H E R
M I S T A K E
※‡‡※
I can't show you my weakness, so I'm putting a mask to go see you . But I still want you
[ The Truth Untold ,BTS]
※‡‡※
Cincin dijari dimainkan . Dipusing , disentuh . Seakan cuba meyakinkan dirinya sendiri . Ini ... realiti . Bukan ...
... ilusi .
Derapan tapak kasut bergema , pantas Elise dongak . Tersenyum kekok pada sahabat Demerez , Gaz yang meletakkan bungkusan barang basah di atas kaunter top itu .
" good morning . "
" ... morning " balas Elise perlahan . Matanya melirik pada bungkusan itu sebelum dialihkan pada wajah Gaz .
" ada apa-apa ke ?" Soalnya apabila melihat jumlah barang dapur yang agak banyak .
" um , Demerez adakan a small gathering malam ni . Our ... um ... workers ... tapi kalau you tak selesa —— "
" dia akan join dinner ni " ketegasan nada suara Demerez menyentak kedua-dua mereka .
Pandangan mereka bertaut , menghiraukan kshadiran Gaz yang masih clueless .
" tapi Rez —— "
Bicara Gaz mati serta merta apabila renungan tajam Demerez menemuinya . Mulut terkunci . Keheningan suasana di ruang dapur kering ini berterusan .
Lambat-lambat Gaz mengangguk faham , dipandang wajah Elise dan Demerez silih ganti sebelum meminta diri untuk keluar dari kejanggalan suasana dengan tiket ' ada urusan lain ' . Meninggalkan kedua -dua manusia itu bersendirian . Privasi .
Kekok .
Itu yang dirasakan oleh Elise . Matanya perlahan-lahan dilarikan ke arah lain . Tak betah meneruskan sesi tenungan itu .
Hinggalah , kerusi disebelahnya ditarik oleh Demerez . Dilabuhkan duduk di kerusi itu . Tidak terlepas lengannya bersentuhan dengan tubuh lelaki itu sewaktu Demerez duduk .
" ... nervous ? "
Elise tahan nafas gemuruhnya yang memuncak dengan hanya mendengar suara lelaki itu . Begitu hampir dengan telinganya .
Senyuman senget meniti dibibir Demerez . Melihat kejanggalan postur duduk wanita itu yang agak ... tegang...
" Elise yang aku kenal ... bukankah ... a real bitch ? Kenapa berubah jadi innocent litle girl now hum "
Nafas yang ditahan sejak tadi dilepas panjang . Lirikan nakal bersama senyuman sinis dilemparkan buat lelaki itu .
" if you lupa ... I boleh ingatkan . How you beg me to be your ... fiancee . "
Decitan sinis meniti dibibir Demerez , sedar-sedar sahaja lelaki itu sudah menghampiri wajahnya .
Nafas hangat lelaki itu menampar halus hidung Elise . Kedua mata saling bertentang . Lelaki itu menampung berat tubuh dengan menggengam belakang kerusi Elise . Memberikan gambaran seakan pasangan itu sedang ...
Demerez tersengih apabila mendapati wanita itu seakan kaku apabila jurang antara mereka terhapus sekelip mata .
" I will never ... begging ... Elise " lembut namun tegas suara Demerez mennggentarkan jiwa wanita itu .
Elise hanya mampu pegun . Membisu tanpa bicara yang terdaya keluar dari bibirnya . Detak jantung menggila , dalam diam berharap lelaki itu tidak bisa mendengar bertapa kuat degupan jantungnya tika itu .
Seketika , kedua mereka membisu . Hanya mata saling bertaut sedalamnya . Menghantar rasa ... aneh dalam hati Elise . Apatah lagi , lelaki itu masih tersenyum kecil padanya . Senyuman ... yang begitu ...indah kerana ...
... kerana ... ia daripada Demerez Black .
Sekali lagi Elise dikejutkan dengan tindakan lelaki itu yang merapatkan lagi wajah mereka . Dahi saling bertemu . Hidung saling menyapa satu sama lain .
Mata Elise tanpa sedar dipejam rapat , masih tergamam dengan ... tindakan drastik itu .
Nafas jua ditahan , bibir dikemam sedaya uapay mengecilkan tubuhnya dengan alasan mahu membina jarak dengan ... lelaki itu . Andai bisa .
Tidak bagi Demerez . Lelaki itu masih merenung tepat ke wajah Elise . Meneliti wajah dihadapan mata ,
" ... sedekat ni ... baru aku nampak ... kau ..sebenarnya boleh tahan cantik "
Kelopak mata pantas dicelik , jelingan mata Elise lontarkan buat lelaki itu . Tidak puas hati dengan pujian tahap rendah daripada Demerez Black .
" cantik ? Really . I don't think that is a compliment babe . That is a really —— " bicara Elise mati sekerat jalan apabila pinggangnya dirangkul oleh lelaki itu .
" hot ? " sambungan daripada Demerez disambut kebisuan daripada Elise . Wanita itu seakan mahu menahan diri , atau ... hanya malu kerana ... wajah itu mulai berubah kemerahan .
Demerez menjarakkan sedikit wajah mereka . Cuba memberi ruang dan peluang wanita itu menarik nafas kerana sedari tadi dia sedar ...wanita itu mengemam bibir .
Tanpa sedar , matanya beralih pada cincin yang tersemat dijari Elise . Renungan mata berubah dingin . Terbias pelbagai rasa dibirai matanya .
" ... I don't need this damn ring anymore . Take it back ! "
" .... I menyesal kenal you Rez . Totally regret . Meeting you ... was a big mistake in my life . "
" ... and I never love you . All those things I'v said ... was a lied . I lie to you , Demerez Black . I fucking lie and played the player of this century . I'm winning this game , and you Demerez Black ... loses in your own fucking games . "
Rahang diketap seeratnya .
Kedinginan diwajahnya luntur sedikit sebanyak dengan setiap helaan yang dilepas .
" ... cincin .. tu ... "
Elise jatuhkan pandangannya pada cincin di jari . Menanti sambungan daripada Demerez .
" ... fit you so damn ... right " senyuman kecil mekar dibibir Demerez , masih matanya menikan cincin silver itu .
Elise mengangkat tangannya , dibawa ke hadapan mata . Senyuman mengejek melebar dibibir lalu dilirik sinis wajah Demerez Black yang sudah menongkat wajah . Postur kesukaannya .
Mata Demerez tepat menemuinya , kening terjungkit menunggu sambungan daripadanya .
" ... maybe ... you dah prepare awal-awal cincin ni ? Atau ... hanya kebetulan ? But , I prefer the first one . " megah tersenyum dengan andaian sendiri dengan alasan mahu memprovok Demerez .
Tawa halus Demerez mengejutkan pendengaran Elise . Terusik hati .
" wouldn't you wanna know the truth , my sweet pain ? "
Sweet ...pain ?
Elise mahu menyoal soal panggilan itu namun deheman seseorang membantutkan hasratnya .
Jiwa terbakar . Sekali lagi , apabila mata melirik wajah doktor itu . Yang berbeza , hari ini lelaki itu tidak memakai seragam doktornya . Hanya berkemeja kasual .
" ... aku tak menggangu .. kan ? "
Demerez mengeluh bosan .
" yes , sangat menggangu "
Jawapan Demerez membuatkan Elise tersenyum , manakala doktor muda itu sudah berubah riak . Jelas , tidak menyangka respond sebegitu dari Demerez .
" we need to talk Rez " tegang kedengaran suara Luke . Seakan satu cara halus untuk menghalau Elise . Malah , renungan tajam doktor itu juga lama menikam wajah Elise . Menegaskan bicaranya tadi .
" she can stay . Kau cuma nak bercakap kan ? So , talk "
Mendatar arahan Demerez tanpa mengalihkan posisinya yang duduk bertentang dengan Elise . Membelakangkan Luke .
" sure , kalau kau selesa nak cakap pasal Derin depan perempuan ni "
Elise sedar .
Sedar perubahan wajah Demerez saat nama asing ...Derin ... disebut oleh doktor itu .
Dan , dia tidak sukakannya .
PAntas , diseru nama lelaki itu ,
" Demerez ... "
" leave us Elise "
" tapi ... "
" Leave . Now . " selaran Demerez mengejutkan diri Elise sendiri . Makin bertambah persoalan yang meracuni mindanya , dan perubahan sikap Demerez langsung tidak membantu ! Not at all !
Siapa DERIN !
Dengan perasaan sebal , Elise mengorak langkah keluar dari ruangan dapur itu . Tidak terlepas dari matanya ,
Senyuman sinis yang megah bertahta dibibir doktor itu . Mengejek dirinya secara terang-terangan .
" apa yang kau nak cakap "
Hanya itu yang sempat didengari Elise sebelum laju kakinya mengusung langkah . Beredar dari situ .
Tubuh yang kedinginan akibat sentuhan angin malam membuatkan Elise peluk tubuh . Matanya melirik kosong kolam renang itu . Entah mengapa , jiwa tidak tenang sejak mendengar nama 'Derin' disebut oleh Luke . Matanya pantas melirik bosan ke dalam rumah . Party sudah bermula . Kelihatan ramai pasangan serta pemuda bersut formal berkumpul di setiap ruang rumah Demerez .
" you buat apa kat luar ? "
Wajah Gaz ditatap seketika , sebelum bahu dijungkit malas . Pandangan kembali fokus pada biasan cahaya bulan di permukaan air .
" I ingat you jenis yang sukakan event macam ni . I'm wrong , I guess . " gumaman Gaz membuatkan Elise tersenyum kecil .
Kenangan masa silam kembali menjengah mindanya . Tersenyum sendiri apabila mengenangkan bertapa bersungguhnya dirinya sewaktu remaja dahulu cuba untuk curi-curi keluar di malam hari hanya untuk berparty .
" you tak kenal I lagi Gaz . KAlau tak .. tentu you tak akan cakap macam tu "
Gaz menyimpul senyum manis . Melihatkan wanita itu yang kedinginan , pantas dia membuka sut hitamnya . Meninggalkan tubuhnya dalam kemeja putih .
Sut hitam itu kemudiannya diletakkan di atas bahu Elise . Membuatkan Elise pantas tertoleh . Kaget dengan tindakannya .
" ... you nampak .. dying " seloroh lelaki itu , mengambil setapak langkah ke belakang . Membina jarak antara mereka .
Elise mengemaskan sut pemberian Gaz ditubuhnya . Membiar kehangatan membaluti tubuh .
" you memang nak jadi my hero ke ? Waktu I 'dying' dalam air , you selamatkan .. and this time , I 'dying ' dalam kesejukan , you selamatkan dengan this ..."
Gaz tertawa kecil , namun masih tersisa kemaskulinnya . Jelas , mereka berdua menikmati masa yang diluangkan bersama .
Pada masa yang sama, Demerez merenung tajam ke arah dua manusia itu dari balkoni bilik yang dijadikan ruang pejabat .
Kosong matanya , namun wajah jelas tegang . Dingin . Decitan terluah dibibir , sebelum senyuman senget melebar di bibir .
Susuk tubuh Elise ditenung tajam . Dibaca setiap tindak-tanduk wanita itu . Sejak mula lagi , itu yang dia lakukan . Mendalami , menganalisi ..juga meneliti sikap dan tindakan wanita itu .
Kerana...
Dia tidak akan kalah lagi .
Iya , tidak kali ini .
Kali ini , dia akan menguasai 'game' itu .
Dia akan mengawal segala perjalanan permainan itu . He will be the mastermind of this game .
Dia sendiri yang akan menentukan ... siapa ...yang bakal ditundukkan ... dijatuhkan ... dipermainkan .
" be my everythings or my ..nothing ... Kimberlin . May you ...survive , my sweet pain . "
※‡‡‡※
Tbc
Vote | Comment
P/s : hope u like this chp guys . Because ... there are more coming . Beware