[✔] Tacenda

Par jeybenedict

201K 5.9K 56

Just things better left unsaid, and may or may not be a personal diary. Tacenda ⓒ Jeybenedict, 2018 Cover sou... Plus

your happiness is all that matters
hilangkan saja
thank you
i don't need the answer
happy?
i want no one but you
Sirius
may i touch it?
because you're thousand steps away
i don't think you do
july 17th
i wanna keep you
i always do
it was an old story
sad truth
acceptance
i want you
suddenly i want to cry
why am i thinking about you?
why you need to hide?
terrible headache
i'm such a delulu i know
biarkan aku
10:03 p.m
I'm happy for you but still it hurts me
September 21
Untitled Part 30
stellar
November 15
.
mind to tell me?
lights out
ich vermisse dich | january 20th
my heart is about to explode in sorrow
i'm so fucked up i know
just let me mourn for 3 days straight ahead
eventually
dont tell them how you feel
his ideal type
i want to disappear
i tried to smiled but i failed
its not
what should i do?
it fucking hurts
what makes you love her?
it gives me anxiety
23:52
you keep make me fall
is it wrong?
i deserve it, i guess
its sad but its true
me being me
gone
nothing
i think i just miss you
its nice, isnt it?
yang hilang di penghujung hari
ironically you dont even know me
i just want a company
hey wake up bitch
it's just ... all right
lol
you are so warm
you came again
i am always an outsider
ubin bandara
di atas meja belajar
i need somebody now
December 26th
page 365 of 365
it hurts
how are you
its dawn
the sky is blue
falling again
of darkness and tears
love, where are you
its red and blue
closure
kamu hebat
it's okay

Things Better Left Unsaid

5.8K 175 3
Par jeybenedict

Masa-masa remaja kuhabiskan dengan mendengarkan musik Barat. One Direction, adalah band favoritku sepanjang masa. Aku telah menyukai mereka sejak aku di sekolah dasar, jadi bisa kamu bayangkan betapa aku mencintai empat—ralat, lima—orang pria berkebangsaan Inggris itu (anggap saja Niall berkebangsaan Inggris!). Bahkan, saking sibuknya mengagumi mereka, aku tidak pernah berpikir akan menyukai hal lain untuk menghabiskan waktu remajaku.

Tenggelam dalam duniaku sendiri, itulah yang sering dikatakan teman-temanku. Apakah aku peduli? Tidak. Aku tidak ingin seperti mereka yang berbagi tawa bersama manusia fana. Aku hanya ingin hidup di dalam anganku yang—dengan bodohnya—juga fana dan semu. Hanya saja di sana aku merasa bebas, walau nyatanya tubuhku terbelenggu oleh ketidakmampuan atas kenyataan yang dihadapkan.

Namun, kemudian kamu datang dan menjadi titik balik akan segala persepsi yang terpahat sempurna di dalam kepalaku. Tanpa memberikan sedikitpun peringatan, kamu menyelinap masuk ke dalam hidupku dan memporakporandakan apa yang telah tersusun rapi di sana. Salahkan kakakku yang memperkenalkanku pada teman-temanmu. Teman-temanmu yang bersinar layaknya bintang. Teman-temanmu yang selalu menjadi magnet kuat sebagai simbol kesempurnaan.

Pada awalnya semua tentang teman-temanmu, kan? Itu yang selalu kamu katakan mengingat betapa rendahnya kepercayaan diri yang kamu miliki. Teman-temanmu yang mempunyai segalanya—termasuk kamu sendiri. Tetapi, mengapa netra ini hanya tertuju padamu yang memilih menyingkir dari keramaian? Mengapa telinga ini menangkap melodi suaramu saja di antara ingar bingar pekikan gadis-gadis belia yang memujamu layaknya seorang pemimpin yang menawan?

Memang, temanmu ada yang bertubuh tinggi—setinggi anganku padamu. Ada juga yang berkulit halus—seperti halusnya perasaanku terhadapmu. Bahkan ada yang menari dengan begitu aktif—seperti detak jantungku setiap kali melihatmu.

Mata ini tidak pernah salah.

Kulitmu sepucat vampir, sangat kontras dengan bibir tipismu yang selalu tampak memerah layaknya darah. Topi-topi dengan merek kenamaan selalu menutupi helai-helai rambut lurusmu. Apa kamu tahu bahwa aku paling menyukai suraimu ketika helai-helainya berwarna coklat? Aku selalu ingin menyentuh bulu matamu yang mencuat ke atas tanpa permisi, yang berwarna hitam legam layaknya ketumpahan maskara setiap kali kelopak matamu melindungi netranya dari cahaya. Tatapan matamu menyaingi elang yang sedang terbang mencari mangsa.
Kamu memang sangat menawan. Pantas saja ada jutaan gadis di luar sana yang rela mengantri demi mendapatkan segores tinta hitammu. Dan tebak, aku tidak pernah bisa menjadi salah satu dari mereka, kan?

Kamu dengan duniamu yang ramai dan aku dengan mimpiku yang tak mungkin tercapai.

Namun, entah apa yang ingin kubuktikan, tetapi aku selalu merasa ada sesuatu yang kamu sembunyikan setiap kali sudut-sudut bibirmu melengkung ke atas dengan indah. Otot-otot bisep hasil latihanmu bertahun-tahun itu pasti menyandang sesuatu yang lebih dari sekadar barbel seberat 50 kg.

Benar, bukan?

Sebenarnya, apa yang kamu rasakan? Apakah kamu bahagia dengan apa yang sekarang kamu genggam? Aku tidak ingin berspekulasi, terus menghadirkan anak pikiran yang sifatnya meracuni. Di balik senyumanmu yang memabukkan, aku tahu ada beban berat yang kamu simpan. Kenapa kamu menyimpannya sendirian?

Ah, lagi-lagi aku tahu jawabanmu.

Rasanya pasti sulit untuk berbagi cerita yang kamu sendiri ragu apakah akan didengarkan atau tidak. Aku tahu rasanya. Aku sangat tahu itu.

Itulah yang menjadi alasanmu untuk tetap diam—tentu saja juga menjadi alasanku. Tentang betapa dalam aku menyukaimu, biar Tuhan kemudian aku saja yang mengunci jawabannya rapat-rapat. Karena aku tahu, entah sekeras apapun aku mencoba, sejauh apapun aku melangkah, dan setinggi apapun aku bermimpi, aku akan tetap kembali ke tempatku berasal.

Aku tetap menjadi aku. Kamu tetap menjadi kamu. Aku dan kamu tidak akan pernah berjumpa walau hanya bersisian di tengah jalan.

Realita memang kejam dan lucu, bukan?

Siapa kamu? Dan siapa aku?

Kamu adalah kamu yang bersinar layaknya bintang Sirius di langit malam.

Aku adalah aku yang memandangi figurmu setiap ada kesempatan.

Aku adalah aku yang selalu menyebut namamu dalam doa-doa yang kupanjatkan pada Tuhan.

Juga aku adalah aku yang tahu bahwa itu semua akan berujung pada kesia-siaan.

Aku ingin memberitahumu bahwa dadaku sesak. Kamu tahu, rasa ketika seluruh oksigen ditarik paksa dari paru-parumu hingga napasmu hanya tersisa di kerongkongan. Dadaku seperti dipukul-pukul oleh palu tak kasat mata yang sakitnya tak terhingga. Lucu kala mengingat bahwa itu adalah rutinitasku setiap kali aku hanya dapat memandangimu dari benda pipih canggih hasil pemikiran intelek manusia yang sekarang dimiliki oleh seluruh insan dunia.

Aku berharap kamu tidak merasakan apa yang kurasakan. Kamu tahu, rasanya sungguh menyakitkan—juga memuakkan. Cukup aku saja yang berkubang dalam lubang kegagalan akan mimpi-mimpi tentangmu.

Sekarang, berbahagialah. Itu saja pintaku. Aku ingin terus melihatmu tertawa lepas, bebas. Aku ingin terus mendengar melodi indah yang kamu senandungkan. Aku ingin melihatmu menikmati mimpi-mimpi yang telah berhasil kamu tuai. Itu saja. Itu saja.

Karena bagiku, kebahagiaanmu adalah urat nadiku.

Dariku, untukmu sang laki-laki dengan seribu satu cara untuk membuatku merindu, yang tanpa kusadari telah menjadi candu.

Written 2018/06/02
Published 2018/07/06

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

14K 777 15
Virat: mahi... Please Mahi: cheeku
Murder Mystery Par VenusET

Mystère / Thriller

28K 659 23
7 people living completely different lives, all randomly teleported to the same room. None of them have ever met each other before, they haven't even...
86K 3.8K 47
Yeah, I know he is cute. Touch him I'll kill you. ___________________ Somehow, this boy become that girl's precious property.
6.4K 577 12
A collection of dark tales and of lost happily-ever-afters. Join us as we go back to Once upon a times. Page after page, we bring you truth behind ol...