Unbreak Me

By dramioneyoja

71.8K 9.9K 1K

Draco sudah punya semuanya, semuanya kecuali kenapa Hermione Granger meninggalkannya. Sekarang setelah ia mer... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22

Chapter 11

3.4K 496 64
By dramioneyoja

Chapter 11

Draco masuk ke dalam ruangan tempat Richard di rawat, begitu ia dan Hermione masuk ke dalam ia langsung menutup pintu, ia tahu ini penting dan tidak ada yang boleh mendengar percakapan mereka setelah ini selain kedua orangtua Hermione, Hermione sendiri, dan tentu saja Draco.

Draco melihat Richard yang terbaring di kasur dengan alat bantu pernafasan sementara Helena berada di sampingnya. Kedua orangtua Hermione itu tersenyum padanya, sama seperti dulu ketika ia berkunjung. Sama seperti ketika ia datang untuk meminta mereka berdua merestuinya yang akan melamar Hermione.

Draco menghela nafasnya panjang dan berjalan mendekat ke arah kedua orangtua Hermione itu, Hermione juga berjalan pelan dan begitu sampai di samping tempat tidur ayahnya ia langsung memeluk ayahnya sambil menangis.

Helena yang ada di situ juga tidak lama ikut menangis dan memeluk Hermione juga Richard erat.

"Aku baik-baik saja, Hermione. Ayahmu ini baik-baik saja." Richard berseru tidak begitu jelas karena alat bantu nafas yang ada di hidungnya.

Hermione bangun dari pelukkan ayahnya dan duduk di samping ibunya di kursi yang baru saja diambilkan Draco untuknya.

"Draco..." Richard berseru pelan, ia kemudian memberi tanda pada Helena untuk meneggakkan tempat tidurnya, begitu posisinya lebih baik, ia melepas alat bantu pernafasannya.

"Dad!" Hermione berseru panik.

Richard menggeleng pelan. "I can manage for a while."

"Draco, Hermione, ada yang harus kuberitahu pada kalian berdua." Richard berseru sambil melihat ke arah Draco dan Hermione.

"Ada apa, Dad?" Hermione bertanya.

"Hermione, sihirmu... tidak hilang begitu saja." Richard berseru pelan.

Hermione dan Draco terdiam.

"Seseorang atau sesuatu, mencurinya darimu." Richard berseru lagi.

"Apa maksudmu, Dad?" Hermione bertanya.

"Hermione, saat aku dan ibumu mengecek lagi lokasi kecelakaanmu, kami menemukan patahan tongkatmu." Richard menjelaskan. "Tongkatmu patah menjadi beberapa bagian, tapi kami tidak bisa menemukan semua bagiannya."

Hermione terdiam.

"Dimana patahan tongkatnya sekarang?" Draco bertanya.

"Di safe box di rumah." Helena menjawab.

"Dad tidak ingin memberitahumu saat itu, Hermione. Dad pikir setelah itu kau bisa mencari tongkat baru atau semacamnya, tapi kemudian kau kehilangan sihirmu." Richard berseru lagi.

"Kami tidak yakin Hermione, apakah kami harus memberitahumu tentang kecurigaan kami ini." Helena melanjutkan perkataan suaminya. "Kami tidak ingin ada hal buruk yang terjadi padamu, kami pikir jika memang ada yang ingin melukaimu dan ingin mengambil sihirmu, maka sebaiknya orang itu berpikir kalau ia berhasil dengan begitu ia tidak akan berusaha melukaimu lagi." Helena berseru dengan mata berkaca-kaca.

"Dan tidak ada satupun yang kami berdua percaya untuk membagi tentang hal ini." Richard berseru lagi. "Bahkan Harry atau Ron sekalipun, insting Dad meminta Dad merahasiakan ini."

"Tapi Dad pikir..." Richard menggantung kalimatnya. "Kalau umur Dad tidak panjang lagi, paling tidak Dad sudah memberitahumu tentang ini, Dear." Richard berseru dan menepuk tangan Hermione pelan.

"Dad!"

"Richard!"

Helena dan Hermione berseru bersamaan.

Richard tertawa pelan dan Helena membantunya kembali memasang alat bantu pernafasannya.

Mereka berempat terdiam sekarang.

"Draco, aku tidak yakin apa yang harus ku katakan padamu." Richard melihat ke arah pria berambut pirang yang berdiri di belakang Hermione.

"Aku tahu apa yang harus kulakukan." Draco berseru dan tersenyum penuh percaya diri, satu hal yang ia tahu Richard sukai dari dirinya.

-Flashback-

Draco berdiri gugup di belakang Hermione. Mereka berdua berada di depan pintu rumah kedua orangtua Hermione dan ini pertama kalinya Draco akan bertemu dengan keduanya.

Draco benar-benar ingin hari ini berjalan dengan baik, ia benar-benar ingin membuat Richard dan Helena Granger terkesan, karena ia tidak akan melepaskan Hermione apapun yang terjadi. Dan itu artinya ia tidak boleh membuat kedua orangtua Hermione punya kemungkinan atau kesempatan sekecil apapun untuk tidak menyukainya.

Hermione menekan bel kemudian menunggu pintu di buka.

"Siapa?" Suara dari speaker di dekat situ mengagetkan Draco.

"Hermione, Mum!!!" Hermione berseru penuh semangat, sudah tidak sabar ingin memperkenalkan Draco kepada kedua orangtuanya.

"Oh... sebentar dear, Mum di dapur." Helena berseru lagi tapi kemudian tidak lama pintu dibukakan oleh Richard Granger.

"Dad!" Hermione berseru senang dan langsung memeluk ayahnya erat.

"Oh.." Richard tersenyum dan membalas pelukkan anak perempuannya itu. Begitu Hermione dan Richard selesai berpelukkan, Richard melihat ke arah Draco dengan bingung.

"Oh... Dad.. ini Draco." Hermione berseru malu, wajahnya merah dan kemudian berdiri di samping Draco. "Draco, ini ayahku." Hermione berseru lagi.

Richard mengangkat sebelah alisnya, memperhatikan pria asing yang baru dikenalkan anak perempuannya itu dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Namaku Draco Malfoy, sir. Senang bertemu dengan anda." Draco berseru tenang dan mengulurkan tangannya.

Richard tidak mengatakan apa-apa dan menjabat tangan Draco kuat.

"Hermione, kenapa kau mengajak orang asing ke rumah?" Richard bertanya.

"Dad!!!" Hermione berseru pelan. "Draco bukan orang asing."

"Apa yang kalian lakukan di pintu? Masuklah." Helena berseru dari dalam.

"Dad, Draco kekasihku, jangan bersikap buruk padanya." Hermione berseru pelan.

Hermione menatap ayahnya dengan tekad membara dan begitu juga dengan Draco, ia melihat ke arah Richard dengan penuh keyakinan.

"Masuklah." Richard berseru.

.

Helena dan Richard tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Draco tentang Hermione yang tertidur di kelas anatomi dengan Professor mereka yang paling galak.

Hermione hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengupas buah. Makan siang mereka terlambat matang dan untuk mengganjal perut Hermione memakan buah.

"Itu memang kebiasaannya, dari kecil ia suka sekali tidak tidur karena belajar untuk materi keesokan hari." Richard berseru.

"Iya, dia selalu melakukannya. Pagi hari kami selalu bertemu sebelum kelas di mulai di coffeshop dekat kampus dan ia selalu sudah dengan gelas keduanya." Draco berseru lagi.

"Terus saja bicara seperti aku tidak ada di sini." Hermione berseru tapi masih tetap tersenyum.

"Hermione, Mum tidak menyangka seleramu akan berubah menjadi sebaik ini." Helena berbisik tapi cukup kencang untuk didengar seisi ruangan.

"Yeah, tentu saja setelah sebelum ini ia berpacaran dengan Ronald." Richard menggerutu.

Draco tertawa mendengarnya, ia tahu kalau Hermione dan Ron memang pernah berpacaran, tapi mereka berdua memutuskan untuk hanya menjadi teman saja setelah berpacaran cukup lama.

Draco senang karena sepertinya kedua orangtua Hermione sepertinya lebih menyukainya daripada Ronald Weasley dan hanya setelah menghabiskan waktu sebentar bersama-sama, mereka berdua sudah bersikap sangat hangat kepadanya dan hal itu membuat Draco sangat bersyukur.

.

"Kalian mau pulang? Kenapa tidak menginap saja?" Richard bertanya sebelum jam makan malam.

Hermione melirik Draco. Draco tidak yakin apa yang harus mereka lakukan, Draco tidak membawa pakaian ganti dan meskipun kedua orangtua Hermione sudah sangat ramah padanya, ia masih tidak yakin dimana posisinya berdiri sekarang.

"Menginap saja, Hermione. Draco bisa memakai pakaian ayahmu." Helena berseru.

"Is it normal?" Draco berbisik pada Hermione. "Apa orangtuamu memang seharusnya terlalu menyukaiku seperti ini?"

Hermione tertawa dan menyikut Draco pelan.

.

Draco dan Richard duduk di ruang makan berdua sambil minum Wine yang Draco bawa tadi. Hermione dan Helena sudah tidur sementara Draco dan Richard mengobrol santai di ruang makan.

"Apa yang membuatmu menyukai Hermione?" Richard bertanya sambil memutar-mutar isi gelasnya.

Draco tersenyum, ia kemudian melihat ke kejauhan, tidak yakin apa yang membuatnya menyukai Hermione atau dalam kasusnya ; mencintai Hermione.

Richard tertawa melihat ekspresi wajah Draco. "Did you really like Hermione that much?"

Draco tertawa bodoh tapi kemudian tersenyum dan mengangguk. "Aku tidak sekedar menyukainya." Draco memulai dan menegakkan posisi duduknya. "Aku mencintai Hermione." Draco berseru penuh percaya diri.

Richard tidak mengatakan apa-apa selama satu menit penuh dan mereka berdua hanya bertatapan. Draco berusaha membuat Richard yakin akan perasaannya pada Hermione sementara Richard berusaha menebak apa yang ada di balik perkataan Draco.

"Kau serius." Akhirnya Richard berseru.

Draco tersenyum begitu Richard menyadari hal itu.

"A Hundred percent."

Richard tertawa lagi. "At least Hermione pick a decent man this time."

.

Draco terkadang percaya kalau kedua orangtua Hermione lebih menyayanginya dari pada mereka menyayangi Hermione. Setiap kali ia datang berkunjung mereka akan memperlakukannya dengan baik.

Helena akan memasakkannya makanan favoritnya, Richard akan mengajaknya memancing, pergi ke komunitas di sekitar rumah mereka, atau hal-hal menyenangkan lainnya dan itu menjadi alasan kenapa Hermione tidak suka mengajaknya ke rumah orangtuanya.

Hermione terkadang merasa dilupakan oleh kedua orangtuanya, jika mereka sudah keterlaluan memanjakan Draco. Tapi ia tidak bisa menyalahkan kedua orangtuanya, Draco bisa menjadi sangat mempesona jika ia ingin melakukannya.

.

Draco berdiri dan menekan bel rumah orangtua Hermione dengan gugup.

"Siapa?" Draco mendengar suara Helena dari intercom.

"Draco, Mum." Draco menjawab.

"Oh... sebentar Dear." Helena berseru dan tidak lama pintu rumah itu di buka. Helena langsung memeluk Draco erat meksipun bingung kenapa Draco tidak datang dengan Hermione.

"Ada apa, Draco?" Helena bertanya cemas.

Draco tersenyum gugup. "Tidak ada masalah, aku hanya ingin bicara denganmu dan Richard." Draco berseru lagi.

"Masuklah kalau begitu, kami baru selesai makan malam." Helena berseru dan mempersilahkan Draco masuk.

Tidak lama kedua orangtua Hermione dan Draco duduk di ruang keluarga, menunggu apa yang ingin dikatakan Draco pada mereka sampai-sampai ia datang sendirian malam-malam.

"Ada apa, son?" Richard bertanya, ia bisa melihat titik-titik keringat sebesar biji jagung di kening Draco.

"Apa kau menghamili Hermione?" Helena tiba-tiba bertanya.

"NO!" Draco berseru nyaris berteriak. "Tidak mum, tentu saja tidak." Draco berseru lebih tenang.

"Apa kau melakukan sesuatu yang buruk?" Richard bertanya lagi.

"Tidak, tentu saja tidak." Draco kemudian menarik nafasnya panjang.

"Aku ingin melamar Hermione." Draco berseru pelan.

Helena dan Richard diam dan tidak mengatakan apa-apa.

"Aku ingin melamar Hermione, karena itu aku ingin meminta izin kalian berdua terlebih dahulu." Draco berbisik sambil melihat ke arah Richard dan Helena yang ekspresinya sama sekali tidak bisa ia baca.

"Oh... Draco... tentu saja kami mengizinkannya." Helena akhirnya berseru, matanya langsung berkaca-kaca dan sebentar lagi akan menangis.

"Tapi bagaimana dengan pendidikan kalian?" Richard bertanya.

"Oh... tenang saja, sir." Draco tersenyum. "Seandainya Hermione menerima lamaranku pun, paling-paling ia baru mau menikah setelah kami lulus." Draco berseru dan tertawa pelan.

Helena dan Richard tertawa mendengarnya.

"Kami merestuimu, son." Richard berseru. "Aku tahu kau bisa membuat Hermione bahagia."

Draco tersenyum bangga. "I am."

Helena dan Richard tersenyum pada Draco, berharap yang terbaik untuk Hermione dan Draco.

-End Of Flashback-

Draco melihat ke arah Richard dan menghela nafasnya. "Richard, apa kau mau mengizinkanku memeriksamu dengan sihir?" Draco bertanya.

Hermione berusaha menahan senyumnya tapi tidak bisa, jadi ia tersenyum meskipun Draco tidak melihatnya langsung, entah kenapa ia merasa bangga bisa melihat Draco berhasil menjadi Healer yang sangat amat hebat.

Richard dan Helena saling melirik, tapi kemudian mereka berdua melihat ke arah Hermione. Hermione akhirnya mengangguk ke arah ayahnya, menandakan kalau Draco bisa mencoba memeriksa ayahnya.

Setelah mendapat lampu hijau, Draco langsung memeriksa Richard dengan tongkatnya.

Setelah beberapa waktu, ia tersenyum. "Kau baik-baik saja, old man." Draco tersenyum senang.

"Aku bisa menggunakan sihir untuk membuatmu lebih baik sehingga dokter Muggle ini tidak akan melakukan banyak tindakan yang tidak perlu padamu." Draco menawarkan.

.

Draco baru selesai bicara pada Dokter yang akan melakukan tindakan pada ayah Hermione. Ia bilang kalau ia juga seorang dokter dan ia ingin dilakukan pengecekkan ulang kepada Richard.

Mereka akhirnya melakukan sesuai yang diinginkan Draco dan hasilnya berubah. Tentu saja karena Draco sudah menggunakan sihir. Mereka hanya akan melakukan tindakan kecil yang tidak terlalu rumit dan kurang dari satu minggu seharunya Richard sudah bisa keluar dari rumah sakit.

Setelah Draco yakin keadaan Richard akan baik-baik saja, ia kemudian berfokus pada Hermione. Sekarang Hermione sudah sampai di London dan jika ia memaksa semua orang untuk bekerja sama, tidak akan mudah bagi Hermione untuk kembali ke tempatnya sebelum ini

Dan yang paling penting sekarang adalah, ia harus mulai mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Hermione.

... to be continued.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 25.9K 53
What if Aaron Warner's sunshine daughter fell for Kenji Kishimoto's grumpy son? - This fanfic takes place almost 20 years after Believe me. Aaron and...
120K 7.1K 88
"Great news! Wei WuXian has died!" "Wait- WHAT?!" "But I'm still here." The juniors (Lan Sizhui, Lan Jingyi, Jin Ling, and Ouyang Zizhen) accidentall...
80.2K 2.3K 38
Francesca Astor came to Love Island to find her soulmate, and once she sets her eyes on him, she's never letting go. Rob Rausch x Fem!oc #1 robertrau...
119K 2.2K 47
Alexis Piastri is Oscar Piastri's older sister. After feeling unfulfilled with her life, Alexis decides to drop everything to take a gap year and joi...