H E R
M I S T A K E
H I S
R E G R E T
∽※∽※∽※∽
Tangan yang menggigil sedaya upaya menadah air hujan dari luar gerigi besi satu satunya tingkap di bilik kurungan itu .
Lemah . Kudrat Derin sudah tinggal separuh kerana tidak makan selama berhari-hari . Hanya sekali sekala sahaja Demerez memberinya minuman . Botol mineral yang sudah kosong dilirik sesaat dua sebelum lambat-lambat dia menunduk . Dikutip botol itu untuk diisikan dengan air hujan .
Sadis . Itu yang dirasakan dirinya setelah dikurung oleh Demerez disini . Namun , sekurang-kurangnya dia tidak perlu mati . Dalam diam, senyuman sinis melakar dibibirnya yang pucat .
Fikiran ceteknya serta kewarasan akal yang mulai tinggal sisa membuatkan dia membohongi diri sendiri bahawa Demerez masih sayangkan diri . Sukakan dirinya kerana walau apa pun , masih lelaki itu tidak bisa menghukumnya dengan kematian .
Meski , dia telah membunuh anak mereka . Kanak-kanak perempuan yang tidak seharusnya wujud ! Aireen !
Pintu gelungsur ditolak perlahan , merenung kosong ke arah kolam renang itu sebelum mata beralih pada Aireen yang sedang bermain dengan origami yang dibuat oleh babysitter .
Babysitter yang sudah dia arahkan untuk keluar membeli barang keperluan Aireen .
Hati panas dan amarahnya membara setiap kali menatap wajah kanak-kanak itu . Gelak tawa halus dan senyuman Aireen ibarat pisau yang menyiat-nyiat jiwa raganya . Pedih .
Lantas kaki diorak menghampiri kanak-kanak itu . Diambil satu origami berbentuk angsa itu .
Satu perkara berubah ke satu perkara sehingga dia berjaya meletakkan Aireen di posisi yang diinginkannya . Dibirai kolam renang itu . Begitu teruja , bertepuk tangan apabila melihat origami dilayarkan di atas air itu .
Tersenyum sahaja Derin pada tubuh halus itu yang semakin mendekati tebing kolam renang itu . Tangan pendek cuba mencapai origami angsa itu .
Sehinggalah , tubuh kecil itu hilang imbangan lalu terjatuh ke dalam air . Tidak terkapai-kapai malah tenggelam terus ke dasar kolam .
Menapak penuh tertib dirinya ke arah kolam itu . Tersenyum sinis sambil berpeluk tubuh meski mata menjadi saksi insiden itu . Beralih matanya ke arah origami yang mulai hanyut dan tenggelam sewaktu tiba ditengah-tengah kolam renang itu .
" itu bezanya manusia dengan origami bila dipertemukan dengan air ... origami ... terapung sebelum tenggelam ... tapi " sinis mata menjengah ke dasar kolam sebelum tawanya meletus . " tapi Aireen tenggelam dulu baru ... 'terapung' yer sayang ? Sorry ... aunty tak tahu pulak ... hihi "
Hanya beberapa saat selepas itu , jelas tubuh halus Aireen terapung di permukaan air itu .
" aku tak menyesal " gumam Derin bagai orang gila , sesekali tersenyum sinis . " ... malah aku gembira dengan pergorbanan budak sial tu . Sama macam mak dia ! Perampas ! A bitch ! "
Tajam anak mata Elise menikam setiap wajah keluarga Kimberlin sebelum kaki diorak sempurna ke arah meja makan itu . Jelas , restaurant itu ditempah khas buat perjumpaan makan mereka sekeluarga memandangkan tiada langsung kelibat pengunjung lain . Hanya pekerja .
Setiap langkahnya diperhati oleh setiap ahli keluarganya itu . Mungkin tidak menjangkakan kehadirannya bersama atau mungkin hanya kaget atau ketakutan .
Sampai sahaja dimeja makan itu , pandangan tajam ditujukan khas buat orang yang bertanggungjwab menjemputnya hadir ke situ . Kimberlin Hans .
" duduk Lise . " arah bapanya , tangan diajukan pada kerusi yang sememangnya dikhaskan buat Elise .
Beralih pandangan Elise dari wajah bapanya ke wajah Carla , Ellen dan berakhir pada Lufasz yang hanya tertunduk .
" no thanks . I nak makan pun tak ada selera lagi-lagi semeja dengan you all . Just tell me , apa yang you nak call I datang sini " datar bantahan Elise namun cukup tegas dalam setiap butir bicaranya .
Kimberlin Hans menghela nafas berat sebelum memanggil seorang pelayan , membuat pesanan . Tidak sampai beberapa saat pelayan sama datang dengan membawa botol wine . Elise sudah mendengus rimas dengan sesi penangguhan bapanya yang dirasakan sengaja .
Seusai mengisi gelas dengan cecair mewah itu pantas Kimberlin Hans berdiri . Mengangkat tinggi gelas wine itu dengan senyuman lebar .
" meet your fiance Lise ... Marcuez "
Serentak itu mata Elise menoleh ke belakang , jelas kini matanya bertentang dengan sepasang mata milik pegawai polis itu . Pegawai polis yang pernah menyoal siasat dirinya dua tahun lalu mengenai kes ... Elijah .
Senyuman dibibir lelaki itu menambahkan amarah dalam diri Elise . Kembali dilirik wajah bapanya . Segala dendam dan benci meluap-luap dalam diri Elise sebelum kaki berura-ura menapak ke arah bapanya ...
Tidak sehingga dia menyedari cahaya lensa kamera yang jelas menyuluh ke wajah . Mencerlung matanya apabila melihat sekumpulan wartawan di luar restaurant itu . Dibalik dinding kaca itu mereka bersama kamera , merakam , mengambil gambar .
Kaku seketika dengan perubahan suasana akibat campur tangan wartawan dan media membuatkan Elise ingin segera mengorak langkah pergi namun laluannya dihalang oleh pegawai polis itu . Marcuez yang jelas tersenyum sinis , merangkul lengannya sebelum ditepis kasar oleh Elise .
" kau lagi " selar Elise , merenung tajam wajah Marcuez .
" saya dah cakap sebelum ni ... as a police ... I'm attracted to a criminal like you "
Gigi dikacip , lantas Elise menoleh pada keluarganya semula . Jelas , pandangannya dihunus tepat ke wajah Kimberlin Hans .
" so , ini permainan korang ? Nak control I ? Really dad ? Carla ? "
Tersentak Puan Carla apabila namanya diseru , jelas berubah pucat wajah wanita itu .
Elise tersenyum nipis , tergeleng dengan segala insiden itu . " korang memang tak akan stop nak hancurkan hidup I hum ? Maybe ... I patut start hancurkan hidup korang juga kan ? Baru adil . Right ... Carla ... Ell ? "
" tak perlu nak ugut kami Lise . Sedar diri kamu tu sikit . Kamu tu bekas banduan malah bekas pesakit mental ! Cukup baik kami dapatkan pasangan buat kamu " tegas Kimberlin Hans bersama jelingan tajamnya .
Elise sudah ingin menerpa ke arah bapanya namun keriuhan wartawan yang tiba-tiba mengelilingi meja mereka membantutkan segalanya . Cahaya lensa kamera jelas terpancar ke wajah keluarga Kimberlin disambut persoalan demi persoalan dilontarka oleh para wartawan mengenai hal pertunangan itu . Senyuman lebar dibibir bapanya jelas membuktikan bahawa kehadiran media adalah salah satu taktik kotornya . The mastermind of all these shit .
Dibiarkan bapanya dengan peramah memjawab segala pertanyaan media bagi pihaknya . Dibiarkan ketua keluarga Kimberlin itu bermain dalam permainannya sendiri sebelum Elise mengubah haluan permainan kotor ini .
Sehinggalah ,
" apa komen cik Elise mengenai hal ini ? "
Tersenyum Elise , sengaja menghampiri ruangan meja di sudut bapanya . Permukaan meja itu diketuk perlahan namun jelas memancing segala perhatian media pada dirinya .
Senyuman sinis terlakar manis dibibir Elise , mata sengaja dilirik bosan ke wajah Carla dan Ellen .
" by tomorrow .... orang-orang yang ada di meja makan ni ... akan muncul di kaca tv korang . Di paparan Hot news"
" .... and I boleh pastikan ... news tu akan lebih gempak daripada this shitty news "
Disaksikan kumpulan media , cahaya dari lensa kamera , senyuman lebar dibibir Elise , kerutan jelas diwajah Kimberlin Hans , kepucatan wajah Puan Carla serta tubuh Ellen yang kaku , tidak terkecuali lirikan intense Marcuez pada Elise .
∽※∽※∽※∽
|TBC|
VOTE || COMMENT
Done ,
※Next chp ※
Sunday