The Guardian Angel #ODOCTheww...

By Alvacchi_

47.9K 3.1K 122

(Tidak akan direvisi, jadi maklumi kalau masih ada banyak kekurangan. Cerita ini dibuat tahun 2018) Fallen An... More

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
EPILOG

Bab 11

920 93 1
By Alvacchi_

The Guardian Angel

.
.
.
.
.
.
.

"Kak Linus?" tebak Felix ragu.

Pemuda bersurai hitam pendek dengan iris kuning madu itu berdiri di depan tubuh Shimizu yang tengah menatap kosong. Ponsel di tangannya ia jatuhkan.

Aroma mawar bercampur arang yang menguar di udara membuat pemuda itu siaga. "Sialan. Sepertinya kali ini aku mundur dulu," ucapnya kesal, lalu mengangkat sebelah tangannya ke udara. Tiba-tiba muncul sebuah perisai berbentuk segi lima dengan bagian bawah menyatu tajam. Aura kuning menguar dan menyebar di tubuh Fallen Angel spesialis bertahan tersebut.

Setelah menggumamkan beberapa kalimat untuk membuat perisai menjadi transparan, Felix kembali mengubah senjata bertahannya menjadi lebar. Hal itu dilakukannya agar Linus tidak mencium jejaknya setelah ia pergi.

"Padahal tadi aku tidak mencium aroma Kak Linus, tapi kenapa tiba-tiba ...?" setelah mengatakan itu, tubuh Felix langsung menghilang menjadi asap. Meninggalkan Shimizu yang tiba-tiba sadar dengan keadaannya.

"A-aduh," lirih perempuan berambut hitam sebahu tersebut. Dia mengedarkan pandangannya dengan lirih sembari masih memegangi kepalanya. "Dimana aku?"

Saat menunduk, barulah gadis itu menemukan ponselnya dalam keadaan menyala di atas tanah.

Dari : TsukkiAtha-chan

Kau dimana? Di toilet tidak ada.

"Tsukki-chan?" ucapnya ragu menyebutkan nama pengirim pesan di ponselnya. Baru saja sang gadis akan mengambil ponsel, suara geraman keras muncul dari arah belakangnya.

'Gggrrmmmhhhhhh....'

Punggung Shimizu menegang. Dia merasakan aliran darahnya memanas dan membuat jantungnya menggila. "A-apa itu tadi?" gumamnya tidak berani menoleh.

Sebelah tangannya terangkat dan mengusap tengkuk sebelum akhirnya berlari.

Dan bertepatan dengan sesosok laki-laki yang berlari menyergap tubuh Shimizu dan menggoreskan pedang berbilah tipisnya pada punggung lunak manusia.


Jeritan tertahan keluar dari mulut Shimizu saat dengan cepat pemuda itu menutup mulut gadis itu dengan tangannya.

***

Embusan napas panjang keluar dari mulut gadis berambut cokelat tersebut. Surai sebahunya ikut bergoyang saat empunya mengedarkan kepalanya ke segala arah.

"Sebenarnya dia ke mana 'sih?" gumam Athala sedikit kesal karena tak menemukan Shimizu di toilet yang seharusnya. "Padahal dia sendiri yang memintaku untuk datang, kenapa tidak ada?" netra jade sang gadis tertuju kembali pada layar ponselnya yang tidak menunjukkan datangnya pesan balasan dari Shimizu.

Melihat keadaan sekeliling yang minim cahaya, membuat gadis 17 tahun itu teringat kembali peristiwa yang membuat salah satu senpainya belum ditemukan sampai saat ini.

Bulu roma gadis setinggi 160 cm itu berdiri saat angin musim dingin menyapu wajahnya seolah menelusup masuk melalui pori-pori jaket tebalnya. Athala memejamkan matanya rapat-rapat, menggumamkan beberapa do'a yang diharapkan bisa menenangkan jantungnya yang sekejap menggila.

Bolamata di balik kelopak mata itu bergerak-gerak sebelum akhirnya perlahan membuka ....

Menampakkan sosok berambut hitam yang berdiri sembari mendekatkan wajahnya di depan wajah Athala. 

"Hai, Nona. Kita bertemu lagi," ucap Linus dengan senyum tipis yang menghias di wajahnya.

Athala membelalakkan matanya. Gadis itu menarik napas untuk pasokan paru-parunya, setelah itu lengkingan keras keluar dari mulut gadis bersurai cokelat tersebut.

***

Bukan. Bukan maksud Linus menertawakan reaksi Athala saat membuka matanya dan menemukan wajah pemuda itu berada tepat di depannya.

Melihat wajah Athala yang memerah menahan kesal dan amarah membuat Linus tak kunjung menghentikan kekehannya.

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipi halus sang laki-laki berjuluk Fallen Angel tersebut. Membuat si empunya terdiam, namun masih menatapi gadis di depannya dengan sorot jenaka.

"Kau! Apa maksudmu melakukannya padaku, hah?!" seru Athala kesal. "Kau pikir aku tidak takut, hah! Aku kira tadi hantu, sialan!" telunjuk gadis itu bahkan teracung di depan wajah Linus yang kini menaikkan alisnya. Merasa tertantang karena gadis setengah denoir di depannya berani menunjuk wajahnya.

"Aku hanya kebetulan lewat, setelah mencari seseorang tentunya," sahut Linus. Sementara itu gadis di depannya malah mengacak rambut frustrasi.

Jantung Athala masih belum ternetralkan sepenuhnya setelah kejadian tadi. "Terserah apa alasanmu, tapi sungguh hal itu tidak lucu, Tuan," tekan gadis itu.

Linus terdiam. Secercah perasaan bersalah menerpa hatinya. "Maaf," ucapnya pelan. "Aku hanya penasaran melihatmu sendirian di tempat ini." pemuda itu ikut mengedarkan pandangannya. "Ah ya, namaku ..," jeda laki-laki setinggi 189 cm tersebut. "Linus."

"Tsukishima," sahut Athala menyebut marganya. Netra jade tersebut menatapi lawan jenis di depannya sebelum embusan napas keras dari gadis itu muncul. "Maaf juga, seharusnya aku tidak menamparmu. Salahmu sendiri mengagetkanku." tatapan sinis perempuan tersebut membuat Linus terkekeh.

"Baiklah, kita impas." tubuh Linus terdiam setelah mengucapkan kalimat itu. Lebih tepatnya dia mencoba berkonsentrasi dengan sesuatu yang tiba-tiba memunculkan wujudnya di kegelapan gang dekat toilet umum yang harusnya sedikit ramai.

"Nona ... Tsukishima, boleh aku meminjam tanganmu?" tanya Linus sembari mengulurkan sebelah tangannya pada sang gadis. Sementara itu, Athala menatap sangar laki-laki di depannya.

"Tidak mau!" seru gadis itu sembari menarik tangannya menjauh.

Jangan-jangan, orang ini ... hentai ..., batin gadis berambut cokelat tersebut panik.

Linus merasakan beberapa hawa dexter dari jauh, tengah mengarah kemari. Sepertinya aroma harum jiwa denoir di depannya sudah bisa tercium hingga wilayah lain. Tidak ada waktu lagi selain membawa kabur gadis itu dari bahaya.

Netra hitam Linus menatap Athala tajam. "Maaf, Nona, tapi sepertinya aku harus memaksa," ucapnya lalu meraih kedua tangan gadis beriris jade dan dibawanya melompat ke depan dalam sekali hentakan. Bertepatan dengan sebuah tangan besar bercakar hitam milik monster neraka tiba-tiba menyerang tempat Athala berdiri.

Teriakan kencang keluar dari mulut gadis yang dipeluk oleh Linus saat keduanya berguling di tanah untuk menghindari serangan.

Geraman keras keluar dari mulut bulat penuh gigi tajam yang meneteskan liur.

A-apa ... itu ...? Batin gadis setinggi 160 cm itu menutup mulutnya tepat setelah tubuhnya terlepas dari pelukan pemuda yang baru dikenalnya.  Athala menoleh cepat pada Linus, pemuda lancang yang berani menariknya, walau sejujurnya ia harus berterimakasih karena telah diselamatkan. "Apa itu?" pekik sang gadis manusia tertahan menatapi tubuh tujuh ekor dexter yang masing-masing setinggi dua kaki.

"Dexter," jawab Linus tanpa menoleh. "mereka kemari mengincarmu. Sudah kubilang padamu untuk menjauhi daerah gelap," tekannya dengan nada dingin.

Sinar matahari yang terhalangi oleh tembok dan atap dari beberapa gedung tak terpakai membuat suasana menjadi remang. Baru gadis itu sadari akan kemiripan suara pemuda di depannya dengan kemunculan orang misterius di hari hilangnya Irimi.

Kapan dia mengatakannya?!

Sebelah tangan Linus terangkat, lalu muncullah sebilah pedang hitam tipis yang ujungnya bersinar bagai terpantul cahaya matahari.

Dia! Athala kini ingat dengan kejadian malam itu tepat saat kilatan pedang milik Linus menyilaukan mata, membuatnya juga teringat saat pemuda itu mengacungkan pedang padanya.

Gadis manusia itu menutup mulutnya tidak percaya. Netranya menatapi Linus yang kini terlihat dengan mudahnya mengalahkan satu-persatu monster mengerikan itu. Monster yang wujudnya sama dengan makhluk yang membunuh Irimi Sina.

Perlahan Athala mengambil langkah mundur. Baru beberapa langkah sampai punggung gadis itu tiba-tiba menyentuh sesuatu yang keras.

Geraman keras disusul embusan napas panas menerpa bagian belakang tubuhnya. Athala menoleh perlahan dan menemukan sosok serupa monster tengah membuka mulutnya hendak melahap kepala gadis itu.

Gadis manusia itu menghirup napas panjang hingga akhirnya teriakan kencang keluar dari mulutnya. Bertepatan dengan sebilah pedang yang meluncur lurus melewati tubuh Athala dan menusuk tepat di jantung monster setinggi dua kaki tersebut.

Tubuh dexter tersebut memuncratkan darah yang berhasil membasahi jaket tebal sang gadis.

"Jauhi dexter, jauhi kegelapan. Aku sudah mengatakannya tepat saat pertemuan pertama kita," ujar dingin pemuda Fallen Angel tersebut menatapi potongan tubuh dexter yang makin lama makin mengering hingga menjadi abu.

Baru saja Athala mencoba untuk melupakan bayangan menakutkan yang menghantuinya setiap malam, kini gadis itu harus menerima kedatangan makhluk yang lebih mengerikan dalam kehidupannya. Siapa lagi kalau bukan Linus?

Perlahan kegelapan merayapi kesadaran gadis manusia yang menjadi calon reankarnasi dari Imanuella.

***

Homenhahai~~😭 makin lama kumakin yakin kalau ceritaku makin gaje dan makin jelek dan makin makin makin makin makin nyasar jauh dari outline😭😭😭

Trivia :

*Hentai : orang mesum

😂😂😂😂

Continue Reading

You'll Also Like

3.9K 1.1K 40
Cinta terlarang seringkali berakhir menyedihkan diantara dua makhluk berbeda spesies. Kisahnya dimulai dari seorang gadis keturunan manusia dan elf...
18.2K 1.9K 29
Remake story from Vkook- Mi amor, Jungkook by ohooman . . Donghyuck mencap dirinya sebagai seorang asexual karena tidak pernah tertarik pada siapa pu...
2.4K 555 45
Oliver namanya. Mendengar isi kepala orang adalah rutinitas yang sebenarnya Oliver benci setiap harinya. Benar, Oliver punya kemampuan istimewa. Tapi...
2.8K 193 13
RAW NOVEL TERJEMAHAN No edit (mtlnovel.com) Detail Judul Singkat : IWFYDIDN Judul Asli : 我在黑夜等你的黎明 Status : Completed Author : Jun Jue Genre : Drama...