At The End ✓

By ryosat

12K 971 75

[COMPLETE] Pada akhirnya aku kembali melihatmu. Sosok masa lalu yang selalu ku rindukan kehadirannya.. - Le... More

Part 01
Part 02
Part 03
Part 04
Part 05
Part 06
Part 07
Part 08
Part 09
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 25
part 26
UCAPAN TERIMA KASIH
Remember That (Next)

Part 24

236 20 0
By ryosat

Lee Changsub

Hari ini tidak ada jadwal apapun. Aku sudah berjanji akan mengajak In Na ke suatu tempat. Sudah lama kami tidak jalan bersama. Aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali kami bersama.

Aku berkaca sebentar. Tingkahku sudah seperti anak remaja yang akan mengajak kencan pacar barunya. Tapi kalian jangan salah paham. In Na dan aku tidak ada hubungan. Entahlah, sampai kapan kami seperti ini.

"kau mau kemana?" tanya Sungjae masuk ke dalam kamar.

"Pergi. Aku tidak bisa menemani Sami ke dokter. Mianhe," ujarku menatap Sami di kandangnya.

"Kau lebih mementingkan urusanmu ketimbang Sami? Kau sudah membuatnya kecewa," ujar Sungjae menatap Sami dengan ekspresi menyedihkan.

"Jadi kau mencoba mengadu domba aku dengan Sami? Kau pasti sengaja menuduhku seperti itu agar Sami marah padaku, kan?" aku memakinya.

"Tanpa aku mengatakan seperti itu, Sami pasti sudah mengerti," jawabnya.

"Arraseo. Kau hanya membuat mood ku berantakan. Sudahlah, aku harus pergi sekarang. Annyeong, Sami-ah," ujarku.

Segera aku merampas kunci mobil di meja nakasku. Semoga saja salju tidak turun siang ini, jadi aku bisa mengajaknya jalan-jalan sebentar. Sebelumnya In Na sudah mengatakan dia akan menunggu di halte bus.

Kenapa aku jadi gugup seperti ini? Tanganku terus berkeringat, padahal udara di luar dingin. Aku akan menjadikan satu hari penuh makna di ingatannya.

Seseorang dengan pakaian berwarna biru muda berdiri di sisi jalan. Ia melambaikan tangan begitu mobilku tepat di sebelahnya. Dengan segera ia masuk ke dalam mobil sebelum orang-orang menyadari siapa pengemudi di dalamnya.

"Maaf aku terlambat. Sami sedang sakit di dorm, aku harus membujuknya terlebih dahulu agar dia tidak kesal," jelasku.

"Sami?" tanyanya tidak paham. Aku baru ingat belum menceritakan Sami kepada In Na. Pantas saja dia tampak bingung dengan penjelasanku.

"Sami itu kucingnya Sungjae. Aku sangat dekat dengannya di dorm," ujarku lagi.

"Arraseo. Ku pikir Sami itu manusia," ujarnya tertawa.

"Kau mau ke mana?" tanyaku.

"Entahlah. Aku mengikuti tujuanmu saja," jawabnya. Baiklah. Semua jawaban wanita selalu sama, terserah. Sepertinya semua kosakata yang di gunakan wanita tidak jauh berbeda.

Tibalah kami di sebuah taman yang menjadi salah satu objek wisata pilihan masyarakat Korea. Tidak hanya Korea saja, wisatawan luar negeri juga pasti mengunjungi tempat ini jika ke Korea.

"Kau tidak takut di lihat banyak orang?" tanyanya.

"Aniyo. Aku sudah memesan tempat ini. Hanya ada kita saja," jawabku. In Na membolakan matanya. Taman sebesar ini memang terdengar gila jika hanya ada dua orang di dalamnya.

"Hei! Kau hobi sekali menghamburkan uang rupanya," ujarnya.

"Hanya ini yang bisa aku lakukan. Aku tidak perlu menjadi seorang penjahat di sini. Tidak ada satu orangpun," jelasku.

Kami berjalan di jalan kecil yang mengelilingi taman ini. Di sini kiriku tampak berbagai macam pohon yang di lestarikan.

Sepertinya In Na menyukai tempat ini. Dia bahkan membaca pengetahuan yang menempel di setiap pohonnya. Dia menyukai suasana alam rupanya.

"Untuk apa kau membaca semuanya?" tanyaku.

"Menambah wawasan. Aku cukup senang membaca hal-hal seperti ini," jelasnya. Aku mengangguk kecil.

Aku hanya bisa memperhatikan In Na yang sibuk sekali. Dia berlari dari satu tanaman, ke tanaman yang lainnya. Dia juga memotret sebagian tanamannya. Wajahnya ceria sekali, aku menyukainya.

"Kau lelah?" tanyaku. Dia mengangguk. Kami duduk di kursi taman. Bagaimana tidak lelah, dia terus berlari sejak tadi.

"Dari mana kau tahu aku suka alam?" tanyanya.

"Hanya menebak. Terakhir kali aku mengajakmu keluar kita juga ke taman. Ku pikir kau menyukai taman," jelasku.
Hening. Tidak ada pembicaraan apapun. Hanya suara angin yang menerpa dari sisi berlawanan. Cuaca tidak sedingin biasanya, kali ini lebih hangat dari perkiraanku. "Apa aku harus memulainya di sini?" tanyaku dalam hati.

"In Na-ssi." ia menatapku. Senyuman di wajahnya tidak pernah sirna dari tadi.

"Sepertinya aku belum meminta maaf padamu," ujarku. Ia mengerutkan keningnya tidak paham. Apa dia sudah melupakan kesalahanku?

"Apa maksudmu?" tanyanya.

"Soal beberapa waktu lalu. Aku membuat kesalahan yang besar. Aku akan menjelaskannya sekarang," jelasku.

"Masalah itu. Tidak perlu, kau tidak perlu menjelaskannya," jawabnya. Kali ini dia menunduk. Aku tahu dia pasti kecewa.

"Wanita yang kau lihat itu bukan siapa-siapa. Dia hanya masa laluku. Park Chorong. Dia hanya mantan kekasihku saja," ucapku.

"Aku tidak cukup mengenal siapa dirimu, masa lalumu, ataupun yang lainnya. Ku rasa kau tidak perlu minta maaf karena kau tidak membuat kesalahan apapun," In Na.

"Kenapa kau mengatakan sudah mendengar laguku? Padahal aku belum memindahkannya," tanyaku.

"Aku hanya..." In Na tidak melanjutkan ucapannya. Apa dia merasa cemburu setelah melihat fotoku dengan Chorong?

"Kau cemburu?" kali ini aku berani bertanya. Dia hanya menatapku dengan sendu.

"Apa hak ku untuk cemburu padamu? Kita hanya teman," jelasnya.

"Aniyo. Aku tidak menganggapmu teman. Lebih dari itu," ujarku.

"Maksudmu?" In Na. Aku menggenggam tangannya.

"Aku ingin kita lebih dari teman," ujarku.

"Aku suka padamu, In Na-ssi," lanjutku lagi.

"Mwo?" dia tampak terkejut dengan pengakuanku. Jujur saja, aku berusaha memberanikan diriku untuk mengatakan semuanya sekarang.

"Ku pikir kau orang yang bisa membuatku berhenti dari masa laluku. Jujur saja, setelah bertemu denganmu aku merasa kembali menjadi Changsub yang dulu," ujarku.

Dia melepaskan tangannya. Seutas senyuman kecil terlukis di wajahnya. Apa maksudnya ini? Dia menolakku?

"Kau salah. Apa yang kau katakan ini bukan benar-benar terjadi," ujarnya.

"Maksudmu?"

"Kau tidak benar-benar mencintaiku. Kau mengatakan seperti itu agar kau bisa benar-benar melupakan masa lalumu. Aku hanya sebagai tembok untuk menutupi masa lalumu. Pikiranmu memang menyatakan hal itu, tapi apa hatimu juga menyatakan hal yang sama? Coba kau tanyakan hatimu dulu. Apa kau benar-benar melupakan wanita itu?" In Na.

"Dia hanya masa lalu. Aku tidak pernah bertemu lagi dengannya," ujarku.

"Cinta tidak harus bertatap wajah. Yang bisa menentukan kau masih mencintainya atau tidak hanya hatimu saja. Jangan pernah membohongi perasaanmu sendiri, Changsub-ah," In Na.

"Shirreo. Aku benar-benar mencintamu," ucapku.

"Aniyo. Kau tidak mencintaiku. Aku memang mencintamu. Aku bahkan memang cemburu saat melihat foto itu, tapi cinta tidak bisa di paksakan," In Na.

"Lebih baik kau bertemu dengannya dan jelaskan semua kesalahpahaman kalian selama ini," In Na.

Aku terdiam. Apa benar yang di katakan In Na? Apa aku hanya mencintai Chorong saja? Apa aku harus bertemu dengannya lagi? Terakhir kali aku bertemu dengannya tidak ada percakapan apapun. Dia bahkan sengaja menghindariku.

••• At The End •••

Yook Sungjae

Semua orang sangat menyebalkan sekali hari ini. Tidak ada satu orang pun yang mau menemaniku membawa Sami ke dokter. Satu-satunya orang yang bisa menemaniku hanya Shin Hye saja. Dengan hati-hati aku pergi ke apartementnya untuk menjemputnya. Awalnya dia tidak mau dengan alasan takut tertangkap kamera, tapi aku terus meyakinkannya dan memohon.

"Dia kucingmu?" tanyanya. Aku menggangguk. Ini kali pertamaku mengendarai mobil sendiri, aku harus fokus pada jalanan.

"Annyeong Sami-ah. Kau sakit?" aku hanya bisa tertawa mendengar Shin Hye berbicara dengan Sami. Ternyata Sami memang benar-benar kucing ajaib. Dia selalu bisa membuat siapapun merasa dekat dengannya. Aku sungguh beruntung memiliki Sami.

"Kenapa kau menamainya Sami?" tanyanya.

"Sami itu penggabungan dua penjumlahan yang menghasilkan margaku sendiri," jelasku.

"Hanya itu saja? Pikiranmu benar-benar pendek," ujarnya.

"Jangan membuat keributan di saat seperti ini. Lebih baik kau berdoa agar aku tidak menabrak jenis apapun," ujarku.

"Hei! Kau tidak pernah mengendarai
mobil?" tanyanya dengan nada suara panik.

"Aniyo. Maka dari itu kau jangan mengganggu konsentrasiku," jawabku.
Shin Hye terdiam menghadap ke depan. Aku bisa membawa mobil, hanya saja aku merasa gugup karena ini kali pertamaku mengendarai mobil sendirian.

Akhirnya aku bisa sampai di tempat dokter hewan langgananku. Ku pikir, aku tidak bisa selamat sampai sini. "Ini tempatnya?" tanya Shin Hye. Aku mengangguk.

"Annyeonghaseo," ujarku.
"Sungjae-ssi? Sudah lama tidak melihatmu di sini," sapa Dokter Hong.

"Kurasa Sami merindukanmu," candaku.

"Apa yang terjadi dengan kekasihmu ini, huh?" Shin Hye menyerahkan Sami pada Dokter Hong.

"Beberapa hari belakangan ini dia tidak
mau makan. Dia juga terus bersin. Apa dia perlu di vaksin?" tanyaku khawatir. Sami terlihat tidak bersemangat. Dia bahkan tidak mau berdiri seperti biasanya.

"Tidak perlu. Sepertinya dia terkena virus dari luar. Aku akan memberikannya obat," jelasnya.

"Syukurlah tidak ada hal buruk terjadi padanya," kataku.

"Dokter itu mengatakan Sami kekasihnya, lalu aku ini apa?" aku bisa mendengar umpatan Shin Hye. Walaupun dia berdiri jauh di belakangku, tapi suaranya tetap terdengar.

"Kau cemburu pada Sami?" rasanya aku ingin tertawa dengan kencang saat ini.

"Huh? Aniyo! Buat apa aku cemburu pada hewan," jawabnya cepat.

"Sepertinya tadi aku mendengar seseorang yang mengumpat di belakangku. Mungkin aku salah dengar," kataku.

Setelah mendapatkan obat dari Dokter Hong, aku kembali ke dalam mobil. Shin Hye terus berbicara dengan Sami. Syukurlah, dia juga menyukai Sami.

"Bagaimana kabar kakakmu?" Shin Hye berhenti bermain dengan Sami. Kini dia menatapku dengan heran.

"Eonni? Dia baik-baik saja," jawabnya.

"Sampaikan maaf ku padanya. Sepertinya selama ini aku sudah bersikap buruk padanya," ujarku.

"Aniyo. Eonni tidak pernah menganggapmu seperti itu. Dia bahkan sangat mendukung hubunganku denganmu, walaupun tidak dengan Jinsuk," katanya.

"Jinsuk? Siapa dia?" tanyaku penasaran. Apakah Jinsuk orang yang bersama dengan Chorong selama ia menghilang?

"Dia orang yang telah menjaga Eonni selama di Busan. Kau pasti tau siapa Jinsuk," jawabnya.

Berarti benar. Dia orang yang telah membawa Chorong pergi dari Seoul. Aku penasaran dengan wajahnya. Apa yang membuat Chorong lebih memilih pria itu ketimbang Changsub.

"Kenapa dia tidak menyetujui hubungan kita?" tanyaku.

"Dia menang seperti itu. Aku bahkan tidak setuju jika Eonni menerima lamarannya Jinsuk," jawabnya.

Sepertinya Shin Hye kesal dengan seseorang yang bernama Jinsuk itu. Sedari tadi dia bahkan terus mengumpat.

Aku kembali menghidupkan mobilku dan segera mengantar Shin Hye pulang. Besok kami harus promosi di televisi yang sama. Kita akan terlihat seperti bersaing di hadapan masyarakat.

••• At The End •••

Lee Changsub

Sejak satu jam yang lalu aku masih berada di taman. Hanya sendiri, tanpa ada In Na. Setelah ia mengatakan hal itu, ia memutuskan untuk meninggalkanku sendiri. Semua kata-katanya masih terbayang di kepalaku. Apa aku masih mencintainya? Wanita yang telah membuat hidupku hampir berantakan.

Aku bisa mengatakan Chorong memang wanita yang jahat. Pertemuan kami yang pertama membuatku benar-benar berpikir dia memang sengaja pergi. Apa aku perlu meminta penjelasan lagi? Mungkin saja dia datang ke Seoul bersama pria yang membawanya pergi.

Aku menjadi ragu dengan perasaanku sendiri. Dia antara dua wanita yang sama-sama berada di kepalaku saat ini tidak ada yang bisa ku pilih. Apa arti dari semua ini? Tuhan mengirimkan In Na masuk ke dalam kehidupanku, namun setelah itu Chorong kembali muncul di hadapanku.

Aku harus pulang sekarang juga. Besok akan kembali menjadi hari yang melelahkan. Aku tidak boleh terlalu memikirkan hal ini, sampai-sampai aku tidak fokus pada pekerjaanku.

Setibanya di rumah semuanya sedang berkumpul di ruang tamu. Entah apa yang mereka semua lakukan di ruang tamu.

"Hyung," Sungjae

"Kenapa kalian semua berkumpul di sini? Tidak seperti biasanya," tanyaku ikut bergabung.

"Kau sangat terlambat sekali. Tadi manager datang bersama seorang pengusaha yang akan bekerja sama denganmu. Kenapa kau tidak mengatakan semuanya pada kami?" maki Hyunsik.

"Mengatakan apa?" tanyaku tak paham.

"Kau sebagai model kan dalam produk baru. Sebenarnya sudah lama aku bermimpi menjadi model iklan, tapi malah kau dapat," jelasnya.

Jadi tadi manager datang bersama Jinsuk. Kenapa sepertinya ada yang lain pada pria itu. Saat pertama kali bertemu denganku dia bahkan menatapku sangat dalam. Dia seperti mengenalku sebelumnya.

"Kenapa dia bisa datang ke sini? Apa ada hal penting yang ingin dia bicarakan padaku?" tanyaku.

"Entahlah. Dia hanya bertanya di mana dirimu," Peniel.

"Hyung, bisa ikut denganku sebentar?" Sungjae. Apa lagi ini? Dari nada bicaranya sepertinya ada masalah lagi. Apa dia akan mengakhiri hubungannya dengan Shin Hye? Kalau sampai ia berkata begitu aku akan mematahkan tangannya.

"Wae?" tanyaku mengikutinya ke kamar.

"Aku ingin memberitahu semuanya padamu. Tentang Chorong," nafasku sepertinya akan berhenti. Kenapa hari ini semua orang terdekatku membicarakan Chorong?

"Kenapa? Kau menyuruhku menjauhinya? Kau tidak perlu menyuruhku, karena Tuhan sudah menjauhkan kami," ucapku.

"Aniyo. Aku rasa Chorong bukan orang yang jahat. Sepertinya kalian berdua harus bicara. Kau harus mendengarkan penjelasannya," ujarnya.

"Penjelasan? Apa yang perlu di jelaskan lagi? Semuanya sudah jelas, bahkan sangat jelas. Kau sendiri kan yang mengatakan padaku, bahwa dia sengaja meninggalkanmu waktu itu. Mungkin saja dia sudah bahagia bersama pria itu," ujarku. Nada bicaraku sedikit meninggi.

Hari ini aku begitu frustasi mendengar semua orang menyuruhku mendengarkan penjelasan Chorong. Apa Sungjae sedang bekerja sama dengan In Na agar aku kembali pada Chorong? Astaga Tuhan! Kenapa mereka berdua terus menentang keadaan yang sebenarnya.

"Itu tidak seperti yang kau pikirkan. Kau tahu pada saat kita di acara tempo hari, dia datang. Orang yang aku lihat benar-benar Chorong. Coba kau pikir, kenapa dia bisa berada di sana padahal tidak ada Shin Hye di acara itu. Aku bahkan terus memperhatikannya di atas panggung. Dia hanya berdiam diri di ujung penonton. Kalau dia tidak peduli denganmu, untuk apa dia datang? Siapa yang dia ingin temui selain dirimu?" Sungjae.

"Lalu apa yang dia lakukan pada saat bertemu denganku di malam itu? Dia bahkan tidak menyapaku. Dia seperti sengaja menghindariku. Sudahlah, semuanya sudah jelas," balasku.

"Kau tahu siapa Jinsuk? Dia pria yang membawa Chorong waktu itu. Aku juga tidak menyangka kenapa kau juga bisa kenal dengannya," Sungjae.

Apa? Jinsuk pria itu? Benarkah? Jadi apa maksudnya dia hanya mengajakku menjadi model dalam perusahaanya? Apa dia juga mengenalku?

"Pantas saja dia melihatku seperti sudah mengenalku lama. Aku akan bilang pada manager untuk membatalkan kerja samaku dengannya," ujarku.

"Wae? Kau ingin menghindari Jinsuk agar kau tidak bertemu dengan Chorong?" terka Sungjae.

"Ada apa denganmu? Kenapa kau sekarang berpihak pada Chorong? Seharusnya kau senang aku menghindarinya," tanyaku. Ini bukan seperti Sungjae yang biasanya.

"Karena aku sadar, kau tidak bisa melawan takdir," jawabnya. Aku menggelengkan kepalaku. Semua orang membuatku pusing hari ini. Mereka hanya bisa berbicara sesuka hati mereka tanpa memperdulikan orang-orang yang berada dalam masalahnya.

"Hei, Hyung!!!" Kali ini Sungjae berteriak saat aku keluar dari kamar.

Aku memutuskan untuk tidur di kamar Eunkwang. Kalau aku tidur di kamarku, hampir 100 persen di pastikan aku tidak akan tidur sampai pagi.

"Kenapa kau tidur di kasurku, huh?" makinya. Aku langsung merebahkan diriku di ranjangnya. Istirahat adalah waktu yang tepat saat ini. Aku tidak mau semua orang yang berada di sini ikut membicarakan Chorong.

"Hari ini kau tidur saja dengan Sungjae. Udara di kamarku sedang panas," jawabku.

"Panas? Bukankah udara sangat dingin?" tanyanya.

"Molla," aku menutup kepalaku dengan bantal kepala. Untung saja Eunkwang tidak serumit Sungjae. Dia hanya menurut saja ketika aku menyuruhnya tidur dengan Sungjae.

••• At The End •••

Continue Reading

You'll Also Like

13.4K 533 7
Saat kau pergi meninggalkanku.. Disaat itu pula kau juga membawa sepotong hatiku.. Entah kau akan kembali padaku tidak, aku tak tau, dan tak mau tau...
201K 31K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
270K 21.2K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
41.6K 6K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG