My Moon and My Soul

By J1nnieloveu

125K 11.6K 7.4K

[Proses Revisi] BxB 🔞Mature Content. Everyone has a deceitful character in themselves. And Jin is one of th... More

PROLOG
1. Begin
2. Uri Kook
3. Fluffy Time
4. Brothers Couple
5. Clumsy Lecturer
6. I Think, All My Dreams Comes True
7. Staring Into Your Soul
8. The Naver Ending Nightmare
9. The Naver Ending Nightmare (2)
10. Halo ? I'm Your Kyosu-nim
11. Born With Overload Pheromone
12. Between Two Little Alpha
13. Panic Attack
14. I Hate My Weakness (M)
15. Rainbow In Gloomy Day..
Hey Hoo!!
hey hoo again!
16. Please, Listen To Me.
17. Stay Back.
19. Start Over
20. Date
21. Recognition
hey hoooo again..
22. Un Tournant
23. The Pretender
24. The Sweetest Goodbye
25. Love Is Coming From Everywhere.
Question part!
Answer Part!
26. Found Your Love, Baby.
27. Darkest Side And Turning Point
28. Reveal The Lost Puzzle
29. Finally, you are..
30. Yes, we will!
31. The Wedding (End)
Last Word
AFTER PARTY (M)

18. Amour Interdit (M)

6.1K 332 281
By J1nnieloveu

WARNING 18+ NC / M CONTENT🚫

Mohon untuk bijak dan inget usia yang belum memenuhi, please stay back.

(M) yaoi, boyXboy, bananaXbanana 🍌🍌🍌

Harap kebijaksanaan para pembaca yang merasa gak nyaman tolong di skip aja dan don't judge me. Setiap author punya alurnya masing-masing.

So, enjoy the story guys.❤️

--------------------------------------------------------------

Disinilah Jin sekarang di salah satu cafe di dekat restorannya untuk bertemu dengan Namjoon. Ia tidak tahu bagaimana ia akhirnya setuju untuk membicarakan perasaan keduanya. Namjoon sudah sampai lebih dulu karna Jin harus menunggu hingga jam kerjanya usai. Mereka masih saling diam dan hanya saling balas menatap.

"apa jawaban hyung untukku ?" ucap Namjoon memecahkan hening antara keduanya.

"aku, aku tidak bisa menjawab ya atau tidak. Begitu banyak yang ada di dalam kepalaku saat ini, kau belum mengenalku namjoon." Ucap Jin, ia bergerak gelisah di tempat duduknya.

"kalau begitu mari saling mengenal, aku tidak memaksamu untuk balas mencintaiku secepatnya. Aku hanya ingin dekat denganmu, em maksudku kenal dekat denganmu, hyung.." Namjoon kembali gugup.

"aku hanya tidak mau kau kecewa, aku sudah pernah merasakan ada di posisimu. Dan, aku tau bagaimana rasa kecewa pada akhirnya." Balas Jin

"tapi aku yakin, kau tidak akan membuatku kecewa.." ucap Namjoon ia tersenyum lembut menatap mata bulat coklat Jin. Cantik, mata yang sangat cantik. "setiap orang punya sisi gelap masing-masing. Setiap orang berhak mengutuk dirinya akan kesalahannya, tapi setiap orang juga berhak untuk merasakan cinta yang baru. Aku belum tahu apa sisi gelapmu hyung, tapi aku juga memiliki sisi gelap yg sama buruknya aku rasa. Jadi jangan pergi menjauh, karna kita sama saja pada akhirnya."

"namjoon.." ucapan Jin terpotong.

"aku hanya ingin jadi alasanmu bahagia, karna kau terlihat menyembunyikan perasanmu yang sebenarnya. Aku mohon, mari saling mengenal.." Namjoon dan mulut manisnya. Hati Jin menghangat, dia tanpa sadar mengangguk dengan apa yang Namjoon ucap barusan. Akankah pilihannya benar kali ini ? tapi rasa ragu masih memenuhi ruang hatinya.

Jam sudah menunjukkan hampir tengah malam, Jin baru masuk ke dalam rumah di sambut dengan Jungkook yang berdiri bersandar pada salah satu tembok ruang tengah. Dengan aura gelap seperti biasa saat Jin pulang malam.

"darimana ?" ucapnya dingin.

"menemui Namjoon" balas Jin singkat ia tak ingin menimbulkan masalah baru dengan Jungkook.

"untuk apa ?" balas Jungkook lagi.

"menyelesaikan masalah." Singkat Jin.

"hasilnya ?" ucap Jungkook ingin tahu. Jin berjalan melewati Jungkook.

"aku memberinya waktu.." ucap Jin dengan suara rendah. Jungkook mendengus kesal mendengar itu, ia tidak percaya hyungnya dengan mudah memberi kesempatan pada orang yang bahkan belum lama ia kenal.

Jungkook berjalan cepat menuju kamarnya dan menutup pintunya dengan kencang. Menimbulkan suara berdebum yang membuat Jin terlonjak. Jin hanya bisa menghela nafasnya dan masuk kekamar. Ini salah satu hari paling melelahkan. Tak lama terdengar langkah kaki seseorang yang menuruni tangga, membuat Jin cepat-cepat keluar.

"kook, sudah tengah malam. kau mau kemana ?" ucap Jin panik.

"tidak perlu tunggu aku, tidurlah." Balasnya cepat tanpa melihat ekspresi Jin yg kebingungan lalu bergegas menuju pintu keluar.

"mau kemana anak itu ?" Jin mengusak rambutnya.

Ia tak bisa tidur, ia khawatir dengan Jungkook. Emosi anak itu sedang tidak bagus dan dia keluar di tengah malam entah kemana. Memang Jungkook cukup dewasa untuk menjaga dirinya, tapi orang lain yang dihadapi Jungkook yang bisa dalam bahaya jika berurusan dengan anak itu. Setelah gelisah membolak-balik tubuhnya ke kanan-kekiri di atas tempat tidurnya Jin memutuskan menelfon Jungkook , sayangnya tidak ada jawaban. Berusaha tenang, ia memutuskan menelfon Taehyung. Mungkin Jungkook keluar bersamanya.

Beberapa kali nada sambung, tak lama Taehyung menjawab panggilan itu.

"yeoboseo, tae-tae-ah.." ucap Jin

"yeoboseo hyung!!" teriak Tae, membuat Jin sedikit menjauhkan ponsel itu dari telinganya. Selain itu ada dentuman keras musik di seberang sana.

"tae-tae kau di mana ? apa kook bersamamu ?" balasnya.

"apa hyung ?!" balas Tae yang tidak bisa mendengar ucapan Jin dengan jelas.

"tae-tae kau dimana ? apa bersama kook ?" ucap Jin setengah berteriak.

"ahh iya hyung.. untung hyung menelfon. Kook tidak mau berhenti memesan minuman. Aku sudah mengajaknya pulang tapi dia tidak mau beranjak." Adu Tae.

"apa ?? dimana kalian sekarang ?" ucap Jin khawatir, Jungkook bila sudah mabuk akan merepotkan sekali.

"airplane club!" teriak Tae saat musik techno di sana makin keras.

"arrasseo" jawab Jin lalu mematikan telfonnya, dengan cepat dia berganti pakaian dengan asal dan menuju mobilnya.

Club ini begitu ramai dengan berbagai jenis orang, bau rokok menyengat serta bau alkohol melayang-layang diudara. Jin memasukki club itu dengan dilempari tatapan dari beberapa orang yang seakan-akan menelanjanginya dari atas ke bawah. Jin tidak suka tempat seperti ini.

"hai... Sepertinya kau sendirian, apa kau mencari seseorang ? ingin kubantu, cantik ?" ujar laki-laki dengan suara berat, tubuhnya tinggi mungkin sama seperti Namjoon. Ia memegang pinggang Jin dan berusaha menariknya. Tapi Jin langsung menepis pelan lengan itu.

"maaf aku harus menemui seseorang" balas Jin singkat.

"oh, jangan begitu. Aku seunghyun, choi seunghyun. Makhluk seiindah dirimu tidak seharusnya sendirian." Ucapnya, sambil menatap dengan minat bibir berisi Jin.

"maaf tapi aku tidak sendirian, aku.."

"hyung!" suara bariton Taehyung memotong kalimat Jin. Laki-laki tinggi tadi memperhatikan gerak-gerik Taehyung.

"kau sudah di sini, ayo ikut aku." Suara bariton milik Tae tidak biasanya seberat ini, pikir Jin. Kemudian dia menoleh ke arah pria tinggi itu "maaf dia milikku." Dengan smirk terakhirnya, ia menarik Jin ke tempat dimana Jungkook sedang menenggak minumannya dan disampingnya ada Jimin dengan wajah yang begitu khawatir. Jin langsung menghambur ke arah Jungkook.

"kook, apa-apaan. Hentikan. Ayo pulang" cegah Jin sambil menarik cangkir yang dipegang Jungkook.

"kenapa hyung kemari ?!" Ujarnya kaget, nafasnya sudah bau alkohol.

"ah..ya ampun. Kau sudah minum berapa banyak ? ayo pulang." Ucap Jin saat mencium bau alkohol dari nafas Jungkook, anak itu sudah cukup mabuk. Dengan sekuat tenaga Jin berusaha maenarik Jungkook.

"Kook, pulanglah.. kau sudah cukup mabuk." ujar Jimin, ia berbagai pandangan khawatir dengan Jin. Jimin memberi isyarat pada Jin, bahwa dia lebih baik meninggalkan keduanya. Jin mengangguk.

"tidak, aku sedang tidak ingin pulang. Hyung saja yang pulang." Ucapnya ketus dan berusaha meminum lagi alkohol yang ada di hadapannya. Tapi dengan cepat Jin meraihnya dan menenggaknya hingga habis. Jin mengerenyit merasakan alkohol memasuki tenggorokannya.

"hyung! Kau tidak bisa minum hentikan!" teriak Jungkook. Namun Jin seakan tuli, terus menenggak minuman itu bahkan dari botolnya langsung. Membuat Jungkook panik dan menarik botol alkhohol itu dari tangan Jin.

"kalau itu habis kau akan pulang bukan. Berikan." Ucap Jin. Wajahnya sudah memerah, positif Jin mabuk. Dia hanya dengan beberapa tenggak soju saja sudah bisa hilang kesadaran apa lagi dengan alkohol kadar tinggi seperti ini.

"ayoo berikan..." sungut Jin. "sini kembalikan, kau akan pulang kan kalau itu habis. Mari hyung bantu agar kau cepat pulang." Jin berusaha meraih botol itu, ia berdiri namun berdiri saja sempoyongan. Jungkook berdesis sebal dan langsung marangkul Jin. Baik.. dia menyerah, dia akan pulang.

"tae-tae hyung, aku pulang. Tolong ajak Jimin hyung pulang juga." Ujar Jungkook, hanya ditanggapi anggukan dari Taehyung yang malah fokus ke wajah Jin yang memerah. Jungkook menarik Jin keluar dan memasukannya ke dalam mobil. Jungkook masih cukup sadar untuk menyetir walaupun kepalanya mulai berdenyut sakit.

Untungnya mereka sampai dengan selamat, walaupun Jungkook memarkirkan mobil Jin dengan asal, efek alkohol tadi mulai berdampak pada Jungkook. Ia keluar dan menggendong bridal style hyungnya untuk memasuki rumah.

"jangan begini lagi,, hyung akan marah padamu." Racau Jin dengan mata sayunya.

"aku yang sedang marah padamu" ucap Jungkook.

"aniya!! hyung yang marah padamu. Anak nakal, anak nakal!" ucap Jin sambil memukul-mukul pelan mulut Jungkook.

"akh! Hyung sakit!"keluhnya ia susah payah menggendong Jin dan menaruhnya di kasur miliknya. Tanpa sadar dia malah membawa Jin kekamarnya, kesadarannya sendiri juga sudah makin menurun.

"pabo! Hyung khawatir dan banyak pikiran, kau malah menambah kekhawatiran itu. Bisa kau berhenti jadi anak nakal! Dasar anak nakal!" Jin memukul-mukul dada Jungkook. Mereka sudah berdiri berhadapan karna Jin tiba-tiba berdiri.

"hyung khawatir padamu. Hyung juga takut kau selalu risau pada apa yang terjadi pada hyungmu ini. Itu bukan hakmu untuk khawatir, hyung bisa menyelesaikan semuanya sendiri." Ucap Jin mulai terisak, sambil menangkup wajah Jungkook.

"hyung, saranghae" bisik Jungkook di depan wajah Jin.

"aninde! Kau hanya boleh mengatakan itu pada kekasihmu pabo!" Jin kembali memukul pelan mulut Jungkook. Jungkook menangkap tangan Jin dan menatap wajah kakaknya. Mata Jin sayu, pipinya merona merah dan basah karna air mata, bibir penuh berisi itu pun merekah sedikit membengkak.

"aku hanya ingin hyung.." kalimat terakhir itu meluncur sebelum Jungkook mencium bibir milik Jin. Kembali mengeratkan genggaman tangannya di lengan Jin, menarik hyungnya mendekat mengikis jarak antara tubuh mereka. Jungkook mencium Jin dengan tidak sabaran.

(NC started)

Ia berusaha mencium bibir bawah dan atas Jin sekaligus, ia menarik tengkuk Jin agar memperdalam ciuman mereka. Jungkook mengerang dan menghisap bibir Jin menimbulkan bunyi kecipak mulut mereka yang basah. Lidah Jungkook masuk menorobos masuk ke dalam mulut Jin. Membuat si pemilik sedikit kesulitan mengimbangi.

"hemph.. emm, kook..ah" gumam Jin. Jungkook memegang kepala dan pinggang Jin. Mendorongnya agar terlentang di kasur, segera Jungkook menindih tubuh itu. Ia merubah ciumannya menjadi begitu lembut, menikmati tiap jengkal tubuh Jin dengan bibirnya.

Ciuman menyeret dengan beberapa kecupan ia buat di sekitar rahang Jin terus hingga keleher. Begitu halus. Semua jengkal kulit Jin begitu halus bagi Jungkook. Ia menatap wajah Jin yang telah memejamkan matanya. Ia melepas sweater besar Jin kemudian celana jeans yang Jin gunakan. Meninggalkan kaus tipis dan boxernya. Ia masih menatap Jin yang menggeliat pelan dibawahnya lalu melepas pakaiannya sendiri. Jungkook hanya meninggalkan boxernya.

Jungkook mencium Jin kembali agak lama. Membuat semua perasaannya tertinggal dan tersalur melalui ciuman itu. Kedua mata, kening, pipi, dagu dan bibir Jin semua ia kecup. Semuanya adalah miliknya saat ini, entah sampai kapan. Tapi malam ini, ia hanya ingin memiliki Jin. Dengan gerakan lambat Jungkook melepas kaus Jin. Lalu mengecup rusuk dan perutnya, membuahkan erangan halus dari yang lebih tua. Dan terakhir melepas kain terakhir di tubuh Jin.

Jin kini naked tanpa apapun, mata Jungkook menggelap karna nafsu. Tidak! Bukan hanya nafsu, ini adalah cinta, Jungkook tau cinta ini salah.

Jin adalah kakaknya, tapi andaikan dia harus terlahir lagi dan sebelumnya harus terbakar dahulu di neraka. Dia rela, asalkan saat terlahir kembali dia terlahir untuk bersama Jin. Dia benci kenyataan bahwa Jin dan dirinya adalah saudara satu darah.

Mata Jungkook berkaca-kaca dan isakan kecil muncul di antara nafasnya, ia tertunduk di dada Jin. Ia mencintai Jin, hanya Jin yang dia inginkan. Tapi kenapa takdir begitu kejam membuat mereka menjadi satu darah dan dengan alasan apapun mereka tak bisa bersatu.

"hyung.. aku mencintaimu. Ah! hyung aku sungguh mencintaimu, jangan tinggalkan aku." Jungkook sudah benar-benar terisak. Namun ia mendongak ketika tangan halus Jin mengelus pipinya.

"bayi kelinci, hyung mencintaimu" ujar Jin dengan senyumnya yang begitu manis. "jangan menangis, hyung ada untuk melindungimu.." ia mengelus wajah Jungkook yang telah basah karna airmata. Ia melihat Jungkook yang ada di depannya adalah Jungkook kecilnya bertahun-tahun lalu.

Jungkook menatap wajah Jin dan tersenyum, ia maju dan mengecup mata Jin lalu merambat ke bibirnya. Jin membalas ciuman itu dan begitulah.. semua berubah menjadi begitu panas. Jungkook mencium pundak Jin terus turun ke tubuhnya hingga di antara selangkangannya.

"hah~ ah.." desah Jin ketika Jungkook menciumi pahanya. Lalu..

"AKHHH!! APPO!" Jin berteriak saat sesuatu menusuk hole miliknya. Jungkook sudah memposisikan miliknya dan perlahan mendorongnya kedalam Jin. Entah sejak kapan anak itu tidak mengenakan apa-apa lagi.

Jungkook tak pernah melakukan seks sebelumnya. Ia hanya iseng pernah menonton hentai jepang bersama Taehyung, tapi hingga detik ini ia tak pernah mempraktikannya. Jungkook panik ketika melihat Jin berteriak dan matanya basah dengan setitik airmata yang keluar. Ia menunduk dan mengusap wajah Jin.

"mianhe hyung,, aku akan pelan-pelan.." bisiknya.

Ia baru ingat ia tidak memberikan apapun sebelum memasukki Jin, ia menarik miliknya kembali yang baru ujungnya saja berhasil terdorong ke dalam Jin. Membuka nakas terdekat dan meraih lube di sana lalu segera mengoleskan ke junior miliknya. Miliknya cukup besar jauh dibandingkan milik sang hyung.

Ia menaruh satu kaki Jin dipundaknya dan mendorong lagi junior miliknya dengan perlahan.

"ah~ ahhhhh~akh.." desah Jin ketika milik Jungkook terus meringsek masuk. Nafas Jungkook memburu, raut wajahnya menunjukkan betapa kuatnya hole Jin mencengkram miliknya.

"aghh! Oh ya ampun.." racau Jungkook.

"aw! Oh~ ahh~.. hah..akh, akh" desahan lembut Jin makin nyaring saat Jungkook mulai menggerakkan miliknya. Bunyi kecipak basah di bawah sana makin membakar nafsu Jungkook, miliknya di cengkram erat oleh dinding hole milik Jin. Apakah seks senikmat ini fikirnya ?

Ia merendahkan tubuhnya dan menumbuk hole Jin makin cepat.

"akh! Akh! Akh! Ahhh ha' ahhh.. yaaah" tubuh Jin tersentak-sentak karna gerakan konstan Jungkook yang cepat. Bunyi kulit yang seperti tamparan terdengar keseluruh ruangan. Jungkook bangun ia mengepalkan telapak tangannya dan memposisikannya di kiri kanan tubuh Jin seperti akan melakukan push-up. Lalu menghentakkan miliknya lagi kedalam hole milik Jin.

"ahhhh~ ah! Oh ya ampun. Akh~ akh~ akh~ ahhhh haahh.." Jin dengan matanya yang tertutup mencengkran lengan berotot Jungkook dan mendesah begitu keras. Sementara yang berada di atas mengamati ekspresi Jin yang begitu cantik saat ia mendongak dengan mulut yang terbuka. Dinaikkannya kedua kaki Jin kepundaknya, membuat miliknya makin tertancap kian dalam. Dengan gerakan cepat yang diberikan Jungkook, Jin mencapai orgasme pertamanya. Tanpa suara, tanpa Juniornya di sentuh, Jin mengeluarkan cairannya menyembur hingga keperutnya.

Jungkook merubah posisi mereka, ia memiringkan tubuh Jin kesamping dan dia sendiri berada di belakang Jin sehingga bisa leluasa mengecup punggung mulus putih itu. Memasukan miliknya kembali, Jungkook mulai bergerak. Ia mencengkram butt cheeks milik Jin lalu mengelus Junior Jin yang telah kembali menegang dan memerah.

"ahhhh~ ah'hahh.. akhh haaah.. pelan-pelan..akhh appo..ah" desah Jin tangannya mencengkram erat selimut yg ada. Gerakan Jungkook sungguh tak ada ampun, kuat, cepat dan selalu menyentuh sweetspot Jin.

"AKH! Disana.. ahh disana" Jin tanpa sadar merengek saat Jungkook berhasil menemukan titik kenikmatannya. Jungkook berusaha bergerak di tempat yang sama membuahkan rintihan nikmat dari Jin.

"hyung menoleh ke arah ku,, ah" ucap Jungkook diantara nafasnya yg memburu. Jin menolehkan kepalanya dan segera Jungkook mencium bibirnya.

"buka mulutmu hyung." Perintah Jungkook lalu menghisap lidah milik Jin. Tangan Jin terulur untuk mengelus wajah Jungkook.

"ahhh.. eum. Mmph. Ah~ ahhhh.eum" desahan Jin tertahan karna ciuman Jungkook.

"aghhh! Ah! Akh!" Jungkook mengerang ketika ia merasakan miliknya akan segera menembakkan cairan miliknya. Ia bangkit dari posisi berbaring dan duduk membalik Jin sehingga posisinya berubah tengkurap dengan miliknya masih tertanam di dalam Jin.

"ahhhhh~~ lebih cepat..akh!" rengek Jin dengan lengkingan nyaring.

"ahhh.. akh! Akh! AKH! Ohhh... ahh!!" Jin berteriak dan merintih saat milik Jungkook membuat holenya meregang begitu lebar. Jungkook menggerakkan pinggulnya makin cepat membuat ranjangnya berdecit-decit begitu keras. Ia mengecup punggung Jin meninggalkan bekas kemerahan disana.

"ahhh! Ahh!! Akhhhhh.." rintihan panjang Jin menandakan ia mencapai orgasmenya lagi, seluruh tubuhnya gemetar. Jungkook mencengkram pinggang Jin untuk mempertahankan posisinya, ia yakin itu akan meninggalkan memar. Tapi nafsu untuk mencapai orgasmenya sendiri membuatnya seperti lupa segalanya. Jin begitu nikmat, begitu indah. Jungkook mengelus selangkangan Jin lalu mencengkram butt cheeks berisi itu lagi.

"Agh! Agh! Hampir sampai." Racau nya, Jungkook bingung harus melepaskannya di dalam Jin atau di luar. Dan sedetik sebelum cairannya menyembur ia menarik miliknya keluar sehingga cairannya membasahi pinggul Jin,

"astaga.. banyak sekali, kenapa banyak sekali.." racaunya ketika melihat cairannya yang menyembur begitu banyak. Tentu Jungkook pernah masturbasi, sering lebih tepatnya. Tapi cairan yang keluar tak pernah sebanyak ini. Ia berniat membersihkan semua kekacauan ini. Tapi kepalanya mendadak berat dan pusing. Sehingga ia menghamburkan dirinya berbaring memeluk Jin yang sedari tadi telah terlebih dulu terlelap karna kelelahan.

Jungkook berkedip beberapa kali sebelum terpejam,

"hyung, maaf.." bisiknya pelan dan setelahnya Jungkook pun berlalu dari keadaan terjaganya.

------------------------------------------------------

Demi apapun aku gak niat buat Jin jadi terlihat seperti tokoh yg murahan. Karna dalam story Jin having seks dengan beberapa orang.😭🙏😭🙏😭

Aku hanya suka jin-harem. Udah, Cuma itu pembelaan yg bisa aku buat.

Judulnya sendiri aku pilih pakai bahasa Perancis dengan arti cinta terlarang, biar keliatan keren gitu hehe~😚

So sorry untuk NC yg di luar ekspektasi-nyah, makasih juga supportnya.😚

Dan 10k+ readersnya.😘😘

See u in next chap!💞

Love love love❤️❤️❤️

Folky~❤️

Bonus picture sebagai permintaan maaf.




Mamam tu abs JK!

Continue Reading

You'll Also Like

16.8K 1.3K 19
Ketika Kim Seokjin, dokter bedah keturunan Asia, setuju untuk pergi ke Korea Selatan bersama kekasihnya, Kim Namjoon, ia membayangkan rumah sederhana...
122K 13.2K 46
Tears ( I'm Sorry I love You ) (6 Juni 2018 - 21 April 2019) ••• "Karena setiap pertemuan akan disandingkan dengan perpisahan."
78.4K 9.1K 39
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
174K 19.8K 31
⚠️ HOMOPHOBIC OUT! 21+ MPREG!⚠️ HAPPY END-NO CHEATING-ANTIMAINSTREAM Jeon Jungkook, pria yang mempunyai nasib sial. Kehidupannya hancur lebur karena...