BEHIND THE SCENES

By MilkytaLee

40.6K 2.1K 69

[HAEHYUK] Kumpulan Oneshot, Drabble, dan Ficlet momen. More

Gift
Off The Camera
Don't Wake Me Up
Concert
A Short Journey
Winter Love
Here, We Meet Again
Apartement
Cooking? Cooking!
The Lost Ring
Midnight Bickering
Don't Be Mad
iPhone
New iPhone
Poor iPhone
When You're Not Here
When you're not here 2
When Everyone Not Here

Public Confession

2.6K 149 12
By MilkytaLee

PUBLIC CONFESSION

Main Cast: Lee Donghae, Lee Hyukjae

Genre: Romance

WARNING!

BOYS LOVE

DON'T LIKE? DON'T READ PLEASE!

THE STORY IS MINE

Typo may applied, Don't be silent reader please. NOT ALLOWED TO COPY PASTE WITHOUT MY PERMISSION.

TIDAK MENERIMA BASH DAN KAWAN-KAWANNYA. KRITIK DAN SARAN SANGAT DI BUTUHKAN.

THANKYOU :)


.



.



When we fight without even knowing the reason why, as the season's change, My love stays the same...



.




.




"Sedang apa?" tanya Ryeowook dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Donghae buru-buru menutup buku hariannya, lalu menimpanya dengan kertas-kertas yang ada di meja. Sebelum menulis di buku hariannya, Donghae sedang menulis konsep Thanks to untuk di album terbaru mereka nanti. Meski menganggap Ryeowook seperti adiknya sendiri, Donghae tetap tidak nyaman membiarkan Ryeowook melihat buku hariannya. Selain mulutnya bocor, dia juga suka sekali meledek. Apa jadinya kalau dia tahu isi buku hariannya? Seluruh dunia akan tahu, seluruh dunia akan mentertawakannya. Memalukan.

"Menulis Thanks to," jawab Donghae sambil memutar kursinya ke arah Ryeowook yang sedang berdiri di ambang dan tersenyum. "Aku ingin memastikan tidak ada satu nama pun yang terlewat."

"Thanks to?" tanya Ryeowook lagi.

"Hm."

Ryeowook melangkah masuk ke kamar Donghae, lalu duduk di atas ranjang. "Kudengar, untuk di album ini kita tidak akan menulisnya. Aku tidak tahu sudah pasti apa belum, tapi katanya kita akan merekam suara kita dan saling memberi pesan suara untuk member."

Donghae menatap Ryeowook dengan alis bertaut. "Aku tidak mengerti," katanya tidak paham.

Sudah dapat Ryeowook duga. Itu sebabnya, ia membawa air mineral sebelum bicara pada Donghae. Bicara padanya sama dengan bernyanyi selama berjam-jam. Melelahkan. "Kau memberi pesan suara pada salah satu dari kita. Misalnya, kau pada Hyukjae hyung," katanya menjelaskan dengan kalimat sesederhana mungkin.

"Pesan seperti apa?" tanya Donghae yang masih belum mengerti.

Ryeowook meneguk air mineralnya dengan wajah masam. Lihat? Menjelaskan sesuatu pada Donghae harus sedetail mungkin atau dia akan terus bertanya sampai dirinya mengerti. Saat dia mengerti, orang menjelaskan mungkin sudah tewas duluan. Donghae memang tak lain jelmaan dari bocah lima tahun. "Terserah! Entah itu ucapan selamat, sanjungan, keluhan, makian, omelan, atau pernyataan cinta sekalipun. Pokoknya terserah! Intinya kau memberi pesan suara."

"Apa itu akan ada di dalam CD?" tanya Donghae lagi.

"Tentu saja, hyung! Tentu saja!" jawab Ryeowook jengah.

"Jadi, semua orang akan mendengarnya?"

"Tentu saja!"

"Seluruh dunia akan tahu apa yang akan kita sampaikan?"

"Terserah kau saja."

Ryeowook memutar bola matanya, lalu meneguk air mineralnya sampai habis sebelum beranjak dari tempat duduknya. Lebih baik ia melakukan phone sex dengan Yesung sekalian dari pada harus bicara panjang lebar pada Donghae. Yang benar saja, tekanan darahnya bisa naik kalau terus meladeni Donghae. Heran, mengapa Hyukjae bisa tahan bicara pada Donghae?

"Ah, pesan suara ..." gumam Donghae setelah Ryeowook pergi.

Setelah itu Donghae mulai menulis sesuatu di kertas. Sesuatu yang akan diucapkan pada orang terkasihnya. Semua orang dan bahkan seluruh dunia akan mendengar pesan itu, jadi Donghae harus membuatnya semanis dan seromantis mungkin.

Manis?

Romantis?

Bicara dengan benar saja Donghae belum mampu.

"Jadi, apa yang harus aku katakan padanya?" tanya Donghae pada dirinya sendiri.

Ada banyak kata-kata manis yang berputar-putar di kepala Donghae, tapi ia tidak tahu bagaimana menyusun semua kata-kata manis itu agar menjadi seuntai kalimat romantis.

"Apa yang harus aku katakan?"

Setelah duduk selama hampir tiga puluh menit, akhirnya Donghae menyerah. Tidak satu pun kalimat yang terpikir olehnya, Donghae memutuskan untuk mendatangi kamar Ryeowook dan meminta bantuan padanya. Biasanya, Ryeowook mudah membuat kalimat manis.

"Ryeowook?" panggil Donghae setelah mengetuk pintu.

"Mau apa?" tanya Ryeowook yang berbaring di ranjang sambil bermain ponsel.

"Boleh aku masuk?" tanya Donghae.

"Kau sudah masuk, hyung."

"Ah, benar juga." Donghae mendekati Ryeowook, lalu duduk di tepian tempat tidur, kemudian ia mengguncangkan tubuh mungil Ryeowook. "Lihat aku!"

"Mau apa?" tanya Ryeowook merasa gusar.

"Aku ingin mengatakan sesuatu pada Hyukjae, tapi tidak tahu harus bilang apa. Aku ingin mengatakan sesuatu yang romantis, menyentuh, dan manis. Kau bisa membantuku menyusun kalimat seperti itu?"

Tanpa diberitahu dua kali, Ryeowook sudah paham apa maksud Donghae. Dia ingin menyatakan cinta rupanya. "Kau ingin mengungkapkan perasaanmu pada Hyukjae hyung dan membiarkan semua orang tahu?"

Donghae mengangguk lucu, matanya berbinar, dan bibirnya menyunggingkan senyum terbaiknya. Sudah saatnya semua orang tahu, bahwa Donghae sangat menyayangi dan mencintai Hyukjae. "Dia akan pergi ke camp militer sebelum aku. Jadi, aku ingin memberinya sesuatu yang berkesan sebelum dia pergi."

"Jangan menjadi orang lain, cukup menjadi dirimu sendiri. Katakan apa yang ingin kau katakan sejujurnya. Tidak perlu kalimat manis atau romantis, cukup dengan berkata jujur dan tulus, maka Hyukjae hyung akan tersentuh."

Donghae menyimak Ryeowook dengan serius, lalu mengangguk-angguk paham. Menjadi diri sendiri, jujur, dan tulus...



ooODEOoo



Seperti biasa, Donghae akan menunggu Hyukjae di lantai 11. Donghae akan dengan santainya masuk dan duduk di sofa ruang tengah tanpa mempedulikan tatapan membunuh Kyuhyun. Tentu saja tatapan membunuh, karena Kyuhyun baru saja keluar kamar mandi tanpa busana dan tiba-tiba melihat sosok Donghae yang duduk di sofa dengan toples camilan yang khusus ia sediakan untuk dirinya sendiri.

"Manusia aneh datang lagi," cibir Kyuhyun saat melihat Donghae yang tampak tidak peduli.

Cibiran Kyuhyun bagai angin lalu di telinga Donghae, ia bahkan tidak terusik dengan tubuh telanjang Kyuhyun yang melenggang ke sana-kemari. Tidak enak dipandang, masih bagus tubuh putih mulus Hyukjae.

"Aku mau tidur di sini malam ini," kata Donghae memberi tahu.

"Tidur?" tanya Kyuhyun sarkastik. "Kau bukan mau tidur di sini! Kau mau meniduri Hyukjae hyung di sini!"

Donghae mengalihkan pandangannya pada Kyuhyun dan tersenyum. "Kau memang pintar," pujinya dengan tulus.

Tanpa mau banyak bicara lagi dengan Donghae yang menyebalkan, Kyuhyun masuk ke kamarnya dan mengemasi beberapa pakaiannya. Beberapa pakaian karena Donghae dan Hyukjae tidak akan puas melakukannya satu kali. Mereka akan terus melakukannya sampai salah satu dari mereka pingsan-mungkin. Apa lagi, Hyukjae akan berangkat menjalani wajib militer sebentar lagi, tentu saja Donghae tidak mau kehilangan momen. Dulu juga Kyuhyun begitu, saat ... ah, sudahlah jangan dibahas.

"Kau mau ke mana?" tanya Donghae saat melihat Kyuhyun keluar dari kamarnya dengan membawa ransel. "Aku belum mengusirmu."

"Dasar pendek sialan!" hardik Kyuhyun kesal. "Aku mau menculik suami orang, lalu menggagahinya. Kenapa?"

Donghae meringis, lalu berdecak. "Bahasamu vulgar sekali," katanya sambil menggeleng-geleng.

"Memangnya kau tidak?" tanya Kyuhyun geram. "Pendek mesum sialan!"

"Aku lebih tua darimu!" seru Donghae tidak terima dengan kelakuan Kyuhyun.

"Secara teknis, ya. Tapi secara mental, kau jauh, jauh, jauh lebih muda dariku!"

Donghae mengendikkan bahunya, mau dikata apa lagi? Yang dikatakan Kyuhyun memang benar, lagi pula Donghae memang tidak pernah menang dalam urusan adu argumen. Akhirnya, Donghae memasukkan beberapa potong keripik ke dalam mulutnya sambil menatap wajah garang Kyuhyun. Meledeknya.

"Melelahkan bicara padamu," kata Kyuhyun lelah. "Lakukan apa pun yang kau mau. Tapi ingat, bersihkan lagi semuanya dan jangan meninggalkan bau-bau aneh!"

"Hm," sahut Donghae manis.

"Katakan dengan benar!"

"Ya, Cho Kyuhyun. Aku mengerti."

"Bagus."

Kyuhyun mengambil membetulkan ranselnya yang menyampir asal di bahunya, lalu melenggang pergi meninggalkan Donghae sendirian. Kesal sekali, waktu liburnya yang jarang-jarang ini diganggu oleh Donghae. Sekarang, haruskah Kyuhyun pulang ke rumah orang tuanya? Atau, menelepon kekasihnya? Tidak, itu gila. Sebaiknya, Kyuhyun pulang saja ke rumah dan menengok kedua orang tuanya.

"Dia memang pengertian." Donghae tersenyum puas setelah Kyuhyun pergi. Sekarang, ia hanya perlu duduk manis dan menunggu Hyukjae pulang.

"Aku pulang."

Tak lama setelah Kyuhyun pergi, Donghae mendengar suara pintu dibuka dan disusul dengan suara manis Hyukjae. Akhirnya Hyukjae pulang juga. Donghae berlari ke arah pintu, lalu merentangkan tangannya, menyambut kedatangan Hyukjae.

"Mau apa?" tanya Hyukjae yang sedang melepas sepatunya.

"Hug me."

Hyukjae mendesah pelan, lalu memeluk Donghae asal. "Dasar aneh," gumamnya setelah melepaskan pelukannya dan melangkah masuk ke ruang tengah.

"Tidak suka melihatku?" tanya Donghae sedikit kecewa.

"Suka," jawab Hyukjae singkat.

"Lalu, kenapa?"

"Lelah."

Donghae mendekati Hyukjae, kemudian duduk di sampingnya. Biasanya, di saat seperti ini Hyukjae hanya butuh dipeluk. Tidak perlu ditanya macam-macam. Jika sudah tenang, Hyukjae akan menceritakan semuanya pada Donghae.

"Mau apa?" tanya Hyukjae saat Donghae memeluknya.

"Diam saja!"

Hyukjae melepaskan pelukan Donghae, lalu menatapnya heran. Hyukjae belum bisa mencerna situasinya sekarang, ia hanya bisa menatap Donghae dengan bingung. Belum dijawab pertanyaannya, Donghae sudah mendekatkan bibirnya dan meraup bibir penuh Hyukjae dengan sedikit tergesa-gesa. Hyukjae tidak menolak, ia justru membalas pagutan Donghae dan menarik tengkuknya agar pagutan mereka makin dalam. Bahkan, Hyukjae dengan sengaja menyenggol selangkangan Donghae dengan tangannya untuk menggoda kekasihnya itu. Dalam keadaan lelah, Donghae akan menjadi suntikan energinya. Dan itu menyenangkan.

"Nakal!" seru Donghae setelah melepaskan pagutannya. Tangan Hyukjae kini berada di selangkangan Donghae.

"Kenapa tiba-tiba?" tanya Hyukjae yang masih mengelus-elus selangkangan Donghae, iseng.

"Aku ingin mengucapkan kata-kata romantis untuk pesan suara nanti, tapi aku tidak bisa melakukannya jika tidak melihat wajahmu."

"Meski melihat wajahku, kau tetap tidak bisa berkata-kata romantis dengan benar."

"Setidaknya, harus di coba."

Donghae yang keras kepala memang selalu menarik dan menggemaskan. Hyukjae tersenyum sambil melepas kemejanya, lalu duduk dipangkuan Donghae dengan seduktif. "Kalau begitu, ayo kita lakukan."

Bibir mereka kembali berpagutan dengan liar, gerakan mereka terburu-buru, saling meraba dan melepaskan pakaian masing-masing hingga akhirnya mereka berdua telanjang di ruang televisi yang kosong itu.

"Aku sedang tidak ingin sesuatu yang lembut," kata Hyukjae setelah memutus pagutan mereka dan menatap lurus mata Donghae.

"Kau ingin aku kasar?" tanya Donghae cukup kaget.

"Itu lebih baik!"

Baiklah ... Hyukjae yang meminta dikasari memang selalu lebih menantang dan sexy. Donghae menyeringai, lalu menyeret Hyukjae ke kamarnya dan kembali menciumi seluruh wajah dan tubuhnya sebelum masuk ke acara inti.

"Aku akan masuk dengan perlahan dan menyiksamu dengan sentuhanku, sayang," kata Donghae sambil memainkan botol lube di depan wajah Hyukjae. "Aku hanya akan menggunakannya sedikit agar lubangmu bisa merasakan betapa kasarnya kulit penisku."

"Do it, sweetheart."

Setelah menelanjangi satu sama lain, Donghae menuangkan cairan lube ke penisnya. Benar-benar hanya sedikit. Kemudian Donghae membuka lebar kaki Hyukjae dan sempat menggoda kerutan lubang Hyukjae sebelum benar-benar menusuknya dengan penis. Baru masuk setengah, Hyukjae sudah melenguh dan mendesah keras. Donghae mendorong penisnya lebih dalam lagi dengan perlahan, sementara bibirnya mencumbu leher dan tulang selangka Hyukjae.

"Ahh ... Donghae!" pekik Hyukjae saat titik terdalamnya ditabrak ujung penis Donghae.

"Menikmatinya, huh?" tanya Donghae sambil mengecupi bibir tebal Hyukjae.

"Kau ... angh ... tekan di sana lagi!"

"Di sini?" tanya Donghae seraya menabrak titik terdalam Hyukjae dan menggerakkan pinggulnya dengan perlahan. "Kau mau aku menekan bagian ini? Seberapa keras?"

"Sekeras mungkin!" seru Hyukjae frustrasi. Tangannya menacari rambut Donghae dan langsung menariknya dengan kasar.

"Enak, hm?"

"Ngh ... kau ... kau banyak bicara!"

Pinggul Donghae mulai bergerak dengan cepat, sesekali ia menampar bokong Hyukjae demi mendengar suara pekikan manja yang jarang sekali terdengar. Selain bergerak kasar dan cepat, posisi mereka juga selalu berubah-ubah. Sesuai keinginan Hyukjae. Kamar yang tadinya tertata rapi, seketika menjadi berantakan. Mereka benar-benar melakukannya di setiap sudut. Mengotori semuanya. Lihat saja nanti, Kyuhyun pasti akan mengomel panjang lebar soal bau-bau aneh yang mereka tinggalkan di ruangan itu.

"Bisa istirahat sebentar?" tanya Hyukjae setelah mencapai klimak ketiganya, bahkan sperma yang mengalir dari ujung penisnya kini sudah berubah bening. "Pinggulku rasanya mau patah."

Donghae mengangguk setuju, lalu mengecupi puncak kepala Hyukjae yang ada dipelukannya. "Aku ingin kau mendengarkan sesuatu," katanya pelan.

"Apa?" Hyukjae berbalik agar bisa menatap wajah tampan Donghae. Wajah tampan dengan mata sendu yang terlihat kelelahan karena aktivitas mereka. Sepertinya, Hyukjae lebih menyukai penampilan Donghae setelah bercinta. Selain suaranya menjadi berat, rambutnya yang berantakan membuatnya terlihat sangat sexy.

"Ini," kata Donghae sambil menunjukkan ponselnya.

"iPhone-mu?" Alis Hyukjae bertaut, ia tidak mengerti kenapa Donghae menunjukkan iPhone-nya. Jangan bilang, layarnya pecah lagi! Bisa gawat kalau sampai rusak lagi.

"Bukan!" Donghae menggeleng saat Hyukjae menatapnya curiga. "Aku ingin kau mendengarkan sesuatu di sini," katanya sambil menekan menu record dan bicara dalam keadaan terekam.

Ah, dia ingin mengatakan sesuatu sambil direkam rupanya.

"Hyukjae, saat aku melihatmu pertama kali, aku masih duduk di bangku kelas dua sekolah menengah pertama." Donghae mulai merekam suaranya sambil menatap wajah Hyukjae. "Sejak saat itu, aku selalu berpikir ingin melakukan duet denganmu, dan aku ingin berada di Super Junior bersamamu. Dari pada bilang 'aku menyukaimu', kurasa bilang 'aku mencintaimu' lebih tepat untukmu. Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku benar-benar mencintaimu.

Ponsel Donghae berhenti merekam ketika tombol stop ditekan, lalu ia meletakkan iPhone-nya di samping kepala dan kembali memeluk Hyukjae. Menyembunyikan wajahnya diperpotongan leher Hyukjae.

"Yang tadi itu apa?" tanya Hyukjae yang tidak bisa menahan senyumnya.

"Rekaman yang baru saja kita rekam itu akan aku kirimkan pada editor dan produser yang menangani album kita," jawab Donghae malu-malu.

"Untuk apa?" tanya Hyukjae heran.

"Pesan suara untukmu yang akan didengar oleh orang dari seluruh dunia. Kini semua orang akan tahu, aku benar-benar mencintaimu."

"Kau ..."

"Itu pernyataan cintaku di depan publik untuk pertama kalinya," sela Donghae sebelum Hyukjae sempat berkata-kata.

Itu tidak begitu romantis, tapi Hyukjae cukup tersentuh dengan kata-kata sederhana Donghae. Dia bahkan membiarkan semua orang tahu, bahwa dia hanya mencintai Hyukjae seorang.

"Kau membuatku tersentuh," kata Hyukjae sambil mengelus kepala Donghae.

"Itu memang tujuanku," sahut Donghae.

"Katakan sekali lagi."

"Aku mencintaimu, Lee Hyukjae. Sangat mencintaimu hingga rasanya sulit untuk bernapas jika kau tidak berada dalam jarak pandangku. Aku terlalu mencintaimu hingga sulit rasanya untuk melepaskanmu pergi walau hanya sedetik."

Hati Hyukjae berdebar. Demi Tuhan, yang tadi itu sangat romantis. Sepertinya, ini pertama kalinya Hyukjae mendengar Donghae berkata-kata dengan kalimat semanis itu. "Aku juga sangat mencintaimu," balasnya tulus. "Tapi omong-omong ..."

"Apa?"

"Suaramu, apa tidak akan mencurigakan?"

"Memangnya kenapa?" tanya Donghae bingung.

"Suara khas orang bangun tidur," jawab Hyukjae. "Ah, tidak, tidak! Lebih terdengar seperti orang yang baru selesai bercinta."

"Benarkah? Bagaimana ini? Aku sudah mengirimkan rekamannya pada editor!"

"Dasar bodoh!"

How long will I love you? As long as stars are above you and longer, if I can...

How long will I want you? As long as you want me to and longer by far...

How long will I be with you? As long as the sea is bound to wash upon the sand...



END





.


.




EPILOG


.


.




"Oh, kau datang," kata Ryeowook saat melihat Kyuhyun datang. "Kenapa bawa ransel?"

"Aku di usir oleh Donghae hyung!"

Ryeowook mengangguk paham, ia tahu betul bagaimana perasaan Kyuhyun saat ini. Mengapa? Karena Ryeowook juga pernah mengalaminya. Tanpa mengalihkan pandangannya dari meja makan yang sedang ia tata, Ryeowook terus bicara pada Kyuhyun yang sedang melepaskan sepatunya.

"Jadi, kau mau menginap di sini?" tanyanya lagi.

"Hm. Aku akan tidur di kamar Donghae hyung."

Sebenarnya, Ryeowook tidak keberatan jika Kyuhyun mau menginap. Tapi, tidak dengan hari ini. Bagaimana mengatakannya? Ada sesuatu yang akan Ryeowook lakukan bersama Yesung hari ini.

"Kenapa tidak pulang ke rumah orang tuamu?" tanya Ryeowook hati-hati.

"Ayah dan ibu sedang ada di rumah baru Ahra noona. Jadi rumahku kosong, percuma datang ke sana," jawab Kyuhyun sambil melemparkan ranselnya ke sembarang tempat, kemudian ia merebahkan dirinya di sofa ruang tengah.

"Oh. Hm ... Kyu."

"Apa lagi?" tanya Kyuhyun malas.

"Begini ... hmm, sebenarnya ..."

"Apa? Jangan bilang kau mau mengusirku juga!"

"I-itu ... bukan begitu, Kyu. Kau boleh ada di sini, asalkan kau tidak keberatan dengan kedatangan Jongwoon hyung."

"Kau ..." Kyuhyun benar-benar kehilangan kata-katanya.

"Pasang saja earphone dan dengarkan lagu dengan volume yang kencang. Hm?"

"Dasar sialan!"


.

.

END

Continue Reading

You'll Also Like

37.2K 2.8K 38
MarkHyuck ๐Ÿ’š 2Chan Unicode + Zawgyi " แ€žแ€ญแ€•แ€บแ€แ€ปแ€…แ€บแ€œแ€ฝแ€”แ€บแ€ธแ€œแ€ญแ€ฏแ€ท แ€œแ€พแ€ฑแ€ฌแ€„แ€บแ€•แ€ญแ€แ€บแ€‘แ€ฌแ€ธแ€แ€ปแ€„แ€บแ€แ€ฌแ€แ€ฑแ€ฌแ€„แ€บ แ€žแ€ฐแ€›แ€ฏแ€”แ€บแ€ธแ€‘แ€ฝแ€€แ€บแ€›แ€„แ€บ แ€”แ€ฌแ€€แ€ปแ€„แ€บแ€™แ€พแ€ฌแ€…แ€ญแ€ฏแ€ธแ€œแ€ญแ€ฏแ€ท แ€œแ€ฝแ€พแ€แ€บแ€•แ€ฑแ€ธแ€™แ€ญแ€™แ€šแ€บ แ€‘แ€„แ€บแ€แ€šแ€บ " ...
8.9K 139 31
๐Ÿ›ธใ€€ ใ€€๐ŸŒŽใ€€ยฐใ€€๐ŸŒ“ใ€€โ€ขใ€€.ยฐโ€ขใ€€ใ€€๐Ÿš€ โœฏ ใ€€โ˜…ใ€€*ใ€€ใ€€ใ€€ยฐใ€€ใ€€ใ€€๐Ÿ›ฐ ใ€€ยฐยทใ€€ ๐Ÿช .ใ€€ใ€€ใ€€โ€ขใ€€ยฐ โ˜…ใ€€โ€ข โ˜„ โ–โ–‚โ–ƒโ–„โ–…โ–†โ–‡โ–†โ–…โ–„โ–ƒโ–ƒโ–‚โ–ƒโ–ƒโ–„โ–‡ ๐‡๐ข ๐ญ๐ก๐ข๐ฌ ๐ข๐ฌ ๐š ๐›๐ซ๐š๐ฐ๐ฅ ๐ฌ๐ญ๐š๐ซ๐ฌ ๐ฑ ๐ซ๐ž๐š๐๐ž๐ซ ๐ก๐ž๐š๐๐œ...
1.2M 52K 98
Maddison Sloan starts her residency at Seattle Grace Hospital and runs into old faces and new friends. "Ugh, men are idiots." OC x OC
1.1M 61.4K 38
It's the 2nd season of " My Heaven's Flower " The most thrilling love triangle story in which Mohammad Abdullah ( Jeon Junghoon's ) daughter Mishel...