LOCO (Takkan Diselesaikan)

By summenade

4.5K 687 274

"Is my blood worth your love? Does it make you go loco?" _____ Discontinued. _______ photo cover credit by St... More

Character's moodboards
[INTRO] 1
[INTRO] 2
[INTRO] 3
[INTRO] 4
[INTRO] 5
[INTRO] 6
[MUS] 7

Prologue

854 94 35
By summenade

"Bisa. Bisa. Aku bisa. Aku bisa."

Jiho mengulang-ulang ucapannya. Berat. Semuanya terasa berat. Dadanya berdebar-debar, dan dia tahu dia harus melewati hari ini. Mempresentasikan sebuah ide yang mungkin bisa merubah dunia di depan pemimpin teknologi dan farmasi adalah hal yang besar dan Jiho tidak ingin menghancurkannya. Dia berulang-ulang mengecek dirinya di depan cermin besar yang disediakan tepat di depan ruang serbaguna. Rambut panjangnya diikat rapih menjadi satu gulungan, wajahnya cerah dan polesan gincunya tidak terlihat berlebihan. Walau dia tidak tidur semalaman, dia sangat berterima kasih pada bb cream dan eye cream yang dia gunakan pagi ini. Jiho menggigit bibir. Cantik, tapi sederhana. Menarik, tapi tidak menonjol.

"Jiho-chan," panggil seseorang di belakangnya. Jiho berbalik dan tersenyum melihat Jurina, mantan teman sekantornya di perusahaan Meijo, perusahaan farmasi terbaik di Jepang. Matsui Jurina mungkin muda, namun dia seseorang yang sudah meraih banyak prestasi. Dia pasti perwakilan Meijo mengenai presentasi hari ini. Wanita dengan senyum lebar dan aura karismatik itu memeluk Jiho dan memandang Jiho dengan lega. "Kau pasti bisa, sayang. Aku yakin. Semangat." Dan dengan itu Jurina masuk ke dalam ruang serbaguna. Jiho mebuang napas keras-keras.

Jiho menghela napas. Ini semua demi banyak orang. Demi banyak orang. Dan karena bantuan orang-orang itulah kamu berdiri disini.

Jiho punya banyak koneksi, itu benar.

Koneksi dari Meijo, dari Harvard, dari internship yang dia lakukan ketika di Harvard, serta koneksi dari orang tuanya. Oleh karena itu dia bisa berdiri disini sekarang, di depan hadapan pemimpin banyak perusahaan farmasi dunia, dirut rumah sakit korea, dan banyak orang lainnya. Namun sekarang, dia sendiri. Dia tidak berada di laboratorium bersama teman-teman Harvardnya, menguji cairan artifisial. Menghela napas mencoba mencari ketenangan. Ini sama ketika dia berada di depan kelas Biofarmasetika dan ditantang untuk mencari klirens serta eBAC seorang pasien yang meminum segelas wine tiga hari sebelum transplantasi liver. Menakutkan, namun mendebarkan.

Jiho masuk ke dalam ruang serbaguna dan banyak mata memandangnya. Dengan punggung lurus, Jiho mengambil remote controller dan lampu ruang dimatikan, sementara dirinya di hadapan banyak orang. Sinar proyektor menutupi seluruh tubuhnya.

"Perkenalkan Tuan-Tuan dan Nyonya-Nyonya, nama saya Kim Jiho. Bukan seorang wanita yang berbeda dari banyak manusia kebanyakan, namun ide saya akan membuat anda gentar di tempat duduk anda." Jiho berkata dengan suara menggelegar. Langkah hak sepatunya terdengar seantero ruang serbaguna sementara Jiho memencet remot untuk memulai presentasinya. Slide proyektor menunjukkan satu kalimat panjang;

Vampire's Primary Consumption that Is Not a Blood : a Presentation.

Flashback 10 bulan yang lalu,

"Kau gila?" tanya Yubin dengan pandangan lebar. "Presentasi makanan vampir? Kau mau mati digigit lehernya sampai putus?"

"Apa salahnya?" tanya Jiho dengan mata menyipit. Kaleng bir di tangannya tidak lagi dingin. "Kita bukan orang kaya. Kita harus inovatif. Kita harus memanfaatkan keadaan. Vampir sudah mulai menjajaki dunia, kita harus bisa berjalan sejajar dengan mereka."

Tahun 2016, sebuah penemuan menarik ditemukan di Ceko. Sebuah kofin berisi manusia tertidur ditemukan dua puluh kaki di bawah tanah. Tiada tanda-tanda hipoksia, kesulitan bernapas, atau malnutrisi. Menurut ahli geologi, debu dan batu-batu kofin tersebut berusia tiga ratus tahun. Manusia yang tertidur bangun dan membuat banyak orang ketakutan dengan pengakuannya; dia seorang vampir.

Hal ini membangkitkan satu lagi fenomena yang tidak dapat dilupakan sejarah—munculnya tokoh-tokoh dunia yang mengaku di depan media bahwa mereka adalah... vampir. Presiden negara Adidaya, pemilik franchise raksasa, artis holywood, mereka mengaku secara simultan bahwa mereka adalah vampir. Ketika ditanya kenapa mereka mengaku semudah itu, hanya satu jawaban mereka,

"Karena kami tidak takut lagi."

Mudah dipahami. Pastilah cukup sulit untuk mereka hidup ditengah-tengah mayoritas yang takut akan stereotip mengenai Vampir. Mereka pasti sudah bersembunyi selama ribuan tahun, dibawah baying-bayang waktu, terlupakan oleh zaman...

Pengakuan itu terekspos di koran-koran. Skeptis bersuara, namun Penganut Agamis semakin gencar menyebarkan pamflet antivampir. Bukannya membuat orang-orang ketakutan, vampir ini menggelitik keingintahuan massa. Apakah mereka semenakutkan yang diberitahu literatur horor? Apa mereka benar-benar takut dengan bawang putih? Apakah mereka tidak bisa keluar di sinar matahari? APa mereka benar-benar meminum darah manusia? Semakin lama, orang-orang mulai memandang vampir dengan pandangan berbeda. Begitupun di Korea Selatan. Beberapa politikus mengaku sebagai vampir, dan beberapa artis papan atas juga.

Bisa dibayangkan bagaimana orang-orang Korea yang menjunjung tinggi penampilan, lookism, melihat vampire sekarang. Siluman papan atas yang rupawan, kaya, dan tidak terjangkau... anak-anak muda pun mulai menggunakan aksesori ala vampir. Di pelosok jalan, barang-barang dengan jargon 'miliki kulit putih seperti vampir' atau 'langsing seperti vampir, minum obat ini!' Rasanya seperti vampirmania melanda Korea.

"Berjalan sejajar dengan mereka? Sampai-sampai kau keluar dari Meijo dan jadi pengangguran? Lihat dirimu, seorang pengangguran pintar lulusan Harvard. Kau pasti semangat untuk menambah prestasimu, apa lagi selanjutnya? Menari bugil di Gangnam?" sindir Yubin sarkastik. Ayam madu yang baru mereka pesan dia gigit dengan ganas dan dengan tulang ayam itu, Yubin menunjuk Jiho sengit, "Kau gila Jiho. Orang gila!"

Jiho memandang televisi yang menayangkan acara survival show yang sedang digemari rakyat Korea. Dengan dagu, Jiho menunjuk salah satu panelis yang menempati tangga nomor satu acara tersebut, "Gadis itu, bukankah kemarin dia rangking 85?"

Yubin mengerutkan dahi. Siapa peduli dengan rangking cewek tidak dikenal? Mereka bahkan tidak menonton tv hingga tadi malam. "Aku tidak tahu," ucap Yubin sejujurnya. "Dan tidak peduli."

"Gadis itu ngaku seorang vampir kemarin. Namanya langsung melesat di naver dan videonya memenuhi top 100 naver cast." Jiho masih menatap televisi. Close up si Gadis nomor Satu terlihat. "Dari ranking 85 ke nomor satu, bukankah itu cukup jauh? Vampirmania itu penyakit nomor satu di Korea saat ini. Aku, sebagai pengangguran terpelajar, harus melakukan sesuatu tentang itu."

"Apa yang akan kau lakukan dengan penelitian gilamu ini?"

"Risetku tidak gila." Ucap Jiho sambil mengunyah ayam dengan tenang. "Aku memikirkan ini matang-matang. Bayangkan berapa banyak dulangan emas yang akan kuambil jika ide ini lancar. Jun Jihyun, dia pasti vampir. Ha Jiwon, dia juga pasti vampir. Bagaimana menurutmu? Mereka tidak tua-tua, mana mungkin oplas bisa melakukan itu?" Jiho menatap Yubin menantang. "Klienku adalah orang-orang kaya. Akhir-akhir ini pun pemerintah mengeluarkan perpu melarang distribusi donor illegal tanpa konsen, sehingga vampire-vampir itu pasti kelabakan karena sumber makanan mereka dipotong 70 persennya. Lagipula, fans manusia para artis itu mungkin tidak mau memikirkan bahwa idola mereka mengisap leher manusia demi bertahan hidup kan? Bukankah ideku terdengar lebih efisien untuk mahluk seperti mereka?"

Jiho cantik, dan sangat pintar. Dia selalu melakukan semuanya sesuai ritme yang dia inginkan. Mereka bertemu di SMA dan tidak terpisahkan semenjak itu. Jiho selalu saja bergerak tanpa memberi tahu Yubin, membuat Yubin kaget setengah mati. Hal pertama yang mengagetkan Yubin adalah ketika saat lulus dulu Jiho bilang dia akan sekolah di Harvard dan meninggalkan Yubin keesokan harinya. Tidak ada yang tahu kecuali guru-guru dan Yubin mengenai kepergian Jiho ke Harvard. Empat tahun dan dia pulang ke Korea, mendapatkan gelar sarjana, sebelum kembali pergi ke luar negeri, Jepang lebih tepatnya, untuk mengambil profesi disana. Jiho bilang saat dia lulus dari Tokyo University, bahwa dia mendapat pekerjaan di perusahaan farmasi Jepang dan menetap di Tokyo selama dua tahun. Yubin kira Jiho tidak akan pernah kembali ke Korea lagi, karena dia toh yatim piatu, dan hidupnya sudah nyaman di Tokyo.

Namun baru kemarin Jiho bilang dia keluar dari Meijo untuk melakukan riset mengenai makanan vampir atau apalah itu. Sekarang gadis yang menjadi teman Yubin yang sangat sembrono duduk dengan kaki bersila, mengunyah sayap ayam berlumurkan saus, tangan kanan memegang kaleng bir kosong.

"Tidak sendirian." Ucap Jiho. "Mana mungkin aku bisa melakukan karakterisasi bahan sendiri? Aku punya back up, jadi tidak usah takut."

Yubin menggelengkan kepala. Dia tidak pintar, tidak juga kompeten. Jadi Yubin hanya bisa berkata bahwa JIho gila berkali-kali malam itu.

"Yubin-ah," Jiho tersenyum lebar. "Kalau aku kaya nanti, bagaimana kalau kau hidup denganku saja?"

Yubin tertawa mengejek. "Aku? tinggal dengan dirimu yang jorok? Rugi!"

"Ayolaaaah," Jiho tertawa kecil. "Kau toh tidak punya pacar. Dan di dunia ini... aku Cuma punya dirimu. Kalau tidak ada kau, aku tidak akan kembali ke Korea, kau tahu?" ucap Jiho dengan suara kecil.

Yubin memandang Jiho, seketika teringat dengan latar belakang Jiho yang begitu pahit. Tidak ada saudaranya yang mau menampungnya, karena kedua orang tua Jiho cukup tertutup. Jiho hidup di panti asuhan dan membenci panti tersebut. Orang-orangnya, udaranya, makanannya... Jiho tidak pernah menceritakan harinya di panti, namun Yubin tahu gadis itu membenci semua tentang panti hingga ke ubun-ubun. Yubin mengacak kepala Jiho, tersenyum kecil.

"Mungkin aku akan memikirkannya dulu."

"Tidak usah dipikiriin," Jiho tersenyum. "Kapan lagi tinggal bareng cewek cantik nan baik seperti aku?"

Yubin pura-pura muntah dan meneguk birnya. Kadang, Jiho minta digaplok.

"Lagipula kau mau pakai apa untuk mengganti darah?" Yubin bertanya setelah matanya sedikit berat karena mengantuk. Dia mungkin bukan lulusan Harvard atau lulusan terbaik sma mereka. Namun Yubin ingin mengetahui lebih jauh mengenai riset bodoh Jiho ini... dia ingin mengetahui Jiho lebih dalam...

"Mudah saja," Jiho tersenyum kecil, "Aku bisa pakai air kelapa."

Present day.

Kasak-kusuk mulai terdengar.

Slide presentasi muncul dan menunjukkan presentasi magnesium, kalsium, potassium pada air kelapa murni dan Jiho melanjutkan pembicaraannya, "Diskusi lebih lanjut dilakukan pada konfrensi Ottawa. Sebelum saya melanjutkan, saya akan mencoba untuk menebak jalan pikiran para audiens yang terhormat."

"Bagaimana bisa air kelapa menggantikan darah?" Jiho tersenyum sambil memandang mata skeptis pemimpin perusahaan raksasa di depannya. Sejauh ini, momentum acara masih dia pegang. Jika ini dia terus lanjutkan tanpa adanya kesulitan...

"Karena suatu anomali, tubuh vampir tidak dapat memproduksi hemoglobin serta plasma darah, dua substansi yang menyusun darah. Jika menggunakan standard manusia, jelas mereka akan mati. Homeostasis kacau, tidak adanya karier nutrisi dan oksigen. Karena dua hal mayor ini mereka mencari manusia untuk memberikan darah mereka secara sukarela." Jiho mengklik slide selanjutnya. "Dua substansi ini bisa kita buat dengan dua substansi natural pula. Yang pertama, dengan menggunakan air kelapa. Air kelapa memiliki susunan yang sama dengan plasma darah, steril, dan juga elektrolit yang baik untuk tubuh. Pada perang dunia ke II, karena kehabisan larutan salin IV habis, orang-orang menggunakan air kelapa sebagai gantinya. Diluar dugaan, penggunaan air kelapa sebagai larutan saline tidaklah membahayakan. Akan lebih baik lagi jika air kelapa digunakan secara oral, karena vampir toh mengkonsumsi darah melewati rute oral, bukan IV." Jelas Jiho panjang lebar.

"Sementara untuk haemoglobin, kita bisa menggunakan hormon eritropoietin dan PolyHeme."

Kasak-kusuk kembali terdengar, kali ini beberapa tangan mulai naik ke atas. Jiho tahu banyak orang akan menganggap ide ini lelucon. "Saya belum selesai presentasi, para tuan-tuan terhormat." Ucap Jiho tajam. "Saya akan mulai membuka sesi tanya jawab jika saya sudah menyelesaikan presentasi saya, terima kasih."

"Terapi Eritropoietin dan PolyHeme sudah mulai berkembang di dunia. Seorang penganut Jehovah's Witnesses yang berusia 44 tahun mengalami tabrakan motor." Jiho menunjukkan wajah seorang wanita kaukasia dengan wajah yang sungguh berantakan dan menyedihkan. "Wanita ini mengalami hemorrhaging subaraknoid, fraktura tripod, fraktura rusuk, luka fasial. Dia menolak untuk mendapatkan transfusi darah dikarenakan agama yang beliau anut.

"Ketika level hemoglobin turun sangat drastis menjadi 5.4 g per dL, akhirnya keluarga yang bersangkutan memberikan izin untuk menggunakan eritropoietin dan PolyHeme, substitute darah temporer dengan struktur yang mirip dengan hemoglobin. 5 unit total PolyHeme ditransfusikan pada resipien dengan 500 mL per unit. Dengan tambahan eritropoietin akhirnya korban memiliki level hemoglobin naik menjadi 9.8 g/dL."

Jiho selesai dengan fakta, kali ini dia akan muncul dengan opini pendukung.

"Kenapa saya kira campuran air kelapa dengan PolyHeme dan eritropoietin bisa berhasil? Air kelapa mungkin memimik susunan INTRASELULER plasma darah, namun tidak dengan susunan ekstrseluler. PolyHeme dapat membantu keseimbangan dan mencegah adanya hipotonis." Jiho menaikkan satu telunjuk.

"Kedua, saya ingin produk ini menjadi produk portabel yang bisa digunakan kapanpun dimanapun. Jika anda sekalian vampir, dan di suatu saat anda sangat membutuhkan darah, apakah anda bisa mencari donor dengan cepat dan sukarela? Bagaimana jika anda berada di pesawat? Atau jika anda seorang astronot, dan anda juga membutuhkan darah? Mengigit leher manusia akan membuat semuanya lebih sulit bukan?" ucap Jiho menunjukkan dua jari. "Campuran air kelapa dan PolyHeme saya buat seperti campuran obat. Air kelapa sebagai pembawa, dan PolyHeme sebagai zat aktif. Digabung menjadi satu, Air kelapa dapat mendukung keberadaan PolyHeme begitu pula sebaliknya. Bentuk cair dalam kantong plastik, tidak masalah. Bentuk padat kubik, bisa di freeze dry. Nyaman, mudah dibawah, dan jelas sangat mudah dikonsumsi."

"Ketiga, waktu PolyHeme terekskresi dari dalam tubuh. Pada manusia normal, waktu terlama hingga PolyHeme terekskresi dan tidak lagi memberikan efek adalah 120 hari, atau tiga bulan. Manusia normal memiliki Absorpsi, Distribusi, Metabolisme dan Ekskresi yang berbeda dari vampire. Vampir sulit untuk melakukan metabolism karena disfungsi enzim serta protein yang seharusnya membantu metabolisme. Jika metabolism terhambat, maka waktu paruh dari hal yang digunakan pun akan semakin lama. Waktu paruh lama berarti lamanya ekskresi PolyHeme dari tubuh, dan itu berarti kebutuhan vampir akan darah tidak lagi sefrekuen dan sebanyak biasanya. Pada manusia mungkin 120 hari, namun pada vampire bisa lebih lama. Mungkin enam bulan. Bayangkan hanya mengkonsumsi produk ini satu kali dan tidak membutuhkan darah lagi? Sangat elegan, bukan?"

Jiho mengklik presentasi dan tersenyum lebar melihat wjah-wajah tercengang dan anggukan positif dari para perwakilan perusahaan, "Saya inovatif dan sangat mencintai kultur baru. Saya memeluk dunia baru, dan jika anda membantu visi ini agar merambah ke dunia luas akan sangat membantu. Saya Kim Jiho, terima kasih karena sudah mendengarkan presentasi saya."

...

"Yubin, bukankah itu temanmu di TV?"

Yubin berhenti mengepel lantai berminyak dan mengelap keringat yang muncul di dahinya. AHjumma pemilik warung jjokbal tempat dia bekerja mendongak dengan wajah kaget ke TV. Benar saja, wajah datar Jiho yang cantik memenuhi layar TV dengan suara anchor wanita memberitakan bahwa Kim Jiho, Ilmuwan muda penggebrak dunia baru, baru saja melaksanakan presentasi mengenai penggantian konsumsi primer vampir. Hal ini dapat merubah tatanan sosietal serta menaikkan derajat vampir...

Yubin tidak lagi mendengar—dia langsung menggenggam handphonenya dengan tangan gemetar, perasaan haru dan bangga membuncah. Itu temannya! Itu sahabatnya yang ada di televisi, jadi orang tenar. Yubin mungkin menggoblok-goblokan Jiho selama sepuluh bulan ini, namun Yubin tahu Jiho tidak akan mendengarkannya. Yang bisa Yubin lakukan adalah menyelamati sahabatnya selama hampir delapan tahun tersebut. Yubin menunggu handphone Jiho bunyi, namun ternyata hanya masih voice mail. Dengan ceria Yubin berseru,

"..Jiho-ya? Selamat! Aku sangat bangga padamu. Walau kau gila, aku tau kau bisa melakukan ini. Sebagai permintaan maaf karena sudah mengataimu gila, bagaimana dengan kulit babi gemuk dan telur sutera sebagai makan malam? Kutraktir!"

Suara sirene polisi terdengar dari luar, begitupula dengan ambulans, namun Yubin tidak begitu mendengar—dia sibuk berbicara di voicemail. Malam hari yang cukup panas di musim panas ini mungkin membuat para supir tertidur, atau kurang oksigen sehingga ada banyak tabrakan terjadi. Yubin menggeleng-gelengkan kepala.

"...Kami mendapat berita terbaru mengenai Kim Jiho," ucap anchor wanita itu beberapa saat setelah terdiam, "Kim Jiho mengalami tabrakan mobil pukul 21.29 KST, Gangnam-gu street 12." Kemudian layar televisi menunjukkan sebuah mobil yang ringsek tidak karuan dengan api yang muncul di ujung kapnya, menabrak sebuah mobil lainnya. Mata Yubin melebar sementara napas terangkat keluar dari paru-parunya. Bahkan orang bodoh sekalipun tahu tidak akan ada yang selamat jika keluar dari mobil penyet tersebut. Itu... itu Mobil Jiho. Sedan silver dengan stiker love di bagian depan, karena Yubin memaksa stiker itu ditempel. Ringsek karena ditimpa dua mobil lainnya. Mata Yubin berkaca-kaca. Jiho, yang mau mengajaknya tinggal bersama. Jiho, yang meninggalkannya pergi ke Harvard. Jiho, yang selalu selangkah di depannya, keberadaan yang begitu mutlak, tak terbantahkan...


Ini tidak mungkin...


"Kim Jiho terperangkap di dalam mobil sedan dan tengah dibantu untuk keluar. Di sisi lain, korban yang sudah diselamatkan mengalami luka parah dan segera dilarikan ke rumah sakit."


Ini bohong kan?


"Paramedis akan segera diturunkan kejalan untuk menyelamatkan Harapan Dunia Baru, Kim Jiho...






NOTES :

While some of this are true, some of them are made up to make this fanfiction believable.

Air kelapa baik digunakan untuk rehidrasi, tapi agak tidak dianjurkan jika digunakan untuk IV. Selain ditakutkan menaikkan level kalsium dan potassium. I omitted this part. PolyHeme DAN ERITROPOIETIN bisa menaikkan level hemoglobin dengan 2500 mL PolyHeme. Banyak banget kan? nggak efisien.

But about the Jehovah's Witness, it is true. You can search it up here :

Blood Substitue and Erythropoietin Therapy in a Severely Injured Jehovah's Witness.

Continue Reading

You'll Also Like

102K 9.1K 110
"You think I'm golden?" "Brighter than the sun, but don't tell Apollo" Dante hates Rome's golden boy. Jason doesn't even remember him. Right person w...
155K 5.6K 42
❝ if I knew that i'd end up with you then I would've been pretended we were together. ❞ She stares at me, all the air in my lungs stuck in my throat...
578K 8.8K 86
A text story set place in the golden trio era! You are the it girl of Slytherin, the glue holding your deranged friend group together, the girl no...
166K 4.4K 38
" She is my wife, stay away from her!" " Keep trying she will remain mine. " " Show me your scars, I want to see how many times you needed...