3 kami akan berangkat." Usul Taehyung.

Jungkook dan Sooyoung menganggukan kepalanya setuju.

***

Setelah jam istirahat berakhir, ia kembali ke ruangannya untuk kembali bekerja. Mengurus banyak hal tentang negara. Tugas yang berat dan harus memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengurusnya. Apalagi usianya semakin bertambah, membuat dirinya tidak seaktif saat masih muda.

Tetapi ia tetap berusaha agar tugasnya berjalan dengan lancar. Demi rakyatnya juga demi dirinya sendiri.

Ia duduk di sofa di ruang kerjanya untuk sementara waktu sebelum memulai menyelesaikan pekerjaannya yang setiap hari menumpuk itu.

Tok

Tok

Tok

Sebuah ketukan pintu terdengar. Dua detik kemudian yang mengetuk pintu masuk dengan sopannya sambil membawa nampan yang di atasnya terdapat secangkir teh hangat.

Laki-laki tersebut mendekati meja dihadapan si pemilik ruangan yang sedang duduk dengan santainya.

"Silakan diminum pak." Ucapnya dengan sopan sambil menaruh secangkir teh hangat tersebut ke meja.

Si pemilik ruangan hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawabi perkataan laki-laki yang membawakan tehnya.

"Ada berita penting yang baru saja saya terima." Ucap laki-laki si pembawa nampan.

Lalu si pemilik ruangan mendongakkan kepalanya untuk menatap si pembawa nampan dan siap untuk mendengarkan berita penting yang diterimanya.

"BTS memberikan laporan bahwa Korea Utara mengatakan jika mereka telah membeli dua bom nuklir milik negara kita karena ada yang menjualnya." Ucap si pembawa nampan.

Si pemilik ruangan menghela nafasnya. Tiba-tiba kepalanya pening. Masalah demi masalah kian menumpuk membetuk sebuah gunung yang besar dan siap untuk meletus. Dirinya harus bersiap untuk melindungi dirinya dari letusan gunung tersebut dengan berbagai cara.

"Beraninya Korea Utara mengkhianati kita. Padahal aku dengan mereka sudah sepakat untuk menyembunyikan semuanya. Aku menjualnya dan mereka menutup mulut. Bukannya adil? Kenapa mereka malah membuat masalah seperti ini. Lakukan sesuai dengan rencana. Tidak ada cara lain agar kita selamat." Si pemilik ruangan terlihat lemas dan tidak berdaya. Tetapi ambisinya sangat tinggi. Ia bukan tipe orang yang mudah menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang ia inginkan. Ia akan melakukan apapun demi keinginannya tercapai.

Walaupun harus membunuh dan memfitnah seseorang, ia akan melakukannya.

"Baik pak, akan saya laksanakan."

To be continue

Continue Reading

You'll Also Like

33.5K 2.2K 13
COMPLETED√ Akankah mereka bisa keluar dari rumah itu dan kembali ke Seoul dengan selamat.? Semoga... Baca setiap part dan jangan lupa vote and komen...
28K 2.4K 16
kisah cinta berbeda dunia (sequel Blue Wings) "We can be together even though our world is different" Cast: all member bts kim hyora kim yongyoo park...
4.9K 824 15
@misochan_05 Jeon Jungkook, pemuda tampan yang memiliki hidup penuh warna bersama teman-temannya ternyata mempunyai masa kecil kelam yang tidak ia ke...
1.4K 129 68
ini kisah 7 anak laki laki yang harus sama sama berjuang untuk melawan kehidupan mereka yang kejam, ada pula kisah percintaan mereka yang sangat meny...