Irreplaceable ❤ (END)

By honeybunnyboo_

19.2K 972 44

*BASED ON TRUE STORY* Jalani saja apa yang membuat mu bahagia, kalau memang ini ditakdirkan untuk kita, Tuha... More

Prolog
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
PENGUMUMAN
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Epilog
Ucapan untuk yang terkasih
Klarifikasi Author

Bagian 7

504 28 0
By honeybunnyboo_

Bulan Oktober menyambutku, aku berharap bulan ini menjadi sesuatu yang menyenangkan karena ada Ivan disini. Aku menjadi selalu semangat pergi ke sekolah, semangat mengikuti ekstrakurikuler dan tentunya semangat menjalani hari. Aku akan mengira bahwa masa SMA ku garing, sepi dan tak ada momen-momen yang spesial tapi ternyata semua di luar dugaanku, Tuhan sudah sangat baik mengirimkan aku banyak sahabat dan orang istimewa di sekolah maupun di rumah. Aku benar-benar banyak bersyukur di bulan Oktober ini.

Rabu pagi, saat kami sedang fokus untuk mengerjakan tugas portofolio Sejarah Indonesia, tiba-tiba guru ketertiban mengetok pintu dan masuk ke kelasku. Firasatku mulai tak enak aku memasukkan hp ke dalam tempat bekal dan tepat sekali, kami semua di suruh untuk berdiri dan maju ke depan kelas. Salah satu guru sekarang berada di bangku ku dan Tasya, aku mulai berkeringat dan menggit bagian bibirku yang bawah, berharap beliau tak menemukan hp ku. Tapi kurasa beliau lebih pintar dari aku, kini hp ku sudah berada di genggaman beliau. Aku hanya menarik nafas panjang.

"Oke, kalian sudah boleh duduk lagi, ini ada 10 hp yang kena jadi bagi yang merasa, besok orang tua kalian wajib datang ke BK jam 10.00 pagi"

Alamat kena skors nih, batinku
Jam pelajaran sejarah Indonesia telah usai, aku keluar kelas dan memanggil Ivan yang saat itu kelas nya juga sedang kosong

"Tumben nih, ada apa?" Kata Ivan sambil memainkan bulu mataku

"Ih apa sih, aku gak mood nih"

"Kenapa? Hahaha"

"Hp aku kena razia tadi pagi" aku menggerutu

"Ututututu, bt dia"

Aku tak menjawab

"Udah lah, harusnya seneng kena skors. Libur sehari di rumah nonton spongebob" 

Aku benar-benar tak paham dengan Ivan, dia tak terkejut karna hp ku kena razia dan sekarang dia malah menenangkan ku dengan lawakannya yang garing itu

"Aku traktir ke kantin deh, ayo"

Dia berhasil membujuk ku, kita berdua memang sedang jam kosong jadi ya tidak masalah jika ingin pergi ke kantin.

"Nih, minum dulu. Kesukaan kamu es jeruk kan?" Ivan menyodorkan segelas minuman

"Tau darimana?" tanya ku

"Bawel, buruan minum"

Aku pun menyeruput minuman tersebut

"Udah ya, gak usah badmood lagi. Besok-besok gak usah bawa hp" Kata Ivan

"Iyaa, makasih juga udah di traktir"

"Sama-sama. Menjaga mood mu itu yang utama Ra" Ivan tersenyum, ah manis sekali.

Setelah mood ku sedikit membaik, aku dan Ivan kembali ke kelas masing-masing.

Malam ini, aku latihan akustik di salah satu rumah temanku, Shanty. Dia 4 tahun lebih muda dari ku, dia sudah ku anggap seperti adik kandungku sendiri. Kebetulan kakak nya Shanty juga sahabatku sejak TK , Rama namanya, sekarang kita juga satu sekolahan namun bedanya dia berada di jurusan MIPA.

Latihan kita mulai setelah adzan Maghrib, aku dan Shanty sebagai vokal dan ada pula 5 personil lainnya.

"Lagi dekat sama siapa sih kak?" tanya Shanty ketika kita sedang istirahat

"Ya ada deh"

"Siapa ih"

Kemudian aku membuka akun instagram milik-ku melalui ponsel Shanty.

"Udah jadian?" tanya nya lagi

"Belum"

"Dia DM nih kak, udah jam 4 tadi" Shanty menyodorkan hp nya

"Lagian sih kakak, ke sekolah bawa hp"

"Ya, gimana daripada gabut. Sering jam kosong nih" aku terkekeh

Aku pun membalas DM ivan, dia mengajak ku nonton bioskop pada besok Kamis, dan aku hanya meng iya kan saja. Besok kan aku skors jadi ya tak masalah kalau di ajak keluar.

***

Kamis, 13 Oktober 2016

Pagi ini dua orang temanku datang ke rumah, kita sama-sama di skors

"Ngungsi ke rumahnya Zahra" kata Salwa

"Enak ya kena skors" aku tertawa

"Hari ini ada matematika loh jam pertama" sahut Nabila

"Syukur deh, lagi males banget mikir" jawabku seraya memetik gitar baruku.

"Ntar sore ngumpul yuk sama temen-temen" Ajak Salwa

"Gak bisa Wa" kataku

"Mau kemana?"

"Nonton sama doi donggg" lagi-lagi Nabila menyahut

"Ih apaan sih" aku mencubit lengan Nabila.

Sedikit cerita, aku ini memiliki 7 sahabat, yaitu Sandra, Devano, Nabila, Salwa, Reza, Rio dan Aris. Rasanya tidak afdal kalau aku tidak menceritakan mereka.  Awal mula kedekatan kami adalah saat sama-sama pergi nge-trip ke salah satu tempat wisata alam. Ya seperti yang pernah kuceritakan juga kepada kalian, ini juga awal mula kedekatanku dengan Devano. Kami sudah seperti saudara dan aku harap kalian mengerti bahwa sangat sulit mencari seorang kawan yang sepemikiran dan membuat nyaman.

***

Pukul 14.20

Aku sudah berada di rumah Caroline karena kita akan nonton ber-enam tidak berdua. Lagipula aku kan tidak terbiasa keluar dengan laki-laki berdua saja, aku itu orang yang jaim banget kalau sama orang yang baru tapi malu-malu in kalau udah deket banget.

"Nunggu Ryan sama Ivan dulu ya" kata Caroline ke Nabila dan Reza yang saat itu juga ikut

"Santai aja deh" Kata Reza

"Santai gimana, kita mau nonton bukan mau ke pantai" Balasku sedikit geram

"Lah, kenapa sih sensi banget"

"Rezaaaaa, film nya mulai jam tiga!" bentak ku

"Lah ya udah ayo berangkat, toh kan yang ngaret Ryan sama Ivan"

Aku terdiam

"Berarti aku marah ke Ryan sama Ivan nih?" kata ku dengan nada sedikit pelan

"Serah lu deh Ra, capek gue"

"Sok banget lu-gue lu-gue" Nabila memukul lengan Reza pelan, sedangkan ia hanya tertawa kecil.

Kemudian terdengar sepeda motor Vixion dari luar, Kita pun bergegas keluar dan mengambil helm

"Darimana aja sih?" Kata Carol

"Ryan nih lama" Gerutu Ivan

"Kok aku sih"

"Emang iya, kamu tadi ribet kan mau ngambil uang di bank segala"Ivan semakin memanas

Kemudian aku memisah mereka, Ryan pun akhirnya menuju ke sepeda motor milik Caroline dan aku mengusap punggung Ivan. Aku hanya berusaha menengkan dia. Baru kali ini aku melihat Ivan tidak mood dan marah-marah.

Kita pun akhirnya menuju bioskop dengan tak tau akan menonton apa, karena film yang kita rencanakan sudah tayang 5 menit yang lalu. 

Namun sesampainya di bioskop kita malah duduk dan saling diam

"Udah liat film yang ada aja" kataku memecah keheningan

"Ya udah aku pesen tiket dulu ya" Kata Caroline

Nabila dan Reza hanya diam karena mereka juga tidak tau harus berbuat apa. Sedangkan Ivan dan Ryan tetap saling diam. Aku yang tak tau apa-apa pun ikut di diamkan oleh Ivan. Padahal kan ini waktu untuk kita berdua saling mengenal satu sama lain, untuk ngobrol dan sebagainya. Akhirnya aku yang sedari tadi sudah sensi jadi ikutan tidak mood.
Caroline datang dengan membawa 6 tiket.

"Film nya 15 menit lagi tayang" katanya

Aku, Nabila, dan Reza hanya mengangguk

Tak selang beberapa menit, aku melihat Ryan dan Ivan sudah saling bermaafan. Dan kali ini aku yang kesal dengan Ivan.

"Ra, beli minum yuk"

"......."

"Maafin aku ya, dari tadi diem terus"

"......."

"Ra,maaf"

"......."

"Kamu mau apa?"

"......."

Aku benar-benar risih tapi juga ingin ketawa karena caranya meluluhkan hatiku sangat lucu, eskpresi Ivan saat ini membuat aku tidak bisa berlama-lama menahan kesal.

"Iya, udah gak papa. Lain kali jangan ikut diemin aku" jawabku singkat

Dia hanya mengangguk cepat sambil menggenggam tanganku.

"Yuk, jadi nonton gak?" kata Caroline

"Ya udah ayo"

Kita memasuki gedung bisokop dan aku duduk bersebelahan dengan Ivan dan Nabilla.

Di tengah-tengah film aku merasa ada yang tidak beres, aku melihat ke arah Ivan yang sedari tadi merubah-rubah posisi duduknya dan malah ngobrol dengan Ryan dan Caroline di ujung sana. Mereka berisik banget sih batinku. Aku pun mencondongkan badanku untuk lebih dekat dengan Nabila.

Kurang dari 25 menit sebelum film usai tiba-tiba Ivan memegang tanganku

"Ra" panggilnya

Aku menoleh

"Ada apa?"

"Udah gak marah?" Tanya nya

"Enggak kok"

Dia terdiam dan menggenggam tanganku dengan tangannya yang sangat dingin

"Ra" panggilnya untuk kedua kali

"Hmm"

"Ra, Liat aku"

"Apa sih?"

Aku pun menatap wajahnya

"Mau gak jadi pacarku?"

Aku terpaku dengan pertanyaan Ivan, aku melepas genggamannya dan kembali fokus pada film.

Hingga film usai, aku tak menjawab dan langsung keluar gedung mendahului Ivan dan ke-empat temanku. Aku menuju ke toilet dan hanya berdiam disana.

Aduh, aku mimpi deh ini kayaknya batinku sambil menepuk-nepukkan telapak tangan ke pipiku sendiri

Sekitar 5 menit akhirnya aku keluar dan aku terkejut, Ivan sudah berada di depan pintu toilet. Aku hanya diam dan berlalu. Dia mengikuti di belakangku.

" Ra, duduk dulu sini" Ivan menunjuk salah satu sofa di tempat tunggu bioskop

Aku pun duduk dan dia menyusul di sebelahku

"Gimana?" Tanya dia lagi

"Aku gak bisa jawab sekarang"

"Kenapa?"

"Aku bingung"

"Iya, kenapa?"

"Kita beda agama Van, aku takut. Tapi di sisi lain aku juga sayang sama kamu"

"Ya udah apa salahnya kita jalani dulu. Kita gak tau ke depannya gimana?"

"Tapi kalau hubungan kita gak di restuin gimana?"

"Kita hadapi bareng-bareng Ra, gak usah takut" dia mengelus puncak kepalaku

Ivan benar-benar meyakinkanku bahwa kita akan bisa bersama. Hal itu lah yang membuat aku menerima cintanya. Ini benar-benar mengerikan sekaligus menantang. Karena aku harus menghadapi perbedaan ini bersama orang yang aku sayangi.

13 Oktober 2016

Sejarah dalam hidupku yang tidak akan aku lupakan, apalagi ada Ivan bersamaku saat itu.

Continue Reading

You'll Also Like

787K 67.2K 46
Rivka bahagia, dikelilingi oleh ketiga sahabat yang menyayanginya dan pertemuan dengan Asta membuat hidupnya hampir sempurna. Namun, apa yang harus R...
260K 2.6K 5
Masa lalu menanamkan takut dan trauma pada diri Greta. Membuatnya meninggalkan Indonesia dan berharap kenangan buruk itu terhapuskan. Juga berharap d...
3.1M 157K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
366K 25.9K 41
Nadisa merasa sangat bahagia dengan kehidupan pernikahannya. Semuanya terasa sempurna hingga akhirnya dia mendapat panggilan sidang gugatan cerai yan...