[FF BTS] You In Danger

By Wellashey

218K 22.5K 1K

[SELESAI] Sebuah organisasi yang di bentuk oleh pemerintahan Korea Selatan, dan berasal dari perintah Preside... More

Intro
You In Danger 1 : Danger I
You In Danger 2 : Danger II
You In Danger 3 : Danger III
You In Danger 4 : Danger IV
You In Danger 5 : We Are Bulletproof I
You In Danger 6 : We Are Bulletproof II
You In Danger 7 : We Are Bulletproof III
You In Danger 8 : We Are Bulletproof IV
You In Danger 9 : We Are Bulletproof V
You In Danger 10 : We Are Bulletproof VI
You In Danger 11 : We Are Bulletproof VII
You In Danger 12 : Fire I
You In Danger 13 : Fire II
You In Danger 14 : Fire III
You In Danger 15 : Fire IV
You In Danger 16 : Fire V
You In Danger 17 : Fire VI
You In Danger 18 : Fire VII
You In Danger 19 : Butterfly I
You In Danger 20 : Butterfly II
You In Danger 21 : Butterfly III
Yon In Danger 22 : Butterfly IV
You In Danger 23 : Just One Day I
You In Danger 24 : Just One Day II
You In Danger 25 : Just One Day III
You In Danger 26 : Rain I
You In Danger 27 : Rain II
You In Danger 28 : Let Me Know I
You In Danger 29 : Let Me Know II
You In Danger 30 : Coffee I
You In Danger 32 : Serendipity I
You In Danger 33 : Serendipity II
You In Danger 34 : Serendipity III
You In Danger 35 : Singularity I
You In Danger 36 : Singularity II
You In Danger 37 : Singularity III
You In Danger 38 : The Truth Untold I
You In Danger 39 : The Truth Untold II
You In Danger 40 : The Truth Untold III
You In Danger 41 : Go Go
You In Danger 42 : Good Day
Outro
NEW STORY!!!
[My New Story] Black Memories | 00L

You In Danger 31 : Coffee II

2.7K 343 14
By Wellashey

Sebuah ruangan yang dihiasi oleh beberapa pigura dengan foto masa lalu di dalamnya itu tampak terang. Penghuninya sudah membuka tirainya sejak semalam karena ia lembur. Berbagai pekerjaan membuatnya ia semalaman tidak tidur dan memilih untuk duduk di ruang kerjanya. Bahkan saat ini pun ia masih berkutat dengan kertas dan pulpen yang di pegangannya.

Tok

Tok

Tok

Sebuah ketukan pintu terdengar. Si penghuni ruangan tampak menghiraukan hal tersebut dan tetap fokus dengan kertas yang di lihatnya serta file yang sedang ia buka di laptopnya.

Kemudian seseorang masuk dengan sebuah nampan berisi teh hangat dan beberapa kudapan di tangannya. Laki-laki tersebut berjalan mendekati meja kerja si penghuni ruangan. Lalu ia menaruh nampan tersebut di sudut meja, karena hanya disitulah ruang bagi nampan tersebut.

"Permisi pak, ada berita penting." Ucap laki-laki yang membawa nampan.

Si penghuni ruangan hanya diam tanpa menjawab bahkan ia masih melanjutkan aktivitasnya.

"Anak dari Jeon Joo Hyun yang bernama Jeon Jungkook masih hidup. Dan dia adalah anggota dari BTS." Ucap laki-laki yang membawa nampan.

Sepersekian detik kemudian si penghuni ruangan menghentikan aktivitasnya. Dengan frustasi ia melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya.

"Coba kau ulangi ucapanmu. Aku berharap jika tadi aku salah dengar." Ucap si penghuni ruangan.

Lalu si pembawa nampan pun mengulangi ucapannya yang tadi. "Anak dari Jeon Joo Hyun yang bernama Jeon Jungkook masih hidup. Dan dia adalah anggota dari BTS."

Si penghuni ruangan menghela nafasnya dengan berat karena masalahnya kian berdatangan dalam kurun waktu yang berdekatan.

"Awasi gerak-geriknya. Jika dia melakukan hal yang membahayakan bagi kita, maka berbuatlah sesuatu." Ucap si penghuni ruangan tersebut dengan matanya yang lelah.

"Maksud anda?" Tanya si pembawa nampan. Ia tidak mengerti dengan kata 'berbuat sesuatu' dalam kalimat tuannya.

"Bunuh dia jika membahayakan posisi kita." Ucapnya si penghuni ruangan sambil menatap salah satu pigurannya dimana terdapat foto dirinya bersama salah seorang yang diketahui bernama Jeon Joo Hyun.

Awalnya si pembawa nampan terkejut. Tapi karena ia sudah lebih dari 14 tahun berkerja dengan laki-laki tersebut, menjadikannya sudah hafal dengan sifatnya. Melakukan segala cara agar tujuannya tercapai walaupun harus membunuh orang sekalipun, itulah prinsipnya.

Karena apa gunanya pembunuh bayaran jika mereka ada di dunia ini? Bukannya untuk membantu seseorang seperti si penghuni ruangan?

"Ganti tehnya dengan kopi." Ucap si penghuni ruangan kepada di pembawa nampan.

"Tapi sejak semalam kau sudah menghabiskan satu liter kopi. Sebaiknya pagi ini kau minum teh hangat saja." Saran dari si pembawa nampan.

"Turuti saja kemauanku." Jawabnya.

"Baik."

***

Rumah, pukul 06.00.

Lalalalalalala
Lalalalalalala
Lalalalalalala
Lalalalalalala

You and me in the moonlight, ah
Byeol kkot chukje yeollin bam, ah
Pado sorireul teulgo chumeul chuneun i sungan
I neukkim jeongmal ttangnya

Sebuah alarm dengan lagu Twice berjudul 'Dance The Night Away' tersebut berbunyi memenuhi kamar Yoongi.

Sejak acara penghargaan, Yoongi mulai menyukai lagu tersebut. Menurut Yoongi selain musiknya yang enak didengar, musiknya pun sangat cocok untuk alarm.

Yoongi membuka matanya perlahan karena mendengar alarmnya berbunyi. Kemudian tangannya meraba-raba meja yang berada di samping ranjangnya untuk mencari ponselnya yang berdering tersebut.

Setelah mendapatkannya, Yoongi langsung menekan tombol mematikan alarm.

Yoongi sengaja memasang alarm pukul 6 pagi. Karena ada hal yang harus ia lakukan sebelum teman-temannya bangun. Karena biasanya teman-temannya akan bangun sekitar pukul 7 atau 8 pagi.

Yoongi duduk di tepi ranjang untuk mengumpulkan nyawanya. Sambil mengusap mukannya agar kantuknya sedikit hilang. Kemudian ia mengambil segelas air mineral di mejanya. Ia teguk hingga habis dan menyisakan beberapa tetes air.

Setelah dirasa cukup, Yoongi berjalan menuju meja komputernya. Ia menyalakan komputer tersebut lalu berjalan meninggalkan kamarnya menuju kamar mandi.

Ia sekedar mencuci mukanya dan buang air kecil. Setelah itu ia kembali ke kamarnya untuk menghadap ke komputer yang tadi ia nyalakan.

Ctak ctak ctak!

Yoongi mengetik sebuah nama di laman komputernya.

Lee Sang Yeob.

Ya. Yoongi sedang mencari data tentang laki-laki yang menurut adiknya merupakan orang yang mencurigakan dengan bekas luka jahitan di punggung tangannya sebagai buktinya.

Tidak butuh waktu lebih dari satu detik, data milik Lee Sangyeob pun muncul. Kemudian Yoongi mulai membacanya dengan seksama.

Dahi Yoongi mengernyit.

"Ada apa ini?" Tanyanya bingung. Karena ia merasa ada sesuatu yang janggal.

Yoongi beranjak dari kursinya. Ia berjalan cepat menuju kamar Jungkook. Ia hendak membangunkan Jungkook karena ia ingin menunjukan sesuatu kepada adiknya tentang data yang ia peroleh dari hasil pencariannya.

"Kemana dia?" Tanya Yoongi ketika tidak mendapati adiknya di kamarnya.

"Hyung?"

Yoongi menoleh. Rupanya Jungkook baru saja dari kamar mandi, terlihat jelas karena wajahnya masih ada sedikit tetesan air di bagian dahi dan dekat telinga.

"Oh Jungkook-ah! Ayo ke kamarku. Ada yang ingin ku tunjukan kepadamu." Ucap Yoongi kepada Jungkook.

Kemudian kedua laki-laki tersebut berjalan menuju kamar Yoongi.

Sesampainya di sana, Yoongi langsung menunjukan hasil pencariannya terhadap Lee Sangyeob kepada Jungkook. Jungkook membaca dengan seksama hasil pencarian Yoongi tersebut dengan mimik wajah yang serius.

"Kau lihat ada yang aneh dari data itu?" Tanya Yoongi.

Jungkook menatap Yoongi dengan serius. Lalu ia menganggukan kepalanya.

"Datanya tidak lengkap. Di sana hanya tertulis tentang pekerjaannya sebagai sekretaris menteri pertahanan. Tidak ada riwayatnya sejak ia lahir. Bukannya ini sangat aneh?" Yoongi menyatukan alisnya.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Kau tahu alasannya?" Tanya Jungkook.

"Ani. Ini baru pernah aku alami sejak empat tahun aku bekerja. Semua data yang ku cari pasti akan lengkap dengan memberikan catatan hidup seseorang dari lahir hingga sudah dewasa. Dari sekolah TK hingga perguruan tinggi pun tercantum. Tetapi kenapa milik sekretaris Lee tidak ada sama sekali?"

Yoongi dan Jungkook masih berfikir. Mereka memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dengan kurangnya data dari Lee Sangyeob. Sangat aneh dan perlu diselidiki lebih dalam lagi.

Tok

Tok

Tok

Sebuah ketukan pintu menggangu aktifitas Yoongi dan Jungkook.

Rupanya Jimin yang datang.

"Ternyat kalian di sini. Ayo kita sarapan." Ajak Jimin. Sedetik kemudian Jimin meninggalkan Yoongi dan Jungkook.

"Kita lanjut lagi nanti setelah pergi bertemu dengan Red Velvet. Kita bisa bicarakan soal ini dengan yang lain." Ucap Yoongi.

"Ne Hyung."

***

Completely Coffee, pukul 10.07.

Mereka duduk berdampingan sambil menunggu teman mereka datang. Niatnya Taehyung akan memesan kopi sekarang, tapi Seokjin mencegahnya, Sokjin ingin menunggu Red Velvet datang dulu barulah mereka memesan minuman atau makanan. Itu yang lebih sopan.

"Bagiamana jika nanti aku yang memesan minumannya? Kalian ingin pesan apa? Katakan sekarang. Biar nanti aku tidak perlu bertanya lagi kepada kalian." Ucap Taehyung.

Jimin menoleh ke arah Taehyung dengan tatapan heran. "Ada apa denganmu? Kau tidak sabar ingin minum kopi?" Tanya Jimin.

"Aniya.. Bukannya baik aku menawarkan diri untuk memesankan kalian minuman?" Bela Taehyung kepada dirinya sendiri.

"Aku pesan latte." Ucap Jungkook. Ia tidak terlalu menyukai kopi, sehingga ia memilih untuk membeli kopi susu.

"Oke! Aku juga akan memesan latte. Lalu yang lain? Kalian pesan apa?" Tanya Taehyung kepada teman-temannya.

"Flat white." Ucap Jimin akhirnya.

"Cappucino." Pesan Seokjin.

"Aku dan Namjoon pesan espresso." Ucap Hoseok.

"Aku pesan mochaccino." Ucap Yoongi.

"Oke! Akan ku ulangi. Aku dan Jungkook memesan latte, lal-"

"Annyeonghaseyo.."

Hafalan Taehyung terpotong oleh sapaan Red Velvet yang baru datang. Seketika ingatan Taehyung tentang pesanan teman-temannya hilang terbawa angin.

"Apa kalian sudah lama menunggu kami?" Tanya Wendy.

"Ah aniyo.. Kami juga baru datang lima menit yang lalu. Tidak usah khawatirkan kami." Ucap Jimin.

"Ne arraseo." Wendy tersenyum membalas ucapan Jimin.

Kini BTS duduk berhadapan dengan Red Velvet. Mereka saling bertukar senyuman walaupun sebenarnya hati Red Velvet penuh dengan pertanyaan.

"Aku akan memanggil pelayan." Ucap Taehyung sembari tersenyum ramah.

"Bukannya kau sudah menghafalkan pesanan kami? Kenapa harus memanggilnya? Kau saja yang ke sana." Ucap Jimin.

"Aku lupa." Bisik Taehyung. Jimin mentertawakannya.

Taehyung mengangkat tangannya lalu dilambai-lambaikan. Kemudian seorang pelayan melihat lambaian tangan Taehyung, dengan segera pelayan tersebut menghampiri meja yang ditempati oleh BTS dan Red Velvet.

"Flat white lima." Ucap Joohyun. Ia memesankan minuman untuknya serta keempat temannya.

"Kalian menyukai menu yang sama?" Tanya Seokjin.

"Aniyo. Hanya untuk mempermudah dia menuliskan menu yang kita pesan. Karena kita terdiri dari banyak orang." Jawab Joohyun sembari tertawa.

"Ohhhahahaha.." Tawa Sokjin terdengar kaku. Pasalnya ia merasa bahwa BTS akan membuat pelayannya bekerja lebih berat dengan menuliskan tujuh menuju yang berbeda dari ketujuh anggota BTS. Tidak terpikir oleh Seokjin tentang yang dipikirkan oleh perempuan dihadapannya.

"Jangan dipermasalahkan. Aku hanya bercanda. Kami berlima memang menyukai flat white. Kau dan teman-temanmu bisa memesan apa yang kalian inginkan." Ucap Joohyun kemudian tertawa. Lagi. Apa boleh buat Seokjin pun ikut tertawa walaupun sebenarnya ia malu karena terlalu serius dengan ucapan Joohyun yang sebenarnya hanya candaan.

Seokjin menghela nafasnya dengan lega. Ia pikir perkataan Joohyun serius.

"Taehyung-ah, cepat katakan pesanan kami. Bukannya kau tadi sudah menghafalnya?" Tanya Seokjin.

Taehyung kerkejut dengan ucapan hyung-nya. Mau tidak mau ia berusaha untuk mengingat apa yang tadi ia dengar dari para temannya itu.

Taehyung memejamkan matanya yang menurutnya dapat membantunya mengingat.

"Latte dua, cappucino satu, mochaccino satu, espresso dua, dan flat white tambah satu." Ucap Jungkook.

"Ne. Sudah semua?" Tanya pelayan tersebut.

Taehyung menoleh ke arah Jungkook. Ia tersenyum kepadanya. Jungkook tahu arti dari senyuman hyung-nya. Artinya adalah terimakasih.

"Sudah." Jawab Taehyung.

"Kalau begitu mohon ditunggu sebentar." Ucap pelayan tersebut sembari tersenyum. Kemudian ia kembali ke kasir.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Joohyun kepada Namjoon.

Namjoon setengah terkejut oleh ucapan Joohyun yang tiba-tiba.

"Ehm.. Kami ingin meminta maaf kepada kalian." Ucapnya.

"Karena kami sudah berkata tidak pantas kepada kalian, seharusnya kami lebih hati-hati dalam berkata. Lalu kami juga ingin berterimakasih kepada Sooyoung-ssi dan Seulgi-ssi yang sudah membatu kami dalam menyelesaikan kasus beberapa hari yang lalu." Lanjutnya.

Kelima perempuan di hadapan BTS hanya diam. Mereka mendengarkan dengan seksama ucapan Namjoon yang terdengar tulus itu.

"Kami pasti akan memaafkan kalian. Dan terimakasih karena kalian sudah menghargai kerja keras kami." Ucap Sooyoung dengan senyuman kecilnya.

"Mianhae sooyoung-ah.." Ucap Taehyung dengan nada penuh penyesalan.

Semua mata kini tertuju kepada Taehyung. Pasalnya anggota BTS lainnya jarang sekali melihat Taehyung yang seperti saat ini.

"Kenapa kau minta maaf kepadaku?" Tanya Sooyoung.

"Bukannya kau marah denganku?" Taehyung justru balik bertanya.

"Ehmm.. Sebenernya aku memang marah denganmu kemarin. Karena sikapmu berbeda dengan yang biasanya. Kau terlihat membenciku waktu itu." Ucap Sooyoung dengan menatap ke arah lain, matanya tidak bisa bertatapan dengan Taehyung.

"Mianhae, aku tidak akan mengulanginya lagi." Ucap Taehyung berjanji.

Sooyoung menatap Taehyung. Kemudian keduanya saling bertukar senyuman.

"Yedeura! Bagiamana kalau kita bicarakan soal kasus bom milik negara kita yang dicuri oleh Korea Utara?" Tanya Jimin kepada teman-temannya.

"Permisi, ini pesanan anda." Ucap pelayan yang tiba-tiba datang dengan kehadirannya yang tidak di sadari oleh BTS dan Red Velvet.

Pelayan tersebut memindahkan beberapa gelas dari namapannya ke meja. Kemudian ia kembali ke dapur untuk mengambil pesannya lainnya.

Setelah pelayannya pergi, semua mata tertuju kepada Jimin.

"Kita bicarakan ini dilain tempat. Jangan asal bicara di tempat umum. Bahaya jika orang lain mengetahuinya. Mungkin mereka akan panik dan ketakutan." Ucap Namjoon menasehati Jimin.

Jimin menyesali perbuatannya. Ia hanya menganggukkan kepalanya ketika mendapatkan nasihat dari hyung-nya.

"Bagaimana kalau setelah menghabiskan kopi ini kita pergi kerumah kami dan bahas soal kasus?" Usul Seokjin.

"Maksudmu kita semua pergi kerumah BTS untuk membahas kasus?" Tanya Seulgi memastikan.

Seokjin menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Seokjin-hyung benar, hanya di rumah kami tempat yang aman untuk berdiskusi." Hoseok menambahkan.

To be continue

Mumpung belum mulai kuliah ya, bisa fast update. Gatau entar kalo udah mulai kuliah hehe 😂😂 ku harap kalian bisa mengerti dan masih akan setia dengan FF ini.

Continue Reading

You'll Also Like

75.3K 6.9K 12
Atur saja hidupku, aku tidak apa.
4.9K 824 15
@misochan_05 Jeon Jungkook, pemuda tampan yang memiliki hidup penuh warna bersama teman-temannya ternyata mempunyai masa kecil kelam yang tidak ia ke...
66.3K 6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
196K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...