BANGLYZ FANFICTION || BTS-LOV...

Da LA_KHILDA2561

10.6K 1.4K 90

[COMPLETE] Cover by @Peachoo Ketika para member BTS dan LOVELYZ memadukan cinta mereka. Dari yang romantis, m... Altro

1. SERIES : STATION LOVE (JUNGKOOK-YEIN)
2. SERIES : STATION LOVE (TAEHYUNG-SUJEONG)
3. SERIES : STATION LOVE (JIMIN-KEI)
4. SERIES : STATION LOVE (RM-BABY SOUL)
5. SERIES : STATION LOVE (JHOPE-MIJOO)
6. SERIES : STATION LOVE (SUGA-JIAE)
7. SERIES : STATION LOVE (2JIN)
8. LIKE OR LOVE? (JISOO-JIN)
9. MAKAN ANGIN (JUNGKOOK-YEIN)
10. LOVE IS NOT PERFECT (JUNGKOOK-YEIN)
11. SHE IS A ROBOT? (SUGA-JIAE)
12. AN UNDERSTANDING (JIMIN-KEI)
13. SPRING IN MY MEMORIES (JUNGKOOK-YEIN)
14. FALLING 1/3 (JHOPE-MIJOO)
15. FALLING 2/3 (J-HOPE-MIJOO)
17. DESCENT TO TEN THOUSAND (CHAPTER 1)
SHOULD BE OPENED
18. DESCENT TO TEN THOUSAND (CHAPTER 2)
19. DESCENT TO TEN THOUSAND (CHAPTER 3)
20. DESCENT TO TEN THOUSAND (CHAPTER 4/END)
21. PIECES OF TIME (CHAPTER 1)
22. PIECES OF TIME (CHAPTER 2)
23. PIECES OF TIME (CHAPTER 3/END)
NOTE
NOTE 2
NOTE 3
24. LOVE SICK (2JIN)
NOTE 4
NOTE 5

16. FALLING 3/3 (JHOPE-MIJOO)

167 33 1
Da LA_KHILDA2561

Falling || Lee Mijoo, Jung Hoseok || Romance, Comedy || Threeshoot

Real story by https://huangietha.wordpress.com/

Maaf jika ada typo. Just for fun. Happy reading!

....

"Jadi...aku hanya bercanda. Maafkan aku, tapi...sesungguhnya aku tidak benar-benar menyukaimu."

Aku menggigit bibirku dan mengangguk.

"Aku tahu. Tidak apa. Aku tidak apa-apa. Lagipula dari dulu kan kita memang selalu bermusuhan," balasku.

"Tapi Joo-"

"Oh, itu bisku sudah datang! Aku pulang dulu," kataku sambil berusaha menahan air mata yang sudah memenuhi mataku dan hampir menetes.

Dengan berlari aku memasuki bis. Aku membiarkan Hoseok mengejar bisku.

Dan setelah duduk, air mataku menetes. Aku benci menangis. Tapi aku tidak tahu kenapa kali ini aku sangat butuh menangis. Hoseok keterlaluan. Bisa-bisanya dia mempermainkan perasaan seseorang. Tega sekali.

"Oh, lihat itu! Ada kecelakaan!" teriak seorang wanita.

Aku langsung ikut berdiri dan ikut melihat dari kerumunan yang sudah mengerumuni TKP. Kecelakaannya tepat di belakang bis yang kutumpangi.

"Siapa yang kecelakaan?" tanya seorang siswa sekolah menengah.

"Seorang pejalan kaki. Dia tadi sedang mengejar bis kita."

Sedang mengejar bis kita...

Hoseok kah?

"P-pak! Hentikan bisnya tolong!" teriakku.

Aku segera berlari turun dari bisa dan menerobos kerumunan kecelakaan.

Jantungku berdetak cepat. Tubuhku lemas dan aku seketika menjadi pucat.

"Paman! Bibi! Tolong telepon ambulan," kataku.

Aku berlutut di sebelah Hoseok. Air mataku semakin deras.

"Ho-Hoseok...," panggilku. Aku mengangkat kepalanya dan memangku kepalanya.

"Bertahanlah...kumohon," kataku sambil terus memeluk Hoseok.

...

Aku menatap kosong tembok putih di hadapanku. Aku merasa sangat lemas. Seragamku terkena banyak darah dan aku haus. Aku sangat terpukul dan terkejut.

Kenapa harus Hoseok? Tuhan...apa ini salahku? Apa karena aku Hoseok jadi kecelakaan? Dan tiba-tiba kudengar derap langkah yang amat cepat mendekatiku.

"Hoseok dimana?" tanya Jisoo padaku dengan nada tergesa dan khawatir. Aku menunjuk lemas ruang UGD.

"Oh ya ampun...," kata Jisoo sambil berlari menuju pintu UGD.

Aku melihat Jisoo. Dia sangat cocok bersama Hoseok. Bukan seperti aku, yang cuek, ceroboh, malas, dan bodoh.

Aku mendengar derap langkah cepat lagi.

"Jisoo, apa itu ruang Hoseok?" tanya seorang bapak yang cukup tua sambil melewatiku dengan tergesa-gesa.

Aku tahu dia. Dia ayah Hoseok. Yang menjadi donatur tetap sekolah. Aku melihat ayah Hoseok merangkul Jisoo dan mereka bersama-sama duduk di kursi depan UGD.

Aku menundukkan wajahku.

"Joo, ayo pulang."

Aku mengangkat wajahku. Aku menggeleng.

"Mark, ini salahku. Hoseok kecelakaan karena ak-"

"Jangan bilang begitu. Sudah, ayo pulang. Kau terlihat lelah," kata Mark sambil menyelimuti punggungku dengan jaketnya.

"Tapi Hoseok..."

"Ssst, ini bukan salahmu, Joo. Ayo pulang. Kau belum makan sejak pagi, 'kan?" kata Mark sambil membantuku berdiri dan merangkulku.

Aku menangis. Aku menangis dengan keras.

"Ini salahku, Ma-"

"Ssst...sudah...sudah," katanya sambil memelukku.

Aku menangis keras.

"Mark, Hoseok... Dia-"

"Dia akan baik-baik saja, Joo. Percaya padaku," katanya sambil mengusap punggungku. Aku mengangguk dan mengikuti tuntunan Mark.

...

Esoknya aku segera berangkat lagi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Hoseok. Aku sudah menyiapkan mentalku semalaman untuk meminta maaf pada Hoseok. Dan buruknya, sampai di depan ruang Hoseok, air mataku sudah terlebih dahulu menetes. Aku buru-buru mengelap air mataku.

"Kau teman Hoseok?" tanya ayah Hoseok yang tiba-tiba berdiri di sebelahku.

"I-iya, paman," kataku sambil membungkuk sedikit padanya.

"Apa kau yang kemarin mengantar Hoseok ke rumah sakit?" tanyanya.

"Iya, paman, saya yang mengantarnya. Paman, sebenarnya ini sem-"

"Terima kasih sudah menyelamatkan Hoseok."

Apa? Menyelamatkan? Paman, saya inilah penyebab Hoseok kecelakaan...

Aku mendengar ayah Hoseok membuang napasnya dengan berat.

"Hoseok itu anak yang sangat menyayangiku. Dia sangat melindungiku, bahkan merelakan pelajaran di sekolahnya terbengkalai demi menemaniku berobat di Belanda. Tapi aku sendiri malah tidak bisa melindunginya dengan baik. Untung saja ada dirimu, kalau tidak...aku akan selamanya kehilangan permata hatiku," katanya.

Ya Tuhan...aku harus apa? Bisa-bisanya aku menyebabkan anak paman sebaik ini kecelakaan.

"Karena aku tahu aku akan semakin tua, aku sudah mempersiapkan banyak hal untuknya, untuk masa depannya. Salah satunya Seo Jisoo. Kau sekelas dengan Hoseok dan Jisoo, 'kan?" tanya ayah Hoseok.

"Iya, paman," jawabku.

Oh, ternyata begitu. Aku sekarang tahu kenapa mereka terlihat dekat dan bahagia. Jisoo adalah istri masa depan Hoseok. Oh, baiklah. Hentikan. Jangan menangis didepan ayah Hoseok. Joo! Hentikan air matamu!

"Paman, saya undur diri dulu. Ini, saya titip buah-buahan untuk Hoseok. Dan...bunga anggrek ini. Kelihatannya Hoseok suka bunga anggrek, jadi saya bawakan bunga ini. Ini saya tidak beli, paman, ini langsung dari kebun ibu saya," kataku sambil memberikan buah dan bunga ke ayah Hoseok.

Kulihat ayah Hoseok diam seketika sambil menerima buah dan bunga dariku.

"Benarkah dia menyukai bunga ini? Siapa namamu, Nona manis?" tanyanya.

"Oh, Hoseok pernah main ke rumah saya dan melihat kebun bunga ibu saya. Saya Lee Mijoo, paman," jawabku. Ayah Hoseok mengangguk-angguk.

"Kau terlihat dekat dengan Hoseok. Kau juga perhatian dan baik sekali padanya, sampai-sampai memberikan bunga yang sulit ditanam untuk diberikan pada Hoseok."

"Tidak apa-apa, paman. Umm...saya pamit dulu. Terima kasih," kataku sambil membungkukkan tubuhku.

"Oh, seharusnya aku yang terima kasih," kata ayah Hoseok.

Dan aku pulang. Pulang dengan berat hati.

...

Sudah tiga hari Hoseok dirawat di rumah sakit. Kata teman-teman hari ini dia akan kembali masuk sekolah. Kudengar suara keributan di koridor luar. Seperti biasa. Selalu ribut.

"Joo, Hoseok, Joo!" teriak Mark sambil duduk di atas mejaku.

Aku seketika membelalakkan mataku. Aku menundukkan kepalaku dan kembali menegakkan kepalaku. Hoseok?

"Hoseok! Apa kau baik-baik saja?"

"Ketua Hoseok, akhirnya kau pulang kembali!"

"Yah, akhirnya kau sembuh juga. Semangat belajarku hilang waktu kau masuk rumah sakit."

"Ketua Hoseok! Syukurlah kau sembuh!"

Dan berbagai teriakan dilontarkan pada Hoseok saat dia masuk kelas. Aku hanya mengatupkan mulutku dan tidak berkeinginan untuk ikut berkomentar. Eh, tunggu. Kemana Jisoo?

"Mark, boleh aku pinjam temanmu?" tanya Hoseok saat dia melewati tempat dudukku.

"Tentu saja!" balas Mark dengan semangat.

Tunggu. Ada apa ini?

Aku melihat perban yang masih melingkar di kepala Hoseok. Oh ya ampun...aku jadi semakin merasa bersalah.

"Kita ke kantin, yuk?" ajak Hoseok padaku.

"Ah...umm-"

"Sudah sana," kata Mark sambil mendorong tubuhku pelan. Aku akhirnya mengangguk dan mengikuti Hoseok.

Kami berjalan menuju kantin dengan hening.

"Umm...Hoseok, aku minta maaf. Aku sung-"

"Sudahlah. Kau ini selalu begitu. Ini bukan salah siapa-siapa. Tuhan yang menghendaki aku kecelakaan," katanya. Aku menganggukkan kepalaku.

Langkahku berhenti ketika kulihat Jisoo sedang duduk di kantin sambil menikmati es krim cone di tangannya. Dan ketika dia melihatku dan Hoseok, dia melambaikan tangannya.

"Ayo," kata Hoseok sambil menuntun punggung bagian bawahku.

Aku duduk di depan Jisoo bersama Hoseok.

"Oh! Apa kalian mau es krim?" tanya Jisoo.

Aku dan Hoseok sama-sama menggeleng.

"Ish...kalian ini serasi sekali," komentar Jisoo.

Eh?

Jisoo, apa yang sedang kau bicarakan? Aku? Hoseok? Jisoo, kami tidak serasi. Kaulah dan Hoseok yang serasi.

"Jadi?" tanyaku pada Hoseok. Hoseok tiba-tiba mencubit pipiku.

"Aduh," tanggapanku sambil mengelus pipiku yang sedikit terasa sakit.

"Aku mau kembali ke Jepang. Aku sudah selesai di Korea. Mijoo, jaga Hoseok, ya?" kata Jisoo.

"J-jaga Hoseok?" tanyaku. Jisoo mengangguk.

"Aku rasa hubunganku dan Hoseok tidak berjalan begitu baik. Aku merasa bahwa Hoseok itu seperti sahabatku sendiri. Aku sudah bilang ayahku untuk membatalkan rencananya untuk menikahkanku dengan Hoseok. Aku dan Hoseok juga sudah sama-sama setuju dengan keputusan kami," kata Jisoo.

"Astaga...maafkan aku. Sungguh, aku tidak bermaksud untuk membuat hubungan kali-"

"Mijoo sayang, ini keputusan kami berdua, bukan keputusan sepihak. Aku senang Hosekk bersama denganmu. Lagipula aku rasa ayah Hoseok juga mulai menyukaimu. Ayah Hoseok juga menyukai bungan anggrek asal kau tahu. Oke, jadi, mari kita buat kesepakatan."

Aku mengerutkan dahiku. Jisoo, apa lagi yang mau kau lakukan?

"Aku, Seo Jisoo, memutuskan untuk menjadi saksi cinta saudara Hoseok dan saudari Mijoo. Aku akan kembali lagi ke Korea kalau kalian bertengkar dan memukul kalian dengan buku akuntansi Mark sampai kalian berdamai lagi. Aku senang kedua temanku bahagia," kata Jisoo sambil menyatukan tanganku dan tangan Hoseok.

Ish, Seo Jisoo! Kau ini apa-apaan? Memalukan sekali...

Aku mendengar Hoseok tertawa dan menggenggam erat tanganku.

"Aku terima hal itu," kata Hoseok. Jisoo mengangguk puas.

"Saudari Mijoo?" tanya Jisoo. Aku mengangkat alisku.

"Oh?"

"Apa jawabanmu?" tanya Jisoo.

"Umm...aku...aku terima itu," kataku.

Dan kurasakan bibir Hoseok menyentuh pipiku.

"Uwaa...sangat romantis. Baiklah, tugasku sudah selesai. Aku mau pulang ke Jepang! Ah...menyenangkan sekali pulang kembali ke Osaka! Hoseok, terima kasih sudah menemaniku belajar tentang Korea. Mijoo, maaf ya membuatmu tidak bisa belajar dengan tutormu selama aku di sini. Aku pergi, oke?" kata Jisoo sambil memeluk aku dan Hoseok bergantian.

"Jisoo...terima kasih," kataku sambil membungkuk padanya. Jisoo membalasku dan melambaikan tangannya pada kami sambil berjalan keluar sekolah.

"Dia manis sekali. Juga baik," kataku.

"Tapi kau lebih manis dan lebih baik," kata Hoseok. Aku menoleh padanya dan mengerucutkan bibirku.

"Bohong," kataku.

"Aku tidak berbohong. Aku sangat ingin meminum air kelapa muda limunmu. Hmm," katanya sambil mengecapkan bibirnya. Aku mendorong dagunya pelan.

"Kalau begitu kau harus mengajariku bahasa Inggris lagi. Nilaiku sungguh buruk. Bebek semua...," kataku sambil tertawa.

"Nanti bebeknya akan bertelur. Telurnya jumlahnya seratus," kata Hoseok.

Aku tersenyum.

"Hoseok?"

"Hmm?"

"Aku tidak memaksamu untuk menyukaiku."

"Tidak, aku tidak merasa dipaksa. Aku memang menyukaimu. Hanya saja saat itu...aku takut kalau nanti kau tahu tentang aku dan Jisoo kau jadi sedih dan sakit hati. Jadi lebih baik aku tolak dirimu dulu," kata Hoseok.

"Maaf ya sudah membuatmu mengejar bisku," kataku.

"Sayang, itu sudah berlalu."

Oh my God...

Sayang?

"Pasti sakit sekali," kataku sambil menyentuh perban Hoseok.

"Lebih sakit lagi kalau melihatmu sedih," kata Hoseok sambil mengusap pipiku.

Aku tersenyum dan memeluknya.

"Terkadang tidak selama yang bermusuhan akan menjadi musuh," kata Hoseok sambil melepas pelukanku.

"Bahkan musuh bebuyutan pun akhirnya bisa saling menyukai," katanya sambil menciumku.

"Love ya."

– THE END –

VOTE 👇👇
IF YOU LIKE THIS STORY

Continua a leggere

Ti piacerà anche

5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
9.8M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
85.8K 11.2K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
724K 67.5K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...