The Teacher is My Husband (SE...

By JR-Rie

2.8M 80.6K 2.2K

Clara gadis cantik dan polos yang tinggal dengan Bibinya. bahkan Ia selalu mendapatkan perlakuan tidak enak d... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 11
Part 12
Part 13
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18?
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Gwen-Allen Up
The Teacher is My Husband
Info Harga Novel
Info

Part 14

84.1K 3.5K 210
By JR-Rie


Happy Reading😄😄

Clara

Tidak. Clara mendengar dengan jelas, bahkan suara itu semakin dekat.

"Clara kau di situ"

"Kak Rayhan?!" Clara terkejut melihat Rayhan berdiri di depan pintu pos dengan sebuah payung di tangannya, Rayhan menaruh payung di bawah, tapi payung itu langsung terbang terbawa angin.

"Seperti nya kita tak bisa pulang sekarang" ucap Rayhan memasuki pos itu.

" kenapa Kakak ke sini?" tanya Clara.

"Aku hanya tak ingin Mama khawatir karena tau kau hilang. Jadi aku terpaksa mencarimu" saat Rayhan mengatakan itu, entah kenapa hati Clara begitu sakit. Clara tadi berpikir jika Rayhan ke sini karena khawatir padanya, tapi itu seperti nya sangat mustahil.

"Ka-kak Rayhan duduklah di sini" Clara menunjuk tempat yang tadi ia duduki. Rayhan pun tak menolak dan duduk di sana.

Clara berjalan tertatih mengambil sisa kardus yang ada di ruangan itu dan menjadikannya alas duduk di sudut lain ruang itu. Sangat berjauhan dengan tempat duduk Rayhan.

"Kenapa dengan kakimu?"

"Eh? Ini hanya sedikit terkilir" Clara sedikit terkejut saat Rayhan menanyakan keadaannya.

"Kenapa kau duduk jauh di sana?"

"Ehh? Aku hanya tak ingin membuat Kak Rayhan tak nyaman" lirih Clara,
Clara selalu mengingat bagaimana kejadiaan saat di ruang Rayhan waktu itu, saat ia tak sengaja menumpahkan teh. Clara sangat ingat jika Rayhan menginginkan Clara untuk menjauh darinya. Kalimat itu lah yang membuat Clara selalu ingat akan batasannya.

"Kemarilah. Aku akan melihat kakimu" perintah Rayhan.

"Ini tidak apa apa kok" tolak Clara keras kepala. Rayhan pun bangkit dan berjalan mendekati Clara.

"Dasar keras kepala" Rayhan pun berjongkok di samping Clara dan memegang pergelangan kaki Clara yang terkilir.

"Ak-akhh-" rintih Clara kesakitan.

"Kau bilang kau tidak apa apa? Tapi lihat ini, kau bahkan kesakitan saat aku hanya memegangnya!" Clara hanya bisa diam, hatinya menghangat saat Rayhan dengan lembut memijat kakinya.

"Sudah baikkan?"

"Ehh? Mmm i-iya" sahut Clara gugup. Rayhan pun duduk di samping Clara.

"Kak itu kotor-" sadar bahwa Rayhan duduk tanpa alas. Clara pun mengeser duduknya, "Kak Rayhan duduklah disini" sambung Clara sambil menepuk tempat kosong di sampingnya.

Rayhan hanya diam.

Dan itu membuat Clara sangat gugup, Clara memukul kepalanya pelan, mana mungkin Rayhan mau duduk di sampingnya. 'Benar benar bodoh' batin Clara.

"Kak Rayhan bisa duduk disini" Clara yang akan bangkit pun saat tertahan saat tangan Rayhan menahannya untuk tetap duduk. Rayhan menggeser duduknya hingga merapat pada Clara.

Wajah Clara memerah begitu menyadari betapa dekatnya ia dan Rayhan.

.
.
.

Setelah hujan reda, Rayhan dan Clara memilih untuk kembali ke Villa.

"Kau bisa berjalan?" tanya Rayhan berjalan keluar pos.

"B-bisa" Clara berjalan tertatih. Kakinya masih sedikit sakit, walaupun tak sesakit sebelum Rayhan memijatnya.

"Naiklah!" Rayhan sudah berjongkok di depan Clara.

"Aku benar benar tidak apa apa kak" tolak Clara tak enak.

"Naik!!" perintah tegas. Clara pun menyerah dan naik kepunggung Rayhan. Clara berdoa jika Rayhan tak mendengar detak jantungnya.

"Maaf merepotkan Kak Rayhan" Clara memeluk leher Rayhan, karena takut terjatuh saat Rayhan mulai berjalan.

"Hm" guman Rayhan

.
.
.

"Clara aku senang kau tidak apa apa" ucap Aira saat Rayhan menurunkan Clara di ranjang.

"Aku akan memanggil Rima dulu" ucap Rayhan sambil beranjak pergi. Aira pun duduk di samping Clara.

"Baiklah! Bagaimana kau bisa tertinggal di hutan sendiri?!!" tanya Aira, lebih tepat seperti mengintrogasi.

"Ehh i-itu-" bingung Clara. Clara merasa jika ia lah yang salah karena tak bisa berlari mengejar Lauren, jadi itu tak sepenuhnya salah Lauren.

"Apa Lauren meninggalkanmu?!" tanya Aira lagi.

"Ti-tidak. A-aku terpisah dengan Lauren, dan a-aku sama sekali tidak tau arah kembali ke Villa" sahut Clara walau pun tak sepenuhnya bohong.

"Benarkah?" Clara hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Baiklah, aku percaya padamu" Clara tersenyum hangat saat melihat begitu khawatirnya Aira padanya.

.
.
.

"Apa masih sakit?" tanya Rima pada Clara.

"S-sudah tidak" sahut Clara. Kakinya memang sudah lebih baik sejak Rima merawat kakinya, bahkan kakinya sudah tak sakit lagi sekarang.

"Kau sudah bisa berjalan lagi seperti biasa, tapi ingat jangan memaksakan dirimu" peringat Rima perhatian.

"Ba-baik" Clara tak menyangka jika Rima akan bersikap seperti itu padanya, walaupun mungkin dia sudah tau bahwa dia lah yang telah menjadi orang ke dua bagi hubungannya dengan Rayhan.

"A-apa kak Rima tau, hu-hubunganku dengan k-kak Rayhan?" cicit Clara.

"Aku tahu" sahut Rima. Tentu saja membuat Clara menjadi tak enak.

"Ma-maaf...." lirih Clara. Jika Clara bisa memilih, ia tak ingin berada di antara Rayhan dan Rima. Apalagi Rima sangat baik padanya, bahkan Kak Rima tak membencinya karena telah merusak hubungannya dengan Rayhan.

"Untuk apa minta maaf, itu bukan salahmu-" sahut Rima.

"Sebaiknya kau turun ke bawah. Karena
pesta Barbeque nya akan di mulai" sambung Rima sambil membereskan barangnya.

"Ehh k-kak Rima"

"Ya?"

"Terima kasih" ucap Clara tulus.

.
.
.

Clara mendudukan di pinggir kolam renang yang ada di halaman belakang Villa, yang dimana tempat pesta Barbeque dilakukan. Semua terlihat sangat bahagia, tapi tidak dengan Clara.

Hati Clara mendadak sesak saat melihat betapa bahagianya Rayhan dengan Rima. Rayhan bahkan sesekali menyuapi Rima daging yang ia pangang, bahkan Rima pun kadang membalas menyuapi Rayhan.

Terlihat seperti sepasang suami istri yang sebenarnya, tidaknya seperti dirinya.

Clara menundukkan dirinya, ia tak ingin ada orang yang melihatnya menangis. Biar ia saja yang menerima sakit ini, karena ia memang pantas menerimanya. Cukup ia saja yang tersakiti, jangan sampai Rayhan dan Rima juga merasakannya.

Karena sibuk dengan pikirannya, Clara tak sadar jika ada seseorang yang berjalan pelan di belakangnya.

Byurr

Clara jatuh ke dalam kolam saat seseorang dari belakang mendorongnya. Bukannya berenang Clara malah membiarkan tubuhnya tenggelam lebih dalam. Clara menutup matanya dan membiarkan mulutnya terbuka, paru paru nya sesak karena banyaknya air yang masuk ke dalam mulutnya, Clara pasrah dengan hidupnya mungkin lebih tepatnya menyerah.

Mungkin dengan begini Rayhan akan bahagia.

'Ayah ibu, aku datang'

.
.
.

Byurr

Semua orang yang ada di sana pun terkejut saat mendengar itu, mereka pun berlarian mendekati kolam renang. "Siapa pun tolong dia!" jerit seorang wanita.

Rayhan yang melihat itu pun berlari mendekat, Rayhan membelalakkan mata saat tahu siapa orang yang tenggelam itu.

Byurr

Rayhan baru saja akan masuk ke dalam kolam renang, sebelum akhirnya seseorang telah mendahuluinya.

Dan itu, Brian.

Byurr

Rayhan pun menyusul memasuki kolam, melihat Clara yang sudah ada di pelukan Brian, Rayhan pun dengan cepat mengambil ahli tubuh Clara dan membawa nya ke pinggir kolam renang.

"Hikss Clara..." tangis Aira pecah saat melihat Rayhan membaringkat tubuh Clara yang lemah.

Aira mendongkakkan kepalanya saat sebuah tangan besar memegang tangannya dengan erat. Siapa lagi jika bukan sang tunangannya.

Rayhan menekan dada Clara berkali kali dengan kedua telapak tangannya. Semua orang di sana bahkan terkejut saat Rayhan memberi nafas buatannya tepat di bibir Clara.

"Uhukk... Uhukk-" Clara pun jatuh ke pelukan Rayhan saat setelah mengeluarkan isi perutnya.

Rima berjongkok di samping Clara dan mulai memeriksa keadaannya. "Dia sangat lemah, sebaiknya kita bawa ke rumah sakit"

"Daniel siapkan mobil! Aku akan ke kota malam ini juga!" Rayhan pun membawa Clara yang sudah tak sadarkan diri ke dalam Villa.

.
.
.

"Bagaimana ini?!. Apa ada yang melihat jika aku yang mendorong Clara" ucap Lauren ketakutan. Lauren bahkan tak mengigit jarinya.

"Seharusnya aku tidak menuruti perintah Mama-"

"Bagaimana jika mereka tahu jika aku yang mendorong Clara. Aku harus menelpon Mama sekarang" panik Lauren.

.
.
.

"Apa tidak bisa lebih cepat" gerutu Rayhan kesal.

"Jalannya sangat licin karena habis hujan. Jadi sangat berbahaya jika aku membawa mobilnya dengan cepat" sahut Daniel dari kursi pengemudi, di sampingnya ada Aira yang tertidur karena lelah terus terusan menangis. Di kursi belakang ada Rayhan yang masih setia memeluk Clara.

"Tubuhnya sangat dingin, dan denyut nadi nya sangat lemah" Rayhan mengeratkan pelukannya, mencoba memberi kehangatan pada Clara. Walau pun pakaiannya sudah di ganti dengan yang lebih hangat, tapi tubuh Clara masih sangat terasa dingin.

"Tenanglah Rayhan, aku yakin jika Clara akan baik baik saja" sahut Daniel.

"Hm" Rayhan membenarkan letak selimut yang menyelimuti tubuh Clara, menjaga agar Clara akan tetap hangat.


Bersambung

Hay.... Aku nepatin janji untuk up hari ini. 😄Walau pun agak malam banget.😄 Makasih buat yang udah Vote & Komen part kemaren. Aku gak nyangka, masih banyak yang nunggu cerita ini. 😆😄

Mohon dukungan kalian sebesar besarnya, agar cerita ini bisa terus up tanpa ada hambatan🙏🙏

Ohh ya minta pendapat kalian tentang part ini? 😄😄

Warning typo bertebaran ❌
Bahasa yang acak acakan ❌❌
Cerita yang gak jelas❌❌❌

Jangan lupa Vomment😄

See you next part😄😘

Continue Reading

You'll Also Like

102K 1.3K 25
Siska Lestari Permata merupakan seorang artis dan model terkenal. Ia mempunyai 2 seorang kakak yaitu Gevan Permata dan Liando Permata. Keluarga mere...
47.1K 3.8K 50
~ Romance & Little Action ~ 21++ πŸ”žPERHATIAN πŸ”žDEWASA Mohon Bijak dalam membaca. Anak-anak diharapkan skipp aja... πŸ’πŸ’ Apakah Cinta❀ akan Tumbuh dar...
36K 528 89
Terjebak tidur dengan pria yang tidak dikenal di salah satu kamar hotel yang ada di Jakarta. membuat Keinara Lexie Abigail Douglas terpaksa menikah d...
36.3K 4.1K 40
Bagaimana jika seorang dokter yang "Workaholic" bertemu jodohnya di apotek rumah sakit? Apakah yang akan terjadi?!