Journal Of Exaudi [Finished]

By jsztet

115K 3.5K 131

#2 Fiksi Dewasa [28/7/2018] #1 Boyxboyromance [4/8/2018] #4 Cerita Gay [8/8/2018] Apa jadinya jika kamu meni... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20

Chapter 13

3K 88 3
By jsztet

Kelas ini kembali seperti semula. Tetap bising seperti biasanya jika tidak ada guru yang datang kelas. Segerombol gadis-gadis mengerumuni sebuah meja dan menjadikan meja itu sebagai tempat menggosip. Dan sepertinya gosip mereka sangatlah seru, terlihat banyak dari mereka yang sangat antusias dengan pembicaraan mereka. Mereka berbicara dengan sangat keras, yang mungkin kelas sebelah juga dapat mendengar pembicaraan mereka.

Exaudi bukanlah tipe orang yang suka menguping pembicaraan orang lain, maupun mencampuri pembicaraan orang. Jika dia memang tidak masuk ke dalam lingkup orang-orang yang sedang membicarakan hal itu, dia akan lebih memilih untuk pergi meninggalkan tempat itu.

Biasanya dia akan mencari tempat untuk duduk sendiri dan tenang, bebas dari dengungan pembicaraan orang-orang yang suka menggunjingkan orang lain. Atau mungkin dia akan pergi ke taman sekolah ini yang letaknya dekat dengan kelasnya. Di taman itu dia dapat duduk di bangkunya sambil membaca buku, atau terkadang merenung. Itulah makanya tidak banyak yang dapat berteman baik dengan Exaudi, karena perilakunya yang agak tertutup itu.

Pernah suatu kali dia bergabung bersama pembicaraan laki-laki di kelasnya. Mereka biasanya akan mengambil posisi diujung kelas sembari membentuk lingkarang, dan terkadang juga mereka duduk di lantai. Mereka sebenarnya harus berterima-kasih kepada petugas piket kelas yang membersihkan lantai itu setiap hari, karena kalau tidak ada mereka, para anak lelaki itu tidak akan dapat nyaman duduk di lantai itu.

Namun bagaimanapun menariknya topik pembicaraan mereka yang tidak jauh-jauh dari bola, politik, ekonomi ataupun gosip-gosip yang beredar di seputar sekolah – benar sekali, lelaki juga suka menggosip – yang sedang hangat-hangatnya. Exaudi terkadang hanya lebih memilih diam dan tidak menanggapi apapun pembicaraan mereka.

Tetapi kali ini berbeda. Dengan volume yang sekeras itu, dari jarak sepuluh meterpun pembicaraan gadis-gadis ini dapat terdengar. Dan Exaudi yang berada tidak jauh dari tempat mereka akhirnya menguping pembicaraan mereka. Dia dapat mendengar mereka membicarakan acara Konser Tahunan yang diadakan dua hari yang lalu.

Sebenarnya dia cukup bangga dan bahagia karena ternyata acara yang diketuai olehnya itu menarik perhatian banyak orang di kelasnya. Mereka membicarakan tentang dekorasi serta suasana yang mereka dapatkan ketika mereka menghadiri acara itu. Mereka juga membicarakan bintang tamu yang hadir di tempat itu, mulai dari pakaian, penampilan bahkan sampai gossip tentang bintang tamu pun mereka bicarakan.

Dia juga dapat mendengar namanya disebut-sebut dalam pembicaraan mereka itu. Namun ketika mereka menyebut nama Exaudi, mereka sedikit memelankan suara mereka. Tetapi bagaimanapun, suara itu masih dapat terdengar olehnya. Mereka membicarakan kharisma Exaudi ketika memimpin acara tersebut, ketika memberikan pidato bahkan bajunya yang dikenakannya.

Satu hal lagi yang menarik perhatiannya adalah mereka membicarakan band HOPE juga. Terutama gitarisnya, yang kita sama-sama tahu siapa orangnya, Arman. Mereka membicarakan tentang maskulinitas Arman diatas panggung serta lagu yang dibawakan oleh Arman. Mereka mengatakan bahwa lagu yang dibawakan oleh mereka sangatlah membuat diri mereka terbuai, dan tenggelam dalam romansa cinta.

Exaudi kemudian menggeleng – gelengkan kepalanya mendengarkan pembicaraan mereka itu. "Dasar cewek!" batinya. Exaudi lantas memberhentikan kegiatannya menguping ketika dia melihat Tiara datang ke arahnya. Dia yakin sepertinya Tiara ingin membicarakan sesuatu hal yang penting dengannya, atau semacam itulah. Karena dia melihat wajah wanita itu nampak datar dan tidak cerah seperti biasanya.

"Hei aku ingin berbicara denganmu" ucap Tiara.

"Ya, bicaralah. Aku akan mendengarkanmu" balas Exaudi.

Sebelum Tiara berbicara terlihat oleh Exaudi, Tiara mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Ada sebuah bungkusan yang entah apa isinya dan kemudian langsung dimasukkan ke dalam laci Exaudi.

"Aku sungguh bahagia melihat pencapaian dirimu dua hari yang lalu, kau dapat membuat kami semua bangga dengan hasil kerja kerasmu selama ini. Maka aku membuatkan cupcakes stroberi dan coklat sesuai dengan kesukaanmu, kuharap kau makan" ucap Tiara dengan wajah yang masih datar.

"Oh ya? Terima kasih, kau sungguh baik sekali. Bisakah aku makan sekarang? Aku sungguh sudah kelaparan" ucap Exaudi sambil membuka kotak yang berisi makanan itu.

"Sebaiknya jangan sekarang jika engkau masih mau makan kue itu dengan jumlah yang utuh. Bau dari kue itu sangat harum, dan kalau sampai tercium oleh teman-teman sekelas, aku yakin kue itu akan hilang dalam sekejap" ucap Tiara kemudian.

Exaudi akhirnya kembali menutup tempat kue itu rapat-rapat. Dan memang benar apa yang dikatakan oleh Tiara. Kelas ini sungguh brutal dengan makanan, bisa-bisa dia hanya dapat memakan satu biji saja. Padahal Tiara sudah bersusah payah menyiapkan kue itu untuknya.

Wajah Tiara masih terlihat datar dan tidak bersemangat. Exaudi melihat wajah temannya itu menjadi sedikit lesu dan tak menunjukkan tanda kesenangan. Exaudi kemudian heran, tidak biasanya temannya ini berwajah murung seperti ini. Apakah sudah terjadi sesuatu padanya sehingga dia seperti ini?

"Ada apa dengan wajahmu itu? Seperti jemuran yang tidak diangkat seminggu, mengkerut" ucap Exaudi sambil tersenyum biasa.

"Tidak, tidak ada. Aku hanya sedih melihat seorang temanku yang aku sayangi melupakan sesuatu hal yang sangat penting di dalam hidup kami" ucap Tiara dengan wajah yang jutek.

"Ah, tentang itu rupanya. Baiklah aku akan menguji kesabaranmu, sampai kapan kau akan bertahan seperti ini" batin Exaudi.

"Wah sungguh parah sekali temanmu itu. Dia bahkan melupakan hal yang sangat penting di dalam pertemanan kalian, dan sepertinya kau lebih baik kau berusaha mengingatkan dia menurutku" ucap Exaudi kemudian.

"Sudah. Namun sepertinya temanku itu tidak peka dengan kode yang sudah kuberikan. Mungkin dia terlalu sibuk dengan teman barunya dan kegiatannya yang lain, sehingga dia melupakan tentang diriku" ucap Tiara sambil melihat kearah Exaudi dengan sinis.

"Hei, kenapa dengan wajahmu itu? Mengapa pula kau bersikap seperti itu kepadaku?" ucap Exaudi.

"Tidak ada. Hanya saja teman yang aku maksud adalah kau! Kau sudah melupakan hal yang paling penting bagiku tahun ini, yaitu ulang tahunku" ucap Tiara.

Melihat wajah Tiara yang sudah kecut bagaikan asam, Exaudi akhirnya berhenti bermain-main dengan Tiara. Dia takut Tiara keburu marah duluan dan membuat bencana baru bagi dirinya sendiri. Exaudi kemudian mengeluarkan bingkisan dari dalam tasnya, sebuah kotak yang berisikan gelang emas yang bertuliskan nama 'Mutiara Ivena' di dalamnya.

"Siapa yang bilang aku melupakan ulang tahun orang yang aku sayang? Aku sengaja tidak mengucapkan ulang tahun kepadamu agar menjadi yang terakhir mengucapkannya. Dan lagian aku juga mempersiapkan kado yang sangat spesial untukmu, kuharap kau suka" ucap Exaudi sembari memberikan bingkisan itu kepada Tiara.

Tiara terkejut mendengar temannya itu tidak melupakan ulang tahunnya. Dan sebenarnya wajar bagi Tiara untuk marah, karena kemarin merupakan ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Yang seperti gadis-gadis pada umumnya, mereka mengharapkan sesuatu yang spesial dari orang yang spesial untuk mereka di hari mereka yang sangat spesial itu.

Namun Exaudi seperti acuh kemarin dan terkesan bersikap biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa dan melupakan ulang tahun Tiara. Tiara yang awalnya mengira akan diberikan kejutan pada hari itu oleh Exaudi harus menahan kekecewaan yang berat karena sejak pagi sampai keesokan harinya, Exaudi tidak memberikan kejutan ataupun mengucapkan ulang tahun.

Sehingga dia sengaja membuat kue itu sebagai kode tentang ulang tahunnya, yang dikiranya berhasil namun tidak. Sampai akhirnya dia gondok sendiri dan mengutarakan langsung kepada temannya itu.

"Apa isinya udi? Kuharap kau tidak mengerjaiku dengan memberikan kotak yang kosong" ucap Tiara.

"Bukalah dulu, baru kau boleh berkomentar" jawab Exaudi kemudian.

Tiara kemudian membuka bungkusan itu. Kotak itu sangatlah bagus dari luar, berwarna emas dan hitam. Seperti kesukaan Tiara. Dan di dalamnya dia melihat ada sebuah gelang emas yang di bagian dalamnya bertuliskan namanya. Dan secara tiba-tiba, suasana hatinya yang semula buruk berubah menjadi senang tak terkira.

Ternyata temannya ini tidak melupakan ulang tahunnya. Dia sengaja melupakan ulang tahunnya untuk mengerjai dirinya. Dan akhirnya memberikan dirinya kado yang berisikan gelang emas yang bertuliskan namanya. Tiara yakin bahwa Exaudi mengumpulkan uangnya sendiri untuk membelikan gelang itu untuknya.

Dia bahagia tidak hanya karena hadiah yang diberikan oleh Exaudi namun juga puisi yang dituliskan di dalam kotak itu oleh lelaki itu. Puisi itu sungguh menyentuh hatinya dan seperti ungkapan tulus seseorang kepada orang lainnya. Dan kata-kata itu sungguh sarat tentang arti dari sebuah cinta.

"Apakah nanti siang kau ada acara?" tanya Exaudi kepada Tiara yang sedang menangis bahagia.

"Oh tidak ada. Ada apa gerangan?" ucap Tiara sambil menghapuskan air matanya.

"Hari ini aku membawa mobil. Aku ingin mengajakmu ke sesuatu tempat. Dan aku jamin kau pasti suka tempat tersebut" ucap Exaudi.

"Baiklah, aku akan ikut kalau begitu" ucap Tiara berusaha menenangkan dirinya sendirian. Dan kalian harus tahu bahwa menjadi orang yang populer seperti Exaudi, melakukan hal yang romantis adalah tindakan yang sangat haram.

Sepulang sekolah, Exaudi kemudian membawa serta Tiara bersamanya. Selama di perjalanan, mereka tidak banyak berbicara satu sama lain. Tiara yang duduk di sebelah Exaudi hanya merapikan rambutnya dengan cermin yang dia bawa. Dan kemudian mengelap wajahnya dengan tisu basah yang dia juga bawa.

Setelah mereka sampai ke tempat yang dituju, Exaudi langsung mempersilahkan Tiara turun terlebih dahulu. Exaudi kemudian mengambil penutup mata dan menutup mata Tiara. Tiara hanya menurut tanpa mempertanyakan apapun tentang apa yang akan dilakukan oleh Exaudi.

Setelah Exaudi mengunci mobilnya, dia kemudian menuntun Tiara ke tempat yang dia sudah persiapkan sebelumnya. Mereka berjalan cukup lambat, karena jarak dari tempat mereka memarkirkan mobil mereka ke tempat yang dipersiapkan oleh Exaudi cukup jauh. Dan setelah sekian lama, mereka akhirnya sampai.

Exaudi kemudian membuka penutup mata Tiara dan membiarkan Tiara untuk melihat tempat yang mereka tuju. Tiara melihat hamparan air yang luas kini ada di depannya. Langit biru terpapar luas diatas genangan air, dan udara yang lembut bertiup mengurai rambutnya.

"Hei, aku ingin minta maaf padamu karena sudah membuatmu kecewa seperti tadi. Dan yang terpenting adalah aku tidak melupakan ulang tahunmu, dan sekali lagi aku ucapkan selamat ulang tahun" ucap Exaudi sembari memberi seikat besar bunga yang sudah dihias sedemikian indah kepada Tiara.

"Apa ini udi? Untuk apa seperti ini" ucap Tiara sambil meneteskan air mata. Dia terharu dengan apa yang sudah dilakukan oleh Exaudi kepadanya. Dia sangat bahagia dan juga senang dengan apa yang dia dapatkan hari ini, dan sekarang dia juga mendapatkan kejutan yang romantis dari pria ini.

Dengan hati yang penuh kebahagiaan, Tiara menghamburkan pelukannya kepada Exaudi. Dia sangat senang dengan kejutan yang diberikan oleh pria ini, dan tidak tahan untuk tidak memeluk dirinya. "Semoga panjang umur, sehar selalu dan juga sukses ya sayangku" ucap Exaudi kepada Tiara sembari berpelukan.

Seperti yang aku dengar dari penuturan Tiara, hari itu merupakan hari yang paling membahagiakan baginya. Di hari itu dia merasakan sebuah perasaan cinta dan kasih sayang yang tulus dari seorang lelaki yang dia sukai. "Dan kalau boleh jujur, hadiah darinya merupakan hadiah yang paling mahal yang aku dapatkan di ulang tahunku yang ketujuh belas itu. Dan sampai sekarang aku masih memakainya" ucap Tiara.

Tiara juga menuturkan, danau itu memang danau yang indah. Suasana di danau itu sangat sejuk, tenang dan asri. Sangat berbanding terbalik dengan suasana yang mereka sering rasakan di perkotaan. Sebuah suasana yang sangat disukai oleh Exaudi ketika dia sedang jenuh dengan segala aktifitasnya.

Dan pantas saja Exaudi membawa dirinya kesini. Bukan hanya suasana di danau ini saja yang menyenangkan hati, tetapi juga pemandangan yang ditawarkan oleh Alam serta buatan tangan manusia.

"Pada saat itu, matahari ditutupi oleh Awan. Udara bertiup manja menghempaskan rambutku. Air di danau itu sungguh jernih seperti sebuah kaca, dan air di danau itu juga memantulkan gambaran langit yang indah di atasnya. Aku juga terkadang melihat ikan-ikan berenang ke permukaan seperti memakan sesuatu yang ada di permukaan air itu" ucap Tiara kepadaku.

Dia juga menuturkan bahwa dia melihat sosok Exaudi yang lain pada saat itu. Dia biasanya melihat sosok Exaudi yang tenang dan berwibawa, kini dia berubah menjadi sosok yang lucu, periang nan bersahaja. Dia menyukai sisi Exaudi yang ditampilkannya pada saat itu, tidak seperti yang dia lihat kemudian setelah kejadian itu terjadi. Dimana dia berubah sepenuhnya dari apa yang dia rasakan ketika di danau kala itu.

"Hei, aku ingin bertanya sesuatu kepadamu" ucap Exaudi memecah ketenangan yang dirasakan oleh Tiara.

"Ya ada apa, bicaralah. Aku akan mendengarkan" ucap Tiara. Dia melihat Exaudi seperti sedang berpikir tentang apa yang ingin dia bicarakan.

"Di usiamu yang ke tujuh belas tahun ini, apakah kau memiliki sebuah impian di masa depan?" tanya Exaudi kepadanya.

"Tentu saja ada. Aku ingin menjadi orang yang sukses di masa depan, berguna bagi negara dan juga keluargaku. Menikah dengan orang yang kucintai, dan membangun keluarga yang bahagia. Ada apa kau bertanya demikian?" jawab Tiara.

"Oh tidak ada. Aku hanya ingin menanyakan beberapa pertanyaan kepada dirimu" balas Exaudi.

Tiara menangkap ada aura aneh yang disembunyikan oleh Exaudi. Sepertinya ada sesuatu yang sedang menggangu pikirannya, dan Tiara ingin tau itu apa.

"Kalau kau ingin bertanya atau ingin tau sesuatu tentangku, tanyakanlah. Aku tak akan marah dengan segala keingintahuanmu itu" ucap Tiara meyakinkan.

"Oh tidak. Sebenarnya tidak ada hal yang penting, aku sebenarnya sedang memikirkan masa depanku, dan masa depan kita" balas Exaudi.

"Apa yang kau pikirkan? Kuharap kau mau menceritakan hal itu kepadaku udi" balas Tiara kemudian.

"He-ehm" Exaudi kemudian berdeham pelan sebelum memulai ucapannya, sepertinya ini akan menjadi cerita yang panjang.

"Sebenarnya Akhir-akhir ini aku sedang memikirkan tentang kehidupan serta masa depanku. Aku memikirkan mau jadi apa aku di masa depan nanti, apakah aku akan berguna atau menjadi sampah masyarakat?. Aku takut bahwa aku akan menjadi beban untuk semua orang nantinya, dan aku tidak ingin hal itu terjadi. Aku juga ingin memiliki keluarga, sama seperti yang kau bilang tadi. Aku ingin memiliki anak yang lucu, yang tumbuh dan berkembang disampingku, dan aku masih hidup untuk melihat mereka. Namun aku juga takut, bahwa aku tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk memiliki keluarga" ucap Exaudi.

Ucapan Exaudi terlalu rumit untuk kepala Tiara, dia hanya bisa terdiam untuk sesaat memikirkan ucapan yang barusan dia dengar. Exaudi menyebutkan banyak hal di satu pernyataan, dan Tiara hanya bisa menangkap beberapa hal. Yaitu tentang kekhawatiran Exaudi tentang dirinya memiliki pekerjaan atau tidak di masa depan, tentang keinginan dia untuk memiliki keluarga yang memiliki anak yang lucu serta ketakutan dia akan kematian sebelum dia sempat mewujudkan keinginannya itu.

"Mengapa kau pesimis seperti itu? Kau harus memulainya satu-persatu secara perlahan. Dan ayolah, aku yakin kau masih hidup untuk mewujudkan impianmu itu udi" ucap Tiara dengan optimis.

Tiara yang penuh dengan energi positif dapat membawa emosi Exaudi menjadi semakin baik. Dan itu sudah teruji oleh waktu jika dia mengucapkan keluh-kesah seperti yang barusan. Exaudi tidak yakin apakah Tiara mengerti apa yang diucapkan olehnya, namun selama Tiara mengerti titik permasalahannya dan memberikan saran yang dianggap Exaudi membantu membawa emosinya menjadi lebih baik saja itu sudah cukup.

"Ya. Aku tau, dan aku ingin kau ada selalu disampingku sampai aku mewujudkan semua impianku tiara" ucap Exaudi kemudian.

"Apa maksudmu udi? Aku tak mengerti" balas Tiara.

"Membahagiakan dirimu juga termasuk salah satu impian yang ingin kulakukan dalam hidupku. Aku ingin engkau bahagia disampingku dan tak akan aku biarkan siapapun menyakiti hatimu." Ucap Exaudi.

"Apa sebenarnya maksudmu udi? Sungguh aku tidak mengerti" balas Tiara.

"Aku ingin selalu berada di sisimu bukan karena nyaman saja, namun aku menyukaimu juga. Oleh sebab itu, aku ingin membahagiakan dirimu" ucap Exaudi dengan wajah seriusnya.

Wajah Tiara memerah mendengarkan apa yang baru saja diucapkan oleh Exaudi. Seumur-umur lelaki tiu tidak pernah berkata semanis itu kepadanya, apalagi suasana sedang penuh dengan romansa seperti ini. Hati tiara rasanya cenat-cenut mendengarkan apa yang diucapkan oleh Exaudi.

"Sudah cukup. Berhenti bercanda denganku udi" ucap Tiara pelan.

"Tidak, aku sedang tidak bercanda. Aku sedang dalam konsentrasi penuh saat ini, dan bagaimana caraku membuktikan kepadamu bahwa aku sedang serius. Apakah aku harus menceburkan diri ke da;am kolam ini baru kau percaya kepadaku?" ucap Exaudi kemudian.

Tiara tidak dapat berkata apa-apa, hatinya sangat berbunga saat ini. Bukan hanya satu kejadian, namun sampai tiga sekaligus membuat hatinya berbunga-bunga saat ini. Pertama ketika hadiahnya diberikan oleh Exaudi di dalam kelas dan kenyataan bahwa lelaki itu tidak melupakan ulang tahunnya. Yang kedua adalah ketika dia menyadari betapa romatisnya seorang Exaudi dan sisi lembut yang dimiliki olehnya. Dan yang ketiga adalah ungkapan perasaan yang diucapkan oleh bibirnya sangat menggetarkan hati Tiara saat ini.

Tiara lantas menatap Exaudi dalam-dalam. Tergambar jelas wajah pria itu, bersih dan tampan. Wajah itu dekat dan semakin dekat ke wajahnya, yang sedetik kemudian bibir mereka akhirnya menyatu. Bibir itu tidak hanya diam saja, bibir itu bergerak membasahi bibir Tiara. Dan kemudian sesekali Exaudi menyelipkan lidahnya ke dalam mulut Tiara.

Untuk Tiara, ini adalah pengalaman pertama kalinya dengan seorang pria dan hal ini ternyata sungguh sangat menyenangkan. Namun dia harus segera menghentikan aksi mereka sebelum ada yang melihat mereka, "Sudah cukup, kau sudah semakin nakal sekarang ya" ucap Tiara sambil mengerlingkan matanya.

"Hahaha, kau bisa saja. Dan ngomong-ngomong, aku sebenarnya berencana memberikan hadiah itu ketika kita sampai di tempat ini tadinya. Namun wajahnya sudah seperti bebek tadi, manyun tidak jelas. Dan akhirnya aku berikan kepadamu tadi di kelas" ucap Exaudi sambil memeluk Tiara manja.

Continue Reading

You'll Also Like

91.3K 1.9K 46
BUKAN KARANGAN GUE, CERITA YANG SANGAT BAGUS BY KANG EDMUND
120K 7.6K 43
Ini tentang 2 murid laki-laki yang berteman dan merasakan sesuatu yang aneh diantara keduanya TANPA mereka saling utarakan, TANPA mereka saling tahu...
21.1K 1.3K 16
Andallas memang ngaceng melihat dada yang montok dan juga pantat yang semok. Tapi untuk masalah pantat, Andallas tak menapik jika itu berlaku bagi pr...
619K 24.4K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...