Wander-Lust [BangtanKook]

By __erfynt

50.6K 2K 157

Veni. Vidi. Amavi. All Bangtan x Jeon Jungkook. Book ini didedifikasikan untuk semua cerita mengenai Bangtan... More

i - Worried Night [HopeKook]
ii - Bunga-bunga di Taman [YoonKook]
iv - Kiss is a Cup! [HopeKook]

iii - I Like That [NamKook]

11.8K 495 37
By __erfynt

.

"Cantik,"


Namjoon tersenyum. Lekuk senyumnya tulis seiring pujian yang dilontarkan pada pemuda di depannya. Pemuda itu tersenyum tipis, matanya mengerling penuh goda, sedang tubuhnya kembali menari. Mengikuti irama samar dari hingar bingar yang terdengar di luar.

Seperti dugaan; dan Nanjoon tidak menyesal malam ini menguras uang untuk menyewa salah satu gongli favorit disini. Seorang primadona. Yang paling mahal. Tapi benar-benar serupa dengan fantasi liar.

Cantik—menggairahkan. Perpaduan kepolosan dari sepasang netra doe bening dan kilat nafsu yang tergambar.

Serta tubuh molek, Namjoon melihat ada kepenuhan pada beberapa bagian. Dan tungkai sekal yang tidak sepenuhnya tertutup kimono, sengaja memamerkan kulit yang mengintip—menunggu dijelajahi lebih jauh.

"Katakan siapa namamu?"

Ia tersenyum, melepas satu ikatan baju yang membuat kulit bahu terekspos. Tulang selangka yang menggoda untuk dijelajahi dengan lidah, atau sekedar dipenuhi kecupan.


"Jungkook, Tuan."


Suaranya begitu halus. Pantas saja ia juga pandai menyanyi. Membayangkan bagaimana lelaki itu mendesah tidak karuan di bawah kukungan membuat Namjoon mengerang.

Satu ikatan lepas lagi, dan total menggantung pada bahu. Membiarkan sebagian dada dan bahu halus dipersilahkan untuk dijelajahi Namjoon dalam penglihatan. Sayup-sayup terdengar bingar musik tradisional, dan si gongli menari kembali.

Bukan tarian gemulai—melainkan sisi erotis yang membuat Namjoon mendenguk ludah. Jungkook menggoda, secara imajiner menjilat jemarinya. Wajahnya diekspresikan keruh oleh nafsu, separuh tertantang menghabisi akal kliennya.


Luar biasa; pria tampan murah hati malam ini yang menyewa.


Jungkook ingin sedikit menggoda; mendengar nafas kliennya yang sedikit memburu membuat adrenalin dalam darahnya berderu hendak diadu.

"Jungkook—" Namjoon hilang kewarasan. Dada sang gongli menggoda, begitu padat—sekali dan puting yang mencuat. "—lepas bajumu dan bawa mulutmu kemari, Sayang."

Mendapati mata Jungkook berbinar ketika menatap Namjoon yang mengelus selangkangan membuat Namjoon mendesah puas. Benar; malam ini ia menyewa sosok gongli yang tepat.

.

.

Jungkook memposisikan diri. Sengaja tidak membuka kimono. Menyisakan kain halus bermotif bangau itu menggantung malas pada sisi diri. Namjoon tidak masalah; kesannya malah seksi. Jadi ia melanjutkan mengelus rambut merah Jungkook, menantang pemuda itu lebih dekat pada pusat tubuhnya yang berkedut.


Tangan Jungkook halus, mengelus pada pinggiran celana linen yang digunakan Namjoon. Melepas sabunya, lalu dengan sopan menarik turun resleting menggunakan gigi.


Ia benar-benar tahu cara memanjakan tuannya;

Secara berhati-hati menguselkan pipi pada gundukan celana Namjoon. Mengusak berulang kali, hingga terdengar suara desahan rendah dari tuannya.

"Sabar, Tuan."

Jungkook meringis ketika rambutnya dijengit dengan tiba-tiba. Bukan masalah jika sedikit kasar. Aroma Namjoon begitu jantan; sial, Jungkook mengerang sendiri ketika menarik turun dalaman tuannya dengan gigi pula.

Nyata adanya tentang dambaan sang gongli selama ini. Membayangkan betapa penuh dirinya ketika diisi dengan kelamin yang begitu besar, panjang—dan jantan.

"T-tuan," Jungkook meneguk ludah susah payah. Membayangkan diri akan hancur di dalam satu seks panjang. "—saya suka sekali,"


Sebuah kebanggaan hinggap dalam diri Namjoon. Ketika ia disalami dengan jilatan-jilatan kecil di ujung. Dipuji dengan raut wajah sang gongli membuat rasa antusiasme Namjoon mulai naik. Menginginkan diri segera, segera membuat sang gongli tidak berdaya di atas linen.




Menjeritkan namanya;

Berisik dan memohon sebab begitu penuh.




Kalau perlu sampai berdarah sebab Namjoon bukan tipikal vanilla jika sudah mengukung mutlak menunjukkan dominasi.

"Y-ya terus begitu sayang,"

Membiarkan Jungkook sedikit kesusahan ketika menelan. Sebab besar dan keras. Jungkook memainkan lidah, menggesek bagian bawah lalu kembali memanja bagian ujung dengan sapuan lidah. Tidak tertampung sepenuhnya, sebab terbatas ketika tekak sudah terhantam.

.

.

"T-tuan—h,"


Kepayahan Jungkook di atas ranjang. Netranya memejam, menikati setiap petakan lidah Namjoon yang menghabisi ceruk lembabnya. Jungkook tidak pernah menerima rimming—dan rasanya luar biasa ketika dihabisi dengan gerakan lidah. Kakinya tertahan di udara, terkadang jemarinya menggelung—reaksi spontan ketika perut melilit mendengar decak basah.

Gila.

Jungkook merasa gila.

Ketika lidah mereda dan tergantikan satu digit jari yang mendobrak perlahan. Satu, lalu dua ketika detik berganti. Beralih menatap Namjoon yang wajahnya terlihat jantan, bergairah dengan keringat dan helai perak yang tersibak ke atas.

"A-akh—tuan,"

Jungkook mendesah kencang. Punggung melengkuung dan jemari kaki melengkung. Sebab bundalan syaraf telah ditekan oleh telunjuk Namjoon. Ada senyum kebanggaan ketika sang gongli merengek lebih. Lalu merengut manja ketika afeksi jari ditarik.

"Jungkook—" namjoon berganti mengecupi sepanjang leher. Ada aroma khas yang membuat Namjoon betah menjelajah kulit halusnya. "—berani sumpah aku tidak menyesal,"

Satu gigitan dibubuhkan Namjoon pada perpotongan leher. Membuat Jungkook mendesah halus. Mengeraskan kelamin Namjoon yang meronta-ronta menggesek pada dalam sang gongli.


"A-aku tidak pernah, ahh, mengecewakan—t-tuan,"


"Bagus," lidah selesai menjelajah bahu. Berhati-hati melewatkan dada yang membusung menarik perhatian. Berganti dengan jemari yang memainkan puting, menarik dengan dua jarik, dan menggelusnya dengan ujung kuku.

Jeritan Jungkook berderit lagi, "t-tuan—hh tolong,"

Tidak sanggup menerima afeksi yang berlebih. Bagian tubuh yang mendamba untuk dimasuki dan hasrat yang tertumpuk pada pangkal perut meembuat Jungkook pusing. Pusing sebab aroma Namjoon begitu jantan membungkusnya.

"Kau cukup lentur 'kan?"

Namjoon tidak butuh jawaban, sebab tangannya yang memainkan puting berganti menahan bagian belakang lutut Jungkook. menahannya hingga lutut sang gongli nyaris menyentuh dada. Memberikan Namjoon pemandangan erotis ceruk basah Jungkook, yang memerah menggoda untuk dimasuki.

Jungkook mengerang lebih keras, tubuhnya begitu responsif ketika batng kelamin Namjoon menyesaki ceruknya yang lembab. Benar-benar panas dan keras.

Hingga Jungkook tidak sanggup dengan afeksinya, dan melengkungkan tubuh mendesah malu sebab sampai tanpa disentuh. Namjoon memandang takjub, menyerahkan pinggul untuk bergerak sendiri dan sebelah tangan mengusap cairan yang tercecer.

"Cantik,"

"N-nghh—"

Jungkook meraih linen untuk digenggam. Netranya meneteskan air mata sebab nikmat. Namjoon memukul telak pada titik syarafnya, berulang kali dengan gerakan pelan namun dalam.

"Kau cantik sekali, Jungkook,"


Urusan malam ini lebih menyenangkan daripada malam lainnya biarlah sang gongli yang merasakannya. Sebab jerit merdunya beradu dengan hingar bingar di luar sana.




Yang jelas, Namjoon tidak akan berhenti pada satu posisi.




Tidak sampai Jungkook lemas.

.

.

.

.

lupa cara menulis adegan dewasa :((  jadi ya seadanya sambil nobar wkwk.

Dear reepetra 💕 yang kehausan;

Continue Reading

You'll Also Like

350K 2.9K 18
one-shot gay ⚠️⚠️⚠️ peringatan mungkin ada banyak adegan 🔞 anak anak d bawah umur harap jangan lihat penasaran sama cerita nya langsung saja d baca
340K 9.8K 65
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.
242K 2.6K 4
Oneshoot gay tentang Daniel yang memiliki memek dengan bermacam macam dominan. Jangan salah lapak-!!!
44.4K 7.3K 29
Gatau baca aja!