H E R
M I S T A K E
_______________________
" I'm not your hero "
Datar ungkapan Demerez memunculkan senyuman kecil dibibir Elise . Kini , mereka berdua masing-masing duduk di lantai . Lebih tepat , Elise hanya menemani lelaki itu .
Demerez yang sudah mabuk , tersengguk-sengguk dek kantuk yang mulai memakan diri . Juga , sedari tadi Elise cuba mencungkil sebab musabab yang membuatkan lelaki itu begitu broken malam ini . Masih , biarpun dalam keadaan sebegitu Demerez masih berahsia .
Apabila lelaki itu ingin menyambung meneguk minuman alkoholnya pantas Elise tegah . Diambil gelas kaca itu dari genggeman Demerez .
" that's enough for tonight "
Demerez tersenyum kecil , tawa halusnya menyapa lembut halwa telinga Elise . Hanya seketika sebelum senyuman itu pudar digantikan dengan riak wajah yang dingin .
" I'm not a hero , I'm a monster " Demerez melirik wajah Elise , ditatap sedalamnya . " —— din't they told you already ... I'm sure they have warned you " tercebik bibirnya seakan jijik dengan kenyataan yang dirinya serba tahu .
Elise mengeluh , " tak guna I cakap apa-apa waktu ni sebab you are not sober . I tak tahu ... apa yang you dah alami ..sampai ... you are this .. broken . But , I'm glad that you trust me and din't push me out from your life . I think its more than enough . You have give me a lot "
Demerez mematung . Mendengar setiap luahan wanita itu meski dirinya boleh dikatakan mabuk teruk . Segaris senyuman terlakar manis dibibir Demerez sebelum gelang perak dipergelangan tangannya dibuka .
Tangan Elise ditarik lalu dipakaikan gelang perak itu dipergelangan wanita itu . Sejurus itu , tangan yang sama merangkul tangan halus Elise . Menyatukan kedua tangan mereka .
Elise terkesima . Kaku dalam pada mata hanya terpaku pada wajah Demerez . Jelas kebingungan terbias diwajahnya . Kening yang bertaut , penuh dengan tanda tanya . Cuba meminta penjelasan .
Namun , belum sempat perkataan disampaikan dibibir Elise dikejutkan dengan tindakan Demerez yang melabuhkan ciuman halus pada belakang tapak tangannya yang bersatu dengan tangan lelaki itu .
Mata saling bertaut , tidak langsung dipatahkan oleh mereka . Membiarkan biasan mata masing-masing berbicara dalam isyarat tersendiri . Tersirat meski tersurat .
" aku tak boleh ... tuturkan kata-kata cinta pada kau . Its up to you to read them by my action . Its all depends on your observation .... because I know . You are hella genius " senyuman sinis tersungging dibibir Demerez , ibarat piala yang menjadi kemegahannya .
Elise membisu . Jelas , bicara Demerez menyentak dirinya dari lamunan siang hari . Realiti menghentak jiwa raga . Kenyataan yang benar namun entah mengapa tersimpan seribu satu resah apabila menyedari kebenaran itu .
Tersedar daripada terus tenggelam dalam kegelapan sendiri apabila kehangatan tangan Demerez meninggalkan dirinya . Dilihat lelaki itu sudah berdiri meski tampak sedikit terhuyung-hayang .
" what are you doing Demerez ? " soalnya perlahan apabila melihat lelaki itu sudah mengeluarkan paket kecil dari dalam laci mejanya .
Kelongsong-kelongsong kecil yang jelas terisi serbuk putih .
Demerez yang masih membelakanginya hanya bersahaja mengambil satu kelongsong itu , meski sedar renungan tajam Elise menikam belakang kepalanya . Iya , kewarasannya kembali merangkak kembali . Kesan alkohol mulai berkurang .
Dituang sedikit demi sedikit serbuk itu ke atas belakang tangan kirinya .
" kokain , getting high ... why ? Kau nak stop aku ke ? "
Elise membisu . Berperang dengan dirinya sendiri .
" I wish I could . But , I can't . Kalau itu yang perlukan sekarang , then ... just continue . Tapi I nak keluar . I can't stand here and ... just watch you .. " gumamnya sebelum menyambung namun dengan nada yang lebih halus seakan berbisik ,
" ——destroyed yourself .. "
Demerez sedar , matanya menjeling kosong ke arah pintu yang sudah ditutup oleh Elise . Soalan yang sengaja disoal pada waaita itu bagi tujuan menguji .
Menguji Elise sama ada wanita itu mahu mengawal dirinya .. atau kata lain cuba merubah dirinya sebagaimana perempuan-perempuan lain yang ingin mendampingi seorang Demerez Black .
Segaris senyuman mekar dibibir Demerez , disambung semula aktivitinya yang tergendala tadi .
Merosakkan diri sendiri .
Because he wants to forget the pain . The lump in his heart .
To forget the longing that kept burning in him . That kept him insane . Those lingering sin that forced him to drown himself in the deepest and darkest part of him .
No one could save him ... no one because the truth is ... he doesn't want to be saved .
Kaki mengusung langkah laju tanpa sedar dirinya bertembung dengan tubuh lain . Terdongak Elise namun matanya sedikit mencerlung apabila melihat linangan air mata diwajah Derin .
Derin pula seakan terburu-buru untuk keluar . Wajah wanita itu jelas panik memghadirkan rasa khuatir dalam diri Elise .
" k-kenapa ni ? You okey tak ni ? " lengan Derin disentuh halus , melihat keadaan wanita itu yang bergetaran .
Derin menggeleng disusuli esakan halus terlepas dari perangkap bibirnya namun cepat-cepat ditekup dengan tangan .
" Derin , what's wrong ? Kenapa y-you ... tell me what's happened ? " desak Elise langsung lupa akan Demerez . Tumpuan dan fokusnya kini pada Derin yang masih cuba berdalih . Seakan cuba menyembunyikan sesuatu daripada pengetahuannya .
Derin merengkuh lengannya dari genggeman Elise . Gelengan menggantikan suaranya sebelum wanita itu terburu-buru menuruni anak tangga . Jelas , wanita itu keluar dari rumah .
Refleks Elise tercari-cari jam dinding bagi memastikan jam di kala ini .
Satu jaluran aneh menyelusuri dada apabila melihat jarum jam yang menunjukkan angka 2 pagi . Kembali mata dialihkan pada pintu utama .
Diri digasak persoalan demi persoalan mengenai perubahan sikap Derin . Kebimbangannya bersatu dengan satu rasa ingin tahu yang meluap-luap .
Pada masa yang sama , pintu sama dikuak dari luar . Mata Elise terus memaku pada Judah yang bersahaja memasuki rumah . Ditunggu sahaja sehingga Judah mendaki anak tangga .
Mata saling bertentang . Bertahan buat sesaat dua sebelum dipatahkan oleh Judah sendiri . Lelaki itu mengeluh panjang .
Sedar-sedar sahaja mereka berdua sudah berhadapan . Jurang terbina antara mereka . Jurang yang terbina dek emosi dan ilusi .
" you terserempak dengan Derin ? " tidak mampu menahan diri daripada menyoal mengenai wanita itu . Jelas sekali , Elise terganggu dengan peristiwa tadi .
" kau ingat aku bodyguard depan pintu ke ? "
Elise mengeluh , mulai jelik dengan sikap lelaki itu . " —— stop please Judah . Sikap you ni betul-betul anoyying tahu tak . And most important is ... tak matang . Childish ! Sedangkan you abang tiri Demerez , means you are older than him . So please act like your fuckin' age . " selaran Elise membuatkan lelaki itu tertawa . Sengaja memprovok Elise .
" now kau nak compare aku dengan Rez pulak ? Huh ! You are nuts . "
" tapi aku nak tengok sampai bila . Sampai bila kau nak menangkan Rez dari aku . AKu percaya satu hari nanti ... kau akan menyesal sebab pilih Rez dari aku . Kau akan menyesal sebab jadi bodoh macam ni . And you know what ... aku tahu hari itu akan datang dengan pantas . Hari dimana kau sedar bahawa kau dah lakukan kesalahan terbesar dalam hidup kau . Dengan pilih Demerez . YOu will curse to the fate for the day your's path collide with him . You will regret them . I knew you will "
Mata bertentang , saling menikam wajah masing-masing . Tenungan tajam lagikan dingin . Nafas yang tidak teratur dek emosi yang bergelodak ingin mengawal kewarasan diri .
" you are delusion to think that I'm going to called this fate a mistake . Meeting him is not a mistake "
Tersengih sahaja Judah , kening menjungkit berbaur provokan .
" are you sure ... because afterall ...you couldn't predict the future angel "
" you have no power "
" .... but you have a choice ... "
___________________
TBC
VOTE || COMMENT