new cover for 3k views. Okey ke tak? Ke suka lagi yang lama?
——
5 bulan kemudian ,
Mata memandang ke arah laut yang luas terbentang di hadapanya . Kagum. Dia kagum dengan keindahan ciptaan tuhan yang tiada cacat celanya.
Nafas ditarik sedalam mungkin sebelum dihembuskan perlahan.
" Kak Rose? Akak buat apa dekat sini? Kan kaki tu tak baik lagi? Kalau abang Wakeel tahu ni mesti dia marah Wien nanti " bebel gadis itu.
" Alaa Wien ni takut sangat dengan abang Wakeel tu. Jangan risau dia tak akan marah punya. Kalau dia marah Wien akak marah dia balik " gadis bernama Awien atau lebih selesa dipanggil Wien itu melepaskan nafas lega.
" Lagipun akak bosan lah Wien duduk terperap dekat rumah , sekali sekala dapat hirup angin pantai... Hilang sikit masalah dekat otak akak ni " jelasnya.
Awien mengangguk perlahan.
" Emm akak, kalau Wien tanya sikit akak marah tak? " Gadis itu tergelak kecil.
" Tanya pun belum macam mana akak nak marah, apa lah Wien ni. Cakap je la akak bukan nya makan danging manusia pun " Awien tersengih.
" Dah lima bulan akak tinggal sini, akak tak ada parents ke? " Gadis itu terkedu. Awien yang melihat perubahan pada wajahnya terus cemas.
" Eh akak, Wien ada cakap apa apa yang tak patut ke? Wien minta maaf kak " ucap Awien laju.
Gadis itu menggelengkan kepalanya perlahan.
" Akak okey lah Wien ,jangan lah gelabah sangat " senyuman segaris ditayangkan.
" Akak masih ada parents, tipu lah kalau akak kata akak tak rindu mereka tapi akak tak bersedia lagi nak berdepan dengan dia... " keluhan berat dilepaskan.
" Apa yang dia dah buat dekat akak? " soal Wien lagi.
" Dia... "
" Wien! " kedua bahu gadis itu terhinjut akibat terkejut. Dada diurut perlahan. Lelaki itu ketawa.
" Wien apa yang abang pesan? Macam mana Kak Rose boleh ada dekat luar? bukan dia sepatutnya ada dekat rumah dan berehat ke? " soalnya bertubi tubi. Awien mati kata. Pantas dia menyorok di belakang gadis yang bernama Rose itu.
" Awak ni tak payah lah nak marah dia, saya yang nak keluar. Lagipun daripada duduk terperuk dalam rumah macam orang bodoh je , lebih baik saya keluar amik angin pantai " balas Rose lalu tersenyum kecil.
" Tak boleh tunggu kaki tu baik ke? Dekat luar ni bahaya, macam macam benda tak diduga boleh jadi " bebelnya lagi.
" Wakeel tolong lah, saya penat nak dengar awak membebel. Kalah umi tahu tak? Sakit dah telinga ni, kan Wien? " Awien mengangguk laju.
" Saya ni risau kalau jadi apa-apa nanti macam mana? "
" Eeee kerek lah abang ni, acah je lebih. Dah lah akak, jom balik " pantas tangan Rose dipaut oleh Awien dan berlalu pergi meninggalkan Wakeel sendiri.
Lelaki itu tersenyum kecil.
———————
" Kenapa awak bagi nama saya Rose? Kenapa tak daisy ke? Lily ke? Melur ke? Tulip ke? Saya teringin juga nak tahu " soal Rose. Wajah Wakeel dipandang lama.
" Betul nak tahu? "
Rose mengangguk laju.
" Saya panggil awak Rose sebab saya nak awak jadi macam bunga Rose . Cantik, harum tapi berduri dan berbisa. Tak mudah didekati walaupun cantik dan menarik " gadis itu mengangguk faham.
" Emm boleh saya tahu nama penuh awak? Sebab haritu saya dengar Doktor Naz panggil awak... " ayat Rose tergantung sepi.
" Jadi awak dengar? " Rose mengangguk perlahan kepalanya.
" Nama saya Noah Al-Wakeel , saya mualaf " Rose sedikit tersentak namum pantas dicover supaya tidak kelihatan.
" Tapi umi dengan abi— " belum sempat Rose menghabiskan ayatnya Wakeel terlebih dahulu memintas.
" Umi adalah ibu susuan saya. My parents mati dalam kemalangan jalan raya sewaktu saya masih bayi, jadi umi lah yang menjaga dan membesarkan saya sampai umur saya 9 tahun. Tak lama selepas tu mak saudara saya bawa saya balik ke pangkuan keluarga " cerita Wakeel panjang.
" Saya terpisah jauh Dengan mereka. Makcik saya bawa saya ke England dan mulakan hidup baru di sana. Tapi bila saya dah mampu, saya punya wang sendiri. Saya balik ke malaysia untuk cari umi dan abi dan saya bersyukur sangat sebab mereka masih tinggal di rumah yang sama " Rose mengangguk faham.
" Dan macam mana awak boleh tertarik dengan islam? " Soal gadis itu lagi.
Wakeel tersenyum.
" Islam... Saya mula berminat dengan islam bila saya tinggal bersama umi dan abi. Saya kagum dengan mereka. Walaupun saya berlainan agama tapi layanan mereka tetap sama. Setiap hari saya mendengar alunan ayat suci dari Al-Quran yang dibaca oleh abi dan hati saya rasa tenang sangat " Rose tersenyum kecil apabila melihat wajah tenang milik Wakeel yang putih melepak itu.
" Awak nak tahu apa yang buat saya paling tersentuh? " soal Wakeel teruja. Rose mengangguk.
" Ada satu malam ni saya haus jadi saya bangun untuk ke dapur. Tapi langkah saya terhenti bila saya dengar doa abi lepas solat tahjud malam tu "
" Abi doa apa? "
" Abi minta pada Allah supaya hati saya dilembutkan agar saya dapat menerima dan memeluk islam, Jauhkan saya dari seksaan api neraka dan pelihara diri saya daripada melakukan maksiat " Rose terkedu mendengar. Dalam masa yang sama dia kagum dengan Abinya.
" Dan Alhamdulillah, berkat doa dan usaha abi dan umi yang tak jemu-jemu membantu saya dalam mengenali islam akhirnya hati saya terbuka untuk menerima islam dan mengucapkan dua kalimah syahadah " Wakeel meraup perlahan wajahnya. Rambut faux-Hawk dikuak ke atas.
" Dah berapa lama? "
" Baru lagi , hujung tahun lepas . Kenapa? " Wakeel memalingkan wajahnya ke arah Rose.
" Tak ada apa cuma, pengetahuan awak tentang islam tu buat saya kagum walaupun awak masih baru. Malunya saya dengan awak! " Wakeel ketawa kecil apabila Rose menutup wajah dengan mengunakan telapak tangan kecilnya.
" Saya suka membaca, perasaan ingin tahu saya ni terlalu tinggi. Jadi saya membaca dan dari situ saya bukan sahaja mendapat jawapan untuk soalan-soalan saya, malah saya juga dapat tahu tentang benda yang saya tak tahu " terang Wakeel tenang. Sejuk hati mendengarnya.
" you know what, I'm proud of you " ucap Rose . Kening Wakeel terjungkit sebelah.
" Really? Why? I mean why so sudden? " Wakeel memandang tepat kedalam anak mata berwarna coklat kehijauan itu .
" Because the effort... Effort for make yourself close to Allah " Perlahan-lahan senyuman Wakeel mekar dibibir merahnya.
Wajah Gadis yang bernama Rose itu dipandang lama. Wakeel menggelengkan kepalanya. Jarang dia duduk dan berbual mesra dengan mana mana gadis kecuali dia...
“ Oh’ Allah, she's the one... Dia gadis yang aku mahu ”
last chapter . I'm gonna miss you guys. And please miss me to ❤