[Tiga Puluh Satu]
FLASHBACK ON.
Seorang anak kecil memeluk tubuhnya sendiri. Dia kedinginan. Dia menggosok-gosokkan tangannya terus-menerus.
"Di ... dingin .... tolong ... tolongin aku ...."
Anak kecil itu menangis. Dia merasa lemas. Dia belum makan ataupun minum sedari tadi. Dan sekarang, dia kedinginan.
"Tolong ... aku .... aku kedinginan ... tolong ... hiks hiks ..." Anak kecil itu tidak tahu berada dimana saat ini. Dia hanya berlari menyelamatkan dirinya.
"Mama .... hiks ... aku takut, ma .... Mama dimana? Mama ... mama udah janji enggak tinggalin aku .... hiks aku butuh mama ...."
Dia tidak tahu apa yang bisa dia lakukan. Yang hanya dia bisa lakukan hanyalah menjerit meminta tolong dan menangis. Dia sangat ketakutan. Dia melarikan diri.
"Mama ... mama kemana? Mama udah janji enggak tinggalin aku ..." Anak kecil itu menutup wajahnya dengan kedua lututnya. Dia memeluk tubuhnya sendiri.
"Anak pembawa sial! Kemana kamu! Pulang ke rumah atau kakimu akan saya pukul sampai biru! Saya tahu kamu berada di sekitar sini! Jangan coba bersembunyi sebelum saya menemukanmu, dan mematahkan kakimu!
Ank kecil itu memperkecil suara tangisannya. Dia tidak mau bertemu dengan pemilik suara itu. Dia tahu betul itu suara siapa. Dia berusaha bersembunyi agar tidak ditemukan olehnya.
"Saya hitung sampai tiga! Jangan buat saya semakin marah seperti kepada ibumu! Cepat! Satu! Dua! Tiga!"
Suara ayah anak kecil itu semakin terdengar jelas di telinganya. Dia semakin takut. Sejak dahulu, dia memang diajar keras oleh ayahnya. Dia tadi kabur dari rumahnya karena permintaan ibunya.
Ibunya meminta dia kabur dari rumah karena tidak ingin anaknya melihat kejadian yang dapat menggangu mentalnya. Ibunya disiksa oleh ayahnya.
"Mama ... aku takut ... aku harus apa? Aku enggak mau ketemu papa ... papa kejam, Ma! Mama ... aku takut ..." Anak kecil itu mengatakannya dengan suara yang volumenya kecil. Dia semakin lemas.
"Ternyata kamu di sini! Ikut saya! Lihat nanti apa yang akan saya lakukan padamu! Kamu akan menyesal seumur hidupmu dan tidak akan kabur lagi!"
Tangan anak kecil itu ditarik oleh ayahnya. Anak itu masih saja berusaha melepaskan cengkraman tangan ayahnya. Namun, usahanya gagal. Tenaga ayahnya begitu lebih besar daripadanya. Ditambah lagi, anak itu semakin lemas.
"Mama ... aku butuh mama ..." bisiknya. Anak kecil itu menangis. Dia merasa lemas. Tangannya juga sakit. Dia membutuhkan ibunya. Walaupun ibunya berjanji akan tetap bersamanya, dia tetap merasa cemas.
"Ga usah nangis! Cengeng banget jadi orang! Kamu memang menurunkan sifat ibumu! Hapus air matamu! Cepat!"
Bukannya menghapus air mata seperti perintah ayahnya, anak itu malah memperkencang tangisannya. "Sa ... sakit yah ... tolong ... jangan kayak gini ..."
"Aku tidak peduli! Ini belum seberapa! Itu salah kamu sendiri yang tidak mau menuruti perintah! Hapus air matamu cepat! Sebelum aku mematahkan tanganmu juga!"
Anak itu langsung menghapus air matanya. Tangannya dicengkram kembali oleh ayahnya setelah ayahnya melihat anak itu sudah menghapus air matanya.
"Jangan mengingat-ingat mama kamu lagi sekarang! Dia tidak akan ada lagi untukmu! Jadi, bersikaplah dewasa! Jangan manja-manja lagi! Jangan harap kamu bisa bersikap manja kepada saya!"
Aku harap, mama enggak kenapa-kenapa. Aku butuh mama, batinnya.
FLASHBACK OFF.
"Kenapa gue harus keinget kejadian itu? Gue benci dengan kejadian itu." Dia melempar semua barang-barangnya di kamarnya ke lantai.
🙈🙉
Chica memainkan yoyo yang kemarin dia simpan di lacinya. Dia berusaha menganggap barang-barang itu tidak ada hubungannya dan tidak mengancamnya. Tapi sayang, dia tetap saya tidak tenang.
"Ini tandanya apa ya? Gue takut kalau ini terror dan bisa mengancam gue sama yang lain. Kalau misalnya ini beneran ancaman terus kenapa-kenapa gimana?"
Chica mencoba mengingat-ingat benda apa aja yang dia dapatkan. Dia coba memikirkan apakah ada kesamaan dari semua benda yang dia dapatkan.
"Boneka ikan, kalung huruf w, anak ayam warna-warni, novel American Psycho terus apa ya? Ah iya! tikus mati, rekaman t, o, sama k, surat yang isinya huruf i, surat yang huruf l, lagu Love Yourself, ter--"
Line!
Chica membuka handphone-nya. Dia membuka pesan yang dia dapatkan di aplikasi line.
Hm : Ada sebuah huruf yang terselib di sebuah kata. Huruf itu huruf ke dua belas dari akhir. Dia terselip diantara dua huruf.
"Apaan sih? Ini siapa lagi? Gue telepon aja kali, ya? Biar ga macem-macem ngirim beginian mulu! Bikin perasaan orang nano-nano tau ga?" Chica menekan tombol telepon. Dia menaruh handphone-nya di telinga, menunggu panggilannya dijawab.
Tak terjawab.
Chica tidak menyerah. Dia mencoba menelpon pemilik akun itu kembali. Namun, hasilnya tetap sama.
Tak terjawab.
Chica menghela nafas lelah. Dia merasa dia seperti fans yang menunggu panggilan artisnya yang tidak akan dijawab sampai kapanpun. Chica mencoba panggilannya kembali.
Tak terjawab.
"Gimana, ya? Gimana cara gue tau siapa pemilik akun ini? Terus gimana motif dan maksud dia ngelakuin ini?"
Chica memainkan handphone-nya. Tidak ada yang menarik baginya. Dia membuka bolak-balik layar handphone-nya.
"Gimana caranya gue mecahin, yalord? Susah banget sih? Mendingan gue kerjain pr fisika sama kimia seratus soal, deh! Eh, jangan! Mampus deh gue kalau beneran dikasih soal segitu! Mendingan gue ngepel deh! Eh tapi nanti pinggang gue sakit lagi!"
Chica menjadi binggung sendiri. Dia mencoba membuat daftar barang-barang yang telah dia dapatkan dengan cara mengurutkannya.
1. Boneka Ikan [B]
2. Kalung huruf W [W]
3. Anak ayam warna-warni [A]
4. Novel American Psycho [N]
5. Bangkai tikus mati [B]
6. Rekaman isinya cuma huruf [T]
[O]
[K]
7. Surat isi huruf I [I]
8. Suraf isi huruf L [L]
9. Lagu Love Yourself [L]
10. Yoyo [Y]
11. Huruf 21 dari depan [U]
12. Huruf 12 dari belakang [O]
"Nah, gini jadi rapi! Ini jadi apa ya? Masa BWANBTOKILLYUO? Ga nyambung banget deh! Atau gue yang nyusunnya salah ya?"
Chica memukul kepalanya sendiri dengan menggunakan jari tangannya dengan pelan. Dia binggung memikirkan semua ini. Kepalanya ingin meledak.
"Coba kita ganti huruf-hurufnya. Boneka ikan gue pakainya B, coba gue ganti I! Apa lagi ya? Bangkai tikus pakainya B, gue ganti T aja deh! Coba kita liat jadinya apa!"
Chica mengganti huruf-hurufnya lalu menyusunnya kembali. "Eh! Ini bisa dijadiin kalimat, jir! I want to kill yuo? Eh, bentar, katanya yang terakhirnya kan dijadiin di tengah, jadi i want to kill you dong! Eh? Maksudnya apa?"
🙈🙉
-Hey, Chica!-
Holla guys!
Maaf ya, aku masih mengupdate Hey, Chica! dengan pendek. Aku perbab emang biasa nulisnya 800 kata - 1100 kata. Dan sekarang, aku ngetiknya pas 1000 kata~
Tetep semangat nungguin Hey, Chica! update ya! Jangan lupa voment juga!
Besok aku usahain update lagi! Makasih juga udah ngikutin Hey, Chica! sampai bab 30~
Sekian,
Salam sayang dari emak Rena💋