BANGLYZ FANFICTION || BTS-LOV...

By LA_KHILDA2561

10.6K 1.4K 90

[COMPLETE] Cover by @Peachoo Ketika para member BTS dan LOVELYZ memadukan cinta mereka. Dari yang romantis, m... More

1. SERIES : STATION LOVE (JUNGKOOK-YEIN)
2. SERIES : STATION LOVE (TAEHYUNG-SUJEONG)
3. SERIES : STATION LOVE (JIMIN-KEI)
4. SERIES : STATION LOVE (RM-BABY SOUL)
5. SERIES : STATION LOVE (JHOPE-MIJOO)
6. SERIES : STATION LOVE (SUGA-JIAE)
7. SERIES : STATION LOVE (2JIN)
8. LIKE OR LOVE? (JISOO-JIN)
9. MAKAN ANGIN (JUNGKOOK-YEIN)
10. LOVE IS NOT PERFECT (JUNGKOOK-YEIN)
11. SHE IS A ROBOT? (SUGA-JIAE)
12. AN UNDERSTANDING (JIMIN-KEI)
13. SPRING IN MY MEMORIES (JUNGKOOK-YEIN)
14. FALLING 1/3 (JHOPE-MIJOO)
15. FALLING 2/3 (J-HOPE-MIJOO)
16. FALLING 3/3 (JHOPE-MIJOO)
17. DESCENT TO TEN THOUSAND (CHAPTER 1)
SHOULD BE OPENED
18. DESCENT TO TEN THOUSAND (CHAPTER 2)
20. DESCENT TO TEN THOUSAND (CHAPTER 4/END)
21. PIECES OF TIME (CHAPTER 1)
22. PIECES OF TIME (CHAPTER 2)
23. PIECES OF TIME (CHAPTER 3/END)
NOTE
NOTE 2
NOTE 3
24. LOVE SICK (2JIN)
NOTE 4
NOTE 5

19. DESCENT TO TEN THOUSAND (CHAPTER 3)

300 49 0
By LA_KHILDA2561

Descent to Ten Thousand || Jeon Jungkook (BTS), Jeong Yein (LOVELYZ), Lee Jeno (NCT), Kim Taehyung (V BTS), Ryu Sujeong (LOVELYZ), Wu Yi Fan (Kris eks-EXO), and other || Romance, Fantasy, Friendship, Family ||

Just for fun. Maaf jika ada typo. Happy Reading!

-
-
-

Jeno panik. Ia mengatupkan kedua tangannya di depan Yein.

"Aku mohon, jangan katakan ini pada siapa pun."

Jungkook mengerutkan dahinya sambil menatap mereka bergantian.

"Ada apa dengan ekspresi kalian? Ini hanyalah tanda lahir biasa. Sudahlah, aku mau ke kelas."

"Pakai plestermu lagi sebelum keluar!" seru Yein kemudian menempelkan plester itu ke leher Jungkook sebelum pria itu melangkah. Jungkook mengangkat bahunya acuh dan meninggalkan mereka.

Jeno menghela napas lega. "Terima kasih. Aku harap kau bisa menjaga rahasia ini."

Yein menatap Jeno. "Jadi kau sudah mengetahuinya? Apa Jungkook belum tahu?"

"Tidak, dia belum tahu. Ituvpun aku menguping pembicaraan orang tuaku."

"Aku masih ragu. Marga kalian Kim, 'kan?"

"Sebenarnya adalah Jeon."

Yein mengangguk-angguk. Ia tersenyum lebar.

"Tenang saja. Rahasia ini akan ku jaga. Aku juga ingin mencari tahu lebih banyak tentang kisah itu."

Jeno terharu. Ia menjabat tangan Yein.

"Terima kasih. Aku sangat berterima kasih."

"Kim Jeno! Jeong Yein! Ayo ke kelas! "

Yein terkekeh mendengar suara Jungkook di luar. Ia membalas jabatan Jeno.

"Percayalah padaku," ucapnya yakin.

-
-
-

Tempat itu sangat asing bagi Jungkook. Saat ini ia berada di sebuah tempat yang serba putih, berembun serta langit biru muda cerah. Pria itu menelan salivanya.

"Aku di mana? Kenapa aku bisa ada di sini?"

"Keturunan ke sepuluh ribu?"

Jungkook membalikan tubuhnya ke arah suara itu berasal. Di depannya ada seorang pria yang jauh lebih tinggi darinya. Berkulit putih pucat, berhidung mancung, mata elang, dagu lancip dan alisnya tebal. Garis wajah yang sempurna.

"Aku adalah Kris. Penguasa alam ini. Kau berada di tempat yang tidak bisa dijangkau manusia biasa."

Belum sempat Jungkook bertanya, pria itu sudah mengenalkan dirinya.

"Kris? Tempat yang tidak bisa dijangkau? "

Kris hanya tersenyum kecil. Demi apapun, Jungkook bersumpah pria itu memang sangat tampan.

"Akan aku jelaskan."

-
-
-

"Hah...hah..."

Napas Jungkook tersengal-sengal. Ia segera menyibak selimutnya dan berjalan keluar kamar.

Jungkook berlari ke ruang makan, di mana anggota keluarganya berada. Tanpa aba-aba, pria itu melepas plester di lehernya.

"Apa maksud mimpi itu? Apa maksud ayah dan ibu menutup tanda ini? Jelaskan semuanya sekarang!" tuntut Jungkook. Matanya memerah dan keringat dingin mengalir di pelipisnya.

Taehyung dan Sujeong saling pandang. Taehyung menghampiri anaknya. Sementara Sujeong memeluk Jeno yang ketakutan.

"Jadi kau sudah didatangi olehnya? Maaf, Jungkook-ah. Ayah juga tidak mengerti. Apa dia mengatakan sesuatu tentang kekuatanmu?"

"Dia hanya memberitahu jika aku harus bisa mengetahui kekuatanku sendiri. Lalu kenapa aku mengganti marga? Margaku Jeon, 'kan?"

"Kau benar-benar tidak tahu kisah itu? Kami takut kau akan dibunuh, Jungkook-ah."

Jungkook menjambak rambutnya kemudian jatuh terduduk. Taehyung menatapnya penuh rasa sesal.

"Aku berulang tahun hari ini. Tetapi hari ini malah menjadi hari mengerikan bagiku," gumam Jungkook sambil memperhatikan kue ulang tahun yang berada di atas meja makan.

"Argh!" erangnya. Pria itu berlari keluar rumah.

"Hyung..." lirih Jeno.

-
-
-

Jungkook berlari tidak menentu. Ia menangis dalam diam. Berkali-kali pria itu memukuli dadanya sendiri.

"Kenapa harus aku? Aku ingin menjadi remaja biasa seperti yang lain. Hiks..."

"A-aku..."

Jungkook tidak bisa melanjutkan ucapannya. Ia berhenti berlari. Hanya satu tujuan yang berada di pikirannya.

Sekolah.

Jalanan di sampingnya masih sepi. Secara tiba-tiba, ia menghilang dari tempatnya.

-
-
-

Saat membuka mata, Jungkook sudah berada di halaman sekolah. Ia mengerjapkan matanya bingung.

"Aku bisa ada di sekolah secepat itu?" gumamnya.

Seseorang menepuk bahunya. Jungkook menoleh ke belakang.

"Kenapa kau tiba-tiba ada di sini?" tanya Yein.

"A-aku juga tidak mengerti," jawab Jungkook pelan. Yein menunjuk lehernya.

"Kau tidak memakai plester, eoh?"

Jungkook berdecih. "Untuk apa? Aku sudah mengetahui semuanya."

"Mengetahui semuanya?" kaget Yein. Ia segera menarik tangan Jungkook ke dalam sekolah.

-
-
-

Di salah satu ruangan kelas, Yein mendengar cerita Jungkook dengan serius. Beberapa kali ia mengangguk mengerti.

"Aku akan membantumu menemukan kekuatanmu!" tawar Yein semangat. Jungkook bangkit dari duduknya.

"Tidak penting. Aku mau pulang. Hari ini libur sekolah, 'kan?"

"Hei, tidak bisa begitu. Ayo!"

"Ya!" pekik Jungkook saat Yein menariknya lagi.

-
-
-

"Es, telekinetik, api, air, penyembuh, cahaya, petir, bumi, pengendali waktu, teleportasi dan angin. Hanya itu kekuatan yang akan dimiliki keturunan keluarga Jeon. Hm...kira-kira kekuatanmu yang mana?"

Yein asyik membaca buku lusuh di tangannya. Sementara Jungkook memangku wajahnya malas.

"Teleportasi," ucap Jungkook tiba-tiba.

"Eh?"

"Tadi aku ke sekolah dengan teleportasi. Sudah, 'kan? Aku ingin pulang," balas Jungkook kemudian berdiri. "Aku bingung, kenapa kau bisa ada di sekolah?"

Yein tersenyum. "Aku memang selalu seperti ini saat libur akhir pekan. Aku sangat menyukai ketenangan. Lagipula aku juga memiliki kunci gerbang sekolah, jadi aku bisa leluasa keluar-masuk sekolah."

Jungkook mengangguk-angguk. Semerbak aroma bunga tercium olehnya. Memang, saat ini mereka berada di taman sekolah.

"Baiklah, ayo kita mulai!"

"Mulai apa? Kekuatanku teleportasi!"

"Tidak mungkin hanya itu. Kita cari tahu yang lain."

Jungkook mendesah. Sepertinya hari ini akan sangat melelahkan.

-
-
-

Kertas putih itu dicoret-coret kasar oleh Yein. Mulutnya berkomat-kamit sejak tadi.

"Berarti kekuatanmu bukan es, api, cahaya, bumi, air dan pengendali waktu. Sejauh ini aku baru tahu jika selain telepotasi, kau juga bisa telekinetik. Sisanya penyembuh, petir dan angin. Kalau begitu, kita ke atap sekolah!"

Helaan napas kasar terdengar dari Jungkook. Tubuhnya sudah dibanjiri oleh keringat.

"Bisakah istirahat dulu? Aku juga belum mandi!"

"Belum mandi?" Yein mengerjap. "Baiklah. Kau mandi dulu di rumah dan kembali ke sini lagi dengan teleportasi. Waktumu lima menit, cepat!" titahnya.

Ternyata selain Jeno, Yein juga suka memerintahnya. Menyebalkan! Jungkook menutup matanya dan menghilang.

Yein duduk di tumpukan kayu yang berada di belakang sekolah. Ia memandang sekitar dengan takut. Jam tangannya sudah menunjukkan pukul empat sore.

"Jungkook, cepatlah..."

-
-
-

Setelah lima menit, Jungkook benar-benar datang. Saat ini mereka sudah ada di atap sekolah. Yein menunjuk langit.

"Coba kau buat petir!"

"Aish!"

Sambil menggerutu, Jungkook menuruti perintah Yein. Ia berusaha berkonsentrasi dan menggoyangkan tangan ke langit. Tidak terjadi apa-apa.

Yein mencoret kertas itu lagi. "Petir juga bukan kekuatanmu. Keluarkan angin!"

Jungkook mengumpulkan tenaganya dan mulutnya berulang kali bergumam 'angin'. Sekuat tenaga ia mendorong tangannya ke depan.

Angin berembus sangat kencang ke arah Yein. Gadis itu mencoba menghindar, namun terlambat. Alhasil, Yein terdorong ke belakang dan terjatuh melewati pagar pembatas. Ia melayang ke bawah.

"Aaaaa! Jungkook, tolong aku!"

Jungkook terkejut. Tanpa pikir panjang, ia segera berteleportasi.

-
-
-

Wush

Bruk

"Argh..."

Sesampainya Jungkook di bawah, ia malah tertubruk tubuh Yein dan mereka terjatuh dengan Jungkook yang berada di bawah. Yein mengguncang tubuh Jungkook yang tidak sadarkan diri.

"Jungkook! Jeon Jungkook! Bangunlah!" seru Yein panik. Gadis itu bergerak gelisah.

"Aku harus bagaimana..."

-
-
-

Kedua mata itu mengerjap pelan-pelan. Pemiliknya meringis dan mencoba duduk sambil memegangi kepalanya.

"Kau sudah sadar? Untungnya kau tidak apa-apa," ucap seorang gadis di sampingnya.

"UKS?"

"Aku hanya bisa membawamu ke sini. Maaf..."

"Tidak masalah, Yein-ah."

Gadis yang ternyata Yein itu terlihat bingung.

"Jadi, kita tidak perlu berbicara formal lagi?"

Jungkook mengangguk pelan. Kepalanya masih terasa pusing. Yein berdiri dari tempatnya dan mencari sesuatu.

"Ini obat penghilang sakit kepala. Minumlah," kata Yein sambil memberikan satu tablet obat dan segelas air putih kepada Jungkook.

Jungkook memandangnya sejenak sebelum mengambilnya dan meminumnya cepat. Kemudian ia memeletkan lidahnya.

"Astaga, pahit sekali..." keluhnya.

Yein merogoh saku pakaiannya. "Aku ada satu permen. Ini bisa menetralkan rasa pahitmu," jelas gadis itu lalu memberikan permennya. Jungkook menggeleng.

"Kau yang memakannya."

"Ta-tapi aku hanya punya satu."

"Lakukan saja!"

Yein meniup poninya kesal. Ia membuka bungkusnya dan memasukkan permen tersebut ke mulutnya. Belum sempat Yein menyesap rasa gula manis itu, Jungkook sudah menempelkan bibirnya. Jungkook memasukkan lidahnya ke mulut Yein dan mengambil paksa permennya. Setelah selesai, ia memegang siku Yein dan melepas tautan mereka.

Yein menunduk malu saat melihat Jungkook asyik menyesap permennya. Tidak lama, ia merasa tangannya dingin seketika. Segera gadis itu memperhatikan tangannya dan matanya membulat.

"Jungkook-ah, lihat!"

Jungkook mengikuti arah pandangan Yein. Telapak tangannya yang masih memegang siku Yein yang masih terluka, secara tiba-tiba bercahaya. Mereka menatap kejadian itu sampai cahayanya meredup.

Hat-hati, Jungkook melepas pegangannya. Dan luka Yein menghilang tanpa berbekas.

"Wow..." takjub Yein. Ia bertepuk tangan riang.

"Teleportasi, telekinetik, angin dan kesembuhan. Itulah kekuatanmu!"

Jungkook tersenyum. "Terima kasih untuk bantuanmu."

Yein mengangguk. "Bisa sembuhkan luka di lututku juga?"

-
-
-

Suara jarum jam menggema di ruangan yang sepi. Tiga orang itu terlihat sangat cemas.

Wush

Kemunculan Jungkook yang tiba-tiba membuat mereka terkejut. Tetapi salah satu dari mereka segera menghampiri Jungkook.

"Hyung, kau darimana saja? Kita tidak jadi berlatih sepeda?"

"Jeno-ya, kakakmu baru saja pulang," nasihat Sujeong. "Yang tadi keren sekali, Jungkook-ah!"

Jungkook tersenyum bangga. "Yap. Salah satu kekuatanku dari empat kekuatan."

"Empat? Anakku hebat sekali!" celetuk Taehyung. Jungkook terkekeh.

"Maafkan aku untuk yang tadi, ibu, ayah..." sesal Jungkook.

"Tidak apa-apa," jawab Sujeong.

Jeno memegang lengan Jungkook. "Ayo kita naik sepeda!" rengeknya.

"Baik, baik. Ibu, ayah, kami pergi dulu."

"Kau tidak lelah?"

Jungkook menggeleng. Ia menarik Jeno keluar rumah.

"Jangan lama-lama, ya? Sudah jam setengah tujuh malam."

"Hm..." Jeno berdeham pelan. Jungkook membisikkan sesuatu ke telinga adiknya.

"Aku sudah mencium Jeong Yein..."

Jeno terbelalak. Ia baru saja ingin memukul Jungkook tetapi sasarannya sudah berlari.

"Hyung! Kau mencuri start!"

-
-
-

"Hei! Jaga keseimbanganmu!"

"H-hyung, aku takut jatuh!"

"Tenanglah. Jangan tegang!"

Jungkook mengacak rambutnya. Sungguh, ia sangat gemas dengan sifat penakut adiknya. Tanpa berpikir, pria itu melepas pegangannya pada sepeda.

Jeno membulatkan matanya. Tangannya yang mengendalikan sepeda bergetar hebat.

"A-aku akan terjatuh!" jerit Jeno. Ia menutup mata pasrah.

Jungkook tertawa kecil dan menggerakan jari telunjuknya ke arah Jeno yang hampir menyentuh tanah.

"Jangan terjatuh!" gumamnya. Alhasil, sepeda tersebut kembali tegak. Jeno mengerjap kaget.

"Aku memakai kekuatanku," ucap Jungkook. Ia sudah berada di samping Jeno.

"Kau hebat, Hyung!" puji Jeno.

-
-
-

Di tempat yang tidak jauh dari mereka, ada dua orang pria yang tidak sengaja melihat Jungkook mengeluarkan kekuatannya.

"Anak itu, apa dia keturunan keluarga Jeon?"

"Entahlah. Karena ini sudah malam, aku tidak bisa melihat tanda di lehernya."

"Kita ikuti dia dan cari tahu tentang keluarganya."

Mereka saling pandang dan tersenyum licik.

--TO BE CONTINUE--

VOTE 👇👇
IF YOU LIKE THIS STORY

Continue Reading

You'll Also Like

444K 4.7K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
8.4M 519K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
30.4M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...