THE WAR GALAXY

By ParkSeRyung

20.8K 3.4K 2.2K

#Rank 25 in Superpower | 19-05-2020 #Rank 5 in scifi | 23-01-2019 #Rank 1 in Action | 26-12-2018 #Rank 3 in F... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31

Chapter 19

509 119 118
By ParkSeRyung

🎶Playlist🎶

Stray Kids - Voices

(Sebenernya yang lagi promo itu yang My Pace tapi lagu ini yg ngena banget di chapter ini 😂 dukung Stray ya...streaming MVnya biar menang di chat musik 😉)
.
.
🚩Rules 🚩
🐙Follow🐙
🐍Vote🐍
🐣Komen🐣
.
.
.

Pada akhirnya mereka semua kembali ke balai kota Baracky dan mulai melatih kekuatan mereka masing-masing. Bahkan Raidon telah membangun pusat pelatihan rahasia diantara pusat sumber daya negeri mereka, yang dulunya adalah tempat gersang dan tandus dengan guntur menggelegar, kini telah ia sulap menjadi sebuah arena berlatih yang sangat berbahaya sekaligus menakjubkan.

Sinb meyakini dengan mereka berlatih disekitar sumber daya tersebut, mereka akan dengan mudah mengembangkan kekuatan mereka. Sinb, Jennie maupun Mina pun melakukan hal yang sama yaitu berlatih, disamping mereka mengawasi kesembilan ksatria itu dalam berlatih. Sesekali Arriona mengunjungi Aaron dan berbicara banyak hal bersama Demian, seperti saat ini.

"Sepertinya kalian berlatih cukup keras." Ucap Arriona yang tangannya kini menyeka dahi Aaron dan Demian bergantian. Sinb yang melihatnya dari jauh hanya mampu mendesah. Ia tidak bisa melakukan itu kepada Demian dan hal itu membuatnya sedih tapi lagi-lagi fikirannya mengatakan, bahwa ia harus cukup bersyukur bahwa akhir-akhir ini Demian tak lagi mendebatnya.

"Apa yang kau harapkan Hwang? Dia tidak mendebatmu akhir-akhir ini, seharusnya kau bersyukur untuk itu kan?" Guman Sinb pada dirinya sendiri.

Sinb masih memperhatikan mereka dari jauh, tanpa ketiga orang itu sadari. Mereka masih melanjutkan percakapan mereka.

"Ya, ini adalah usaha terakhir untuk menyerang Czar, bagaimana kita tidak berlatih keras? Kau cukup tau bukan? Pria tua itu sangat tidak mudah untuk di tangani." Omel Aaron dan Arriona mengangguk paham.

"Bagaimana jika akhirnya kita tidak bisa menang?" Ekspresi Arriona berubah khawatir dan itu cukup menyita perhatian Aaron maupun Demian.

"Ini pertama kalinya aku melihatmu nampak khawatir." Aaron tak pernah melihat sisi Arriona yang seperti ini.

"Aku tidak pernah mengatakan bahwa kita akan menang. Tapi setidaknya mereka bisa mengingat jika apa yang mereka miliki saat ini bukanlah milik mereka sepenuhnya." Ucap Demian dan saudara kembar itu hanya mendesah.

Sinb masih mengamati mereka sampai Mina menepuk bahunya pelan. Sinb pun menoleh dan memandangnya seolah bertanya.

"Kalau itu mengganggumu, kenapa kau tak bergabung dengan mereka?" Sinb tak menyangka jika Mina mengetahui perasaannya terhadap Demian. Sinb yang malu seketika merasa kikuk.

"Semenjak kapan kau tau?" Tanyanya dan Mina tersenyum sambil menggendikkan bahunya, kemudian berlalu begitu saja. Sinb sangat kesal, tidak cukup Jennie saja yang bertingkah menyebalkan dan sekarang ditambah Mina? Ada apa dengan mereka berdua sebenarnya?

"MYOUI MINA!" Pekik Sinb yang membuat ketiga orang yang sedang bercakap itu seketika menoleh, memandang Sinb heran.

"Ada apa?" Demian bertanya dan Sinb yang kikuk seketika menggeleng, berbalik dan pergi begitu saja.

"Dia semakin aneh saja." Cibir Aaron.

"Kurasa dia sangat tertekan." Komentar Arriona.

"Sepertinya aku harus menyusulnya." Demian akan pergi tapi Aaron menghalanginya.

"Tidak usah, biarkan saja dia." Cegah Aaron. "Kau sudah cukup menjadi pengasuhnya selama ini. Dia butuh belajar bagaimana caranya menjadi dewasa." Lanjut Aaron.

"Benar, dia separuh makhluk bumi dan dibesarkan disana juga. Kurasa ia butuh banyak waktu untuk berfikir untuk menjadi dewasa." Bahkan Arriona mendukung kembarannya itu, pada akhirnya Demian tak melakukan apapun, hanya memandangi Sinb yang berjalan menjauh.

Disisi lain, Genio, Linux dan Raidon sedang sibuk membuat sebuah pasukan yang akan membantu mereka jika saatnya tiba untuk bertempur.

"Jadi apa kita akan membuat pasukan Cybrog sama seperti Czar?" Raidon bertanya dengan antusias. Sementara Genio dan Linux nampak termenung memandang rancangan mereka yang berbentuk hologram tersebut.

"Apa itu tidak terlalu menyiksa mereka? Aku lebih suka berurusan dengan mesin dan menciptakan robot secanggih mungkin dari pada menyakiti para prajurit untuk menjadi bahan uji coba dalam membuat pasukan seperti mereka." Akui Genio dan Linux pun mengangguk membenarkan.

"Aku pikir semua pasukan ku siap untuk melakukan apapun untuk membela negeri ini." Kata Raidon dengan yakin.

"Kenapa kita tidak membuat sesuatu berdasarkan sumber daya yang ada disini saja?" Denta datang dan mengusulkan sesuatu.

"Apa maksudmu, pasukan dengan kekuatan petir?" Linux menduga.

"Ya, itu bisa juga bukan?" Kata Denta dengan semangat.

Genio tersenyum. "Itu tidak terlalu buruk, terima kasih Denta aku akan memikirkan ini sembari berlatih." Ucap Genio.

"Jadi? Kita membutuhkan waktu lagi untuk mempelajarinya?" Linux bertanya dan Genio mengangguk.

"Ah...Tidak semudah yang kita bayangkan." Keluh Linux.

"Jangan menyerah, aku akan selalu mendukung kalian." Raidon memberikan dukungannya.

"Ya, aku juga akan siap membantu kalian. Kapan pun kalian membutuhkan ku." Denta pun tak mau kalah dengan Raidon untuk memberikan dukungannya.

---***---

Tristan dan Nero masih berada di Egio yang merupakan tempat tinggal Pangeran Enzio. Keadaan Tristan sudah lebih baik dari sebelumnya dan Nero terlihat sedang memeriksa pesawat mereka. Tanpa mereka tau, Elliot terus memperhatikan mereka, berusaha mengamati setiap gerak-gerik mereka berdua dan melaporkannya kepada pangeran Enzio.

Seperti saat ini, pria itu datang menemui pangeran Enzio dan melaporkan semua kegiatan kedua ksatria itu.

"Bagaimana mereka berdua? Apakah kau menemukan sesuatu yang mencurigakan?" Tanya Enzio dan Elliot menggeleng.

"Tidak ada pangeran, Nero sepertinya mempercayai ucapan kita dan Tristan? Aku sedikit meragukannya." Kata Elliot membuat Enzio tersenyum.

"Semenjak dulu, ia memang lebih mempercayai Ayah dari pada kami. Biarkan saja dia, yang terpenting sekarang aku ingin menemui gadis keturunan Lev itu. Bukankah ia ada di Baracky?" Tanya Enzio yang membuat Elliot penasaran.

"Kenapa anda ingin menemuinya pangeran? Apakah ini tidak terlalu cepat?" Kata Elliot.

"Tentu ini terlalu cepat tapi ibu sudah menghubungiku untuk segera kembali ke Mozarky. Aku harus melakukan sesuatu sebelum kedua kakakku itu mengetahui keberadaan para keturunan Lev tersebut. Meskipun Ayah tau, Ayah tidak akan memberitahukan kepada siapapun dan karena itu mereka mengutus Tristan dan Nero untuk mencarinya." Terang Enzio yang membuat Elliot mulai mengerti.

"Jadi, apa yang perlu saya lakukan sekarang pangeran?"

"Siapkan kendaraan, aku akan menyamar dan pergi ke Baracky!" Pinta Enzio.

"Baiklah, saya akan menyuruh Eldor untuk menyiapkan pasukan untuk mengikuti anda." Ucap Elliot.

"Tidak Elliot!" Enzio menggeleng. "Aku akan pergi sendiri." Tolaknya.

"Apa ini tidak terlalu berbahaya Pangeran?" Elliot menunjukkan wajah tegangnya.

"Tidak, aku bisa mengatasi ini sendiri. Kau hanya perlu menyiapkan kendaraan dan juga jangan sampai siapapun tau tentang kepergianku." Pinta Enzio dan Elliot pun mengangguk paham.

---***---

Mina sedang berlatih dengan Aiden dan Xeno terus mengawasi mereka seolah sedang berusaha mengawasi istrinya saat berbicara dengan pria lain. Axel da Jennie yang semenjak tadi hanya bermain-main, kini datang mendekat dan berusaha untuk menggoda Xeno.

"Awas! Matamu bisa keluar!" Ejek Exel santai, sambil merangkul bahu Xeno.

"Kurasa Mina lebih cocok dengan Aiden." Jennie yang mulai jahil, seketika pandangan tajam Xeno teralih kepadanya.

"Bung, kau tidak boleh memandang wanita seperti itu. Apa aku perlu memberimu trik bagaimana cara menakhlukan wanita?" Bisik Axel yang secara tidak langsung membela Jennie dan beberapa kali mengerlingkan matanya.

Xeno mendesah dan memandang mereka berdua bergantian. "Sepertinya kalian berdua memang cocok." Komentar Xeno yang kini berjalan meninggalkan mereka.

"Terima kasih bung!" Axel merangkul Jennie dan terlihat kegirangan.

"Cocok dari segi mananya?" Pekik Jennie yang tak terima begitu saja.

"Kekonyolan kalian." Jawab Xeno tanpa melihat.

"WHAT? APA KAU INGIN KU TENDANG?" Teriak Jennie kesal dan Axel segera mendekap tubuh Jennie saat gadis itu berusaha untuk mengejar Xeno.

"Jangan menggunakan kekuatanmu untuk memberontak, kalau sampai kau menggunakan sedikit saja kekuatanmu. Aku akan menciummu di depan mereka, tidak sembunyi-sembunyi lagi seperti sebelumnya!" Bisik Axel yang seketika membuat Jennie kesal dengan wajah meronanya.

"Sialan kau!" Umpat Jennie dan apa yang dilakukan Axel.

Chu~

Ciuman singkat di bibir Jennie, membuat gadis itu shock. Xeno segera menarik Mina pergi dan Aiden masih menganga menatap kedua makhluk aneh tersebut.

"KAU..." Axel mengacungkan dari telunjuknya, sehingga membuat Jennie berhenti berkata-kata.

"Itu hukuman untuk umpatan yang kau berikan. Jika kau tak berhenti mengumpatiku atau bahkan menindasku, aku akan menghukummu lebih parah dari ini." Kata Axel yang santai tapi syarat dengan ancaman.

Jennie pun mendengus dan meninggalkan Axel begitu saja. Ia sangat malu, kesal dan marah dalam bersamaan.

"Lexia tunggu..." Axel pun mengejar Jennie.

"Apa mereka berdua sudah menikah? Uh, mereka tidak seharusnya mempertontonkan kemesraan mereka di depan umum seperti ini. Itu adalah tindakan yang tidak sopan." Komentar Aiden yang memang terkesan cukup polos itu, baginya adegan seperti itu hanya boleh dilakukan bagi seseorang yang sudah menikah.

Sementara Xeno masih menarik Mina untuk segera pergi bersamanya. "Xeno, ada apa?" Tanya Mina dengan suara lembutnya. Selama berjalan tadi, Mina berusaha untuk menebak tentang apa yang membuat Xeno aneh saat ini.

Mereka berhenti ditengah lorong yang sepi dengan minim pencahayaan. Xeno memandang wajah Mina yang terlihat berseri-seri saat tersorot oleh pencahayaan disekitar. Merasa tersyihir dengan pesona cantik nan anggun seorang Mina.

"Putri Sierra..." Lirih Xeno dan Mina diam, memperhatikan Xeno sekaligus menunggu kelanjutan dari perkataan Xeno. Tapi Xeno terlihat kesulitan untuk mengatakan kelanjutannya.

"Apa? Katakan saja." Desak Mina saat ia merasa Xeno tak ingin melanjutkan perkataanya. Mina sebenarnya merasa sangat gugup dengan situasi seperti ini, saat mereka berduaan dan membuat detak jantungnya bergerak tak karuan. Entah semenjak kapan? Suara Xeno seperti sebuah petir yang terus memompa jantungnya lebih cepat dan cepat lagi.

Xeno menghela nafas lagi dan mulai mengatakan sesuatu. "Aku tak suka melihatmu berlatih dengan Aiden." Ungkap Xeno tiba-tiba membuat Mina bingung dan Mina merasa Xeno bertambah aneh saja setelah mengatakan ini.

"Kenapa? Apa ada yang salah dengan latihan kami?" Tanggap Mina dan Xeno menggeleng.

"Aku hanya tidak suka saat melihatmu tersenyum kepadanya." Mina seketika terkejut dengan mulut menganganya.

"Kenapa?" Tanya Mina lagi.

"Karena aku menyukaimu putri Sierra." Akui Xeno yang kali ini membuat Mina membekap mulutnya sendiri karena terlalu terkejut.

---***---

Hati Sinb gunda, rasa khawatir memenuhi fikirannya dan ia juga terganggu dengan kehadiran Arriona yang terus menempel pada Demian.

Kalau di ingat-ingat, ini sudah lebih dari sebulan mereka berlatih dan Sinb merasa bersyukur karena Raidon benar-benar memperhatikan mereka, mulai dari pembuatan arena berlatih yang hanya diselesaikan dalam waktu beberapa minggu saja dengan bantuan sumber daya dari Deroky, Adisty dan bantuan membiayaan dari Demian. Sinb tidak mengerti, sebenarnya seberapa kayanya Demian sampai bisa membiayai semuanya dengan mudah, mendatangkan beberapa barang untuk pembangunan dengan jalur exspress tentunya membutuhkan biaya besar dan Demian sangat mudah untuk menangani itu.

Sinb juga memikirkan tentang pasukan yang akan dibuat oleh Genio dan memaksimalkan kekuatan para Ksatria. Ditengah kelelahannya dalam mencoba untuk memikirkan setiap hal, lagi-lagi ingatannya teralihkan pada bayangan Arrion dan Demian, keakraban mereka sungguh sangat mengganggu Sinb

Sinb sangat iri dan itu juga sangat berbanding terbalik dengan dirinya saat hanya berdua dengan Demian. Hanya ada pertengkaran! Selalu saja mereka berdebat dan Sinb merasa selamanya mereka akan seperti itu.

Ditengah kegundahan hatinya, Sinb memilih untuk mendengarkan beberapa musik dari erphonenya. Beberapa waktu lalu Genio berhasil mendesain erphone yang sesuai dengan bumi bahkan ia mengisi beberapa musik dari bumi.

And if you don't mind
I would like to live the lie
That I will survive
And if you don't mind
I would love to slip away
And leave your world behind

Musik terus mengalun dan Sinb terhanyut didalamnya saat tiba-tiba sosok asing mengganggu ketenangannya. Sinb menoleh dan mendapati seorang pria duduk, memandangnya dengan senyuman yang memikat, jika saja tidak dalam kondisi seperti sekarang.

Mood Sinb sangat jelek, itu dapat dipastikan saat ekspresinya tak menunjukkan senyuman atau sambutan hangat bagi pria dihadapannya ini.

"Apa maumu?" Pertanyaan yang cukup singkat dan dingin.

Pria itu nampak tersenyum yang membuatnya terlihat semakin menawan. "Menemui keturunan Lev." Ucapnya yang membuat dahi Sinb mengirut.

"Kau siapa?" Tanya Sinb dengan waspada. Mengerahkan beberapa angin untuk menerjang pria itu tapi dengan mudaj ia tangkis. Dari situ Sinb dapat menyimpulkan siapa pria ini?

"Pengendali udara? Apa lagi yang ingin kau tunjukkan kepadaku? Keluarkan saja semuanya dan aku akan membuatnya hilang." Katanya yang kini berjalan mendekati Sinb yang terus berjalan mundur.

"Kau pengendali pikiran, putra terakhir Czar kan?" Sinb masih ingat dengan perkataan Demian beberapa waktu lalu dan Enzio yang mendengarkannya tersenyum puas.

Enzio tiba-tiba berhenti, tak melanjutkan langkahnya.

"Aku senang kau mengenalku sebelum aku memperkenalkan diriku kepadamu." Kata Enzio membuat Sinb mendesah.

"Apa yang membawamu kemari?" Tanya Sinb dingin membuat Enzio semakin tertarik saja.

"Melihatmu." Enzio melangkah lagi tapi Sinb menghentikannya.

"Berhenti dan tetap disitu!" Perintahnya dan Enzio tak bisa menggerakkan dirinya dan lagi-lagi pria itu tersenyum.

"Kau boleh percaya atau tidak? Belum ada yang berhasil mengontrol ku selama ini." Dan Enzio lolos begitu saja dari kontrol Sinb yang seketika membuat gadis itu terkejut.

"Kenapa? Kau terkejut?" Enzio terus berjalan dan kali ini, ia menggunakan kekuatannya.

"Diam dan tetap berdiri!" Pinta Enzio dan Sinb pun tak bisa menggerakkan tubuhnya lagi.

Enzio mendekat dan semakin dekat. Bahkan jarak mereka hanya beberapa inci. Sinb dapat merasakan hembusan nafas Enzio dan sebaliknya. Pria ini memandang wajah Sinb seksama dan bahkan tangannya berani menyentuh wajah Sinb.

"Brengsek! Singkirkan tangan kotormu itu dariku!" Umpat Sinb yang membuat Enzio tertawa.

"Baiklah, mulai dari sekarang aku akan memperlakukanmu dengan baik. Aku tidak bermaksud tidak sopan kepadamu, hanya saja aku terlalu menganggumi. Jujur, ini pertama kalinya aku melihat seorang wanita yang tangguh sepertimu." Ungkap Enzio dan Sinb yang sangat marah, memilih mengabaikan ucapan Enzio.

"Aku tau kau marah tapi dimasa depan, kita akan hidup bersama dan aku berjanji kepadamu akan memperlakukanmu dengan baik. Jadi bagaimana kalau kau ikut dengan ku sekarang?" Tawar Enzio dan Sinb segera menggeleng.

"Jangan pernah berharap!" Pekik Sinb dan Enzio tertawa.

"Mungkin sekarang kau menolakku tapi nanti jika aku memiliki penawaran yang besar dan menggiurkan. Aku akan datang kepadamu dan ku pastikan kau tidak akan menolaknya."

"Reika!" Suara itu adalah suara Demian.

Enzio pun segera menjauh dan melepaskan pengaruh kekuatannya dari Sinb membuat gadis itu jatuh begitu saja.

Demian yang melihat Sinb terjatuh ke lantai segera menolongnya. "Apa yang terjadi?" Tanya Demian dan Sinb terlihat menghiraukannya, memilij mencari keberadaan Enzio.

Sepertinya ia sudah pergi dengan meninggalkan sebuah chip dan Sinb pun menyembunyikannya dari Demian.

"Reika!" Demian memanggil namanya untuk kedua kalinya lagi dan kali ini Sinb tersadar, memandang Demian dengan mata menerawangnya.

"Apa yang terjadi? Aku merasakan energi yang kuat disini." Ungkap Demian membuat Sinb menelan ludahnya.

"Aku sedang berlatih." Kata Sinb yang terlihat berusaha mati-matian menutupi kegugupannya.

"Kenapa disini? Bukankah didalam lebih memungkinkan?" Demian merasa aneh dan dia menduga bahwa ada yang disembunyikan oleh Sinb.

"Benarkah? Kau sedang tidak berbohong kepada ku kan?" Tanya Demian.

"Kenapa kau berkata seperti itu? Kau pikir aku berbohong?" Sentak Sinb yang jujur saja membuat Demian terkejut.

Meskipun selama ini mereka sering berdebat dan saling mencibir tapi mereka tak saling membentak seperti ini.

Demian segera meraih tubuh Sinb. "Apa yang kau..." Sinb hendak memprotes tapi berhenti saat ia merasa Demian mendekapnya.

Hangat! Sinb merasakan kehangatan itu.

"Aku tau ini menyulitkanmu dan sudah ku katakan untuk tak menghadapinya sendiri. Ada aku dan yang lainnya, kita bersatu disini untuk mencapai tujuan bersama. Kau tidak sendirian, perlu kau ingat itu." Ucap Demian.

Untuk beberapa saat Sinb merasa tersentuh tapi di lain sisi, ia merasa jika apa yang di katakan Demian akan ia katakan kepada yang lainnya. Dan untuk kenyataan yang seperti ini, Sinb hanya mampu menangis tanpa bersuara dalam dekapan Demian.

Mungkin untuk selanjutnya, Sinb berjanji akan menjadi tangguh dan tak akan menunjukkan bentuk kelemahan jenis apapun dihadapan mereka bahkan jika itu menangis.

Sinb akan menahannya untuk kebaikan bersama. Terutama untuk Mina dan Jennie yang akan selalu mengandalkannya.

-Tbc-

Dari kemarin ditanyai The War mulu 😂

Tapi anehnya votenya nggak meningkat-meningkat 😳

Mau nyampek 1K aja susahnya minta ditabokin Aaron 😅

Tolong ya...yang biasa baca tapi belum vote diusahakan...minimal Vote, kalau bisa juga Komen...Lebih bagus lagi follow!

Ya uda sekian 😂

DIHARAP SAUDARA-SAUDARA JANGAN BAPER!
😆😆😆

T H A N K S
🙏🙏🙏

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 361K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
73.9K 8.8K 17
[DILARANG PLAGIAT] Karena sebuah makanan yang sedang viral, orang-orang menjadi zombie? # 1 - kelompok (Jum'at, 18 Oktober 2019) # 1 - bertahanhidup...
38.5K 372 27
Kemana kakimu membawa lari jauh-jauh pulangmu tetap aku
3.8K 974 14
Karena keasikkan membaca sebuah novel web genre romance sampai subuh, Keyluna lupa mengerjakan laporan praktikum miliknya. Setelah selesai mengerjaka...