My King | Season 1 & 2 "SELES...

By pinkissa

3.1K 501 5

"Cinderella ? Tidak, lebih tepatnya aku adalah rapunzel.." Olive hanyalah wanita yatim piatu yg memiliki sif... More

Teaser 1
Teaser 2
Rapunzzel
Rapunzzel 2
sangkar
Rumor
tuntutan
isi hati
janji
Insiden
trauma
the beginning of a feeling
step by step
langkah baru
langkah baru 2
Rasa
Rasa 2
Berita Besar
missing
isi hati
Berita Besar 2
trauma 2
Membawamu kembali
Kepastian
Wedding
Spoiler
My King SEASON 2
The Little family
Mood Seharian
Istana Kim Hiro
Juna
Cermin
ego
karma
ALIZA
First Sight
Celah
kenyataan
memori yang hilang
Juna 2
Mimpi Buruk Yang Terulang
Karma 2
Jeni
Sakitnya Sebuah Karma
Hiro
Tersimpan Dalam Memori
Menata Kembali
Menata Kembali 2
Terimakasih (end)

Rindu

79 17 0
By pinkissa

"Wah keren lo Liv! Kebanyakkan nonton film action lo ya?" kagum Alex yang memberikan tepuk tangan untuk Olive setelah mendengar cerita pelarian Olive barusan.

Olive memasang tampang sombong atas keahliannya itu.

Kini mereka sedang berada di sebuah warung makan sederhana. Alex menjemputnya segera saat menerima telepon dari Olive dan membawanya kemari karena Olive belum makan siang.

"Sumpah gue gak nyangka kalo lo bisa sepintar itu dalam hal kabur.." ucap Alex sambil mengunyah makanan yang penuh di mulutnya.

"Ya lagian salah sendiri ngurung gue, biar tau rasa tuh om tua susahnya nyari gue.." jawab Olive.

"Tapi, emangnya gak papa..? Kayaknya dia bakal marah besar deh Liv.." ragu Alex.

Olive terkekeh membayangkan wajah marah Hiro nanti, "Dia memang mengerikan saat marah, tapi gak ada salahnya lihat dia ngomel panjang lebar, gue pengen liat.."

Olive kembali tersenyum membayangkannya.

Alex menggeleng tak percaya dengan kelakuan Olive ini.

"Jadi sebenarnya lo mau kemana?" tanya Alex.

Olive pun teringat sebab akibat ia kabur, "Gue rindu ayah, gue pengen banget ke rumah lama gue.. Abistu ke makam ayah.."

Alex mengangguk lalu mengelus kepala Olive, "Kita akan berangkat setelah lo selesai makan.."

Olive pun menyantap makanannya dengan hikmat di iringi tatapan Alex yang merasa kagum dengan kegigihan Olive ini.

Bagi Alex, Olive adalah perempuan terkuat setelah ibunya. Olive bahkan bisa mempertahankan pendiriannya walau dikekang sekuat itu oleh Hiro.



//



Alex menghentikan mobilnya di luar gang kecil menuju rumah lama Olive. Karena mobil tak bisa masuk, Alex memarkirkan mobilnya di depan gang saja.

"Seharusnya gue bawa motor aja tadi.."

Olive menoleh dengan tatapan tajamnya, "Gue pakai rok.."

"Oh Iya gue lupa.." sadar Alex.

Krriieeettt... Suara pintu yang Olive buka.

"Uhuk! Uhuk!" batuk Alex.

Banyak debu dan gelap. Alex segera mencari jendela dan membukanya membiarkan cahaya matahari masuk.

Olive melihat setiap sudut rumah kecilnya itu. Semua kenangan bersama ayahnya seakan te-replay disini.

Tak banyak barang di sini hanya ada meja, gorden dan lemari.

"Jadi lo tinggal disini..?" tanya Alex yang merasa ini tak pantas di sebut rumah. Kamarnya bahkan lebih luas dari rumah ini.

"Sejak kecil," jawab Olive, "Gue pindah setelah Ayah pergi saat hari terakhir gue UN.." Olive menyentuh dan membuka lemari baju milik ayahnya.

Tiba-tiba ponsel yang ada di genggaman Olive berdering dan Olive langsung menolak panggilan itu.

"Dia lagi..?" tanya Alex.

Olive mengangguk, "Kayaknya dia mulai nyari gue deh.. Kita ke makam ayah yuk, bentar lagi malam.."

Alex pun mengangguk mengerti.



//



Setelah sampai ke pemakaman, Olive dan Alex harus berjalan kaki lagi menuju makam ayahnya Olive.
Makam ayahnya Olive benar-benar sangat rapi dan bersih. Itu karena Olive selalu kemari setiap minggunya untuk membersihkan makam ayahnya.

Alex membantu Olive membersihkan makam itu. Mereka hanyut dalam diam karena merasa seperti tak sopan mengobrol disini.

Setelah bersih dan menaburkan bunga, Olive terdiam dan mengelus batu nisan ayahnya.

"Ayah, apa ayah rindu sama aku?, hari ini aku telat sehari datang kemari.."

Alex hanya bisa diam memperhatikan apa yang Olive lakukan.

"Aku sudah bertemu Hiro, tepat setelah aku pulang dari sini.. Dia benar-benar menjemputku seperti yang ayah katakan.." Olive terdiam setelah mengatakannya.

Olive menarik nafas, "Tapi aku ngerasa ragu apa dia itu orang yang baik seperti yang ayah bilang.." suara Olive mulai bergetar.

Alex bergerak merangkulnya untuk menguatkan. Dan saat itu juga Olive menunduk menyembunyikan tangisnya.

"Apa ayah tau perjuanganku datang ke sini..?" Olive menangis.

Ia yakin ayahnya pasti tau betapa susahnya ia kabur untuk menemui ayahnya.

Setelah beberapa saat Olive mengeluarkan semua tangisnya, membersihkan rasa kesal yang menyesakkan hati, mereka pun pergi. Berjalan menuju mobil dalam diam.

Alex menoleh melihat Olive yang hanya bisa diam memperhatikan jalannya, "Jadi, sekarang lo mau kemana..?"

"Hmm.." Olive kembali mengingat-ingat tempat yang ingin ia datangi, "Entahlah.. Apa bisa kita ke puncak untuk melihat bintang..?"

Alex mengangguk dengan senang hati. Karena jujur saja, ia masih tak ingin berpisah dengan Olive dan membiarkannya kembali menangis disana. Rasa rindunya terus bertambah sejak Olive tinggal bersama pria itu dan mereka hanya bisa bertemu di kampus saja.

Mereka masuk ke mobil dan segera pergi ke puncak. Selama perjalanan mereka tak lupa membeli cemilan untuk selingan saat mengobrol nanti.

Hingga sampailah mereka di pinggir jalan yang ada di lereng gunung. Memang bukan puncak yang orang-orang tau. Mereka menamakan tempat ini sebagai puncak bagi mereka berdua saja. Karena sebuah tanah lapang yang ada di pinggir jalan lereng gunung itu Benar-benar bisa melihat seluruh kota dari sini.

Olive duduk di atas kap mobil dan Alex hanya berdiri bersandar pada kap mobil sambil menikmati sekaleng cola. Mereka menikmati bintang dan lampu kota yang bersinar sangat indah.

Olive kembali mematikan panggilan dari Hiro lalu menonaktifkan ponselnya.

"Apa lo mau cerita ke gue tentang apa yang bikin lo nangis tadi..?" tanya Alex akhirnya setelah penasaran berat atas apa yang menyebabkan Olive nangis saat di pemakaman tadi. Alex beru pertama kali melihat Olive menangis selama 3 tahun ini mereka berteman.

"Kepo banget sih lo.. Masalahnya sama aja kok.. Gue nangis karena cewek itu butuh saat untuk nangis aja.." bohong Olive.

"Jadi, lo selalu nangis disana..?"

Olive mengangguk, "Selalu, gue gak mungkin nangis dirumah lo.."

Alex tersenyum lebar, "Nyokap gue bisa salah paham nanti.."

Olive ikut tertawa membayangkannya lalu berekspresi pura-pura panik, "Astaga Alex! apa yang kamu lakukan pada wanita ini?! kenapa dia meminta pertanggung jawaban..?!" seru Olive meniru gaya bicara ibunya Alex.

"Dia hanyalah seorang wanita yang ingin uang kita.." jawab Alex dengan gaya santai seperti sedang menjawab kepanikan ibunya, "Gue bakal bilang ke nyokap kalau banyak wanita yang suka sama gue dan uang gue, mereka akan melakukan apa pun.."

Olive tertawa nyaring seketika, "Astaga pede banget sih lo.. Bahkan sekarang aja lo gak deket sama siapapun.."

Alex ikut tertawa lalu meminum cola-nya lagi. Setidaknya ia bisa melihat Olive tertawa lepas seperti itu saja sudah membuatnya senang.

"Apa karena gue..?" kaget Olive saat ingat kalau selama ini ia yang selalu di dekat Alex. Mungkin saja banyak wanita yang tak berani mendekat karena ia ada di dekat Alex terus-menerus.

Alex mengangguk.

"Oh my god! seharusnya kita gak perlu selalu bersama.. Lo bisa jomblo seumur hidup ntar.." khawatir Olive.

Alex terkekeh mendengarnya, "Orang setampan gue gak mungkin bisa jomblo seumur hidup.."

Olive mengangguk, "Yakinlah pada diri lo sendiri, pede itu emang dibutuhkan saat mencari pacar.. Dan juga lo harus menerima semua wanita yang ingin mendekat walau mereka memakai dress.."

Alex hampir menyemburkan minumnya saat mendengar saran sekaligus olokkan itu. Namun Alex hanya bisa tertawa malu dan akhirnya mengangguk menerima saran itu dengan lapang dada.

Suasana hening kembali. Hanya ada suara kendaraan yang berlalu lalang dan semilir angin yang tipis.

Setelah puas mengobrol dan bercanda, Olive memutuskan untuk masuk ke mobil dan tidur disana meninggalkan Alex yang masih ingin menghabiskan kaleng cola terakhirnya.

Olive sempat melamun memandangi punggung Alex. Ia merasa bersyukur mempunyai sahabat sebaik Alex. Tapi di waktu yang bersamaan ia merasa bersalah karena membuat Alex kerepotan mengurusnya sehingga lupa akan kepentingan pribadinya sendiri.

Perlahan kantuk pun melanda Olive dan perlahan ia menutup matanya dan tertidur dengan pulas.


//



Sebuah mobil sedan hitam mengebut membelah kota, dan di belakang ada beberapa mobil yg sama mengikuti.

Danu menyetir dengan penuh konsenterasi. Di belakang ada Hiro yang duduk di kursi penumpang.
Ia terlihat sedang khawatir sambil menelpon Olive yang kali ini tak bisa dihubungi, "ck!" kesal Hiro yang langsung memukul kursi.

Tiba-tiba Hiro mendapat laporan dari anak buahnya lewat headset yang ada di telinga kirinya.

"Tuan, Nona Olive tidak ada di rumah lamanya.." ujar Sandy

"Di pemakamam juga tidak ada tuan.."

Sebelum berangkat mencari Olive, mereka membagi regu untuk berpencar dalam mencari Olive. Dan ternyata hasilnya nihil.
Hiro pun langsung diam dan wajahnya mulai serius berfikir. Ia berusaha mengingat semua informasi yang sebelumnya anak buahnya sudah dapatkan tentang Olive.

"Terus cari.." perintah Hiro.

Mobil anak buahnya pun langsung berpencar. Akhirnya mereka terus mencari di pinggir jalan sekalipun hingga pagi menjelang.


//


Matahari mulai muncul memberikan efek silau dari kaca depan mobil Alex.

Olive merasa wajahnya panas dan perlahan mulai membuka matanya. Ada jaket Alex yang menutupi tubuhnya. Mungkin Alex khawatir Olive kedinginan semalam.

Olive menoleh ke sebelahnya. Ia lihat Alex tertidur dengan pulas tanpa merasa terganggu oleh sinar matahari.

Olive merenggangkan tubuhnya sebagai refleksi di pagi hari. Tangannya bergerak memencet tombol kaca mobil. Ia ingin sekali merasakan udara segar di pagi hari.

Tapi tanpa diduga sebuah tangan masuk dari luar membuka paksa pintu itu dari dalam dan membuka pintunya. Semua terjadi sangat cepat sampai akhirnya orang itu menarik Olive keluar dari mobil membuat Olive memekik takut sekaligus kaget.

Alex terkesiap mendengar pekikkan Olive dan mendapati Olive sudah di tarik seseorang keluar dari mobilnya dan pintu mobil tertutup dengan keras.

Alex segera keluar dan mendapati seorang Hiro yang menatapnya tajam dan tangannya mencengkram pergelangan tangan Olive dengan keras.

Alex yang ingin mendatanginya langsung di cegat oleh Danu. Alex berusaha berontak Namun Danu lebih kuat menahan tubuhnya.

"Lepaskan dia!" marah Alex.

Olive berusaha lepas dari cengkraman itu namun nihil. Hiro tak melonggarkan cengkramannya sedikit pun.

"Lepasin aku, Hiro!" berontak Olive.

Hiro menoleh menatap Olive dan Alex bergantian dengan mata tajamnya itu.

"Apa kamu tau apa yang kamu lakukan..?" tanya Hiro ke Olive.

Olive menatap mata tajam itu. Entah kenapa jiwanya seperti melayang lepas dari tubuhnya dan tak bisa berkata apa pun.

"Apa kamu tau apa akibatnya kalau kamu seperti ini?" tanya Hiro lagi.

Mata Olive mulai berair dan tubuhnya tak berontak seakan kekuatannya terserap habis lewat kontak mata itu.

"Siapa dia?" tanya Hiro lagi yang terdengar mulai tak sabaran.

"Itu bukan urusanmu.." jawab Olive akhirnya.

"Sejak kamu tinggal bersamaku, semua urusanmu menjadi urusanku juga.." potong Hiro.

Olive tak bisa berkata apa-apa lagi. Lebih tepatnya ia merasa kalau Hiro sudah mengambil haknya seperti mencampuri urusannya tanpa kesepakatan.

"Apa kamu gak mikir perasaan ayahmu hm?" heran Hiro.

Plakk!!

Seketika tamparan itu Hiro dapatkan. Ya, Olive menamparnya dengan tangan yang masih nganggur. Kini tatapan Olive mulai terlihat menajam.

Kenapa Hiro berani menyebut ayahnya di saat Hiro sendiri melakukan hal yang lebih Buruk?

Sementara, Alex dan Danu tertegun melihat itu. Bahkan Hiro langsung terdiam belum bereaksi apa pun.

"Jangan sekali-sekali kamu bawa nama ayahku.." serius Olive, "Kamu bahkan gak pantas nyebut namanya.."

Hiro pun akhirnya tersadar dari keterkagetannya dan menatap mata Olive dengan tatapan tak kalah tajam, "Ikut aku.."

Hiro pun menariknya masuk ke mobil. Danu memberikan sebuah tinjuan keras untuk Alex hingga Alex tersungkur ke tanah.

Danu pun meninggalkan Alex dan segera masuk ke mobil untuk membawa Hiro dan Olive pulang.

Alex menatap kepergian mobil yang membawa Olive sembari meringis sakit diperutnya.


BERSAMBUNG


Jangan lupa tinggalin jejak ya disini..

Continue Reading

You'll Also Like

297K 3.1K 10
ga ada deskripsi ... intinya bikin basah 🔞🔞🌚🌚🌚 tapi ga semua part sih ada juga yang romance santuy😆😆
3.9K 483 30
Let's meet in the next life for my meaningful love.
14.5K 1.7K 42
[Completed] #Peringkat 12 Sourcemusic [17 Juli 2020] #Peringkat 27 Taerin [17 Juli 2020] #Peringat 12 Taerin [ 20 Agustus 20 ] Gadis itu Menunjuk Bin...
14.6K 770 32
Kumpulan cerita pendek yang akan membawamu menuju imajinasi tak terbatas.. •Start = 29 July 2018 •End = 22 December 2018 °Hak cipta di lindungi und...