Second Life || Levi Ackerman...

بواسطة pkandini

194K 25.9K 7.9K

[Anime story Pertama] Apa yang akan kau lakukan saat dirimu yang kau pikir telah tewas terbangun didunia fiks... المزيد

Dengar dulu coy
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
14
15
16
17
18
19
20 -end-

13

7.3K 1.1K 399
بواسطة pkandini

.
.
.
.

Thirteen
.
.
.
.

"Yatta! Akhirnya selesai juga"

(Y/n) melipat tangannya dibelakang pundaknya. Cara efektif untuk merenggangkan otot yang lelah karena setengah hari membersihkan markas.

Kini matanya menelusuri dinding markas yang baru saja ia bersihkan. Sebenarnya ini bukan perintah levi atau siapapun, ia melakukan ini sebagai permintaan maaf atas kejadian kemarin.

Ding~ ding~

Ini sudah jam satu siang, namun tidak adanya tanda-tanda anggota levi lainnya. Bahkan levi sekalipun.

Dan sekarang dia lapar, namun apa yang bisa dia lakukan? Sedangkan levi dan lainnya belum terlihat batang hidungnya sama sekali.

Oh iya, bahkan sejak pagi tadi saat jam makan pagi levi dan lainnya tidak ada diruang makan.

"Aku belum pernah ke perpustakaan. Jadi penasaran"

Daripada menunggu dan menahan beban diperutnya. Ia memilih untuk pergi ketempat lain.

-oOo-


"Are, (Y/n) kenapa kau disini?" Hanji yang saat itu sedang berada ddalam rak perpustakaan yang sama dengan (y/n) mengencangkan kacamatanya dan menatap (y/n) penuh intimidasi.

"Oh, iseng saja. Soalnya aku belum pernah kesini sama sekali." Jawab (y/n) tanpa berniat menoleh dari susunan buku diatas rak.

"Bukan itu maksudku,"

"Lalu?"

"Apa levi tidak memberitahumu?" Kali ini (y/n) sedikit tertarik dengan perkataan hanji.

"Tadi pagi levi meminta erwin untuk memberikan squadnya izin untuk pergi ke pusat kota,"















'Kali ini apalagi yang harus aku katakan'










"Tapi syukurlah jika kau disini, apa kau mau menemaniku melanjutkan eksperimenku? Tapi bantu  aku dulu mencari buku y--"

"Maaf hanji-san. Aku akan kekamar sebentar,"

Gadis itu lantas meninggalkan hanji yang penuh dengan tanda tanya. Namun sedetik itu hanji langsung mengedikkan bahunya.

"Kejam juga kau shorty"

-oOo-

Sialan

Sialan

Sialan.

Seharusnya aku tidak tau hal itu.

Aku tak menyangka levi seperti ini. Aku tahu jika ia marah padaku. Tapi cukup diantara aku dan dia, kenapa harus ia kaitkan dengan pekerjaan.

Meninggalkanku bersama anggota yang lain. Bukankah itu berarti pilih kasih? Aku juga salah satu anggota squadnya? Tapi kenapa aku merasa sedang dikucilkan?

Inilah yang sangat aku benci.

Selalu seperti ini.

Teman sekolahku selalu beramai ramai untuk menjauhiku. Bahkan tak ada yang memilihku saat kerja kelompok.

Aku bingung bagaimana cara menjelaskannya. Tapi aku lebih merasa tidak diinginkan diantara mereka.

Yah mungkin itu lebih tepat.

Mereka tidak menginginkanku. Tepatnya. Levi tidak menginginkanku diantara squadnya.

Bukankan sejak awal memang begitu?  Ia bahkan pernah menolak saat erwin menyerahkanku padanya.

Hah pipiku basah.

Kenapa aku jadi gampang menangis sekarang?

"Yo! (Y/n) bergabunglah disini" aku menoleh tanpa menghentikan langkahku.

Connie, sasha dan armin memanggilku dari arah taman. Namun aku hanya menolaknya dengan gelengan dan tetap menutup pipiku hingga dagu dengan punggung tanganku. Mencoba menyembunyikan wajahku yang sembab karena air mata.

Bugh

Karena pandanganku tengah teralihkan dengan panggilan teman temanku. Aku sampai tidak melihat ke arah depan.

Aku yakin, baru saja aku menabrak tembok didepan. Rasanya bibirku tidak sengaja berdarah, aku berbenturan dengan tembok tepat dengan tanganku yang menutupi mulut.

Asin.

Hahaha.

Tunggu, kenapa aku tertawa? Rasanya perih bodoh.

Aku melihat kearah sasha cs. Mereka pasti akan menertawaiku.

Namun, kenapa wajah mereka terlihat ketakutan? Dan ada apa dengan sikap hormat itu?

"(Y/n) kau tidak apa apa?"

"A-ah komandan erwin!?"

Aku lantas berdiri dan memasang sikap hormat. Beliau sedikit tertawa dan mengayunkan tangannya untuk menyuruh kami menghentikan gerakan itu.

"Maaf saya tidak sengaja," aku membungkuk 90 derajat sebagai tanda permintaan maaf.

Dia memperhatikan wajahku dengan seksama.

"Ikut aku,"

Ucapnya singkat. Sasha, armin dan connie menatapku khawatir berpikir bahwa aku akan di beri sanksi. Namun aku punya firasat, dia sempat melihat bibirku yang berdarah dan wajahku yang sembab tadi.

-oOo-

"Seharusnya anda tidak perlu repot seperti ini komandan,"

"Diamlah, jangan berbicara dulu. Luka dibibirmu masih mengeluarkan darah,"

Dengan teliti erwin mengobati lukaku dengan air panas.

Tidak terasa sakit seperti yang ada di film, aku bahkan merasa seperti digelitik.

"Selesai,"

Menyentuh perban yang ada dibibirku. Aku heran, kenapa sikapnya padaku sangat spesial dibandingkan yang lain. Umm, aku tidak tau bagaimana sikapnya pada kadet lain, yang jelas sikapnya padaku lebih baik dibandingkan sikap levi yang lebih mengarah pada arogan. Padahal aku adalah bawahan langsungnya.

"Tak usah bertanya kenapa sikapku sangat baik padamu,"

"Hahaha, anda bisa saja membaca pikiran"

Erwin berjalan kearah jendela di sebelah kanan ruangan kerjanya.

"Hah! Pemandangan langsung kearah hutan. Indahnyaaa~"

Erwin menatapku setelah aku mengatakan hal itu.

"Saking sukanya kau dengan hutan, sampai pernah membuat seluruh prajurit kalang kabut mencarimu. ternyata kau sedang tertidur pulas dihutan. Untung saja aku sempat menemukanmu sebelum kau menjadi santapan nyamuk"

"Hahaha aku jadi ingat kejadian itu... eh-hh tunggu, anda yang menemukanku?"

Erwin tampak gelagapan "E-eh maksudku sasha, temanmu perempuanmu yang tadi ada di taman,"

"Lagipula kenapa kau menangis tadi?"

Erwin kembali duduk dihadapanku. Tepatnya sofa yang ada disebelah meja dari sofa tempat ku duduk.

"Aku tidak menangis, itu hanya karena aku baru membersihkan markas, mungkin aku keringatan,"

Erwin tersenyum "bahasa formalmu sudah tidak kau pakai?"

Aku gelagapan menyadari kesalahanku "Maaf,"

"Tak apa, aku lebih suka"

Keadaan kembali hening.

"Komandan, apa sebenarnya kopral memang tidak mengharapkanku di squadnya?"

"Kenapa kau berpikir seperti itu?"

Aku diam. Tidak, aku tidak seharusnya menceritakan padanya.

"Hn, jangan pernah berpikir seperti itu. Aku pikir levi punya alasan, kenapa ia tidak membawamu ikut bersamanya hari ini,"

Aku menatapnya. Ia tampak tersenyum namun mata birunya tampak meredup. Alasan apa? Karena dia membenciku? Tentu saja.

"Kau pergilah makan, ini sudah hampir petang, kau belum makan kan?"

Oh bagus. Aku bahkan lupa aku belum makan sejak tadi siang.

"Bagaimana kalau kita pergi keruang makan bersama?"ajakku sedikit sopan

Erwin tampak tersentak. Kemudian mengelus kepalaku lembut.

"Aku sedang punya pekerjaan, mungkin lain kali kita akan pergi bersama,"

Aku tersenyum senang.

-oOo-

Levi dan squadnya baru saja pulang dari pusat kota. Dan kali ini mereka sudah menjadi bagian dari ratusan prajurit yang memenuhi ruang makan. Sempurna, mereka pulang tepat di jam makan malam.

(Y/n) masuk dengan plester yang menutupi sudut bibirnya. Dan memilih untuk langsung mengantri karna perutnya memang sudah kosong.

Dia melihat squad levi tengah menatapnya. Termaksud levi.

Namun ia memilih untuk tetap cuek dengan hal itu.

Bahkan saat akan duduk untuk menyantap makanannya. Ia memilih untuk melewati petra yang menatapnya bersalah dari tempat duduk levi dan kelompoknya, termaksud eren.

Huh, dia juga jadi membenci eren karena hal ini.

Berjalan keluar. Ia yakin sudah tidak ada tempat untuknya didalam sana. Berhubung hanya dialah dan beberapa orang yang terlambat datang tadi.

"Makan dikamar sajalah,"

Gadis itu mengunci pintunya dan melahap makanannya penuh emosi. Kesal sekali dia hari ini.

Bahkan wajah levi yang datar seperti itu menatapnya namun seakan mengejeknya.

Ia melahap makanannya. Hingga lenyap dari muka bumi.

Dan sekarang dia harus kembalikan piring yang tadi ia gunakan untuk makan.

Ia berpikir sebentar. Sepertinya masih ada orang di ruang makan. Mungkin nanti saja ia kembalikan.

Dia menatap piring yang ada dinakasnya. Sekarang apa yang harus ia lakukan selagi menunggu hingga orang orang diruang makan selesai?

"Oh,"

Ia berlari cepat ke arah lemari. Mengangkat beberapa tumpukan baju mencari handphonenya.

Matanya terbelalak melihat sesuatu yang tertera di layarnya.

2%

"Akh! Kenapa aku bisa lupa mematikannya!?" Ia menjambak rambutnya penuh frustasi.

"Bodoh bodoh bodoh! Seharusnya aku memikirkan ekspedisi nanti! Bukannya memikirkan-- akh!!"

-oOo-

Eren, erd, dan gunther merapihkan bangku mereka sedangkan oluo bersikap sok keren dengan membekap kedua tangannya didepan dada. Petra membuka pertanyaan

"Kopral apa anda masih akan tetap disini?"

"Hn,"

"Ara~ jangan terlalu formal seperti itu petra~ ingat kalian sudah akan menikah setelah ekspedisi nanti,"

"Sou~ kopral ingat yang tadi calon ayah mertuamu katakan. Jagalah petra disini"

Untung saja saat ini diruangan itu hanya tersisa mereka. Jadi levi tak perlu repot repot memenggal kepala bawahannya karena tidak akan ada yang tahu hal itu.

"Kalian ini bicara apa sih! Sudah ah aku mau kekamarku,"

Petra menarik eren meninggalkan yang lainnya. Dan itu juga membuat anggota yang lain berinisiatif untuk kembali kekamar mereka masing masing.

"Shorty~ bagaimana acara lamaranmu tadi?"

"Baik,"

"Jadi ayah petra menerima?"

"Hn,"

"Bahkan persyaratannya?"

"Hn,"

"Jadi, kapan kau dan petra akan menikah?"

-oOo-

"Setelah ekspedisi nanti"

Itu yang dia dengar. Tidak salah lagi, mereka benar benar akan menikah.

Bahkan saat lamaran levi dan petra dipusat kota tadi, mereka tidak memberitahunya.

Sakit. Sakit sekali.

"Lalu kenapa kau tidak mengajak (y/n) ikut bersamamu tadi?"

Yah, jawaban itu yang ia nantikan. Namun tidak ada jawaban apapun dari mulut levi. Dia masih bisa mendengar semuanya dari balik tembok ini.

Cukup. Dia sudah lelah.

Dia meletakkan piring makannya di tandai. Dan berjalan menuju kamarnya.

-oOo-

'Kau tahu? Ia terlihat sangat kecewa. Aku juga mengerti perasaannya, seharusnya kau jangan melakukan hal itu, kau membuatnya merasa seperti tidak dianggap,"

Hanji sialan itu. Kali ini perkataannya kembali membuatku stres.

Aku masih menunggunya, ini sudah tengah malam, namun ia sama sekali belum kembali untuk membawa piring makannya.

Aku tidak tau apa yang membuatku seperti ini.

Namun instingku berkata untuk melihatnya, dan memastikannya jika dia baik baik saja.

Pernikahan akan diadakan setelah ekspedisi. Itu artinya hanya beberapa hari setelah hari ini. Aku tak suka jika harus segera berikatan dengan orang lain.

Namun apa boleh buat, ini juga demi kebaikan survey corps.

Aku sedikit menyesal mengetahui fakta bahwa dia kecewa padaku,tapi aku bisa apa? Ia akan lebih sakita hati saat melihatku melamar petra didepan matanya nanti.

Yang terpenting aku sudah menutup mulut hanji agar merahasiakan ini dari (y/n).

Aku benar benar lelah. Dan sekarang mataku sudah mulai tertutup. Tak peduli dimana tempat aku tertidur sekarang.

Bersambung...

Plis baca ini dulu

Hai readerskuh tercintahhhh.... 😂😂😂😂😈😈😈😈😈😈 maapkeun author ye setelah berabad abad baru di up.

Nah jdi gini nih.

Author belakangan ini punya mood yang buruk buat nulis 😢😢😢

Kalian tau kan, buat watty itu musti punya mood yang bagus supaya ceritanya juga bagus? Nah dari itulah author meminta maaf untuk sebesar besarnya 😇

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

450K 4.7K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
52.4K 6.9K 29
[Sequel of SPECTRUM - Dalam tahap revisi] Semua ini hanyalah perihal jarak dan waktu yang memisahkan kita. Namun sebuah perasaan tidak akan pernah be...
49K 5.5K 41
Apapun yang terjadi aku akan membuat kau bahagia, menyelamatkan orang yang kau kasihi dari takdir kematian, walaupun harus mengorbankan nyawa ku Takd...
148K 20.7K 27
{Season 1 END} Don't think about that feeling, or you'll die. -[y/n] *** Sinopsis : Seorang gadis normal, dengan kecintaannya pada anime Attack on T...