GAZALA

By Ik_4640

61.9K 2.4K 173

Gazala Renoa Revanza. Revanza? Yups, anak dari pemilik sekolah SMA Pelita Bandung. Siapa sih yang gak kenal... More

Prolog
1. Jahat
2. Pertengkaran
3. Tolong
4. Hujan
5. Jaket
Pemain Cast
6. Masa lalu?
8. Ternyata
9. Dia?
10. "Makasih"
11. Pasar Malam
12. lem setan
Numpang Lewat

7. Labrak?

3.3K 149 20
By Ik_4640

"Gimana Del? Lo jadi kasih kan?" Tanya Lia kepada Della.

Sekarang Della dan Dira sudah di kantin bersama ketiga kawannya. Della dan Dira juga sudah mendapatkan makanan yang sudah dipesan.

Della mengangguk, "udah. Anehnya Dira malah marah marah ke Ginda, kan kasian Gindanya gak ada salah apa apa." Ucap Della sambil tertawa.

Lia menatap Della dan Dira bingung, "Maksudnya apa sih? Kagak ngerti dah." Tanya Lia bingung sendiri.

"Tau gak sih, si Ginda itu bilang kalau gue ama Della itu saudara, ya gua marah dong karena dibilang saudara. Dah tau gue ama Della itu beda emak sama bapak. Baru tuh dia bilang kalo mulut gue itu kayak knalpot kan aneh tuh orang, kenal aja kagak. Geram deh gue ama dia." Kata Dira panjang lebar sambil geram sendiri. Keempat kawannya hanya senyum-senyum melihat kelakuan Dira.

Dira menatap keempat kawannya dengan kesal, "kenapa lo lihat gua kayak gitu?" Sambil memutar bola matanya ke arah lain.

"Gak kok Dir, tapi lo harus hati-hati loh," kata Vanya sambil senyum-senyum.

"Kenapa jugak gua harus hati-hati? Kan gua gak di apa-apain." Kata Dira kesal.

"Bisa jadi cinta loh Dir, hati-hati lu," kata Lia sambil tertawa.

"Apaansih?! Kok lari ke cinta?" Tanya Dira kesal sendiri.

"Benci ama cinta itu beda tipis loh, ati-ati lu." Kata Abel sambil menaikkan alisnya berkali-kali.

"Serah dah." Jawab Dira sambil menatap orang lain.

"Cieee yang benci, ntar lagi jadi cinta tuhh." Kata Della sambil menggoda Dira.

🐞🐞🐞

Di meja lain, para cogan sedang main game. Meja mereka tidak jauh dari meja Della

"Kemana sih tadi?" Tanya Oji.

"Dah gua bilang urusan negara tau!" Jawab Ginda keras.

Takk

"Aww."

Oji menjitak kepala Ginda lumayan keras. Dan Ginda langsung menatap Oji dengan kesal.

"Nape lo? Gua tanyak ke Gazala, kok lo yang sewot?" Tanya Oji dengan nada marah.

Ginda berdecak, "Ntahlah malas gue." Kata Ginda pasrah.

Oji melihat Gazala. Hanya Gazala yang tahu kenapa Ginda bersikap aneh. "Zal, kenapa nih kawan lo?"

"Kawan lo juga," jawab Gazala.

"Iya kawan gue juga, Ginda kenapa?" Tanya Oji menatap Gazala.

Oji langsung lihat Ginda, "Apa jangan-jangan lo kesambat yah Gin? Mahkluk apa yang mau masuk ke tubuh lo Gin?" Tanya Oji sambil mengguncang-guncangkan tubuh Ginda. Ginda hanya menatap Oji sinis.

"Anjirr, terlalu jujur lo Ji," kata Harves sambil tertawa.

"Kenapa sih Gin, cerita dong ama gua," ucap Oji kepo.

"Gue dimarahin ama tuh anak," kata Ginda sambil menunjuk arah Dira.

"Kok bisa?" Tanya Harves bingung.

"Gue kan cuman bilang kalo dia tuh mirip ama cewek yang disampingnya, terus gue dimarahin ama tuh anak. Pengen gue buang tuh anak ke laut." Kata Ginda dengan sedikit marah.

"Hallah, sok buang ke laut Lo ternyata mau disimpan ke hati," kata Oji sambil dibenarkan oleh ketiga kawannya, sedangkan Gazala hanya menatap mereka sekilas dan langsung memainkan game-nya kembali.

"Paan sih, ga jelas lu pada." Kata Ginda menatap sinis.

"Walaupun galak, tapi cantik juga gak sih?" Tanya Harves.

"Iya juga, tapi lebih cantik yang disampingnya." kata Kata sambil menunjuk kearah Della.

"Jadi ceritanya mau diembat nih?" Tanya Oji sambil melihat-lihat kearah Gazala.

"Paan Lo?" Tanya Gazala sinis.

"Mampus, kena karma juga Lo. Karma is the real." Kata Ginda sambil tersenyum menang.

"Gak kok Zal, hehe." Kata Oji sambil tertawa hambar.

"Emang sih yang ditunjuk Nata cantik juga, tapi gue lebih suka yang itu." Kata Harves sambil menunjuk kearah Lia.

"Kalo gue yang itu," kata Oji sambil menunjuk kearah Abel.

Keempat kawannya langsung melihat Oji dengan tatapan ngeri, "Bisa suka orang juga lo ternyata, gak nyangka gue Ji." Kata Harves sambil tertawa.

Oji melihat mereka dengan sinis, "Upil onta emang lo," kata Oji.

"Gadeng canda." Kata Harves sambil mengelus-ngelus punggung Oji.

"Dah bel nih, kelas yok," kata Ginda sambil berdiri.

"Tumben?" Tanya Gazala.

"Masa lo gak tau Zal, kan siap ini pelajaran buk Nanda lagi." Kata Harves sambil ikut berdiri. Gazala hanya ber 'oh' ria.

💮💮💮

Teeeeettt

Akhirnya bel pulang sekolah bunyi. Ini yang ditunggu-tunggu oleh siswa-siswi di sekolah SMA Pelita Bandung.

"Akhirnya, bebas juga gue dari neraka." Kata Dira sambil memasukkan barang-barangnya ketas.

"Iya, males banget gue dengerin ceramah buk Dasmarni. Dia ngajar IPS lari ke Prakarya. Kan sedeng tuh orang tua." Kata Vanya.

"Para mulut lo Van," kata Abel sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Vanya langsung melihat Abel, "Biarin." Kata Vanya tak acuh.

"Serah Lo deh Van." Kata Lia menatap Vanya malas.

"Yaudah yuk langsung pulang aja gue lapar." Kata Della sambil memegang perutnya yang sudah lapar. Walaupun sudah makan tadi di kantin, perut Della masih lapar. Karena Della itu suka makan, tapi ntah mengapa gadis tidak gemuk-gemuk.

"Yaudah yuk," kata mereka serempak.

🐬🐬🐬

Della masuk kekamar dengan kesal. Ia membuka sepatunya dengan asal, begitupun dengan tasnya.

"Dek, lo kenapa sih? Cerita ama gue," Tanya Sulton sambil menggedor-gedorkan pintu.

"Gak apa-apa kok kak, " Jawab Della bohong.

"Serius dek, kenapa sih?" Tanya Sulton sekali lagi.

"DAH GUE BILANG GUE GAK APA-APA." kata Della dengan nada yang membentak.

Sulton menghembuskan nafasnya dengan kesal dan pasrah, "Terserah lo lah dek," kata Sulton sambil meninggalkan kamar Della.

Della jadi kasihan terhadap kakaknya, karena dia tadi membentak kakaknya. Tapi masalah ini terjadi karena seseorang.

Flashback on

"Kita duluan yah Del," kata Dira dan diangguki oleh Vanya dan Abel.

"Iya, hati-hati yah kalian." Kata Della tersenyum dan melambaikan tangannya kepada ketiga kawannya. Akhirnya, mereka sudah pergi meninggalkan Della seorang diri.

"Mana sih kak Sulton, katanya mau nganter gue kenyataan gue di telantarin," kata Della kesal karena Sulton belum juga jemput Della.

Sesekali ia mengecek hp-nya, agar Sulton menjawab panggilan dan pesan yang diberikan oleh Della.

"Heh, lo kan yang akhir-akhir ini dekat sama Gazala?" Tanya cewek marah kepada Della.

Della mendongak keatas sambil mengernyitkan alisnya, "Siapa yah?" Tanya Della sopan.

"Lo gak tau gue siapa? Gue ini pacar Gazala tau gak sih Lo?" Ucap cewek itu marah-marah.

"Iya lo gak tau siapa dia? Dia itu Raisha Putri Maulana. Papanya komite disekolah ini berani lo macam-macam ama dia habis lo," kata cewek satu lagi.

"Terus?" Kata Della sinis.

"Lo gak usah jadi cewek gatel," ucap cewek yang satunya lagi.

Emosi Della memuncak, "Maksdunya lo apa bilang gue cewek gatel? Mentang-mentang bokap lo komite disini jadi seenaknya aja lo ngomong sembarangan, kalo ngomong tuh dipikir dulu," kata Della sambil menunjuk-nunjuk kearah mereka bertiga.

Raisha geram karena adik kelasnya ini tingkah lakunya kepada dirinya, "Heh, gak sopan banget lo jadi orang. Lo itu masih adik kelas jadi jangan belagu Lo," kata Raisha sinis.

"Ntah, masih adik kelas aja gayanya udah selangit," kata Sesil sinis.

"Seharusnya lo sebagai kakak kelas jadi contoh bukan kayak begini,"

"Apalagi lo, mentang bokap lo komite jadi jangan seenaknya jadi orang. Kan bokap lo komite bukan lo," lanjut Della santai.

Emosi Raisha sudah memuncak karena adik kelasnya ini tidak sopan pada dirinya.

Plaakk

Tamparan Raisha berhasil ke pipi mulus Della. Raisha menatapnya dengan senang.

"Makanya jangan belagu jadi orang," kata Raisha senang.

Della hanya diam. Pipinya sangat panas, dan air matanya meluncur begitu saja.

"Apa lo? Mau lagi?" Tanya Raisha mengangkatkan tangannya agar menampar Della lagi tapi hal itu disayangkan karena ada seseorang yang mencekal tangannya. Raisha langsung melihat orang itu, yaitu Gazala.

"Gak usah kurang ajar." Kata Gazala sambil mencengkram tangan Raisha dengan kuat.

"Aww, lepasin Zal sakit tau," kata Raisha meringis kesakitan.

"Minta maaf," kata Gazala.

"Apa?! ue minta maaf ama dia? Sorry dia itu sekarang musuh gue, dan gue gak bakalan minta maaf ama tuh orang," kata Raisha sambil menepis tangan Gazala, tapi Gazala malah mempererat tangan Raisha.

"Cepat," suruh Gazala.

"Gak, gak bakalan," kata Raisha marah.

"SEKARANG," kata Gazala membentak Raisha. Sesil, Hana dan Della kaget, karena Gazala membentak seseorang.

"Gue minta maaf," kata Raisha menatap Della dengan kemarahan.

"Lepasin tangan gue Zal," kata Raisa menepis tangan Gazala. Gazala langsung melepaskan tangan Raisha.

"Cabut guys." Kata Raisha dan diikuti oleh Sesil dan Hana.

Sekarang tinggal mereka berdua. Gazala memandang Della, "Lo gak papa kan?" Tanya Gazala.

Della hanya mengangguk lemas, "hmm," jawab Della.

"Lo pulang naik?" Tanya Gazala.

"Della Lo kenapa? Kok pipi lo merah? Lo habis diapaiin? Del jawab dong, jangan diemin gue," tanya seseorang itu tiba-tiba.

'Siapa nih orang? Pacarnya kali yah?' batin Gazala.

Detak jantung Gazala langsung berdetak cepat, sehabis lari cepat. Persaan apa ini?

Della mendongak keatas, ternyata itu Sulton.
"Pulang aja yok," kata Della meminta.

"Ooh yaudah deh," kata Sulton pasrah.

Della yang tadi masuk ke dalam mobil, ia langsung membalikkan badannya melihat Gazala, "Makasih." Kata Della teriak. Gazala hanya tersenyum kecil. Apa?Gazala tersenyum untuk seorang perempuan?

Gazala hanya mengangguk dan langsung pergi meninggalkan sepasang kekasih itu.

Flashback off

Haiiiii aku up lagi nih, semoga suka yah? Dapat gak sih feel-nya? Semoga dapat yah😂😂

Jangan lupa vote and coment😘

Continue Reading

You'll Also Like

4M 311K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
436K 15.7K 30
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
ALANA By Muflikhah

Teen Fiction

94.2K 4.4K 25
"Mau kakak tuh apa si sebenernya?!" Ucapku dengan nada yang lebih tinggi. "Mau gua? Lo mau tau apa mau gua?" Jawabnya sembari turun dari motornya lal...
AARAV & AERA By Una

Teen Fiction

183 68 4
Disaat kita terpuruk kita hanya perlu diri sendiri untuk menguatkan diri ini, Dan terkadang pula rumah ternyaman untuk pulang itu adalah diri kita, n...