Sweet Smile

By ikanurwahyuoj

529 78 8

Via, gadis cantik dengan senyum manisnya yang dapat meluluhkan siapa saja yang melihatnya. Suatu hari, Via b... More

Sweet Smile 1
Sweet Smile 3
Sweet Smile 4
Sweet Smile 5
Sweet Smile 6
Sweet Smile 7
Sweet Smile 8
Sweet Smille 9
Sweet Smile 10

Sweet Smile 2

57 10 0
By ikanurwahyuoj

"Sekian materi dari saya hari ini. Untuk tugasnya silahkan pelajari bab selanjutnya."

"Baik, Bu."

Bu Mita kemudian keluar kelas setelah menutup mata pelajarannya hari ini. Semuanya segera berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah meronta-ronta minta makan.

"Vi, ke kantin yuk!" ajak Dila.
"Yuk!"
"Kalian nggak ke kantin?" tanya Dila pada Rahma dan Nafsha.
"Ini juga mau ke kantin. Barengan yuk!" jawab Nafsha.

****

Via POV
Setibanya di kantin, aku dan teman-temanku celingak-celinguk mencari meja yang kosong.

Tak sengaja aku menemukan Kak Arbi dan teman-temannya dan kebetulan masih ada kursi kosong di meja tempat Kak Arbi dan teman-temannya.

"Dil, Ma, Sha, duduk sana aja, yuk!" kataku sambil menunjuk meja Kak Arbi.

"Lo serius, Vi?" tanya Nafsha setelah mengetahui kemana arah tanganku.

"Kenapa enggak?"

Aku berjalan menuju meja Kak Arbi. Teman-temanku mematung di tempat dan memandang kaget ke arahku. Aku pun hanya tersenyum menanggapi reaksi mereka. Memang sih, di sekolah ini belum ada yang tahu kalau aku adiknya Kak Arbi.

"Hai, Kak! Boleh ikut duduk di sini?" senyumku mengembang ketika mengetahui Kak Arbi yang menatapku bingung.

"Eh... Iya boleh. Duduk aja." kata teman Kak Arbi yang entah siapa namanya.

Aku tersenyum mendengar jawaban dari salah satu teman Kak Arbi. Aku lambaikan tanganku ke arah teman-temanku yang masih setia berdiri di tempatnya tadi.

Dengan ragu-ragu mereka melangkah ke arahku dan duduk bergabung dengan teman-teman Kak Arbi.

"Kalian mau pesen apa?" tanya Nafsha.

"Hm... Aku siomaynya satu sama jeruk angetnya satu aja, Sha," jawabku.

"Aku bakso sama es teh aja," kata Rahma.

"Aku samain aja kayak Via, Sha," kata Dila.

"Oke. Gue pesenin dulu."

Setelah kepergian Nafsha, suasana menjadi hening. Via yang sudah tidak tahan dengan suasana seperti ini mulai memecah keheningan diantara mereka.

"Eh Kak, sorry kita udah ganggu kalian ya?" tanyaku. Ya walaupun ganggu, gue gak akan perduli sih.

"Nggak kok. Kalian santai aja," Kali ini Kak Arbi yang menjawab dengan menampakkan deretan gigi putihnya.

Dila dan Rahma yang baru melihat senyum Kak Arbi, langsung terpesona dan mungkin sekarang hati mereka sedang meleleh karena senyum Kak Arbi. Aku memutar bola mata malas melihat pemandangan tersebut.

"Lo murid baru?" tanya seseorang yang nametag nya bertuliskan Arsad Irsandi, padaku.

"Iya, Kak. Baru masuk hari ini," kataku seraya tersenyum manis ke arahnya.

"Manis banget sih senyumnya. Cantik lagi," Kata teman Kak Arbi yang lain.

"Woy, Gil! Lihat yang bening-bening aja langsung tanggap. Coba lihat soal dari Pak Surya, kicep lo," kata Kak Arsad. Kak Arsad dan Kak Arbi tertawa lepas melihat ekspresi temannya yang kalau gak salah namanya Gilbran.

"Diem napa? Nggak bisa apa lihat temannya seneng dikit?" kata Kak Gilbran. Mukanya yang sudah ditekuk membuat Kak Arbi dan Kak Arsad tertawa terpingkal-pingkal. Sampai-sampai mereka memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.

Tak berapa lama Nafsha datang dengan membawa pesananku dan teman-temanku. Nafsha yang baru datang pun bingung melihat Kak Arbi dan Kak Arsad yang tertawa sambil memegang perutnya masing-masing.

"Udah ah... Sakit perut gue. Oh iya.. Btw nama kalian siapa?" tanya Kak Arsad yang sudah berhenti tertawa.

"Nama gue Via, ini Dila, ini namanya Rahma, dan yang ini namanya Nafsha," kataku sambil memperkenalkan teman-temanku.

"Gue kelas X IPA 2. Mereka teman-teman sekelas gue," lanjutku.

Akupun melanjutkan memakan siomayku yang sudah menunggu untuk masuk ke mulutku. Teman-temanku yang lain pun sama, mereka sedang asik dengan makanan mereka masing-masing.

"Kita nggak nanya lo kelas berapa," kata Kak Arbi ketus tanpa memalingkan wajahnya dari handphone-nya.

Seketika aku menghentikan aktivitas makanku. Ku tatap Kak Arbi dengan tatapan entah apalah artinya dan senyum miring tercetak jelas di bibirku.

"Gue juga nggak lagi ngomong sama lo," akhirnya kalimat itulah yang aku ucapkan.

"Lo kenapa, Bi? PMS?" tanya Kak Gilbran dengan tampang sok polosnya.

"Diem aja lo!" perintah Kak Arbi.

"Oh iya... Kenalin nama gue Arsad. Kelas XI IPA 3," kata Kak Arsad memperkenalkan dirinya.

Seketika ketiga temanku menghentikan aktivitas makannya dan memerhatikan kakak tingkatannya yang tergolong cogan di sekolahnya memperkenalkan diri dengan sukarela langsung dihadapan mereka.

"Nama gue Gilbran. Teman sekelasnya Arsad."

"Bi, lo nggak ngenalin diri lo?" tanya Arsad pada Arbi yang masih setia menatap layar handphone-nya.

"Nggak perlu. Nggak penting juga."

Kak Arsad menghela napasnya kasar. "Maafin temen gue yang satu ini ya," kata Kak Arsad yang senyumnya dari tadi tak kunjung pudar dari bibirnya.

"Iya, Kak, nggak papa kok." Aku dan teman-temanku melanjutkan makan karena sebentar lagi bel masuk berbunyi.

****

"Vi, lo pulang bareng siapa?" tanya Dila pada Via. Mereka sekarang sudah berjalan menuruni anak tangga dan berjalan melewati koridor sekolah yang sudah mulai sepi.

"Ehmm... Kayaknya dijemput deh," kata Via bohong. Karena sebenarnya ia pulang bareng Arbi.

"Oh gitu. Masih lama nggak jemputnya?"
"Gue juga belum tau."
"Kalau gitu gue temenin ya?"
"Emang nggak papa gitu lo nemenin gue nunggu jemputan?"
"Nggak papa kok."

Via pun menerima dengan senang hati kalau Dila mau menemaninya menunggu jemputan, yang entah kapan akan menjemputnya.

Sudah sekitar setengah jam mereka menunggu. Langitpun nampaknya juga sudah mendung. Via terlihat cemas karena kakaknya belum juga menjemput ataupun menghubunginya.

"Vi, lo pulang bareng gue aja gimana? Gue bawa mobil kok. Nanti gue anterin ke rumah lo. Ini juga udah mendung, mau hujan," tawar Dila.

Via mendongakkan kepalanya, menatap langit yang memang sudah menggelap. Ia menghembuskan napas dan akhirnya menerima tawaran Dila. Kemudian mereka berjalan menuju parkiran yang sudah terlihat sepi, hanya ada beberapa montor yang masih setia di parkiran.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil. Dila mulai menyalakan mesin dan sedetik kemudian mobilnya sudah pergi meninggalkan parkiran sekolah setelah mengetahui alamat rumah Via, yang ternyata searah dengan rumah Dila.

Via mengambil handphone yang ada di tasnya dan mengetikkan satu pesan pada Arbi.

Kak Arbi
Kak, Via pulang bareng Dila. Tadi nunggu kakak kelamaan sih. Jadinya nebeng sama Dila. Hehehe...

Setelah mengirim pesan tersebut, Via memasukkan lagi handphonenya ke dalam tas.

Di lain tempat, Arbi yang baru selesai latihan basket duduk di kursi pinggir lapangan sambil meminum air mineralnya. Kemudian suara bunyi handphone berdering mengalihkan perhatian Arbi.

Dibukanya handphone tersebut. Terpampang jelas nama adiknya dilayar. Ia membuka pesan dari adiknya.

Via
Kak, Via pulang bareng Dila. Tadi nunggu kakak kelamaan sih. Jadinya nebeng sama Dila. Hehehe...

Arbi menepuk jidatnya. Ia melupakan sesuatu. Ia harusnya menjemput adiknya, tapi ia malah asik bermain basket disini sedangkan ia membiarkan adiknya menunggunya.

Disisi lain, Via yang sedang bercerita dengan Dila untuk menghindari keheningan, fokusnya teralihkan ketika mendengar handphone-nya berbunyi.

Kak Arbi
Iya, hati-hati. Maaf gue lupa.

Setelah membaca pesan dari kakaknya, Via menghembuskan napas kasar. Tanpa membalas pesan dari kakaknya, ia memasukkan kembali handphone-nya ke dalam tasnya.

******

Like and coment yha...

Continue Reading

You'll Also Like

ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2M 104K 57
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
371K 29.8K 23
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
1.8M 106K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
3.5M 167K 62
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...