One More Time One More Chance

By paracetamol31

93.2K 3.4K 671

●Cerita tentang satu kesempatan berharga untuk merubah kisah yang menyakitkan menjadi kebahagiaan More

Tears
Saying I Love You
Begin
Want You
Game

Without Love

11.2K 730 206
By paracetamol31





































Aku tidak tahu dimana letak kesalahanku ?

Apakah saat sekarang aku sedang menunggumu diruang makan dengan segala jenis hidangan yang ku buatkan ?
Apakah saat aku dengan telatennya menyiapkan setelan kantormu tadi pagi seperti yang sudah-sudah ?
Apakah saat tadi Pagi aku berusaha membangunkanmu dari tidur nyenyakmu untuk segera mandi, seperti yang sudah-sudah ?
Apakah saat tadi malam aku selalu tertidur dengan menghadap punggung lebarmu yang tak sekalipun berbalik kearahku seperti yang sudah-sudah ?
Apakah saat sebelumnya, saat dimana aku menanti dengan sabar disofa empun sambil sesekali terantuk menahan rasa kantukku menunggu kepulanganmu yang hanya akan berlalu seperti angin ?
Apakah karena senyuman canggungku dulu saat mengucapkan janji suci dihadapan Tuhan beserta orang-orang dulu?
Apakah karena ucapanku yang menyetujui keinginannya tanpa meminta persetujuanmu dulu ?
Atau .....
Apakah karena aku telah merasakannya, hingga aku mulai berharap kaupun sama ?
Apakah benar ?

Katakanlah jika aku harus berhenti
Katakanlah jika aku tidaklah pantas untuk seseorang yang sempurna seperti dirimu
Katakanlah aku hanya menghayal untuk bisa bersamamu,

Karena tempatku tidaklah disini
Aku tidak layak

-Kim Taehyung-









































Seorang Pemua rupawan dengan wajah indahnya menunggu dengan sabar diruang makan setelah selesai dengan kegiatan memasaknya.

Tap

Tap

Tap

Mata indahnya bergulir menatap sosok Pria tampan dengan setelan kantornya yang nampak pas di badan kokohnya. Dilihatnya sosok itu sedang berusaha mengenakan dasi hitam dengan garis abu-abu dikerah kemejanya sembari melangkah menuju dapur. Bukan untuk memakan apa yang telah Laki-laki manis itu siapkan melainkan menuju lemari es tepat dibelakang Laki-laki manis itu.

Krieett

Srett

Pria itu memakan roti yang telah Ia olesi dengan selai kacang dengan lahap.

Dengan gerakan yang sangat menawan tandaslah segelas susu UHT itu tanpa sisa.

"Setidaknya, makanlah nasi goreng ini, Jungkook-ssi!" ucap Laki-laki manis itu sembari terbata-bata, sedangkan tangannya sudah meremat ujung sweater biru mudanya menahan rasa gugup yang menderanya.

"Aku tidak bisa berlama-lama. Ada rapat."

Selalu begini

"Ahh... Baiklah aku mengerti..."

Tap

"Tunggu!" cegat Taehyung yang menimbulkan pandangan penuh tanya mengarah padanya. Tanpa membalas pandangan itu, Taehyung melangkah mendekati Pria tampan itu dan meraih dasi yang ternyata terpasang dengan tidak rapi dikerah si Pria itu. Dengan sangat telaten Taehyung membenarkan tata letak dasi Pria itu tanpa memperhatikan bahwa posisi mereka saat ini adalah posisi terdekat yang pernah mereka lakukan setelah tiga bulan yang lalu. Tepatnya hari dimana mereka berciuman didepan para saksi dihari sakral mereka. Tetapi ketahuilah, ciuman itu sanagtlah hambar bagi keduanya terlebih bagi, Jeon Jungkook.

"Sudah."

Tap

Tap

Tap

Tanpa ucapan terimakasih atau ucapan pamitan, Pria itu atau Jeon Jungkook mulai melenggang pergi meninggalkan Laki-laki manis itu yang kini menatap sendu bahu lebarnya.

Cklek

"Jungkook!"

Bruk

Belum sampai Pelayan Jungkook membukakan pintu. Pintu itu tal terbuka karena seseorang membukanya dengan sanagt bersemangat dan berhambur memeluk Jungkook yang masih nampak terkejut, namun setelahnya membalas pelukan orang itu dengan sangat erat disertai senyum menawannya yang jarang diperlihatkan kepada orang lain selain pada Ibu serta seseorang yang kini dalam dekapannya.

"Bogoshipeo." ucap seseorang itu dengan nada manjanya dan sedikit teredam oleh bahu tegap Jungkook. Taehyung memandang kejadian itu dengan tatapan sendu yang amat sangat menyakitkan, namun tidak bagi Jungkook yang justru tersenyum semakin lebar mendengar ucapan seseorang itu.
"Nado, Eunsoo hyung." balas Jungkook semakin mengeratkan pelukan itu tanpa memperdulikan seseorang dibelakangnya kini sedang menatapnya dengan mata berkaca-kaca menahan air mata kesedihannya.

"Taetae-Oppa, Berapa lama lagi aku harus menunggumu, Eoh?" teriak seorang Gadis dari atas anak tangga dengan tampilan khas bangun tidurnya yang nampak dari rambutnya yang acak-acakan itu. Taehyung tersentak oleh teriakan itu, bukan hanya Taehyung tetapi dua orang yang tadi sedang saling berbagi kehangatan tubuh itupun ikut terkejut hingga melepas pelukan mereka dan menata Gadis di anak tangga itu, yang tak lain adalah Jeon Yein. Adik perempuan Jeon Jungkook.

"Yein-ah. Pagi-pagi sudah berteriak. Ada apa, Eoh?", tanya sang Kakak

"Aku meminta Taetae-Oppa membuatkanku cokelat panas tadi, tapi sepertinya dia lupa karena menonton drama romantic pagi hari secara live di depannya," sarkas Yein dengan nada yang ditekan disetiap ucapannya. Mendengarnya semua orang nampak tersentak bahkan Taehyung sampai membulatkan matanya.

"Ahh... mianhae, Yein-ah. Akan segera aku buatkan. Tunggulah sembari mandi dulu, bukankah kau akan ada ujian matematika hari ini?" ucap Taehyung mengalihkan pembicaraan sensitive yang sempat Yein lontarkan. Yein mendengus dan segera melangkahkan kakinya menuju kamarnya kembali.

Jungkook dapat melihat itu, melihat bagaimana sosok Taehyung kini nampak bergetar menahan sesuatu, namun Jungkook nampak tidak peduli.

"Sepertinya adikmu itu masih tidak bisa menerimaku." lirih Eunsoo membuat Jungkook manatap dirinya yang kini menunduk. Diusapnya bahu Eunsoo sambil berkata. "Tapi Appa dan Eomma pasti menerimamu." Eunsoo mengangkat pandangannya kearah Jungkook yang nampak tersenyum sangat tampan didepannya hingga membuatnya ikut tersenyum karenanya. Tampak manis didepan Jungkook, membuat Jungkook gemas.

Cup

Kecupan lembut Jungkook berikan dibibir tipis Eunsoo.

Deg

Perasaan bahagia meliputi kedua orang itu, namun tidak bagi seorang Kim Taehyung atau mari kita panggil Jeon Taehyung mulai sekarang. Hatinya serasa diremas tanpa jeda dengan sangat erat hingga menyebabkan nyeri tiada tara oleh Taehyung.

Jungkook bukannya tidak melihat tatapan itu. Hanya saja Jungkook tidak peduli meskipun sosok yang terluka karenanya sekarang adalah Istrinya. Jeon Taehyung.



































Malam itu langit gelap ditambah mendung membingkai Kota sepadat Seoul. Namapaknya hujan lebat sebentar lagi akan menghujani Kota Padat ini. Kegelisahan melanda seorang Namja cantik yang saat ini sedang mondar-mandir diruang tamu sambil menggigit kuku dijari kananya. Pikiranya melayang kesuaminya yang belum pulang hingga malam ini.

"Tae-Oppa. Sudahlah lebih baik kau istirahat sekarang, mungkin Jungkook Oppa akan menginap dirumah dia." ucap Yein sembari memberi tekanan dikata 'dia'.

"Tidak, Yein-ah. Tidaklah sopan jika aku tidur terlebih dahulu sebelum Jungkook-ssi sampai dirumah dengan selamat."

Yein mendegus, betapa beruntungnya sang Kakak menikah seorang yang baik hati seperti Taehyung ini, tapi balasan apa yang Taehyung terima tidaklah seimbang dengan apa yang dia lakukan selama ini.

Kringggg kringgg kringggg

"Yeob-"

" Mobilku macet. Sekarang aku dijalan Gyeonggi Sam. Bisakah kalian mengirim seseorang untuk menjemputku sekarang ?" Ucap seseorang diseberang telepon yang tak lain adalah Jungkook.

"Baik, tunggu sebentar!" kata Taehyung menenangkan.

Tutt tut tut...

Setelah sambungan terputus dengan segera Taehyung berjalan kearah Pos satpam dimana biasanya Sopir dan Satpam berkumpul. Ia bermaksud untuk meminta diantarkan dimana Jungkook sekarang berada. Namun sayang si Sopir ternyata sudah pulang karena memang shift kerjanya sudah selesai dan pekerja disini khusus sopir memang hanya sampai jam 9 malam saja. Dengan berat hati Taehyungpun membawa payung berwarna bening dan segera keluar mencari taksi.

Yein menatap punggung rentan itu dengan tatapan sendu. Betapa mirisnya nasib seorang Taehyung itu, segala bentuk kasih sayangnya hanya dianggap angin lalu oleh keluarganya terlebih sang Kakak.
"Kenapa kau sangat baik?" gumamnya yang tentu hanya bisa ia dengar sendiri karena taehyung kini telah menghilang bersama mobil Taksi yang dia panggil. Dengan langkah gontai Yein-pun menuju kamarnya dilantai dua dan segera merebahkan tubuh penatnya.



































"Yaissh. Sial." gerutu dan umpatan tak henti dicapkan Jungkook, merasakan mobilnya tidak segera menyala ditengah hujan lebat yang sekarang menjebaknya.selang beberapa menit kemudian sebuah Mobil Taksi berhenti didepannya dan saat pintu Mobil itu terbuka keluarlah seseorang yang tidak asing baginya tengah berjalan menghampiri mobilnya dengan sebuah payung bening melindungi tubuhnya dari derasnya hujan saat ini.

Setelah seseorang itu yang tak lain adalah Taehyung sampai di samping Mobilnya dengan segera Jungkook membuka pintu mobilnya dan keluar.

"Kemana Song Ahjussi ?" tanya Jungkook sembari menutup dan mengunci Mobilnya.

"Song Ahjussi sudah pulang. Ini memang sudah malam bukan?" ujar Taehyung.
Tak ada jawaban, mereka pun melangkahkan kaki menuju Mobil Taksi yang membawa Taehyung tadi.

"Apa kau kedinginan?" tanya Taehyung dengan lembut, Jungkook tak membalasnya, ia hanya melepas Jas kerjanya yang nampak basah karena sebelumnya ia sempat memperbaiki mobilnya hingga guyuran hujan mulai membasahinya dengan sangat tidak bersahabatnya sebelum memutuskan untuk menutup bagasi depan dan memilih menunggu didalam mobil.
Merasa tak ditanggapi Taehyung-pun membuka Paper bag yang sudah ia siapkan Jaket rajut di dalamnya sebelum memutuskan menjemput Jungkook.
"Pakailah ini. Aku tidak tahu akan muat atau tidak, tapi semoga saja muat." ucap taehyung dengan sangat lembut disertai senyum simpul wajahnya yang nampak pucat hari ini. Ya, Taehyung bahkan belum makan sejak tadi karena memikirkan Jungkook. Seperti biasa Taehyung akan makan setelah Jungkook sampai rumah.

Sret

Dengan tenang Jungkook memakai jaket itu dan seketika merasakan hangat. Taehyung tersenyum semakin manis namun sendu disaat yang bersamaan melihatnya hingga kantuk mulai menderanya dan jatuh terlelap bersandarkan jok belakang Taxi itu.

"Anda sangat beruntung, Tuan." celetuk sang Sopir Taksi membuat Jungkook menarahkan pandangannya pada sang Sopir.
"Anda memiliki Istri yang sangat pengertian dan penyayang sepertinya, dia bahkan sampai menangis dan dengan sangat brutalnya menyuruh saya untuk menambah kecepatan saya agar segera menjemput anda. 'Tuan, aku mohon tambahlah kecepatan mobilnya, Suamiku pasti sudah menunggu. Udaranya sangat dingin, dia bisa sakit. Tuan aku mohon! Tambah lagi lajunya' begitulah kira-kira ucapannya padaku, Tuan." jelas sang Sopir membuat jungkook tercengang hingga kemudian dialihkannya pandangannya menuju sang istri yang tertidur dengan nyenyak meskipun pakaian serta wajahnya sedikit basah.

Dia agak pucat

Jungkook melihat wajah Taehyung yang nampak pucat dibandingkan hari-hari kemarin. Ingin sekali tangannya membelai wajah yang nampak halus itu, namun bayangan wajah sang Kekasih membuatnya mengurungkan niatnya.

Maaf ...



































"Op ... pa ? Eh?"

"Jangan berpikir yang aneh-aneh. Kau mau aku ninggalin dia di Taksi itu, Hah?"

Dengusan sebal meluncur dari mulut Yein. Yein sempat terbangun karena merasa khawatir pada Kakak iparnya itu dan kini setelah mengetahui Kakak Iparnya telah pulang bersama sang Kakak Ia pun merasa lega.

Andai saja mereka bisa sedekat itu setiap hari





































Jungkook meletakkan tubuh ringkih Taehyung dengan hati-hati diatas kasur empuk mereka.

"Apa aku harus mengganti bajunya ya?" gumamnya. Setelah berpikir dengan keras Ia pun memilih mengganti pakaian basah Taehyung dengan kemeja putihnya yang sudah tidak Ia pakai.

Jungkook nampak gugup saat harus menggantikan pakaian Taehyung, dilihatnya tubuh mulus tanpa cacat sedikitpun. Nampak tak pernah tersentuh oleh apapun, Jungkook menelan ludahnya dengan gugup. Taehyung nampak menawan saat ini. Namun bayangan sang Kekasih pucatnya tiba-tiba muncul dipikirannya hingga dengan sigap ia segera menyelesaikan urusannya menggantikan pakaian Taehyung tanpa menggantikan pakaian dalamnya karena memang yang basah hanyalah atasannya saja sehingga ia hanya melepaskan Celana Jeans Taehyung.

Setelah Ia menyelesaikannya dengan segera Ia melesat kedalam kamar mandi guna membersihkan dirinya sebelum menidurkan dirinya disebelah Taehyung seperti biasa dengan memunggungi Taehyung seperti yang seperti yang sudah-sudah.


































Tepat di pagi hari dengan sinar matahari yang menyerang indra penglihatannya Taehyung terbangun dengan meregangkan tubuhnya dan merasa asing dengan apa yang ia pakai setelahnya.

"Baju siapa ini?"

Dengan perlahan ia pun bangun dari ranjang betapa terkejutnya Ia saat mendapati tubuh bagian bawahnya tidak tertutupi apapun selain hanya Kemeja putih yang panjangnya sampai menutupi pahanya serta celana boxer yang masih tenggelam tertutupi Kemeja putih itu.

"Jangan berpikiran yang aneh-aneh." ucap suara serak khas bangun tidur menyapa pendengarannya. Dengan gerakan cepat diarahkan matanya menuju arah suara yang tak lain adalah milik Suaminya, Jungkook. Dilihatnya tubuh atas Jungkook yang topless tanpa kain apapun yang memperlihatkan tubuh atletisnya yang terbentuk dengan sempurna dan tak lupa perut sixpack yang menambah kesan menawan milik sang Suami.

Semburat merah menghiasi kedua ruas pipi Taehyung membayangkah yang tidak-tidak.

"Aku sudah mengatakan untuk tidak memikirkan hal yang aneh-aneh bukan?" ucap jungkook sembari terbangun dan melangkahkan kakinya menuju tempat Taehyung berdiri. Bagian bawah Jungkook tertutupi celana piyama berwarna abu-abu gelap. Setidaknya Jungkook masih waras untuk memakai celana.

Taehyung nampak gelagapan ketika langkah Jungkook semakin dekat dengannya dengan sigap ditariknya selimut putih mereka untuk menutupi tubuhnya secara serampangan satu tangannya menggenggam selimut itu dibagian dadanya, sedangkan tangan satu lagi menggenggam kedua ujung selimut untuk melingkari tubuhnya. Gugup, itulah yang tampak terpancar dikedua mata indah taehyung saat ini. Jungkook nampak geli melihat reaksi Taehyung saat ini, hingga entah mendapat ide darimana Ia semakin memojokkan tubuh ringkih itu di jendela kaca besar yang tepat berada dibelakang Taehyung saat ini.

Tap

Tap

Kini kedua tangan kokoh itu berhasil mengurung tubuh Taehyung yang bergemetar.

"Kenapa kau ini?"

"..."

"Beginikah saat kau berada didekat Suamimu sendiri? Menundukkan kepalamu dan tak menjawab pertanyaannya, begitu?"

Srek

Jungkook melangkah semakin menghimpit Taehyung hingga Taehyung dengan spontan mengangkat kepalanya dan mempertemukan kedua matanya dengan sepasang mata tegas milik Jungkook. Napas mereka saling bersahutan dan menyebabkan gerakan cepat jantung Taehyung tak terkendali saat ini.

Jungkook merasa geli melihat kegugupan Taehyung saat ini.

"Dan, apakah saat kau bersama dengan Suamimu kau menutup tubuhmu dengan selimut seperti sekarang, Heum?"

"A...Aniya..." sahut taehyung dengan terbata

"Heum?"

"..."

Gelengan lemah terkesan pelan diberikan Taehyung.

Sret

"Ahh," pekik Taehyung yang terkejut saat Jungkook berhasil menurunkan selimut yang membalut tubuhnya hanya dalam sekali tarikan. Selimut itupun tergeletak begitu saja dibawah kaki mulus Taehyung. Ketika Taehyung hendak meraih kembali selimut dibawahnya dengan gerakan cepat Jungkook mencekal kedua tangan Istrinya itu.

"Untuk apa ? untuk menutupi tubuhmu lagi? Tak perlu kau tutupi."

Taehyung menatapnya dengan pandangan bertanya.

"Karena aku..."

"Aku tidak memiliki ketertarikan pada tubuh jalang sepertimu." ucap final Jungkook membuat Taehyung tersentak ketika mendengarnya. Perasaan perih tiba-tiba menderanya.
"Bagiku tubuhmu tidak layak untuk dijamah seorang Jeon sepertiku. Kim Taehyung." desis Jungkook yang menambah rasa sakit direlung hati Taehyung.

Jungkook mengambil langkah mundur, mulai meninggalkan Taehyung yang masih terpaku oleh kata-kata menyakitkannya.















"Jangan..." lirih Taehyung menghentikan langkah Jungkook, berbaliklah Jungkook menghadap Taehyung yang menatapnya dengan tatapan seperti seseorang yang sedang putus asa itu.

"Jangan, men...de...kati aku." dapat Jungkook lihat binar mata yang memancarkan kesakitan menatap dirinya dengan susah payah.

"Aku... Aku sangat...kotor seperti yang...kau katakan,"
"Jangan mendekatiku, karena..."

Taehyung menundukkan kepalanya dalam menahan rasa sakit yang serasa mencekiknya sekarang.

"Aku... Jalang. Seperti yang kau katakan,"
"Dan, tak seharusnya aku malu untuk menutupi tubuh kotorku ini."

Jungkook bungkam. Taehyung mengangkat kembali kepalanya hingga bersitatap kembali dengan Jungkook.

"Jangan mendekati tubuh kotorku ini, Tuan!" ucap final Taehyung dengan airmata yang ditahannya sedemikian rupa. Taehyung segera melangkahkan kakinya meninggalkan menuju kamar mandi, menyembunyikan kesakitannya dibalik pintu bercat putih itu dengan tangisan seding menggema didalamnya.

Hiks ... tangis pilu sarat akan kesedihan itu mengalun begitu menyakitkan.



Kenapa harus semenyakitkan ini?

Apa harus sesakit ini untuk mencintaimu?

Kenapa rasanya sesesak ini?

Apa yang harus aku lakukan?

Hiks ...




































Diruang makan.

Taehyung nampak menyibukkan diri menata berbagai hidangan dimeja makan hasil masakannya bersama Bibi Ahn. Bibi Ahn menatap sendu punggung Taehyung nampak lemah dan rapuh. Bibi Ahn mendengarkan semua itu, saat dimana Jungkook mengatakan Taehyung jalang hingga berakhir dengan isakan menyakitkan dari sosok rapuh Taehyung.

Bibi Ahn sangat menyayangi Taehyung seperti anak sendiri, bagaimana ia tidak terluka saat melihat tatapan terluka serta mendengar isakan pilu sosok yang ia anggap anak itu, namun apalah daya Ia hanya mampu memberinya pelukan dan berdoa yang terbaik untuk Taehyung.

"Semua sudah siap?" tanya Nyonya Jeon pada Bibi Ahn

"Ne."

"Bagus. Keluarga Min akan segera tiba."

Keluarga Min?

Bibi Ahn mengenal keluarga itu. Keluarga dari Kekasih Tuan Jungkook. Suami Taehyung.

Bibi Ahn mengarahkan pandangannya kearah Taehyung yang masih sibuk menata berbagai makanan dan minuman itu. Airmata mengalir membasahi pipinya yang sudah berkeriput itu.

"Taehyung-ah...Takdir apa yang sedang menantimu, Nak?" gumamnya







































Kini ruang makan itu telah dipenuhi oleh Keluarga Jeon serta Keluarga Min, Taehyung juga nampak disana karena Ia adalah Istri sah Jungkook.

"Ehem," dendang Tuan Min membuat mereka yang ada disana terfokus padanya sekarang.
"Anda tidak akan melupakan tujuan kami datang kemari bukan, Nyonya dan Tuan Jeon?"

"Tentu saja tidak." jawab Tuan Jungkook dengan lantang.
"Baiklah akan aku sampaikan. Sebentar lagi akan diadakan pertunangan antara..."

Tuan Jeon nampak menjeda kalimatnnya dan mengarahkan pandangannya pada Jungkook dan Eunsoo secara bergantian. " Jungkook dan Eunsoo,"

Deg

Waktu Taehyung nampak berhenti saat itu juga, tak hanya Taehyung. Jungkook dan Yein pun nampakk terkejut mendengarnya.

"Eomma, bagaimana bisa. Jungkook Oppa sudah menikah dengan Taehyung Oppa?" tanya Yein tak habis pikir, diliriknya Taehyung yang sedang menunduk dalam itu.

"Sesuai keputusan Kakek dulu bahwa Taehyung harus melunasi hutang-hutang keluarganya pada kami dengan memberikan seorang keturunan pada keluarga ini. Tetapi karena Jungkook tidak mau menyentuhnya kami akan mengganti perjanjiannya." ucap Nyonya Jeon membuat semua orang disana menatapnya penasaran.
"Dengan menandatangani surat perceraian antara Jungkook dan Taehyung, maka hutang Taehyung akan lunas saat itu juga." final Tuan Jeon sembari menatap lurus kearah Taehyung yang menatapnya kosong.

Jungkook?
Ia merasa senang, namun ada sebagian perasaannya yang merasa ini tidak benar. Entah apa yang dirasakannya. Jungkook sangat bingung.

"Apa kau setuju, Taehyung?" tanya Tuan Jeon

"Kurasa kau memang tidak punya pilihan lain, Taehyung." sela Nyonya Min membuat Yein serta Bibi Ahn yang tak sengaja mendengarnya menjadi geram.

Semua menantikan jawaban dari Taehyung.

"Saya tidak mempunyai hak apapun untuk memilih, Tuan dan Nyonya. Saya serahkan pada anda sekalian." tutur terlewat lembut Taehyung membuat semua orang membisu, tak terkecuali seseorang yang duduknya berada didepannya yang nampak kecewa dengan jawaban dari Taehyung.

"Baiklah secepatnya akan aku urus." ucap Nyonya Jeon

Binar kebahagiaan nampak dikedua mata Eunsoo saat ini sedangkan Jungkook menatap intens kearah Taehyung yang masih setia menundukkan kepalanya.








































Jungkook melangkahkan kakinya menuju Kamarnya dan Taehyung dengan perlahan. Dibukanya pintu kamar itu dengan perlahan tanpa menimbulkan bunyi apapun. Disana Istrinya duduk memunggunginya nampak sedang terlena dengan kegiatan merajutnya.

"Eomma bilang, seseorang yang berharap memiliki seorang anak akan segera tercapai jika bisa menyelesaikan satu rajutan pakaian musim dingin seukuran bayi, benarkan, Eomma?" lirih Taehyung pada udara malam karena Ia tak menyadari kehadiran Jungkook yang berdiri dibelakangnya saat ini.

"Tapi...aku sudah menyelesaikan dua rajutan sekaligus...Hiks...dan aku tidak mendapatkannya...hiks...justru sesuatu yang menyakitkan yang aku alami...hiks...Eotteoke, Eomma?"

"Aku harus bagaimana" lirih Taehyung sembari membebaskan air matanya yang telah lama Ia tahan sedari tadi. Kembali tangis pilu itu menemani sosok rapuh seorang Taehyung.

Jungkook ingin meraih sosok rapuh itu dalam dekapannya namun egonya melarangnya hingga memilih pergi meninggalkan sosok itu tenggelam dalam kesediahan yang amat sangat menyiksa batinnya.


Maaf ...



●»tbc

CATATAN : Penggantian Karakter Min Yoongi ke Min Eunsoo karena saya pikir Yoongi tidak cocok buat jadi PHO, mending jadi Karakter baru yang bakalan jadi musuhnya Jungkook di kedepannya mungkin. Hohoho

pertama kali publish : 06 September 2017

!!![DALAM PROSES PENYUNTINGAN DALAM SKALA BESAR]!!!

Continue Reading

You'll Also Like

537K 22K 37
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
475K 34.3K 36
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
247K 19.5K 33
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️. ...
830K 127K 45
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...