Just You

By finelyacl

34.4K 3.3K 273

"You ask me, what do i want? That is you. Only you. Why is it so hard to have you!?" - bxb - harsh word More

☁ prologue ☁
☁ one ☁
☁️ two ☁️
☁️ three ☁️
☁️ four ☁️
☁️ five ☁️
☁️ six ☁️
☁️ seven ☁️
☁️ eight ☁️
☁️ nine ☁️
☁️ ten ☁️
☁️ twelve ☁️
☁️ thirteen ☁️
☁️ fourteen ☁️
☁️ fifteen ☁️
☁️ epilogue ☁️

☁️ eleven ☁️

1.3K 169 15
By finelyacl

Seungkwan udah lari sejauh mungkin dari kafe. Tidak peduli dia lari kemana, yang penting pergi jauh dari kafe tersebut. Kedua tungkainya membawanya ke sebuah taman yang jauh dari kafe.

"Kwan!!" Teriak seseorang.

"Sinbi?" Ia menoleh ke belakang. Ternyata Sinbi mengejarnya setelah keluar dari kafe.

"Lu kenapa sih?! Main lari segala?!"

"Bi... g-gue... s-sakit..." Jawab Seungkwan dalam isakannya.

"Sakit? Apanya yang sakit?" Tanya Sinbi khawatir sambil memeriksa seluruh badan Seungkwan. Takutnya, tadi pas dia lari malah kesandung.

"Hati gue, Bi. Hati gue yang sakit." Balas Seungkwan masih dalam isakannya. Sinbi jadi gak tega buat nanya-nanya lagi. Sinbi mutusin buat duduk di sebelah Seungkwan dan menepuk punggung Seungkwan dengan pelan. Mencoba untuk meredakan tangisan Seungkwan.

"Udah, Kwan. Mungkin ini bukan rencana tuhan buat lu. Masih banyak cewe diluar sana yang mau sama lu kok."

"Termasuk gue, Kwan." - heb

Kemudian Seungkwan meluk Sinbi. Sinbi gak peduli bajunya basah karena air mata Seungkwan yang nempel di bajunya. Yang penting, sahabat embulnya itu bisa ngeluarin unek-uneknya. Seungkwan semakin menenggalamkan kepalnya di ceruk leher Sinbi. Sinbi ikut merasakan kesedihan Seungkwan.

"Woi!!" Teriak seseorang. Sinbi mecari orang yang berteriak ke segala arah.

"Disini kak!"

Iya, yang teriak tadi itu Mingyu yang baru datang bareng Seokmin sama Yuvin. Gimana mereka tau? Pas Sinbi ngikutin Seungkwan, Sinbi di telpon sama Mingyu. Ya, intinya begitulah.

"Kwan, suer. Gue gak tau kalo Vernon ngadain tunangannya disana. Gue aja bahkan gak tau kalo Vernon ngadain tunangan malam ini." Jelas Mingyu. Ya, dia merasa bersalah. Karena udah bikin anak orang sakit hati.

"Tunggu, kalo kita gak ada yang tau. Berarti Vernon ngadain tunangan ini secara diam-diam dong?" Cerocos Seokmin di belakang Mingyu. Dan otomatis tatapan mereka semua ke Seokmin. Bahkan Seungkwan yang masih berlinang air mata juga natap Seokmin.

"Kuda, kok lu ngeselin sih? Anak orang lagi nangis, lu malah nyerocos gak jelas." Kata Mingyu dengan nada sedikit marah.

"Lah, tapi gue ben--" Kata-kata Seokmin terputus saat Yuvin memegang pundaknya. Ia menatap Seokmin. Bisa Seokmin lihat bahwa Yuvin memintanya minta maaf, karena sudah merusak suasana. Takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan mereka.

"Baiklah, maafin gua karena udah ngerusak suasana."

Keadaan kembali hening. Yang terdengar hanya isakan tangis Seungkwan dan tepukan pelan dari Sinbi dipunggung Seungkwan untuk meredakan tangisannya.








☁️☁️☁️










Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Acara makan untuk merayakan ulang tahun Mingyu, akhirnya batal karena acara 'tunangan' Vernon.

"Serius, lu gapapa?" Tanya Yuvin sebelum pergi meninggalkan rumah Seungkwan pada Sinbi di depan pintu rumah Seungkwan. Sedangkan Sinbi hanya mengangguk mantap.

"Udah biasa gue mah."

"Bukan itu, lu serius gapapa kalo nginap di rumahnya Seungkwan?" Tanya Yuvin lagi.

"Lu kira gue sahabatan sama Seungkwan itu baru berapa hari? Pfftt! Plis deh, dulu sebelum lu datang ke sekolah kita aja, gue sempet dikira pacaran sama Seungkwan. Itu menandakan kita udah deket banget kan? Bahkan orang tua gue aja tau kalo gue sahabatan sama Seungkwan. Jadi, intinya selama gue izinnya ke rumah Seungkwan, mau gue pulang atau gak, gak bakalan dicariin. Asal gue jujur dan sama Seungkwan." Jelas Sinbi panjang lebar. Sedangkan Yuvin hanya ber-'oh'-ria saja.

"Udah pacarannya mba di depan pintu? Disini juga ada orang mau lewat, mbak." Sahut Mingyu tepat dibelakang Sinbi. Sinbi cuma bisa nyengir sebagai balasan dari sahutan Mingyu.

"SEUNGKWAN!!!" Teriak seseorang. Dan ternyata adalah Vernon. Vernon yang masih berbalut pakaian jas berwarna putih, langsung nerobos masuk ke rumah Seungkwan. Tapi, langkahnya di cegah sama Mingyu dan Seokmin.

"Wow... wow... wow... santai bro." Ucap Seokmin sambil menatap Vernon seperti meremehkan kehadirannya.

"Lu ngapain disini?" Tanya Mingyu langsung to the point.

"Ya, emang gue kesini mau ngapain? Memang ini rumahnya siapa? Seungkwan kan? Ya, pastinya ketemu Seungkwan lah." Ucap Vernon. Namun ketika Vernon mencoba untuk melepaskan diri dari halangan Mingyu, Mingyu malah genggam lengan Vernon.

"Selagi gue masih ngomong baik-baik, mending jangan ketemu Seungkwan dulu." Perintah Mingyu. Namun, Vernon langsung menarik lengannya dengan kasar.

"Gak ada hubungannya sama kakak. Ini masalahku dan masalahnya." Bentak Vernon. Kini Vernon membalikkan tubuhnya, berencana untuk mendatangi Seungkwan. Tapi, lagi-lagi Mingyu menarik lengannya.

"Gue bilang, mending lu jangan ketemu Seungkwan dulu. Lu denger gak sih?!" Bentak Mingyu balik.

"Udah, dong. Ini rumah orang. Gak enak sama Seungkwan juga tetangga." Sanggah Seokmin. Takut mereka kelepasan. Tapi, bukan Mingyu namanya kalo udah marah, gak bakal ilang keinginannya buat nonjok muka orang.

"Gue gak bisa, Seok. Anak ini butuh pelajaran." Balas Mingyu. Kini genggamannya yang berada di lengan Vernon, beralih ke kerah bajunya. Dan menarik Vernon sedekat mungkin dengan wajahnya.

"Sekali lagi gue kasih tau, selagi gue ngomong baik-baik. Gue saranin, jangan ketemu Seungkwan dulu." Kata Mingyu sekali lagi dengan nada sedikit melembut. Berharap Vernon mengerti.

Namun, Vernon menghempaskan genggaman tangan Mingyu dari kerahnya. Mingyu merasa diperlakukan seperti itu, tidak segan-segan untuk meninju wajah Vernon. Dan,tentu saja. Perkelahian terjadi saat itu juga.

"Hei!! Kalian berdua!! Berhentilah!!" Teriak Seokmin, mencoba untuk melerai Mingyu dan Vernon.

"MINGGIR, SEOK! KESABARAN GUE UDAH HABIS GARA-GARA BOCAH BRENGSEK SATU INI!" Teriak Mingyu.

"Yak! Kalian! Berhentilah! Teriak Sinbi sambil menghampiri Seokmin untuk melerai Mingyu dan Vernon. Tapi na'as...

PLAAKK!!

Karena suara tamparan itu, perkelahian antara Vernon dan Mingyu sontak berhenti. Ternyata, tanpa sengaja, Vernon menampar Sinbi hingga ia jatuh tersungkur. Dan betapa sialnya Vernon saat itu. Karena...

"CHOI HANSOL!! LAKI-LAKI MACAM APA KAU?! MENAMPAR PEREMPUAN?!"

"S-seungkwan?"

Semua tatapan menuju tangga. Benar saja, Seungkwan sudah berdiri disana. Mingyu yang awalnya mencengkram kerah baju Vernon, perlahan-lahan melepaskannya.

"K-kwan, g-gue bisa jelasin..."

"Mending lu pergi aja dari rumah gue." Usir Seungkwan tanpa memerdulikan kehadiran Vernon disana, Seungkwan tetap menghampiri Sinbi.

"Kwan..."

"Bi, ayo berdiri." Seungkwan membantu Sinbi berdiri dan membawanya ke kamarnya. Namun, saat Vernon mau mengejar Seungkwan, lagi-lagi dia di cegah oleh Mingyu dan Seokmin.

"Mending lu jangan nampakin diri lagi di depan Seungkwan." Perintah Mingyu. Kali ini Vernon menurutinya, namun dengan langkah kesal ia keluar dari rumah. Saat ia sudah diluar, ia menatap sinis pada Yuvin.

"Selamat ya. Udah ngambil sahabat gue." Ucapnya dan segera ia pergi dari rumah Seungkwan.

Yuvin hanya menatap kepergian Vernon dengan tatapan bingung. Mengambil sahabatnya? Bahkan Yuvin tidak mengerti masalah mereka berdua. Dia hanyalah orang baru yang tak sengaja masuk dan terlibat dalam masalah ini. Melihat hal itu, Seokmin menghampiri Yuvin yang masih berdiri disana.

"Biarin aja. Dia mah suka gitu." Hibur Seokmin.

Sedangkan Mingyu menghampiri Seungkwan sama Sinbi di kamar Seungkwan.

"Kwan, maaf kalo gu--"
 
 "Makasih, ya." Potong Seungkwan. Mingyu menatap Seungkwan dengan heran.

"Makasih? Buat apa?"

"Karena sudah melampiaskannya buat gue." Jelas Seungkwan. Sedangkan Mingyu hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ahaha... iya deh." Balas Mingyu dengan tawa garing.

Kemudian keheningan melanda mereka bertiga sampai Mingyu pamit untuk pulang.

"Kwan." Panggil Sinbi. Seungkwan yang duduk di kursi sambil bermain dengan ponselnya, langsung menatap Sinbi.

"Lu-- gak jadi deh."

"Paansi nyai. Kalo mau ngomong, ngomong aja kali."

"Serius. Gue gak jadi ngomong." Balas Sinbi dengan nada gak nyantai.

"Yeu, santai dong mbak. Gak usah ngegas."

Bugh!

Sebuah bantal mengenai tubuh Seungkwan. Tentu Sinbi pelakunya.

"Elu yang ngegas nyet."

Bugh!

Seungkwan melempar balik ke arah Sinbi.

"Ya, kagak usah ngelempar bantal juga."

Bugh!

Sinbi yang merasa tidak terima, lagi-lagi melempar bantal ke arah Seungkwan.

"Ya, lu jangan ngelempar ke gua lagi dong."

Bugh!

Bugh!

Dan berakhirlah malam itu dengan Seungkwan dan Sinbi yang perang bantal sampe dimarahin ibunya Seungkwan.










☁️☁️☁️










Senin kembali tiba. Seungkwan terlihat sedikit ragu untuk masuk sekolah. Dia masih kepikiran masalah di malam minggu kemaren.

"Kwan." Panggil Nyonya Boo. Seungkwan yang awalnya bengong, langsung buyar gitu aja.

"Tumben Vernon gak kesini? Mama kangen loh." Tanya Nyonya Boo. Seungkwan hanya bisa tersenyum kecut.

"Kemaren dia ada datang. Cuma mama lagi arisan. Yakali Vernon datang kesini,  kupanggil." Jelas Seungkwan dengan nada malas.

"Oh gitu. Nanti mama titip salam ya sama dia." Ucap nyonya Boo sambil merapihkan piring-piring yang ada di lemari.

"Ma, Kwan pergi dulu ya..." pamit seungkwan

"Iya tiati dijalan. Jangan lupa salam nya mama ya, Kwan"

Pas banget Seungkwan baru keluar dari rumahnya, Yuvin yang kebetulan lewat rumah Seungkwan, langsung dadah dadah kayak anak tk mau berangkat sekolah ketemu temen di jalan.

Bisa anda bayangkan bagaimana gemesnya seorang Yuvin melakukannya.

"Bocah ngapa ya?" Gumam Seungkwan dan menatap datar ke arah Yuvin.

"Ayo, Kwan. Berangkat sama-sama." Ajak Yuvin. Seungkwan yang diajak, hanya memutar matanya malas. Namun mau saja ikut dengan Yuvin ke halte bus.

"Gak bawa motor?" Tanya Seungkwan.

"Gak. Males aja bawa motor ke sekolah. Gak bawa motor aja udah di teriakin. Apalagi bawa motor." Balas Yuvin. Sedangkan Seungkwan hanya mengangguk-angguk.

Keheningan melanda mereka berdua hingga bus sampai di halte dekat sekolah mereka. Padahal baru aja turun dari bus, udah di teriakin sama fans nya Yuvin.

"Lu, udah gapapa?" Tanya Yuvin. Dan Seungkwan hanya memasang wajah datar.

"Iya. Gue gapapa kok." Jawab Seungkwan.

"Yakin? Ntar malah kabur kalo ketemu si Vernon." Ucap Yuvin. Dan berhasil membuat Seungkwan tertawa.

"Gak akan njir." Jawab Seungkwan spontan.

"Yauda gue duluan ya Kwan." pamit Yuvin sambil berlari menghindari para fans nya. Seungkwan hanya menatap kepergian Yuvin.

Setelah itu Seungkwan langsung menuju ke kelas nya dan entah itu keberuntungan atau malah kemalangan dia malah bertemu dengan Vernon di depan koridor kelasnya.

"Kwan!" Teriak Vernon. Namun Seungkwan berpura-pura tidak dengar dan tetap memasuki kelasnya.

"Kwan! Gue mau ngomong sama lu. Ayo ikut gue." Teriak Vernon lagi. Tapi sekarang di depan kelas Seungkwan.

Karena Vernon udah dikenal sebagai sahabatnya oleh teman sekelasnya dan gak mau bikin kelasnya ribut, jadi Seungkwan nurut aja.

Kini, mereka berdua berada di atap sekolah. Dan sudah beberapa menit sejak mereka datang, gak ada yang mau mulai obrolan.

"Kalo gak jadi, gue balik ke kelas nih." Ucap Seungkwan. Baru saja Seungkwan membalikkan badannya, Vernon sudah mencegahnya duluan dengan menggenggam lengan Seungkwan.

"Kwan. G-gue..."

"Apa? Mau ngundang gue ke nikahan lu sama Somi? Iya. Ntar gue dateng kok sama Sinbi. Btw, selamat ya atas tunangannya."

"B-bukan gitu, Kwan. G-gue..."

"Kalo masih ragu buat ngomong, nanti aja. Karena gue pelajarannya Bu Park sekarang." Jelas Seungkwan. Kemudian dia meninggalkan Vernon sendirian di atap.

"BANGSAT LU, CHOI HANSOL!!!!" Teriak Vernon.

"Ya, memang lu bangsat." Sahut seseorang. Vernon yang awalnya membelakangi orang itu, langsung menoleh ke orang itu.

"Sinbi?"

"Oke, mungkin Seungkwan sama lu bakalan gak seneng denger ini. Tapi, gue udah ngira bakalan gini jadinya." Ucap Sinbi. Kemudian ia perlahan-lahan mendekati Vernon.

"Seungkwan, sebenernya...








































...suka sama lu."








☁️tbc☁️

Fast end or slow end?

Hmmmzzz.....

Continue Reading

You'll Also Like

797K 82.2K 56
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
1.6M 181K 60
Age gap? Siapa peduli? JeongCheol-Chan SeokSoo Meanie JunHao SoonHoon VerKwan Warn! MxB Mpreg NC 17. Harap sadar diri. One Couple & 200 words per C...
30.3K 5.7K 10
maaf mas, saya cowo. [side story of fujoshi]
29.8K 4.3K 17
[COMPLETE] Lee Jihoon Si Zombie itu terlalu polos dan tidak peka. Tidak tau apa-apa dan hanya mengikuti perkataan orang yang pertama kali ia temui, K...