[FF BTS] You In Danger

By Wellashey

219K 22.6K 1K

[SELESAI] Sebuah organisasi yang di bentuk oleh pemerintahan Korea Selatan, dan berasal dari perintah Preside... More

Intro
You In Danger 1 : Danger I
You In Danger 2 : Danger II
You In Danger 3 : Danger III
You In Danger 4 : Danger IV
You In Danger 5 : We Are Bulletproof I
You In Danger 6 : We Are Bulletproof II
You In Danger 7 : We Are Bulletproof III
You In Danger 8 : We Are Bulletproof IV
You In Danger 9 : We Are Bulletproof V
You In Danger 10 : We Are Bulletproof VI
You In Danger 11 : We Are Bulletproof VII
You In Danger 12 : Fire I
You In Danger 13 : Fire II
You In Danger 14 : Fire III
You In Danger 15 : Fire IV
You In Danger 16 : Fire V
You In Danger 17 : Fire VI
You In Danger 18 : Fire VII
You In Danger 19 : Butterfly I
You In Danger 20 : Butterfly II
You In Danger 21 : Butterfly III
Yon In Danger 22 : Butterfly IV
You In Danger 24 : Just One Day II
You In Danger 25 : Just One Day III
You In Danger 26 : Rain I
You In Danger 27 : Rain II
You In Danger 28 : Let Me Know I
You In Danger 29 : Let Me Know II
You In Danger 30 : Coffee I
You In Danger 31 : Coffee II
You In Danger 32 : Serendipity I
You In Danger 33 : Serendipity II
You In Danger 34 : Serendipity III
You In Danger 35 : Singularity I
You In Danger 36 : Singularity II
You In Danger 37 : Singularity III
You In Danger 38 : The Truth Untold I
You In Danger 39 : The Truth Untold II
You In Danger 40 : The Truth Untold III
You In Danger 41 : Go Go
You In Danger 42 : Good Day
Outro
NEW STORY!!!
[My New Story] Black Memories | 00L

You In Danger 23 : Just One Day I

3.7K 396 45
By Wellashey

Kantor Polisi, 01.22.

Salah satu polisi bernama Yook Sungjae bersama dengan Jungkook sedang berada di ruang interogasi. Mereka berdua hendak menginterogasi Kang Daniel, laki-laki yang diduga sebagai pelopor tersebar luasnya pill bernama Butterfly. Pill yang sudah menyebabkan lebih dari 40 orang meninggal akibat mengkonsumsi lebih dari 10 kali.

Kini Kang Daniel duduk di hadapan Sungjae dan Jungkook sambil menatap keduanya dengan malas. Masker hitam di wajahnya sudah di lepas, terlihatlah wajah Daniel yang terbilang tampan, sayangnya ada luka jahitan di sudut dagunya.

"Tolong jawab pertanyaan kami dengan jujur. Jika kau berbohong, maka hukumanmu akan bertambah." Polisi Yook membuka suaranya.

"Bagiamana kau tahu kalau aku berbohong atau jujur?" Tanya Kang Daniel sembari tersenyum meremehkan.

"Kami sudah mempunyai banyak bukti dan informasi tentang identitasmu bahkan pelanggaranmu. Jadi jangan berani untuk berbohong." Jawab Sungjae dengan kesabarannya yang masih dapat ia kendalikan. Kalau saja kesabarannya habis, bisa-bisa hidung Kang Daniel akan mengeluarkan darah oleh pukulannya.

"Kalau sudah ada bukti dan informasi kenapa aku harus diinterogasi? Kalau begitu langsung saja antar aku ke penjara!! Kau tau? Itu namannya buang-buang waktu!!" Kang Daniel meninggikan suaranya.

Brakkk!!!

Jungkook memukul meja di hadapannya dengan keras. Ia menatap Kang Daniel dengan tatapan tajam, tetapi Daniel tidak takut bahkan berbalik menatap Jungkook.

"Apa???" Kang Daniel melunjak.

"Patuhi perintah atau aku akan menaruh pisau di hadapanmu!" Ancam Jungkook.

Kang Daniel adalah seseorang yang pobia terhadap benda tajam. Karena ibunya meninggal akibat bunuh diri dengan menancapkan pisau, cutter, dan gunting ke tubuhnya sendiri. Kang Daniel yang waktu itu masih duduk di bangku SMA sangat syok dan ketakutan hingga mengalami pobia terhadap benda tajam.

Akhirnya Daniel mengalah, ia menghilangkan tatapan tajamnya. Kemudian mengalihkan pandangannya ke arah tembok.

"Apa yang tau tentang pill Butterfly?" Tanya Sungjae.

"Itu pill yang dibuat oleh temanku, Chungha. Wanita yang juga kalian tangkap. Wanita itu frustasi karena tidak diterima 24 pekerjaan yang berhubungan dengan bidangnya. Lalu ia ingin melampiaskannya sehingga ia membuat pill tersebut. Aku yang pengangguran hanya ingin mencari uang dengan mudah dan dengan penghasilan yang lumayan." Jawab Kang Daniel.

Jungkook kagum dengan jawaban yang diberikan oleh Kang Daniel. Begitu lengkap dan sangat detail, bahkan tanpa diminta. Padahal pertanyaan lainnya masih menunggu, tetapi jawabannya sudah mencakup semua pertanyaan yang akan diajukan oleh Sungjae.

Laki-laki yang bernama Kang Daniel itu hanya ingin urusannya cepat selesai.

Karena semuanya sudah jelas dan keterangan yang dibutuhkan sudah terpenuhi, polisi Yook memutuskan untuk menyudahi interogasinya.

Kini giliran Kim Chungha yang di interogasi. Wanita itu terlihat polos. Bahkan sejak awal ia terus menundukan kepalannya tanpa berani untuk menatap wajah polisi Yook dan Jungkook.

"Sepertinya kau wanita yang baik, hanya saja dendammu terlalu menguasai dirimu makannya kau berbuat hal buruk." Ucap Sungjae.

Chungha mengangkat kepalanya, lalu menatap Sungaje dengan matanya yang menunjukan amarah.

"Aku mengakui semuanya. Aku yang membuat pillnya. Puas??!!" Perempuan itu berteriak.

Sungjae tersenyum. "Mudah sekali menginterogasi kalian berdua." Batinnya.

Setelah semua urusan BTS di kantor polisi sudah selesai, mereka kembali ke rumah. Malam itu jalanan sangat sepi. Tentu saja. Karena siapa yang mau pergi malam-malam seperti ini, kecuali memang ada kepentingan. Seperti BTS.

Yoongi menyetir dan yang lain tidur di mobil.

***
Rumah, pukul 07.00.

Pagi sudah tiba. Tetapi rumah BTS masih ramai dengan suara dengkuran. Ya. Mereka masih tidur karena kelelahan semalam. Mereka baru bisa tidur di kamar pukul tiga. Untuk mencapai jam tidur yang normal dan sehat, yaitu delapan jam, maka mereka harus bangun pukul 11 siang.

Tetapi, ada salah satu di antara ketujuh anggota BTS yang sudah bangun. Jimin.

Dia sedang sibuk berbalas pesan dengan perempuan yang disukainya saat pertama kali bertemu di bar. Kang Seulgi. Kini ponselnya terdapat dua SIM card. Yang satu untuk berkomunikasi dengan Seulgi dan yang satu untuk urusan pekerjaan terutama grup chat BTS yang biasa membahas soal kasus.

Ia harus membeli nomor baru untuk berkomunikasi dengan Seulgi lewat ponsel. Mana mungkin ia memberikan nomor telepon aslinya kepada orang di luar urusan pekerjaan? Jimin amggota BTS harus pintar-pintar menyembunyikan identitasnya.

Tringg

Sebuah notifikasi muncul dari ponsel Jimin.

Bukan pesan dari Seulgi, melainkan email dari polisi Kim.

Melihat siapa yang mengirimkan email, Jimin menghela nafas kesal. "Kenapa dia mengirimku email?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Ahhh... Yoongi-hyung masih tidur, jadi komputernya masih mati. Pasti polisi Kim juga mengirim email ke email milik BTS. Apa kasus kali ini sangat penting sampai dia mengirim email kepadaku?"

Jimin membuka email dari Kim Minseok.

"WHOAAA!!! DEABAKK!!!" Teriak Jimin ketika melihat isi email yang dikirim Kim Minseok kepadanya. Ia melupakan sementara pesan dari Seulgi karena terkejut dengan isi pesannya. Ia tidak menyangka akan mendapatkan pesan seperti itu kali ini.

Jimin beranjak dari tidur di ranjangnya dan berlari menuju kamar Namjoon sambil senyuman yang merekah. Ia tidak pernah merasakan sebahagia ini sebelumnya.

"Hyung! Hyung! Bangunlah... Ada berita penting!! Aku mendapat email dari polisi Kim!" Jimin mengguncang-guncangkan tubuh Namjoon dengan antusias. Masih dengan senyuman lebarnya.

"Hmm??" Namjoon perlahan membuka matanya dengan malas. Lalu ia berusaha duduk walaupun kepalanya masih ingin diistirahatkan.

"Ada apa?" Tanyanya.

"HARI INI KITA MENDAPATKAN LIBUR!!" Teriak Jimin.

"Mwo?? Musun soriya??" Tanya Namjoon masih tidak percaya.

"Kita hari ini libur hyunggg.. Tidak ada kasus yang harus kita garap untuk hari ini!!" Jawab Jimin.

"Jinjja?? Jinjjayo??"

Jimin menganggukan kepalanya dengan semangat.

"Tunggu apa lagi. Ayo bangunkan yang lain!" Namjoon mengangkat pantatnya untuk berdiri. Kini kantuknya langsung hilang oleh kabar bahagia yang dibawa Jimin. Ia merasa bahwa tidur bisa membuang waktu libur mereka yang hanya 24 jam itu.

Dengan langkah yang sangat bersemangat, Jimin dan Namjoon menghampiri satu-persatu kamar kelima anggota BTS.

Awalnya mereka menolak untuk bangun, tetapi ketika Namjoon dan Jimin memberitahu berita bahagia yang Jimin dapat, mereka langsung membuka matanya dan lupa dengan rasa kantuknya.

Kemudian mereka berkumpul di ruang tengah.

Kini mereka akan mendiskusikan hal yang akan dilakukan di hari libur yang sangat langka tersebut.

"Bukannya tidur lebih baik? Kapan lagi kita punya waktu tidur yang lama?" Usul Yoongi. Matanya masih setengah terpejam. Bahkan kepalannya ia senderkan di bahu Seokjin.

"Bukannya selama ini kita ingin pergi ke taman bermain?" Tanya Jimin.

"Belanja pakaian?" Usul Taehyung.

"Wisata kuliner?" Usul Seokjin.

"Aku ingin pergi ke kebun binatang." Ucap Jungkook.

"Sepertinya kencan dengan seorang wanita akan sangat menyenangkan." Ucap Hoseok.

"Arraseo arraseo.. Kita buat schedule saja. Bagaimana kalau pagi ini kita pergi bersama-sama, lalu pergi untuk urusan masing-masing pada malam hari?" Tanya Namjoon.

"Apakah kebun bitanag buka saat malam hari?" Tanya Jungkook.

"Kalau begitu kita tukar saja waktunya. Kita lakukan urusan yang kita inginkan pagi ini sampai pukul 3 sore. Lalu sisa waktunya kita pergi bersama-sama."

"Setuju." Ucap Seokjin.

"Aku setuju." Ucap Hoseok.

"Okeeee!!" Teriak Taehyung dengan semangat.

Yoongi dan Jungkook hanya menganggukkan kepalanya.

Lain dengan Jimin, ia sedang sibuk memikirkan rencana yang ingin ia lakukan pagi ini. "Kencan dengan Seulgi?" Batinnya.

***

"Aku akan bangun pukul 11. Setelah itu aku akan makan siang. Kemudian bermain game, mandi, dan pergi dengan yang lain. Oke, renacanaku sudah tertata." Gumam Yoongi sambil memasuki kamarnya yang menurutnya adalah surganya.

Yoongi menutup pintu kamarnya dengan rapat. Setelah itu ia menutup jendela serta tirainya. Ia ingin tidur dalam keadaan gelap, agar lebih terasa bahwa ia sedang tidur pada malam hari, bukannya pagi hari seperti saat ini.

Setelah semuanya sudah beres (kamar yang gelap), Yoongi menaiki ranjangnya dan menyelimuti dirinya dengan selimutnya.

Saatnya tidur.

"Semoga tidak ada mimpi." Ucap Yoongi sebelum memejamkan matanya. Menurutnya tidur yang paling lelap adalah ketika tidak didatangi mimpi. Karena mimpi membuatnya lelah, sama saja beraktivitas, hanya saja tempatnya dan ruangnya berbeda. Begitulah keyakinannya.

Berbeda dengan Taehyung dan Jimin. Mereka selalu ingin bermimpi berkencan dengan seorang wanita. Dan mimpi mereka akan terwujud menjadi kenyataan dengan adanya hari libur.

Jika Jungkook, ia selalu mimpi buruk ketika sudah tidur di ranjangnya. Ia selalu dihantui oleh mimpi buruk ketika tidur, tetapi ia tidak kapok untuk melakukan aktivitas tersebut. Karena tidur adalah hal yang penting dilakukan agar aktivitas lainnya bisa berjalan dengan lancar.

Ketika Yoongi sibuk dengan tidurnya, Seokjin kini sedang memeriksa isi kulkas di dapur. Ia memeriksa apakah bahan masakan masih lengkap atau tidak. Jika tidak ia akan berbelanja di toko.

Sendiri.

Karena yang lain sibuk dengan rencananya masing-masing.

"Sudah kuduga." Ucap Jin sambil memperhatikan kulkasnya yang hanya berisi tiga butir telur, satu helai daun bawang, dan susu.

Bahkan tempat penyimpanan beras sudah kosong. Ramen hanya menyisakan dua buah, gula dan garam sudah habis. Itu berarti Seokjin harus membeli bahan makanan hari ini.

Merasa ada seseorang di belakangnya, akhirnya Seokjin menoleh. Ternyata Namjoon. Ia sedang menuangkan air ke dalam gelas.

"Apa rencanamu hari ini?" Tanya Seokjin sembari mendorong pintu kulkas agar tertutup.

Namjoon menegak minumannya lalu menjawab pertanyaan Seokjin. "Menemani Jungkook ke kebun binatang."

"Oke."

Seokjin meninggalkan ruangan menuju kamarnya untuk mengambil handuk, ia hendak pergi mandi sebelum pergi berbelanja. Saat melewati ruang tengah, ia melihat Jungkook dan Namjoon tengah menonton berita di televisi. Seokjin yang hendak pergi ke kamar mandi tertarik untuk mampir sebentar ke rumah tengah sekedar melihat berita walaupun hanya sebentar.

"Berikut adalah foto dari ketiga orang yang sedang menjadi buronan polisi. Apabila pemirsa dirumah melihat orang tersebut, hendaklah lapor kepada polisi." Ucap reporter.

"Apa kesalahan mereka?" Tanya Seokjin kepada Jungkook dan Namjoon.

"Mencuri uang di beberapa toko, bahkan mereka membunuh kasirnya." Jawab Namjoon.

"Kalian belum siap-siap?" Tanyanya lagi.

"Kami pergi pukul 10. Setengah jam lagi kami akan mandi." Jawab Namjoon.

"Kalau begitu aku akan memasak sarapan pukul setengah 10 sepulang dari toko." Ucap Seokjin, lalu ia berjalan menuju kamar mandi untuk menyelesaikan urusannya.

Setelah memakan waktu 20 menit, kini Seokjin sudah siap pergi ke supermarket dengan membawa ponsel dan dompet di saku celananya. Ia akan berjalan kaki, karena supermarketnya hanya berjarak 1 km dari rumah BTS. Seokjin sangat senang jika harus berjalan kaki menuju supermarket, apalagi saat pagi hari. Selain udaranya belum terkena banyak polusi kendaraan, berjalan juga menyehatkan badan, apalagi pepohonan di trotoar sangat cantik pemandangannya.

Seokjin berjalan menyelusuri trotoar bersama dengan orang-orang yang juga pergi ke tujuannya masing-masing.

Terkadang ia tersenyum ke arah orang lain, menyapa kepada pekerja toko-toko yang baru dibuka, dan membantu seseorang yang sudah lansia untuk menyebrang. Ia juga membantu seekor kucing turun dari pohon.

Sampailah Jin di supermarket.

Ia memasuki supermarket tersebut sembari membuka catatan yang ia buat sebelum pergi ke sana. Catatan yang berisi bahan-bahan memasak yang perlu ia beli, selain itu ia juga harus membeli beras, sabun mandi, sampo, pasta gigi, sabun mencuci, dan masih banyak lainnya.

Ia mulai dari bagian sabun. Lorong tersebut hanya ada tiga orang. Dan salah satu dari tiga orang tersebut menarik perhatian Seokjin.

"Kwiyeopta." Gumamnya dalam hati. Tanpa sadar ia terus memperhatikan seseorang tersebut.

Brakkk

Seokjin terkejut. Ternyata tangannya membuat deretan sabun terjatuh dari tempatnya, akhirnya ia tersadar dari lamunannya akibat memperhatikan perempuan yang membuatnya tertarik.

Semua orang memperhatikan Seokjin.

Termasuk perempuan yang menurut Seokjin imut.

Perempuan tersebut membantu Seokjin menata sabun-sabun yang jatuh akibat ulah tangannya saat setengah sadar.

"Gamsahaeyo." Ucap Seokjin ketika sabun-sabunnya sudah tertata kembali.

Perempuan tersebut membalasnya dengan senyuman, lalu pergi meninggalkan Seokjin yang sedang terpesona menuju tempat yang sebelumnya ia kunjungi.

"Hari ini begitu indah." Ucap Seokjin sambil memandangi perempuan yang berjalan menjauhinya.

Setelah beberapa belas menit, akhirnya semua yang dibutuhkan Seokjin sudah masuk ke dalam kereta ranjangnya. Selanjutnya ia pergi ke kasir. Di sana untuk kedua kalinya ia bertemu dengan perempuan yang ingin ia ketahui namanya.

Soekjin mengantri sambil terus memperhatikan perempuan tersebut. Tiba-tiba perempuan tersebut menoleh ke arah Seokjin. Seokjin terkejut karena tertangkap basah sedang memperhatikannya. Tetapi, yang membuat Soekjin bingung adalah wanita tersebut justru sedang berkata sesuatu hanya dengan menggerakkan bibirnya saja tanpa bersuara. "Apa yang dia lakukan?" Tanya Seokjin dalam hati.

Seokjin sempat berhenti bernafas saat perempuan tersebut mendekat kearah wajahnya.

"Ada seorang buronan di sini, dia sedang berdiri di ujung kasir, sepertinya dia akan merampok." Bisik perempuan tersebut di telinga Seokjin. Sontak ia langsung melihat seseorang yang sedang berdiri di ujung kasir. Ternyata benar, dia adalah buronan yang fotonya ada di berita televisi yang tadi Seokjin lihat sebelum pergi belanja.

"Cepat panggil polisi, aku akan mengurusnya." Ucap Seokjin kepada perempuan tersebut juga sambil berbisik.

Seokjin berjalan mendekati buronan tersebut tanpa curiga. Ia pura-pura hendak mengambil payung, di dekat kasir memang terdapat sederet payung yang dijual.

Lalu dari belakang dengan gerakan cepat Seokjin menarik kedua tangan buronan tersebut dan mengunci tangannya dengan sekuat tenaga agar buronan tersebut tidak lepas. Sayangnya tenaga buronan tersebut tidak kalah kuat dengan Seokjin. Buronan tersebut memberontak dan berhasil melepaskan tangannya dari tangan Jin.

Buukk

Buronan tersebut memukul wajah Seokjin dengan kepalan tangannya, sayangnya Seokjin tidak dapat menghindari pukulan tersebut dan membuat sudut bibirnya terluka hingga darah segar keluar dari sana. Dengan gerakan cepat Seokjin membalasnya dengan memukul perut buronan tersebut. Tidak hanya sekali melainkan berkali-kali hingga buronan tersebut mengeluh kesakitan.

Wii wu Wii wu Wii wu

Sebuah sirine mobil polisi terdengar. Akhirnya polisi datang di saat yang sangat tepat. Buronan yang sedang tersungkur di lantai akibat pukulan Seokjin tersebut ditangkap oleh polisi dan dibawa ke mobil untuk diantar ke kantor polisi.

Seketika para polisi yang sedang menangkap buronan tersebut sekaligus Seokjin menjadi pusat perhatian orang-orang yang lewat dan orang-orang yang memang sedang berbelanja di supermarket.

Tak sedikit yang berkomentar ketika melihat kejadian tersebut. Ada yang mengatakan bahwa Seokjin adalah laki-laki yang keren, tampan, dan akan menjadi tipe idealnya. Ada juga yang berkomentar tentang buronan tersebut, mereka bersyukur salah satu dari buronan polisi sudah berhasil di tangkap.

Kini Seokjin sedang menunggu barang belanjanya untuk dihitung, tetapi matanya terus tertuju ke arah luar supermarket. Ia mencari sosok perempuan yang sudah mencuri hatinya.

"24.600 won." Ucap kasir tersebut.

Seokjin segera memberikan salah satu kartunya.

Setelah beres, Seokjin langsung berlari keluar supermarket sambil kesusahan membawa barang belanjaan yang banyak dan berat. Sesampainya di luar, matanya langsung mencari sosok perempuan berambut pirang yang memakai terusan berwarna pink.

"Sedang mencari siapa?"

Seokjin tersentak ketika seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Segera ia menoleh untuk mengetahui siapa pelakunya. Ya. Perempuan tersebut.

"Apa kau sibuk? Aku ingin mentraktirmu sebagai ucapan terimakasih karena sudah menangkap buronan itu tadi." Ucap perempuan tersebut sebelum Seokjin menjawab pertanyaan sebelumnya.

Seokjin tersenyum kaku sembari menganggukan kepalanya.

Mereka berdua berjalan menyusuri trotoar sambil saling diam. Sama-sama bingung harus berbuat apa selain berjalan ke depan. Tangan keduanya sama-sama sibuk memegang belanjaan. Seokjin sering mencoba melirik ke arah perempuan yang berjalan sejajar dengannya. Sangat sering hingga ia tersandung.

"A-" Ucap Seokjin saat tersandung batu di depannya.

"Gwaenchanayo??" Tanya perempuan tersebut dengan cemas.

"Hahaha.. Gwaenchanha." Tawa Soekjin dengan canggung.

Kemudian mereka melanjutkan jalan.

"Emm.. Namaku Kim Seokjin. Ireumi mwoyeyo?"

"Son Wendy." Wendy tersenyum ke arah Seokjin.

Mereka saling diam kembali dalam beberapa menit. Lalu Wendy mencoba untuk menatap Seokjin barang tiga detik. Ia menangkap sebuah luka di sudut bibir Seokjin.

"Camkkanmanyo." Wendy menghentikan langkahnya, begitupula Seokjin.

"Aku akan merawat lukamu nanti saat kita sudah sampai. Pasti sakit, iya kan?" Wendy fokus pada luka disudut bibir Seokjin. Sayangnya Seokjin kini lupa cara bernafas. Ia tidak pernah sedekat ini dengan perempuan manapun. Kali ini jarak keduanya terbilang sangat dekat, hingga mampu membuat jantung Seokjin berdegup kencang dan menahan nafasnya.

Kini keduanya telah sampai di kedai makanan Jepang. Mereka lalu duduk di dekat jendela setelah memesan makanan serta minuman.

Wendy membuka resleting tasnya. Kemudian ia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sana. Dibukanya kotak tersebut dan terlihatlah isinya. Beberapa plester, obat luka, kapas, dan kassa.

"Kau selalu membawanya?" Tanya Seokjin heran.

"Ne. Aku selalu membawanya kemanapun aku pergi. Aku seorang dokter di rumah sakit itu." Tangan Wendy menunjuk ke arah kaca, dan terlihatlah sebuah gedung rumah sakit di sebrang jalan. Kemudian Wendy membuka obat lukanya, lalu ia tekan sedikit agar cairan kental berwarna putih keluar dan mendarat di jari telunjuknya, setelah itu ia oleskan ke sudut bibir Seokjin. Dan sentuhan terakhir adalah menempelkan plester di sana.

"G-gom-mawo.." Seokjin membuang nafasnya dengan keras setelah berhasil mengucapkan 'terimakasih' kepada Wendy. Ia sangat gugup.

"Sudah kewajibanku untuk merawat seseorang yang sedang sakit. Apa kau seorang petinju? Kau tadi sangat lihai berkelahi."

Seokjin bingung harus menjawab apa. Matanya bergerak kesana-kemari mencari sebuah jawaban. Tiba-tiba seorang pelayang datang menyelamatkannya dengan cara membawakan makanan yang mereka pesan.

"Selamat makan!" Ucap Seokjin dengan buru-buru untuk menghilangkan topik sebelumnya.

Kemudian, di lain tempat.

"Hyung? Kenapa mienya masih ada yang keras?" Protes Jungkook kepada Namjoon.

Mereka berdua tengah menikmati ramen buatan Namjoon. Sayangnya Namjoon tidak pandai memasak, bahkan membuat ramen saja tidak bisa.

"Kenapa Jin-hyung lama sekali? Ini sudah pukul setengah 11!" Gerutu Namjoon. Ia ingin menunjukan kepada Jungkook bahwa kesalahannya bukanlah dari dirinya, melainkan dari Jin.

To be continue

Part kali ini lebih panjang dari sebelum sebelumnya yaaa. Untuk judul 'Just One Day' ceritanya ngga spaneng-spaneng amat kok. Jadi bacanya jangan sambil tegang ya hehee 😹😹

Continue Reading

You'll Also Like

6.3M 165K 200
Ranking #1 in lirik 270618 Ranking #18 in exol 130718 Ranking #14 in exol 160718 Ranking #2 in lagu 141118 "Hanya lagu exo versi korea yang ada disin...
1.5M 94.7K 40
bagaimana jika kekasihmu; orang yang kamu cintai sekaligus orang yang paling kamu percaya menyembunyikan identitasnya sebagai seorang mafia pembunuh...
1M 64.2K 34
Terjebak ditubuh Permaisuri Fang Hua yang tidak dicintai Kaisar Yi fan adalah hal yang menyakitkan yang dirasakan Jian Li Kaisar hanya mencintai Seli...
2.6M 298K 41
[Completed] (sebagian chapters diprivat untuk followers, follow untuk membaca) Untukmu, yang berani singgah namun tak pernah sungguh. T...