H E R
M I S T A K E
※‡‡※
He makes me feel nobody else ,
He makes me crazy .
But , I got new rules I count them .
※‡‡※
Demerez tersenyum sinis , paparan skrin Iphonenya yang jelas menyatakan perbelanjaan ke atas penggunaan kad kreditnya sejak dua hari ini ditatap kosong . Dia tahu , lebih dari tahu bahawa itu semua kerja wanita yang baru dijumpainya .
Wanita yang tiba-tiba memunculkan diri dalam hidupnya . Menarik namun liar . Totally a bitch but suit him well .
A devil should paired with the bitch , right ?
Jemarinya mengetuk perlahan meja kerja sesekali sengihannya melebar apabila notification berpusu-pusu masuk .
Tergeleng kepalanya melihat senarai barangan yang dibeli oleh wanita itu .
" tak ke lebih mudah kalau kau terus bawak dia ikut kau malam tu ? "
Demerez angkat kepala, senyuman sinis dilemparkan buat Gaz . Iphone diletakkan di atas meja sebelum dia bersandar ke kerusi kulitnya .
" she needs to proof herself that she's worth to kept and —— I'm not going to make it easy for her . "
Gaz sengih , tercebik sinis .
" sebab tu kau tinggalkan dia malam tu ? Tak risau maybe —— dia putus asa , move on dengan someone else ? Who knows ? "
Demerez tersenyum . Langsung tidak terjejas dengan persoalan itu .
" that will make her a biggest weakness of mine . So , no . Kalau dia nak moving on , then its her loses . Aku cuma nak tengok , sebesar mana semangat dia tu . I wanna see who is Elise Kimberlin " mendatar jawapan Demerez mengundang chuckle dari Gaz .
" And I really hope, you're not going to break her just like them —— "
" let just hope that , Elise Kimberlin is different and have a tough immune huh ?"
Kata-kata Demerez dibalas kebisuan , Gaz hanya mampu tersenyum kecil .
Walau apa pun , dia tidak punya kuasa untuk mencampuri urusan pribadi lelaki itu meski ——
Kepala terangguk-angguk mengikut beat muzik yang dimainkan DJ . Bibir yang dioles gincu red wine itu tersenyum lebar sambil mata meliar ke sekitar club . Seakan mendapat satu nafas baru , masakan tidak kini dia tak perlu risau pasal kewangan lagi apabila dompet milik Demerez Black jatuh ke tangannya .
Elise dapat merasakan bahawa lelaki itu tahu bahawa dirinya yang mencuri dompet bersama-sama kad kredit . Persoalannya , mengapa lelaki itu tidak block sahaja kad kreditnya ? Atau ... lelaki itu sengaja ...
Kalau betul sengaja , namun atas sebab apa ? Mengapa ? Apa yang bermain di fikiran lelaki itu ?
Permainan apa yang sedang dirancangkan ?
Dan yang paling utama ... adakah dirinya salah seorang pemain dalam permainan ini ?
Elise tersenyum sinis saat terbayang wajah dingin Demerez . Senyuman sinjs lelaki itu juga ... suara maskulinnya .
" damn , he is so hot " gumam wanita itu sambil memejam rapat kelopak matanya . Angau mungkin . Keluhan lemah terlepas dari bibir , jarinya dimainkan dibibir gelas .
Sebelum tiba-tiba ada tangan lain yang memerangkapnya dari belakang . Elise lebih dari tahu tangan itu milik seorang lelaki . Jijik .
" I'm not interested buddy , so please —— back off " selar Elise tanpa menoleh . Gelas kecil bir itu dihabiskan dalam sekali teguk .
Sedar bahawa Elise bukan seperti wanita lain membuatkan lelaki ini bergerak ke kerusi bersebelahannya . Segelas bir dipesan .
" so hotstuff , having a broken relationship or just —— your month ? "
Elise pantas menoleh ke sisi , merenung tajam ke arah lelaki itu .
" you gotta be kidding me huh , jerk " Amuk Elise sebelum bangun dari kerusi tinggi itu , berura-ura mahu pergi dari kaunter bar namun lelaki itu menghalang laluannya .
" uh please , play hard to get now are you ? "
Elise berdecit sinis ,
" kau pekak ke apa huh ? Aku cakap aku tak berminat kan , so you can get your ass out of my way dickhead " jari telunjuknya ditekan ke dada lelaki itu . Tajam selarannya .
Tawa sinis lelaki itu menikam gegendang telinga Elise sebelum dia berbisik di telinganya .
" its Lucca for you , bitch "
Telinga Elise sudah bernanah , kemarahnnya naik meluap-luap apabila perkataan itu 'diludah' ke wajahnya sekali lagi . Bitch hum ——
Senyuman sinis Elise lemparkan buat Lucca sebelum sepantas kilat kepala lutut naik menujah tepat ke aset lelaki itu .
Tanpa menghiraukan sumpah seranah Lucca , Elise mengorak langkah ingin meninggalkan tempat itu namun kakinya mati serta merta . Terpaku di lantai .
Dari posisi dan sudut matanya , dia melihat susuk tubuh itu duduk dalam kumpulan lelaki bersut juga wanita -wanita pelayan yang menemani mereka .
Darah gemuruh naik ke wajah . Sistem tubuh terhenti operasinya . Otaknya seakan kaku , blank .
Entah mengapa , Fate terlalu gemar mempermainkan Elise apabila lelaki itu juga menyedari kewujudannya . Mata mereka bertembung .
Jantung memulakan operasi . Laju mengepam darah . Terlalu laju sehingga dada terasa sesak . Sempit . Terhimpit . Terseksa .
Dying .
Mata Elise berkaca , bibirnya bergetaran hebat menahan ketakutan yang merangkak keluar dari jiwa .
Tidak sehingga lengannya dicengkam kuat dari belakang . Apabila ditoleh , lelaki sama yang menganggunya tadi . LUCCA .
Lucca menarik lengannya hingga tubuh Elise terdorong ke hadapan . Namun , melihatkan wajah pucat Elise membuatkan lelaki itu terpegun seketika apatah lagi apabila seluruh tubuh Elise bergetaran hebat .
" hey , kau okey tak ni ? " soalnya sambil memangku wajah Elise .
Namun Elise masih dalam ketakutan sendiri . Desah nafasnya tersekat - sekat . Kelopak mata terpejam rapat sesekali bibirnya terkumat-kamit tanpa bicara .
" Lise " seruan namanya daripada suara itu menghentikan segala operasi tubuh . Kedua matanya terbuntang luas kerana mengecami suara itu . Suara yang menjadi mimpi ngerinya .
Apabila bahunya disentuh , sepantas kilat Elise menjauh . Terundur beberapa tapak menjauh daripada lelaki itu . Bibir diketap erat , cuba membisukan segala esakan yang selama ini tersembunyi .
Lelaki itu hanya merenung tepat ke wajah Elise . Sesuatu terbias dimata itu namun Elise tidak mahu tahu .
Apabila sekali lagi lelaki itu mahu menyentuhnya , segera Elise menepis .
" don't touch me bastard ! "
Lucca yang berdiri di antara mereka hanya mampu membisu . Clueless . Namun , dirinya seakan cuba menyebelahi Elise apabila melihat sebegitu teruk reaksi wanita itu apabila berhadapan dengan lelaki ini . Refleks, Lucca berdiri dihadapan Elise . Menjadi benteng yang memisahkan wanita itu dengan lelaki ini .
" I don't think she want to be near you Elijah "
Lelaki bernama Elijah itu terdiam seketika .
Manakala, Elise sudah mengorak langkah keluar dari club itu tanpa menoleh walau sesaat .
Tangan menggenggam erat cadar sambil kepala disembamkan ke bantal . Esakan dan raungan Elise mengisi kebisuan malam .
Segala keperitan di dada diluah namun kesakitan itu tidak pernah hilang . Malah , kesakitan menjadi berganda perih . Tubuhnya lemah dan lesu , namun tidak mengurangkan tangisan dan raungan wanita itu .
Sehinggalah , tangisan berubah sendu bersama kudrat yang tinggal sisa . Dia memeluk kedua lututnya , bersama air mata yang mengalir lemah dipipi . Hidungnya memerah , kedua mata terkatup rapat juga bibir yang bergetaran digigit lemah .
" — papa ... please ...save m-me "
‡‡‡※‡‡‡
Tbc
Vote ‡ 20 votes for unlock the next chp ‡
Comment ‡ feel free to comment ‡