Her Mistake His Regret

Bởi Eunnie00

858K 43.3K 3.5K

◇◆◇◆ BOOK 2.2 ◆◇◆◇ malay story| COMPLETE Highest rank : #7 in romance, 24 July 18 #... Xem Thêm

B L U R B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
preview
S2 | Prologue
※1※
※2※
※3※
※4※
※5※
※6※
7
8
※9※
※10※
※11※
※12※
13
※14※
※15※
※16※
※17※
※18※
※19※
Epilogue
◇DEMELISE◆
◇EUNNIE00◆
A SINGLE TRUTH
100K

※End※

14.4K 640 126
Bởi Eunnie00








H E R
M I S T A K E

H I S
R E G R E T


∽※∽※∽※∽




Dibiarkan tubuhnya diheret oleh lelaki psiko itu ke dalam rumah itu .



Meski seluruh tubuh merasai kesakitan , didiamkan sahaja demi rancangannya . Jelas , terasa belakang tubuh berpijar apabila lelaki itu membuang tubuhnya bersahaja ke lantai . Kepala terhantuk , menambahkan jaluran kesakitan yang merasuk seluruh tubuh . Telinga jadi peka pada sebarang bunyi disekelilingnya , serentak detak jantungnya menggila . Menampar -nampar pekungan dada.
Desah nafas terkejar-kejar , sedaya upaya cuba dinormalkan semula agar tidak memancing perhatian lelaki itu . Dalam diam , tangan dikepal erat menahan debaran didadanya .

Derapan langkah kasut lelaki itu jelas kedengaran , bergerak ke sudut kirinya disusuli bunyi dentingan aneh dan bunyi barang diselongkar .
Perlahan-lahan mata dicelikkan , memerhati tindak tanduk bekas doktor itu . Rasa loya anak tekaknya apabila melihat situasi sama seperti insiden 2 tahun lalu . Masih pisau pembedahan  menjadi mainan kesukaan lelaki itu . Dalam sedar , ingatan lampau kembali menjengah diri . Menghadirkan ketakutan yang sama . Bukan perkara baru .

Dengan kudrat yang tersisa , tubuh dipaksakan berdiri . Mata menjeling tajam belakang tubuh lelaki itu bersama satu rasa dan semangat baru .

Senyuman Luke meleret , masih 'bermain' dengan pisau halus itu .
" baguslah kau dah stop berlakon " ujar Luke , menoleh sekilas pada Elise dengan senyuman sinisnya .
"—— memang niat aku kali ni untuk benarkan kau cuba pertahankan nyawa kau . So, sila gunakan peluang ini baik-baik ye ? " sinis provokan Luke , seraya menyimpan semula pisau itu dan mengeluarkan picagari yang sudah terisi dengan cecair berwarna unggu cair .

" this is a poison . Boleh kata macam ... racun bisa ular . " seringai lelaki itu , tertawa halus apabila melihat riak wajah Elise yang berubah sedikit pucat . Picagari itu diangkat separa wajahnya ,
" —— sekali sahaja racun ini masuk dalam salur darah manusia ... kau hanya ada masa 3 minit sahaja sebelum .... dum ! " ketawa Luke berpanjangan , seakan seorang psikopat .



Pisau lipat dalam poket  disentuh dari luar jeans , merasai sekali lagi kewujudan satu-satunya senjata yang dia punya . Sama ada ia akan berguna atau hanya sia-sia . Ditelan sahaja segala ragu-ragu yang meruncing dalam diri . Mata bertentangan dengan lelaki itu . Meski sedar bekas doktor itu melakukan semua ini atas tiket dendam , namun masih tersisa rasa kasihannya buat lelaki itu . Dendam ... benar-benar racun yang paling merbahaya dalam diri manusia . Menghilangkan segala hati nurani sebagai seorang insan . Hanya kerana sebuah dendam .
Benarlah , dendam memakan diri .


Sama sepertinya , dendam membawa dia ke hari ini . Dendam buat keluarganya ... dendam pada orang-orang yang menyakitinya dimasa lalu . Dendam pada orang yang menyakiti insan yang paling dia sayang dalam dunia ini . Anaknya . Namun, dendam ini tidak akan mampu mengembalikan apa yang sudah hilang darinya , apa yang sudah dibawa pergi darinya . Tidak . Segalanya masih sama . Anaknya tidak bisa dihidupkan semula , kepahitan dan trauma masa remajanya tidak mampu diubati . Masih terkenang , tersimpan mati dalam benak memorinya . Tiada apa yang berubah dengan membalas dendam . Malah , kesakitan yang dirasai semakin berganda . Tidak langsung berkurang .


" kesakitan dalam hati you ... " perkataan Elise menarik minat Luke . Bertentang mata kedua mereka .
" —— akan hilang ke kalau you bunuh I ? Hilang ke rasa sakit ... rasa kosong dalam diri you dengan membalas dendam ? "


Renungan mata Luke berubah gelap dan datar , tiada senyuman lagi yang bertahta dibibir lelaki itu . Hanya kekosongan . Terkesan dengan perkataan Elise . " apa kau cuba lakukan ni hum Kimberlin ? Cuba nak ubah pendirian aku ? "

Elise melepaskan hela berat yang tanpa sedar ditahan sejak tadi , " yes , itu memang niat I . I nak tahu jawapan dari pendirian you sebab ... walaubagaimanapun , I pernah memilih laluan yang sama dengan you . Kebencian yang wujud dalam hati you ... pernah wujud dalam dada I "
Biasan kehibaan terbias dibirai mata Elise saat terkenang segalanya . Wajah Luke ditatap sekali lagi . " —— soalan I ... hati you rasa puas ke lepas buat semua ni ? Lepas balas dendam pada orang-orang yang menyakiti you sebelum ini ? Sebab pada I ... rasa sakit tu tak pernah hilang walau macammana teruk I hukum orang -orang itu . Malah , lagi sakit dada I . Sepertinya kesakitan itu merebak lebih liar selepas I balas dendam . Jadi , tolong jawab pertanyaan I .... berbaloi ke ... you balas dendam .. " lirih persoalan Elise , tersisa kehibaan dan kedukaan sendiri . Birai matanya menghangat .


Pegun  . Perkataan itu yang selayaknya digambarkan berdasarkan riak wajah Luke . Lelaki itu terdiam , mungkin sahaja memikirkan sebaiknya butir perkataannya atau mungkin dia salah . Mungkin lelaki itu langsung tidak kisah , langsing tidak terkesan dengan sesi luahan rasa ini . Mungkin ini hanya taktik kotornya .


Lambat-lambat segaris senyuman terbit dibibir Luke . " aku terlupa pulak ... kau pun pernah lalui rasa yang sama . Aku akui , apa yang kau katakan itu betul . Aku hukum mereka seteruk mana sekali pun , masih tak mampu hidupkan abang aku yang mati . Tak mampu bebaskan adik aku yang dipenjarakan . " decitan sinisnya menyusul , keningdijungkit sebagai memprovok wanita dihadapannya .
" —— tapi aku rasa puas hati bila nampak orang -orang itu merintih rayu pada aku . Minta belas kasihan aku . Mengharapkan kemaafan aku . Merayu-rayu ... itu jawapan aku . Sebab aku bukan kau Kimberlin . AKu tak lemah ... macam kau " selaran Luke membuatkan Elise tergamam .




" then , you patut hukum orang yang selayaknya dihukum . I tak ada kena mengena dengan hidup you Luke . Why ? Kenapa you nak hukum I atas kesalahan yang I langsung tak buat ? Salah apa I pada you dan keluarga you ! "

Sedar-sedar sahaja , lelaki itu sudah berada dihadapan wajahnya . Serentak , rahangnya dicengkam kuat oleh Luke . Dipaksa mendongak , merenung tepat ke  wajah lelaki itu .

" letakkan kesalahan itu pada Demerez . Sebab kau adalah satu-satunya kelemahan terbesar dia . Kau kekasih dia . Kesakitan kehilangan kau akan lebih layak buat lelaki tu atas apa yang dia dah buat . Lagipun, kau bukan sahaja dapatkan kasih dia malah , Judah juga . Kau ... adalah kelemahan mereka berdua . Tak akan semudahnya aku lepaskan peluang emas ini kan ? Hanya dengan kau seorang , aku mampu hukum dua sekali gus . Kau ... senjata terbaik aku Kimberlin "

Elise menahan air mata yang ingin lolos dari birai matanya . Bibir yang bergetaran diketap lemah . " then ,  forgive me " ujarnya lantas menikam dada Luke tepat dibahagian jantung dengan pisaunya . Sepasang mata bekas doktor itu sedikit terbuntang namun perlahan-lahan senyuman kecil terbit dibibirnya . Menyentak Elise yang masih menggenggam erat senjatanya .


Tanpa amaran , tubuhnya didakap oleh Luke . Merapatkan tubuh mereka dalam kata lain , menambahkan tekanan pisau yang menikam dada lelaki itu . Elise terkesima . Jelas kaget dengan tindakan lelaki itu .

" thanks ... s-sebab ... ta-tam-tamatkan ... pe-penderi-ritaan ah-aku ... " serak dan lirih perkataan Luke , masih mendakap tubuhnya . Seketika , Elise merasakan bahunya basah . Basah dengan air mata lelaki ini . Esakan lemah Luke kedengaran halus menampar gegendang telinganya sebelum tubuh lelaki itu melorot jatuh ke lantai . Sempat dipaut tubuh bekas doktor itu .


Wajah Luke ditatap dengan rasa yang lain  . Kehibaan jelas menyelubungi jiwa Elise . Dipapah kepala lelaki itu dalam rangkulan lengannya . Mata sempat melirik pisau yang tertanam  jauh ke dalam dada lelaki itu . Darah mengotori bahagian dadanya .

" w-why ? "

Segaris senyuman meniti dibibir lelaki itu . " b-bet-tul ca-cakap kh-kau . Ke-sakitan tu ... t-tak pernah h-hilang . A-aku t-tak pernah ... r-rasa g-gembira ... m-makin t-ter-seksa "

" tapi kalau you beritahu I awal-awal. Kita boleh .. boleh elak ! You tak perlu —— "


" ini ... y-yang a-aku nak . Aku d-dah letih . A-aku nak reh-rehat . Aku dah tak be-berdaya "

" macam mana dengan adik you nanti bila dia dah bebas huh ? Apa perasaan dia kalau dia tahu .. you fikir tak perasaan dia nanti macam mana huh ! I—    I call ambulans ! "

Lengan Elise ditahan , menghalang wanita itu dari bergerak . Luke menggeleng , sebelum memejamkan matanya sesaat dua . " racun tu dah merebak dalam badan aku . Dah tak guna "

Ra-racun ?  

Terbuntang luas sepasang mata Elise lantas dia bangun , membaringkan tubuh Luke dilantai . Bergegas dia ke arah sudut ruangan itu . Meja yang dipenuhi dengan pelbagai barang pribadi milik Luke dipandang sebelum anak matanya memaku pada picagari itu . Picagari yang baru ditunjukkan oleh Luke . Yang berbeza hanya , jumlah isipadu cecair 'racun'  dalam picagari itu . Hanya .. tinggal sisa . Sisa !

" so , kau b-boleh t-tidur lena . S-sebab b-bukan kau ya-yang b-bunuh aku . A-aku sen-sendiri "

Lemah kaki Elise . Kedua lututnya goyah . Terduduk dirinya dilantai simen itu . Lelah . Lelah dengan segala yang berlaku . Tiada apa yang mampu dia lakukan . Hanya mampu pegun . Sehinggalah , dia terdengar hela berat dan tersekat-sekat dari lelaki itu . Air matanya merembes keluar bersama esakan halusnya . Pantas , dia memaksa diri menghampiri doktor itu . Melutut dirinya disisi Luke , mengenggem erat tangan lelaki itu . Menghantar kehangatan buat terakhir kalinya .

" ja-jangan u-ulangi ... ke-kesi-lapan ah aku , hum ? "

Elise hanya menangis , esakan yang halus berubah sendu dan erangan hiba . Tersisa derita nada nadanya .

" ja-jangan putus asa ... dalam me-mencari ke-kebaha-hagian kh- kau , don't s-stop t-trying ! "

Sunyi sepi . Hanya kedinginan tangan Luke dalam genggam tangan hangatnya yang tertinggal . Tiada lagi hela nafas selain dirinya . Kaku . Kosong jiwa Elise tika ini sebelum kedengaran derapan langkah yang berlari ke arah mereka .


" Elise "

Tangisan dan air mata yang masih tersisa diwajah , esakan dan sendu yang masih dilagukan dibibir . Elise menoleh , membalas tatapan sepasang mata milik Demerez Black .













Kelopak mata dipejam seraya nafas panjang dihela lemah . Serentak , segala bayangan silam , setiap insiden yang pernah berlaku padanya kembali terlayar dibenak memori . Seakan satu tayangan di layar perak . Sehinggalah , terasa kehangatan menyelubungi tangannya . Mata pantas dicelik , menoleh ke sisinya .

Wajah Demerez memenuhi pandangan matanya . Sepasang mata lelaki itu yang setia merenungnya , redup memerhatikan diri ini . Tiada bicara menjadi penghubung jiwa mereka , hanya dengan renungan mata penuh kasih itu mampu menghantar seribu satu kedamaian dalam diri masing-masing . Pantas , Elise menarik tubuh Demerez . Memeluk erat tubuh sang kekasih . Ingin merasai kehangatan itu sekali lagi . Inginkan perasaan dimana tubuhnya diselimuti kehangatan yang begitu mendamaikan .

Belakang tubuh Elise , Demerez usap lembut . Memberi kehangatan yang dicara oleh wanita kesayangannya .
Sebelah lagi tangannya naik mengelus rambut Elise .

" its okey sayang . I'm here and I love you " bisik lelaki itu , halus dan lembut mengelus gegendang telinga Elise .




There is no room for 'its too late ' , no because every ending is a new beginning . Its based on our mindset , how do we accept every single things happened in our life . Happiness is not when we have everythings we desire , but we cherish what we could have .
That's what happiness means for me.

-eunnie00-











Tangan mengusap lembut batuan seramik pusara isterinya .






Senyuman meniti dibibir Marcuez , melirik nama isterinya yang terpahat diseramik itu . Air mata kegembiraan menitis ke pipi , diseka halus . Jambangan bunga yang diikat hanya dengan reben putih itu dileraikan . Tangkai bunga ros putih itu diletakkan satu persatu diatas pusara isterinya yang terkorban dalam dendam manusia . Rasa tidak puas hati manusia . Isterinya merupakan seorang pendakwa raya , yang terlibat dalam kes pendakwaan ke atas ... kesalahan adik perempuan Luke yang kini sedang menjalani hukuman penjara . Mungkin benar , isterinya salah dalam memihak pada pihak pendakwa kes ini dan mungkin adik perempuan doktor itu dianiaya , dan tidak bersalah . Namun begitu , isterinya hanya melakukan tugasnya sedaya yang termampu dengan bukti- bukti yang wujud . Tiada manusia yang sempurna dan tidak pernah melakukan kesilapan . Mungkin benar , isterinya tersalah langkah tika itu . Masih , tidak menjadi tiket yang membenarkan Luke menghukum isterinya dengan kematian . Masih ... masih ada undang-undang untuk menyelesaikan masalah antara mereka . Itu sebabnya diwujudkan sebuah perundangan .

Namun, dia lupa . Undang-undang tidak mampu menghalang mahupun menandingi kekuatan sebuah emosi dan perasaan manusia untuk mencapai segala kemahuannya .


Kerana , dirinya sendiri mempergunakan status dan undang-undang bagi melunaskan dendamnya pada lelaki itu . Dia membenarkan emosi merasuk dirinya daripada berfikir sewarasnya . Dia lolos dan tunduk pada emosi . Membiarkan diri tenggelam ,lemas dalam dendam sendiri .



" Tuan Marcuez "


Lambat-lambat Marcuez menoleh . Bertentang mata dengan beberapa pegawai polis sejawatannya sebelum ini . Ketegasan yang jelas terpancar diraut wajah sahabatnya itu membuatkan senyuman Marcuez hambar . Lantas , lelaki itu melirik buat kali terakhir pada pusara kekasih hatinya . Menitipkan ungkapan cinta dan rindunya buat sang isteri dalam hati sebelum dia berdiri . Kedua tangan disatukan seraya disua pada pegawai polis itu . Tangannya pantas digari .




Mahkamah telah memutuskan bahawa yang tertuduh Ins. Marcuez bersalah atas kesalahan membunuh mati Cik Derin Velerina pada tarikh dan waktu yang tertulis . Persetujuan sudah dimeterai dan mahkamah memutuskan yang tertuduh dihukum gantung sampai mati .




Akhirnya , dia bisa kembali bersatu dengan sang kekasih hati . Senyuman isterinya memenuhi ruang fikiran Marcuez . Menghadirkan ketenangan dalam jiwanya .













Pada masa yang sama , pintu penjaranya dikuak dari luar . Lantas namanya diseru warden wanita itu .








Puan Carla menghampiri warden itu , masih kebingungan . Sehinggalah warden itu menyampaikan berita yang sudah lama dia tunggu meski kadang kala dia hanya berputus asa .



" Puan Carla, tahanan 7892 , anda dibebaskan mulai hari ini "



























Hangat ciuman lelaki itu pada bibirnya . Dahi saling bersentuhan , membuatkan Elise membuka matanya . Merenung tepat ke wajah belahan jiwanya . Nafas hangat menampar wajah masing-masing .
Kebisuan jadi penyatu dua hati mereka . Tangan Demerez naik mengelus halus sisi wajah Elise , senyuman tidak lekang dari kedua-dua wajah mereka . Kegembiraan jelas terbias dibirai mata . Juga , senyuman dibibir sama berkongsi rasa . Tiada lagi beban didada , tiada lagi kekosongan dalam hati mereka . Kini, kekosongan itu sudah terisi . Terisi dengan cinta dan kasih suci .


Sekali lagi , bibir mereka bertaut . Lembut . Menghantar jaluran rasa hangat ke jiwa masing-masing . Sebelah tangan Demerez memaut tangan Elise .




" let's get married "


∽※∽※∽※∽※∽※∽※∽※∽◆

THE END

NEXT || RANDOM

Content:

※EPILOGUE

※EUN's JOURNAL [ coretan sya sendiri sepanjang journey menulis HER MISTAKE HIS REGRET from s1 hingga ending s2 ]

Plus : Saya harap this part bring a smile on your face ❤






Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

406K 16.4K 48
[C O M P L E T E D] Farrid Affiq , lelaki yang disukai ramai gadis. Nampak serious tapi siapa tahu hati dia kan. Saat umur 13tahun, dia telah jatuh h...
11.2K 564 55
Afieq Danniel. Manusia yang beku yang hanya boleh ditundukkan dengan 'cinta'. "Apa yang aku mintak tak susah. Bunuh dia. Kau anggap jer nyawa dia tu...
5.6M 302K 71
[Complete] 1st romance Known as I N A R A INARA - Satu-satunya anak perempuan Tan Sri Irshad. Shopping? Ratu Gossip? Mulut lepas? Ya, itulah...
1.4M 90.6K 57
AYLANA ILARIA Gadis kecil yang menyimpan perasaan suka terhadap seorang senior disekolahnya. Luahkan perasaan? Aylana tidak seberani itu. Hanya watt...