"Moomin wanja!!!"
Renjun berseru ketika menemukan sesosok laki-laki tinggi berada di belokan dapur.
"Huh? Kamu ngomong apa?"
"Aniya, hyung."
Renjun tidak ingin laki-laki di hadapannya salah paham jadi dia hanya bercerita kalau ia ingin minum air ke dapur dan kaget melihat dirinya juga di sana. Laki-laki yang lebih tinggi darinya itu kemudian berjalan ke kulkas yang ada di samping pintu.
"Mau apa hyung?"
"I just want some milk."
Renjun cukup paham dengan kalimat berbahasa asing itu. Bagaimanapun itu kalimat yang sederhana dan akan memalukan jika Renjun tidak mencerna. Ngomong-ngomong, laki-laki di hadapannya ini bukan penduduk asli asrama ini.
"Nyenyak hyung?"
Renjun menanyakan tidur hyung-nya itu dan dirinya menjawab dengan anggukan sembari menyodorkan segelas cairan berwarna putih kental kepadanya. Renjun yang saat itu berdiri di depannya segera menerima gelas itu.
"Susu?"
"Moo milk. Cepet tinggi ya!"
Renjun suka susu dan benci jika tingginya disinggung-singgung. Anehnya, saat itu ia tidak sempat merasa tersinggung. Ia justru merasakan kehangatan seperti kali pertama ia memeluk boneka Moomin.
"Xie xie."
"Sama-sama."
Susu, pemberian pertama dari Pangerannya.
--------------
Jilin, 2013
"Kamu tahu, umur 13 tahun adalah usia mermaid dewasa."
"Kamu percaya mermaid? Konyol sekali."
"Itu cuma mitos."
"Oh ya? Lalu bagaimana dengan sindrom 13?"
"Percaya tidak percaya."
"Di saat seperti ini kamu plin-plan."
"Pengen gak percaya, tapi orang tuaku ketemu. Gimana dong?"
"Pfff."
Renjun yang baru saja berulang tahun hanya bisa tertawa mendengar obrolan teman-temannya.
"Ngomong-ngomong, Renjun bermimpi apa tadi malam?"
"Huh?"
"Kemarin ulang tahunmu kan? Pasti bermimpi sesuatu kan?"
"Ah, itu...um... rahasia dong!"
"Yah, nggak mau cerita."
"Nanti kalau udah ketemu kasih tau ya."
"Hahaha."
Renjun tidak bisa mengatakan iya, karena saat itu ia tahu, kemungkinannya berada di tempat yang sama dengan teman-temannya ini di masa depan, nyaris tidak ada.
------
"Renjun mimpi Moomin?"
"Uh-uhm"
Renjun yang saat itu menikmati boneka hadiah ulang tahunnya hanya bisa mengangguk-angguk saat ditanyai oleh kedua orang tuanya.
"Tidak melihat seorang gadis?"
"Uh-uhm"
Renjun menggeleng.
"Apa lagi yang anak Mama lihat di mimpi kemarin?"
"Oh, Moomin memberikanku cincin! Lalu aku memakainya!"
Mendengarkan pekikan dengan binar bahagia milik Renjun, orang tua Renjun seketika sakit jantung.
"Pa, jangan sampai anak kita jadi nijikon."
"Nijikon itu apa?" Renjun bertanya, kata itu terasa asing di kamus bahasa cina dan koreanya.
"Renjun, mulai saat ini bonekanya ditaruh di rak aja ya."
-----------
Secinta-cintanya Renjun sama Moomin, ia mungkin masih akan lebih mencintai laki-laki di hadapannya ini. Laki-laki yang mencuri perhatiannya di kali pertama mereka bertemu. Laki-laki impiannya. Laki-laki yang membuat ia sempat meragukan dirinya pengidap schizophrenia karena, demi lemari boneka Moomin yang cuma dua rak itu, ia terlalu mirip dengan Pangeran yang diimpikan Renjun.
"Pangeran Moomin."
"Ya?"
"Injun sayang Moomin!"
"Aku agak ragu kamu bilang sayang ke aku atau kumpulan mahluk mungil di rak ruang tamu itu?"
"Uh, mereka bukan mahluk mungil."
"Tapi, pemiliknya mahluk mungil."
Jaehyun merengkuh tubuh mungil milik Renjun dan menenggelamkan bocah itu ke dada bidangnya. Dirasakannya Renjun terkekeh dan melingkarkan lengannya di punggung Jaehyun. Mereka berguling-guling sebentar sampai Jaehyun merasakan gigitan pada dadanya.
"Geli, Injun."
"Uh, Jae-hyung ngemil malem lagi ya? Abs-nya one-pack."
"Hehehe, nggak apa-apa kan, nanti juga balik kalau udah latihan."
"Jangan! Lama-lama nanti kaya Taeil-hyung."
"Kata dreamies perut Taeil-hyung lucu."
"Lucu kalau Taeil-hyung. Kalau Moomin-hyung ngeri."
"Ngg..."
"Soalnya pemilik tubuh terbaik di NCT nggak boleh kehilangan abs. Nanti title-nya diambil Johnny-hyung."
"JOHNNY?"
Jaehyun terkesiap.
"Iya, body Johnny-hyung juga keren. Apalagi pas nge-dance cherry bomb, pas Johnny-hyung jadi center itu. Katanya bisa bikin cewek hamil."
Jaehyun merasa sedikit tidak terima ketika sohib foreign swagger itu dipuji-puji, tepat di depannya, oleh sang pujaan hati pula.
"Injun, kamu tahu, kalau Johnny bisa bikin cewek hamil, aku bisa bikin cowok hamil."
"Huh? Emang cowok bisa hamil?"
"Injun mau coba?"
"Siapa yang mau hamil, hah?"
PLAKKK!!! Seseorang menggeplak kepala Jaehyun, membuat Renjun terkikik seraya melepaskan pelukannya pada Jaehyun.
"Johnny-hyung nguping."
"Gimana nggak nguping kalau kalian nyebut namaku lebih dari tiga kali gitu hah?"
"Johnny-hyung serem."
"Iya, kalau kalian berani macam-macam."
"Tenang, hyung. Jae-hyung tahan iman kok, ya kan?"
Jaehyun yang ditatap tersenyum sok imut.
"Awas kalau kalian coba adegan lagi."
Belum beberapa langkah Johnny keluar pintu, Jaehyun menarik kembali Renjun ke pangkuannya.
"Nyebelin, belum juga ngapa-ngapain."
"Hehehe."
"Kamu ketawa mulu, aku cium ya."
Di luar dugaan, Renjun yang memajukan bibirnya lebih dulu. Jaehyun tentu menyambutnya dengan gembira.
"Waee? Biasanya malu-malu?"
"Habis hyung bener-bener lucu, kaya Moomin."
"Salah apa aku dapet otaku kaya kamu, Jun."
"Yang penting, aku bukan nijikon."
------------------
Korea Selatan, 2010
"Ya ampun, Jaehyun demam!"
"Jae, minum obat dulu."
"Hari ini ulang tahunnya kan? Kasian sekali kalau harus demam."
"Istirahat dulu sayang."
"Moo..."
"Hah, bicara apa kamu sayang."
"Mooo..."
"Dia pasti mimpiin sapi, udah kasih susu aja."
"...."
"min..."
----------------------
Korea Selatan, 2016
"Eh, apa?"
Donghyuck bertanya dengan menaikkan satu alisnya, bingung.
"Boneka itu?" tunjuk Jaehyun.
"Namanya Moomin, hyung. Itu milik Injun. Jangan disentuh, kalau nggak mau kena amukan kucing garong," beber Donghyuck, seolah bangga punya teman suka ngamuk.
"Injun?"
"Huang Renjun. Trainee Tiongkok, seusiaku, masa hyung tidak tahu. Udah ketemu kan tadi?"
"Oh."
Jadi, namanya Moomin. Huh? Moomin?
Jaehyun kali itu langsung tersadar ketika ia demam dan memimpikan kuda nil lucu yang memberikannya seorang bayi dengan pakaian serba pink.
"Hyuck, temenmu itu, bukan cewek ya?"
"Hah?"
[Jaehyun x Renjun]
------FIN-----
15 Juli 2018
Oke, ini bener-bener nyebelin, fluff, garing, dan ditulis tanpa inspirasi. Padahal kemarin bejibun tapi yang namanya nggak mood susah juga nulis. Sekarang pas pengen nulis, malah hilang inspirasi. Mohon maafkan ya, saya butuh sebuah pelampiasan atas pusing yang saya derita. No further notes, it will be uploaded soon as I come back to my sense.