Bae x Lee

By peachylight10

29K 2.9K 555

JINHWI SHORT STORY ONE SHOOT BxB Sider hargai aing pls :) More

Paper Heart
Paper Heart (2)
Chatroom
HAPPY JINYOUNG DAY
μ†Œλ‚˜κΈ°
Chatroom 2
HAPPY 1K+ READERSπŸŽ‰
Chatroom 3
Chatroom 4
Paper Heart (3)
Chatroom 5
You And The Sandglass
Paper Heart (4)
CHATROOM CEK
KEPUTUSAN
Chatroom 6
Paper Heart (5)
PERHATIAN
Sayap Pelindung (λ‹€μ‹œλ§Œλ‚˜)
Say Hello To You

Jin x Hwi

5.2K 303 63
By peachylight10

Happy reading!

Daehwi mempercepat langkahnya. Rintik-rintik hujan mulai turun membasahi bumi. Daehwi harus bergegas sebelum volume air yang jatuh dari langit ini meningkat. Di dekapnya erat bungkusan plastik yang berisi obat penurun panas tersebut. Lantas berlari menuju rumahnya.

Daehwi berhasil sampai di rumah tepat beberapa detik sebelum hujan deras mengguyur. Dirinya segera menuju dapur untuk mengambil segelas air dan sepiring bubur untuk Hyung-nya yang sedang sakit.

"Hyung.." panggilnya.

"Eoh." yang lebih tua hanya menengok sebentar lantas memejamkan matanya kembali. Efek demam yang menyebabkan kepalanya terasa sakit.

"Makanlah. Setelah itu minum obatnya." Daehwi duduk di pinggir ranjang tempat Hyung-nya terbaring lemah.

"Aniya.." Jinyoung menggeleng pelan. Suaranya terdengar sangat lemah. Daehwi jadi miris melihat kondisi Hyung-nya itu.

"Kau harus makan, Hyung. Sesuap pun tak apa. Yang penting kau bisa meminum obatmu setelah itu." Daehwi mengusap surai coklat Jinyoung dengan lembut.

Lagi Jinyong hanya menggeleng lemah. Daehwi menghela nafas. Jujur saja ia sangat khawatir dengan kondisi Jinyoung sekarang. Jinyoung jarang sekali sakit. Namja berwajah kecil itu juga memiliki pola hidup yang sehat sehingga tidak mudah terserang penyakit. Namun yang didapati Daehwi kemarin sore adalah tubuh Jinyoung yang tergeletak tak berdaya didepan pintu kamarnya.

Daehwi meringis mengingatnya. Walaupun Jinyoung hanya demam biasa, suhu tubuhnya lambat sekali turun. Bahkan mungkin tidak turun sama sekali. Daehwi tidak terbiasa dengan Jinyoung yang seperti ini. Daehwi rasanya ingin menangis.

"Hyung bagaimana jika aku suapi? Bubur ini hampir dingin. Diluar juga sedang hujan. Kau harus mengisi perutmu agar kau tidak masuk angin." Daehwi mencoba membujuk Jinyoung lagi.

Jinyoung membuka matanya perlahan. Berusaha bangun dari tidurnya lantas bersandar pada dinding ranjang.

Daehwi tersenyum, merasa berhasil membujuk Jinyoung. Lantas menyuapkan sesendok bubur ke mulut kecil Jinyoung. Satu demi satu suapan hingga bubur tersebut nyaris tak bersisa. Daehwi tersenyum puas.

"Jja. Sekarang minum obatmu."

Jinyoung hanya bisa pasrah. Ia tidak memiliki kekuatan untuk menolak tablet pahit yang disodorkan Daehwi kepadanya.

Setelah meminum obatnya, Daehwi membantu Jinyoung berbaring kembali. Daehwi hendak membawa nampan berisi mangkuk dan gelas yang sudah kosong ke dapur saat Jinyoung menahan pergelangan tangannya.

"Jangan pergi." suara lemah Jinyoung membuat Daehwi iba.

"Hyung aku hanya akan membereskan ini sebentar lalu kembali lagi." Daehwi tersenyum lembut lantas berlalu menuju dapur.

Tak berselang lama Daehwi kembali ke kamar Jinyoung dengan sebaskom air dan handuk kecil ditangannya. Daehwi bergerak mendekat kearah Jinyoung. Tangannya dengan cekatan mengganti kompres Jinyoung agar demamnya cepat turun.

Daehwi menatap Jinyoung dengan perasaan campur aduk. Aneh. Tidak biasanya ia seperti ini. Seperti ada ribuan kupu-kupu yang hinggap di perutnya.

Daehwi masih memandangi wajah Jinyoung yang tengah tertidur. Nampak jelas hyungnya itu tidur dengan tidak nyaman. Daehwi segera menaikkan selimut Jinyoung hingga sebatas dada. Ia tidak ingin Jinyoung kedinginan.

Entah mendapat keberanian dari mana tangan lentiknya bergerak mengelus pipi Jinyoung dengan lembut. Merapikan surai hitam Jinyoung yang tidak tertata rapi. Pandangannya menyendu.

"Jangan sakit lagi, hyung. Aku khawatir." ucap Daehwi dengan suara bergetar.

Daehwi kaget saat mendapati Jinyoung membuka mata dan memegang tangannya yang masih berada di pipi Jinyoung. Jinyoung tersenyum lemah. Membuat Daehwi sedikit meringis.

"Uljima. Aku tak ingin kau bersedih." ujar Jinyoung dengan suara lemahnya.

Daehwi tersenyum lantas mengangguk. Ia tidak ingin Jinyoung jadi khawatir karenanya.

Jinyoung menarik Daehwi kedalam pelukannya lantas mendekap Daehwi erat. Daehwi tampak terkejut dengan perlakuan tiba-tiba dari Hyungnya itu.

"Hyung.."

Jinyoung semakin mengeratkan pelukannya. Daehwi jadi semakin bingung dengan keadaan ini.

"Hyung apa yang kau lakukan? Aku sulit bergerak." protes Daehwi.

"Biarkan seperti ini dulu, Hwi-ah."

Keduanya terdiam. Hening beberapa saat. Tak berapa lama Jinyoung melonggarkan pelukannya. Menatap Daehwi dalam. Daehwi yang merasa ditatap begitu dalam oleh Hyungnya itu segera menunduk.

"Hey, kenapa menunduk?" tanya Jinyoung. Ada perasaan aneh yang menjalar ditubuh Daehwi saat mendengar suara serak Jinyoung.

Daehwi diam tak bersuara, berusaha menyembunyikan pipinya yang entah mengapa bisa memerah. Jinyoung mengangkat dagu Daehwi, membuat yang lebih muda menatapnya.

Demi apapun, Jinyoung begitu terkesima sekarang. Berada dijarak yang sedekat ini dengan Daehwi membuatnya sadar betapa cantik dan sempurna wajah adiknya itu.

Entah setan mana yang merasukinya, Jinyoung mendekatkan wajahnya ke bibir Daehwi lantas mencium bibir itu lama. Awalnya hanya menempel. Namun bibir Daehwi seolah menjadi candu baginya. Dilumatnya bibir Daehwi pelan.

Daehwi diam mematung. Tubuhnya tidak mampu bergerak bahkan hanya untuk melepaskan diri dari Jinyoung yang tak bertenaga. Ciuman Jinyoung begitu lembut tanpa menuntut. Membuat Daehwi ingin menikmatinya. Perlahan dibalasnya ciuman Jinyoung. Keduanya saling melumat untuk waktu yang cukup lama.

Ciuman Jinyoung lantas turun ke leher putih Daehwi. Sementara Daehwi yang baru pertama kali diperlakukan seperti itu tanpa sengaja mendesah pelan.

"Hyuu-nghh.." lenguhnya saat ciuman Jinyoung merambt ke telinganya.

Ini salah.

Tiba-tiba Daehwi mendorong tubuh Jinyoung menjauh. Sebuah kesadaran menghampirinya. Daehwi segera bangkit dan meninggalkan Jinyoung begitu saja.

Bisa Jinyoung lihat mata Daehwi berkaca-kaca. Ia yakin Daehwi pasti terkejut sekarang. Ia juga sadar dirinya telah lancang mencium Daehwi. Sejenak ia merutuki kesalahannya. Bagaimana jika Daehwi merasa jijik padanya?'

***

Sementara Daehwi berdiri diluar kamar. Tangannya bergerak menyentuh bibirnya yang dicium Jinyoung. Jujur ia tak menyangka hal ini bisa terjadi. Apalagi tadi itu adalah ciuman pertamanya. Seharusnya ciuman itu milik cinta pertamanya. Tapi Hyungnya sendiri dengan mudahnya merebut hal itu.

Daehwi segera menuju kamarnya. Menenggelamkan diri dibalik selimut. Pikirannya berkecamuk saat ini. Daehwi masih tidak habis pikir. Bagaimana bisa Jinyoung melakukan ini padanya?

Ini salah. Jinyoung tidak seharusnya melakukan itu padanya. Jinyoung tidak seharusnya menciumnya. Apalagi dengan intens seperti tadi. Daehwi benar-benar tidak tahu apa yang ia rasakan sekarang.

Ia kembali teringat bagaimana Jinyoung menempelkan bibirnya yang kering ke bibir Daehwi. Rasanya sepertu tersengat listrik. Bodohnya Daehwi justru menikmati sensasi tersebut. Mengingat dirinya yang membalas lumatan Jinyoung membuatnya malu sendiri. Wajah Daehwi merona seketika.

"Haisshhh. Apa ini? Bagaimana bisa aku menginginkannya lagi? Pabbo kau Daehwi!" Daehwi memukul-mukul kepalanya saat sebersit keinginan merasakan bibir Jinyoung lagi muncul dipikirannya.

"Apa yang ku pikirkan? Dia Hyungku. Kakakku. Ini salah."

***

Pagi harinya Jinyoung sudah bisa bangun dengan benar. Demamnya sudah turun. Kepalanya juga tidak terasa berat lagi. Ia segera menuju kamar mandi dan membersihkan diri.
Setelahnya Jinyoung berjalan menuju dapur sekaligus melihat Daehwi. Jinyoung mendapati Daehwi yang tengah menata makanan dimeja makan. Pandangan keduanya bertemu beberapa saat. Namun yang lebih muda memutus lebih dulu. Jinyoung menghela nafas.

"Apa dia marah?" pikirnya.

Jinyoung kemudian menghampiri Daehwi. Daehwi yang menyadari hal tersebut segera bergerak menjauh. Namun Jinyoung lebih tanggap. Ditahannya pergelangan tangan Daehwi lantas memeluknya daru belakang. Jinyong meletakkan dagunya di bahu Daehwi.

Daehwi diam tak berontak. Entah kenapa rasanya tubuhnya tidak bisa bergerak sekarang.

"H-hyung.. Aku harus mematikan kompor." bohong Daehwi.

"Kompornya sudah mati dari tadi Hwi." Jinyoung menenggelamkan wajah kecilnya ke ceruk leher Daehwi. Mengecupnya ringan sesekali.

Daehwi terdiam. Kembali perasaan aneh itu datang. Perasaan aneh yang menggelitik. Namun dinikmatinya. Daehwi berusaha menyadarkan dirinya. Menepis egonya yang memintanya untuk diam dan nikmati saja.

"Hyung, jangan seperti ini. Kau membuatku tidak nyaman."

Jinyoung membalikkan tubuh Daehwi menghadapnya. Menatap Daehwi tajam. Mendekatkan wajahnya kearah Daehwi.

"Mengapa kau merasa begitu?" tanya Jinyoung dengan suara deep-nya.

"Kau.." Kata-kata Daehwi menggantung begitu saja. Wajah Jinyoung berada sangat dekat dengan wajahnya.

"Daehwi-ah. Saranghae."

Detik berikutnya yang terjadi adalah Daehwi yang berdiri mematung menahan napas.

"A-aapa maksudmu, Hyung?"

"Aku mencintaimu."

"Jika yang kau maksud adalah menyayangiku, maka aku juga Hyung. Kau kakakku satu-satunya."

"Tidak. Bukan seperti itu."

Daehwi diam. Menunggu Jinyoung melanjutkan.

"Aku sungguh mencintaimu Daehwi. Aku tidak tahu sejak kapan rasa ini ada. Awalnya ku pikir ini wajar karena kau adalah adikku. Tapi kemudian aku sadar. Aku memiliki perasaan yang lebih dari itu. Sebuah perasaan lain yang aku tahu itu tidak benar." Jinyoumg melanjutkan tanpa menjauhkan wajahnya dari Daehwi se-inci pun.

"Kau boleh jadi membenciku setelah ini, Hwi-ah. Tapi sebelum itu aku ingin kau tahu perasaanku yang sebenarnya. Aku tahu ini salah. Aku juga tidak mengerti bagaimana perasaan ini ada. Yang aku tahu aku hanya mampu melihat ke arahmu, Hwi-ah. Ku mohon jangan membenciku." perlahan Jinyoung menjauhkan wajahnya lantas menatap Daehwi sendu.

"Aku tidak mungkin membencimu, Hyung." kata-kata Daehwi membuat Jinyoung terkesima.

"Benarkah? Setelah apa yang ku lakukan semalam?"

Daehwi terdiam. Jinyoung sadar akan perkataannya.

"Aku minta maaf. Aku tidak bisa menahannya. Tapi aku melakukannya dengan tulus." Jinyoung menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Itu ciuman pertamaku, Hyung." pernyataan Daehwi sontak membuat Jinyoung terkejut. Ia tidak menyangka telah merebut ciuman pertama adiknya.

"Maafkan aku." Jinyoung meminta maaf pada Daehwi.

Daehwi hanya tersenyum. "Tidak apa-apa, Hyung. Lagipula aku senang jika itu dirimu."

Untuk kesekian kalinya Jinyoung terpana.

"Benarkah?" tanyanya meyakinkan.

Daehwi mengangguk. "Setikdaknya ciuman pertamaku adalah oleh orang yang benar-benar tidak pernah menyakitiku. Dan aku menyayanginya." tutur Daehwi.

"Kau menyayangiku?"

"Tentu saja. Aku kan adikmu."

Jinyoung menghela nafas berat. Sedikit kecewa dengan jawaban Daehwi.

"Ku pikir kau benar-benar menyayangiku seperti aku kepadamu."

Daehwi terkekeh. "Aku masih perlu waktu untuk menerima semua ini, Hyung."

***

Terhitung sudah tiga bulan sejak kejadian di meja makan waktu itu. Jinyoung dan Daehwi tidak lagi canggung untuk melakukan skinship. Keduanya juga tidak lagi ragu untuk memeluk bahkan mencium satu sama lain. Keduanya semakin intim.

Meskipun Daehwi belum menerima cinta Jinyoung.

Ah, memangnya Jinyoung telah menyatakannya?

Kejadian di meja makan itu buktinya.

.

Hari ini akhir pekan. Daehwi dan Jinyoung memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama seharian. Keduanya tidak kemana-mana. Hanya bermain game di dalam rumah.

Lebih tepatnya Jinyoung yang bermain game dengan Daehwi yang memperhatikannya dari samping.

"Hyung apa kau tidak bosan?" tanya Daehwi yang mulai jenuh memperhatikan Jinyoung.

Jinyoung mengadap Daehwi. Memperhatikan namja manis yang tengah mengerucutkan bibirnya itu.

Cupp

Jinyoung mengecup singkat bibir Daehwi. Merasa gemas terhadap yang lebih muda. Sementara Daehwi yang pipinya memerah memalingkan wajahnya.

"Aigoo, uri Daehwi kiyeoptaaa." goda Jinyoung.

Jimyoung kembali menciumi wajah Daehwi. Kemudian menepuk pahanya menyuruh Daehwi duduk dipangkuannya. Daehwi menurut lantas mengalungkan tangannya dileher Jinyoung.

Cupp

Daehwi mengecup bibir Jinyoung kilat. Kemudian hidungnya, kedua pipinya juga kening Jinyoung. Jinyoung yang mendapat ciuman gratis tentu tidak ingin melewatkannya. Kapan lagi Daehwi se agresif ini.

"Kau kenapa Hwi-ah?" tanya Jinyoung.

"Aku bosan, Hyung. Kau tidak berhenti bermain game sejak tadi. Aku diabaikan." jawab Daehwi sambil mengerucutkan bibirnya. Jinyoung yang gemas pun segera melumat bibir manis Daehwi. Daehwi membalas ciuman Jinyoung. Tak beberapa lama, Jinyoung melepaskan pagutannya. Daehwi tampak kecewa.

"Mau lagi?" yang lebih muda mengangguk lucu. Membuat Jinyounh gemas ingin menerkamnya.

"Tapi aku tidak." jawaban Jinyoung membuat Daehwi menunduk kecewa. Daehwi beranjak turun dari oangkuan Jinyoung saat yang lebih tua menahan pinggang kecilnya.

"Aku ingin yang lebih menarik." bisik Jinyoung. Daehwi membelalakkan matanya saat Jinyoung mulai bergerak menciumi perpotongan lehernya.

"Yakkk, Jinyoung Hyung!" teriaknya saat Jinyoung menggigit lehernya.

"Jika kau berteriak lagi kau akan tahu hukumannya, sayang." ucap Jinyoung dengan smirk-nya.

"Daehwi-ah." panggil Jinyoung. Daehwi mengerutkan keningnya. Merasa terganggu dengan Jinyong yamg berhenti menyentuhnya.

"Ada apa Hyung?" tanya Daehwi.

"Bukankah kau merasa bosan? Mau bermain sesuatu yang menarik?" Jinyoung bertanya dengan senyum devil di wajahnya.

"Yakk. Bermain apa yang kau maksud, hah?" sungut Daehwi.

Selama tiga bulan ini keduanya memang terlihat tidak ragu lagi untuk menjadi semakin intim. Berpelukan, berciuman bahkan mandi bersama. Keduanya terlihat seperti sudah menerima perasaan masing-masing. Namun baik Jinyoung maupun Daehwi belum pernah melakukan lebih dari sekedar ciuman panas. Keduanya belum pernah terlibat hubungan yang lebih intim.

"Daehwi-ah. Aku menginginkanmu." bisik Jinyoung di telinga Daehwi.

Darah dalam tubuh Daehwi berdesir seketika. Suara bisikan Jinyoung terdengar begitu seksi dan menggoda.

Jinyoung menunggu jawaban Daehwi. Daehwi mengangguk pelan. Entah mendapat keberanian darimana Daehwi bergerak mencium Jinyoung lebih dulu. Melumat bibir tipis Jinyoung dengan lembut. Jinyoung tentu saja tidak melewatkan kesempatan emas tersebut. Jinyoung balas melumat bibir Daehwi.

Keduanya hanyut dalam ciuman penuh perasaan itu. Sejenak keduanya lupa dengan status hidup mereka yang mengatas namakan kakak adik.

Jinyoung dan Daehwi. Hanya dua anak manusia yang jatuh cinta dan terjebak dalam ikatan adik-kakak. Keduanya tahu ini salah. Keduanya juga tahu ini bukanlah hal yang diperbolehkan. Namun perasaan ini bukan kehendak mereka. Mereka tidak tahu kapan dan bagaimana perasaan ini ada.

Yang mereka tahu, ketika mereka menyadarinya mereka berhak menyalurkannya. Sekeras apapun usaha mereka menyangkal perasaan itu, tetap saja. Perasaan cinta itu datang dengan sendirinya.

Dan keduanya sadar. Bahwa Tuhan menciptakan mereka dengan ikatan darah agar keduanya selalu terhubung. Tidak ada yang salah dengan ikatan itu. Juga perasaan yang di datangkan-Nya. Semua sudah diaturnya.

Keduanya saling terhubung dan memiliki satu sama lain. Keduanya saling menjaga dan melindungi. Begitulah yang mereka tahu.

Mana tahu, di masa yang akan datang nanti keduanya kembali diciptakan bersama namun dalam ikatan yang berbeda.

"Aku mencintaimu, Hyung."

Detik berikutnya adalah Daehwi yang berakhir dibawah Jinyoung. Menikmati setiap sentuhan Jinyoung. Melupakan fakta bahwa Jinyoung adalah kakak kandungnya. Yang Daehwi tahu, ia menginginkan seseorang yang ia cintai saat ini.

Mencintai seseorang bukanlah sebuah keslaahan. Terlepas dari hubungan yang kita miliki. Cinta tidak pernah salah dalam memilih tempatnya berlabuh. Ketika kita menyadarinya, jangan sia-siakan hal itu. Nyatakan selagi bisa. Terima selagi ada kesempatan. Karena masa yang akan datang siapa yang tahu? Perkara orang yang saling mencintai itu mudah. Cukup nyatakan dan terima. Maka selesai.

***
Unchh. Laknat zekaleggghhh akika ya :v
Epep satu ae blom kelar udah up oneshoot ae.
Maapin yeorobun. Ini bonus. Hehhehe.

Mau bon chap?

Vote and comment juseyo :)



Continue Reading

You'll Also Like

45.7K 2.9K 35
" maaf untuk sebelum nya judul nya aku ganti " πŸ”žπŸ”žπŸ”ž Tidak bagus di baca untuk anak di bawa umur!!!
109K 1.8K 19
Cerita mungkin dari imajinasi penulis serta pengabungan dari kisah nyata Cerita mengandung konten dewasa 21+
1.9M 86.3K 46
Di satukan oleh keponakan crush Kisah seorang gadis sederhana, yang telah lama menyukai salah satu cowo seangkatannya waktu sekolah dulu, hingga samp...
73.8K 7K 36
No Deskripsi. Langsung baca aja Taekook Vkook Bxb πŸ”žπŸ”ž *** Start : 15 Januari 2024 End : -