Problem's love ✔

By AdindaPutri117

60.3K 3.8K 136

[SELESAI] Highest rank! #48 in problem 13/03/20 #58 in complicated 20/12/19 #555 in fiction 13/03/20 #162 in... More

prolove ~ 1 ~ my problem
prolove ~ 2 ~ pertemuan
prolove ~ 3 ~ si menyebalkan lagi.. hufftt
prolove ~ 4 ~ Ruangan itu..
prolove ~ 5 ~ Aldo
prolove ~ 6 ~ heartbeat
prolove ~ 7 ~ together
prolove ~ 8 ~ Penyelesaian (problem else)
prolove ~ 9 ~ baper
prolove ~ 10 ~ Alvin
prolove ~ 11 ~ kebohongan yang terungkap
prolove ~ 12 ~ I always with you..
prolove ~ 13 ~ jealosy
prolove ~ 14 ~ i want say sorry, and i jealous to you..
prolove ~ 15 ~ Mencari pelaku
prolove ~ 16 ~ Do i dream now?
prolove ~ 17 ~ surat
prolove ~ 18 ~ Just say
prolove ~ 19 ~ Finally i'm free
prolove ~ 20 ~ Marsha
prolove ~ 21 ~ Aneh
prolove ~ 22 ~ Teror lagi??
prolove ~ 23 ~ Why?
prolove ~ 24 ~ Permintaan maaf
Visualisasi Tokoh : PL (versi indonesia)
prolove ~ 25 ~ Cukup tau
prolove ~ 26 ~ Back
prolove ~ 27 ~ I'm okay
prolove ~ 28 ~ Ada apa?
prolove ~ 29 ~ I love you
Sorry
prolove ~ 30 ~ Change
prolove ~ 31 ~ Pesta
prolove ~ 32 ~ permohonan
prolove ~ 33 ~ Do you love with him?
prolove ~ 34 ~ Pertengkaran
prolove ~ 35 ~ Make a memories
prolove ~ 36 ~ Permohonan lagi
prolove ~ 37 ~ Mempertahankan
prolove ~ 38 ~ Birthday of Alvin
prolove ~ 39 ~ Again
prolove ~ 40 ~ Be patient
prolove ~ 41 ~ Regret
prolove ~ 42 ~ Broke up
prolove ~ 44 ~ Last night
prolove ~ 45 ~ Missing you
prolove ~ 46 ~ Nightmares
prolove ~ 47 ~ Destiny (End)
ATTENTION!!

prolove ~ 43 ~ Its Hurt

808 64 4
By AdindaPutri117

Enjoy to read this story..
_________________________________________________

"Itu pipi lo ngapa?"

Anna menunjuk ke pipi diandra yang terlihat bengkak dan membiru. Diandra meringis kala pipinya ditekan anna dan langsung reflek memukul tangan anna.

"Sakit bego!" Diandra mengelus pelan pipinya yang memar. "Tanya ama zahra sono."

Zahra langsung menoleh tak terima. "Apaan nih?! Enak aja gue yang disalahin! Minta tanggung jawab sono ama abang gue!"

"Waduh, bahagia, diandra abis diapain sama bang adri sampe minta tanggung jawab?" Tanya azka yang mendadak antusias dengan pembicaraan mereka.

Anna menoyor kepala azka. "Mesum banget sih lo!! Ihh! Perlu ya gue sapu otak lo biar gak ngeres?!"

"Ahaha.. boleh tuh.."

Anna memukul azka. "Ih! Lama lama gue cabut beneran otak lo dari kepala lo! Percuma lo pasang doang tapi gak dipake!"

"Ih, kalo gak gue pake, kok gue bisa jadi tamvan dan menyenangkan? Seharusnya kan jadi gembel.."

"Sejak kapan sih lo jadi alay gini ih najis! Emang kayaknya lo lebih pantes jadi gembel, kalau perlu jadi orang gila yang suka gak pake baju dipinggir jalan.. ahaha.."

"Jangan dong, kalo gue jadi orang gila, nanti gue langsung jadi orang gila tertampan dan jadi trending topik, nanti malah banyak yang suka, nanti lo cemburu.."

"Biarin aja banyak yang suka, paling orang  suka sama lo itu orang gak waras semua.. hahaha.."

Diandra yang mulai gerah akan adu mulut antara anna dan azka pun menatap mereka kesal lalu memukul meja kantin. "Kalian tuh apaan sih? Malah berantem. Lagi ngomongin pipi gue kok malah jadi ngomongin orang gila sih?! Lama lama gue nih yang gak waras karena kalian!!"

"Biarin aja, biar nanti bang adri buat gue dra, hehe.." ujar anna yang langsung disambut jeweran oleh azka.

"Ngomong apa barusan?!" Tanya azka.

"Ehehe.." anna menyengir dan azka melepaskan jewerannya lalu mengacak rambut anna hingga berantakan.

"Eh! Lo pada gak peduli banget sih ama zahra! Itu dia lagi sedih, lo pada malahan ketawa ketiwi!" Dimarahi diandra, anna dan azka langsung diam dan beralih menatap zahra. "Zah, jangan dipikirin lagi ya? Biarin aja alvin sama yasmine. Kalau dia jodoh lo, pasti dia kembali buat lo, tapi kalau engga ya.. Allah udah siapin yang terbaik kok buat lo, tenang aja."

"Engga dra, gue ngerasa munafik aja. Gue bilang gue udah rela tapi nyatanya gue tersiksa. Gue bilang gak cinta, tapi nyatanya sayang gue ke dia masih ada. Gue bilang gue mau putus, padahal nyatanya gue masih butuh dia." Ujar zahra.

"Jangan nangis lagi ya? Air mata lo sayang kalau di buang buang gitu cuma buat orang kayak alvin. Dia gak pantes dapetin itu.." diandra menepuk bahu zahra dan zahra menoleh sejenak lalu kembali melempar pandangan ke arah lain.

Tak sengaja zahra melihat ada alvin dan yasmine yang sedang berjalan berdua sedangkan yasmine sedang menyodorkan es krim pada alvin. Zahra masih terus memperhatikan karena ia tau jika yang diberikan yasmine itu es krim stroberi dan alvin sangat tak suka.

Apa demi yasmine, alvin akan memakannya? Alvin tak sengaja menoleh pada zahra yang memperhatikan mereka. Anggap saja zahra tercyduk. Tapi bukannya mengalihkan pandangan, tapi zahra dengan terang terangan memperhatikan mereka.

Dan,

Alvin memakannya.

Dengan tatapan yang masih mengarah pada zahra, alvin memakan es krim pemberian yasmine. Rasanya mata zahra sudah memanas dan hendak keluar air matanya.

Tiba tiba mata zahra ditutup secara paksa oleh entah siapa orangnya dan zahra memberontak. "Ih! Apaan sih!! Lepas gak?! Gue cubit nih!!"

"Jangan diliat zahra!! Zina!!"

"Apaan sih!! Emang lo kata gue liatin apaan!! Udah lepasin cepetan!!"

"Haram kalau diliat zahra!! Dilarang!!"

"Eh anjir!! Emang apaan yang haram anjir?! Ngaco amat sih!! Udah cepetan lepasin!!"

"Jangan liat makanya zahra!! Nanti lo sedih lagi!"

"Cepetan lepas, atau engga gue cubit nih!!"

"Eh iya iya.."

Dan mata zahra pun terbuka dari entah tangan siapa itu. Dan zahra rasa ia melihat sekelilingnya sudah menjadi lukisan abstrak. Ia tak bisa melihat apa apa sehingga berulang kali mengucak matanya.

"Anjir ih!! Tangan siapa yang nutup mata gue?! Bau ikan asin ama sambel terasi!!" Tanya zahra.

"Tangannya si anna noh, kan tadi abis makan ikan asin bekel dari mamanya." Ujar diandra seraya menunjuk anna.

"Yeu.. kan tadi lo juga ikut makan syaiful.." kesal anna.

"Tapi kan gue nyicip dikit doang samsul!" Balas diandra.

"Udah udah! Intinya kalian berdua perlu cuci tangan pake sabun biar wangi, udah sana!" Titah zahra.

"Nanti aja ah.." ucap anna membuat zahra menatapnya sinis. "Makanya jangan liatin alvin lagi! Udah tau kalo ngeliat gituan lo nya nyesek.. malah dipantengin! Pinter bat si lo!"

Zahra tak jadi marah dengan anna karena yang dibilang anna itu benar, dan ia tertunduk berfikir semuanya tak ada guna. Dia yang mengakhiri kisahnya sendiri, dan dia juga harus menanggungnya sendiri.

"Eh eh!! Kan kan.. galau lagi lo!" Kesal anna. "Makanya kalau gue bang jangan liat, ya jangan."

Zahra menggeleng. "Sebelum lo nyuruh gue gak liat, mata gue udah liat duluan." Zahra menghela napasnya. "Mereka cocok. Kalau gue egois, sama aja gue nentang takdir."

Dan nyatanya ini akhir kisah gue, gak tau sad atau happy. Yang pasti percuma gue pertahanin kalau kita sama sama gak bahagia, karena mungkin melepaskan sesuatu akan jauh lebih mudah dibanding memepertahankan yang tak ingin dipertahankan.

🌹🌹🌹

Bel istirahat kedua terdengar keseluruh penjuru sekolah. Tak ada yang istimewa, karena guru sedang rapat sejak bel masuk tadi, dan semua murid sudah bebas berlalu lalang mengelilingi sekolah juga kantin.

Yang biasanya ada alvin yang muncul setiap bel istirahat tiba dan memberi kejutan, namun sekarang tak ada lagi sosok konyol alvin yang suka menjahilinya. Sosok yang membuat kisahnya penuh liku cinta. Sosok ceria yang membuatnya bisa menghalau masalah seberat apa pun.

Dan sekarang, hanya segelintir kisah yang bisa dikenangnya. Satu persatu kenangan pun muncul saat zahra menatap gelang yang melingkar manis di pergelangan tangannya.

Tentang alvin yang pernah memberikannya gelang berukir nama mereka. Ia masih menyimpannya, dan memakainya. Entah bagaimana dengan alvin. Ia tersenyum miris.

Seketika ia mendengar suara orang yang berlarian dan zahra menoleh. Benar saja, banyak yang tengah berlarian dan itu membuatnya kebingungan, ada apa ini?

Zahra berdiri lalu berjalan keluar kelasnya dan menghentikan salah satu siswi yang tengah berlarian.

"Eh, bentar!"

"Kenapa??" Tanya siswi itu.

"Kalian pada kenapa deh lari larian gitu? Ada yang masuk bk? Ada yang lagi berantem? Ada yan--"

"Ada yang mau nembak!" Potong siswi itu langsung.

"Nembak? Nembak maksud lo nyatain cinta kan?"

"Iya, lagi heboh banget di lapangan. Gue duluan ya?" Siswi itu langsung berlari pergi membuat zahra tambah penasaran.

Siapa yang mau nembak?

Entah mengapa saat ini perasaannya campur aduk. Biasanya ia tak pernah sepenasaran ini jika ada sesuatu yang menghebohkan, paling paling ia lebih suka menyendiri. Tapi saat ini perasaannya tak enak.

Zahra berjalan dengan cepat dengan rasa gelisahnya. Saat terlihat lapangan sudah penuh akam murid murid pun zahra memilih melihat nya dari lantai atas dari balkonnya, disana akan terlihat lebih jelas.

Setelah sampai di balkon, disana memang sepi, hanya ada beberapa orang saja. Zahra melihat kebawah dan hampir saja jantungnya meloncat keluar saat ia mengetahui disana ada dua orang yang ia kenal.

Sahabat kecilnya, dan kekasihnya, lebih tepatnya; mantan kekasih.

Bukan alvin yang menyatakan cinta, tapi yasmine, sahabatnya sendiri.

Kalian pasti tau kan rasanya seperti apa?

Disana yasmine membawa bucket bunga dan menyodorkannya pada alvin. Betapa hancur hati zahra. Zahra memegang besi pembatas dengan tangan yang gemetar.

Ia tau kalau ini sakit, tapi ia ingin tau apa yang akan alvin lakukan.

Dia telah memutuskan untuk memutuskan hubungannya dengan alvin, dan itu sudah konsekuensi nya. Apalagi alasannya juga karena yasmine, dan lengkap sudah sekarang.

Zahra menggigit bibir bawahnya yang gemetar dan air matanya sudah meluncur deras. Sesungguhnya ia tak rela melihat ini, rasanya ia ingin pergi ketengah lapangan dan memeluk alvin dan bilang jika kata katanya kemarin itu semua bohong.

Ia tak sanggup.

Ini begitu menyesakkan.

Melihat orang yang disayang harus bersama dengan sahabatnya sendiri.

Cemburu pun sudah bukan hak nya lagi.

Zahra mengusap kasar air matanya dan menangis sesenggukan dengan wajahnya yang ditutup telapak tangannya.

Tiba tiba pundaknya di tepuk seseorang san ia harap itu alvin. Zahra menoleh dan mengusap matanya.

"Aku tau kamu zah, kamu dulu pacarnya alvin kan? Aku tau gimana rasanya, pasti sakit banget."

Harapan itu sirna karena yang menepuknya tadi adalah siswi kutubuku yang sedang berada di balkon yang sama. Ia hampir lupa jika disana ada orang.

Zahra hanya tersenyum paksa. "Terkadang apa yang kita sudah rencanakan kedepannya seperti apa, akan kalah dengan rencana Allah yang luar biasa membalikkan ilusi."

"Kamu bener."siswi itu mengangguk. "Aku sama temen temen aku mau ke bawah, apa kamu mau ikut? Daripada kamu disini dan terus sakit hati?"

Zahra menggeleng. "Gue mau belajar sabar. Gue disini aja. Makasih ya udah perhatian sama gue?"

"Sama sama zahra, orang baik seperti kamu pasti banyak yang sayang. Yaudah aku kebawah ya zah?"

Zahra hanya diam menatap siswi itu dan teman temannya yang pergi. Lalu melemparkan kembali pandangannya ke lapangan dan tak sengaja alvin yang sedang menoleh keseluruh penjuru lapangan pun mendongak dan melihat zahra berada di balkon.

Alvin menatap zahra dengan datar seperti pertama kali dia bertemu, mereka begitu asing. Sedangkan zahra menatap alvin dengan penuh harap agar alvin tak menerima yasmine, karena bagaimana pun hatinya tetap tak rela.

Dengan mic yang dipegang alvin, alvin mulai berbicara dengan mic swhingga terdengar zahra,

"Yasmine, keputusan gue.." meski berbicara dengan yasmine, alvin masih menatap zahra.

Zahra menggelengkan kepalanya berulang kali dan memasang wajah sedihnya agar alvin tau jika ia tak sepenuhnya rela.

"Jangan.. jangan.." zahra berbicara dengan pelan seraya menggeleng.

Terakhir alvin tersenyum pada zahra dan menoleh pada yasmine, "iya gue mau.."

Dan sejenak hatinya runtuh, remuk, hancur. Mentari yang selama ini menghidupkan hatinya telah bersama yang lain. Dan seketika tangisnya pecah dengan disertai sesenggukan. Zahra menutup wajahnya dengan telapak tangannya hingga tangannya basah karena air matanya.

Memang dia yang membuat hatinya sendiri sakit,

Dia yang menghentikan semuanya.

Dia yang membuat alvin berpaling, karena dia juga yang memintanya.

Bibirnya bilang ia rela, tapi hatinya sedikit pun tak rela. Karena hanya alvin, yang sempat menjadi pelanginya setelah hujan dan petir yang datang bertubi tubi. Alvin yang membuatnya tersenyum saat masalah senantiasa menghampirinya. Alvin yang selalu menemaninya menyelesaikan masalahnya.

Hanya alvin.

Dan dia satu satunya penerang dalam dunia zahra yang sempat redup.

Maka dari itu, zahra tak dapat hidup tanpa alvin.

Karena bumi tak dapat hidup tanpa matahari sebagai penerang kehidupan.

Karena alvin adalah mentari dan zahra adalah bumi, dimana bumi akan selalu membutuhkan matahari.

Alvin adalah bulan dan zahra bintang. Jika tanpa sinar bulan, bagaimana bintang akan hidup? Karena hanya bulan yang selalu menemaninya dalam kegelapan malam.

Dan kini mentarinya, pelanginya, bulannya pergi. Pergi dari hatinya, dan telah berganti pemilik. Sekarang apalah arti bumi tanpa matahari? Apalah arti dunia tanpa pelangi? Apalah artinya bintang tanpa bulan?

Semua tak ada artinya.

"Lo nangis sejadinya juga keadaan gak bisa balik lagi seperti semula. Lo yang membuat semuanya menjadi akhir."

Zahra membuka telapak tangannya dan menoleh kebelakang. Zahra yang sempat terduduk di lantai pun hanya bisa mendongak menatap lelaki yang ditangisinya kini berada dihadapannya.

Ia tak sadar, tangisnya itu membuang waktu. Bahkan semua orang sudah tak lagi di lapangan.

Zahra menghapus kasar air matanya. Dan berdiri sebisanya meski kini kakinya sendiri saja sulit menopang tubuhnya.

"Gak usah nyesal. Karena penyesalan lo udah basi zah."

Kata katanya sungguh begitu menohok hati zahra. Mengapa alvin begitu sarkas?

"Gue cuma mau kasih selamat," zahra mengulurkan tangannya yang sudah gemetar pada alvin. Selamat udah ngancurin hati gue.. "semoga lo bisa bahagia sama dia, melebihi kebahagiaan lo sama gue, dulu.."

Alvin menjabat tangan zahra. "Makasih, sepertinya lo emang gak pernah cinta sama gue? Buktinya lo langsung ngerelain gue gitu aja.."

Ngerelain lo gitu aja gimana vin? Lo gak liat mata gue sampe bengkak? Lo gak liat tadi gue geleng geleng pas lo mau terima yasmine? Dan lo bilang gue gak cinta? Makasih, lo buat hati gue hancur untuk yang kesekian kalinya.

"Cinta gue ke lo, cukup gue yang tau dan rasa. Buat apa kalau gue umbar? Toh, lo tadi juga udah bilang sendirikan? Keadaan gak bisa balik seperti semula."

"Gue gak ngerti mau lo apaan?" Alvin menampakan wajahnya yang mulai kesal dan zahra hanya tersenyum manis.

"Yang gue mau, lo bisa bahagia sama kebahagiaan yang lo pilih. Meski bukan gue lagi yang jadi sumber bahagia lo. Gue sadar diri, dan gue gak akan ganggu lo lagi." Zahra mati matian menahan air matanya yang hendak keluar dan mengeluarkan origami berbentuk burung.

"Untuk terakhir, gue mau kasih ini buat lo. Didalam ini ada kata kata gue buat lo. Jangan dibuka sekarang. Gue mau lo buka ini nanti saat lo ultah lagi. Jangan dibuang dulu ya?"

"Nyampah aja lo! Gue gak mau terima apa pun dari lo!" Origami itu dilempar langsung ke zahra dan zahra merasa dirinya tertusuk ribuan duri yang tajam. Hatinya begitu perih dan remuk. "Gue pergi."

Zahra menatap kepergian alvin dan saat itu pula air matanya jatuh untuk kesekian kalinya.

Sebenci itukah alvin padanya?

Sekesalnya zahra terhadap alvin yang selalu mementingkan yasmine dibanding dirinya, zahra tak pernah marah seperti alvin.

Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah keputusannya, dan ini semua untuk kebaikan semua orang karena dia juga tak ingin mengulang kembali kesalahannya seperti pada nadine dulu.

Saat ini, dan seterusnya ia putuskan untuk tak pernah mengganggu alvin lagi. Biar saja begini, anggap saja ia dan alvin tak pernah mengenal, biar saja alvin menjajal kebahagiaannya bersama orang lain, dan ia sudah rela meski masih setengah ikhlas.

"I'll never forget about you, about who we are, and about every moment and memories what we ever do. And i just can be hope all the best for you.. i always be here, although you leave me go.."

🌹🌹🌹

"Meski semua berakhir, aku tak akan pergi
Meski kau benci, aku tetap disini
Meski pada akhirnya semua tak semulus rencana, aku hanya bisa berharap kau tak kan lupa..

Selamat tinggal, meski waktu begitu singkat kita lalui
Meski setiap langkah akan mengingatmu lagi
Meski takdir tak sependapat akan semua ilusi..

🌹🌹🌹

To be continue....
_________________________________________________

Assalamualaikum semuanya!!!

Sudah lama aku tidak publish ya? Wkwk.
Maklum kmarin lagi sibuk sibuknya belajar buat UN dan ujian lainnya yang membuat kepala seketika ingin pecah ehehe..

Dan sekarang udah selesai deh!! Yeayyy..
Doain ya aku bisa dapet nem tinggi dan masuk SMA yang aku inginkan?? Aamin...

Eheh, sekian dari aku, kurlebnya mohon maaf..

Wassalamualaikum wr.wb...

Continue Reading

You'll Also Like

Prestige By Mei Tiya

Teen Fiction

21.1M 1M 55
Kisah seorang remaja perempuan (SMA) yang berusaha untuk mendapatkan perhatian dari pacarnya yang memiliki sifat gengsi terlalu tinggi, galak, dan ku...
AKSA By Marionette`

Teen Fiction

1.1M 166K 63
[Pemenang Wattys 2020 Kategori Young Adult] Semenjak terjadi insiden di mana puisi cintanya tiba-tiba saja terpampang pada halaman majalah dinding se...
3.8M 178K 61
[FOLLOW SEBELUM BACA] **** Otoriter. Kaku. Kasar. Kejam. Ketus. Pemarah. Arogan. Angkuh. Bisa di bilang semua sifat buruk laki-laki melekat p...
143K 4.9K 68
[COMPELETED] *belum di revisi* cover by Revandera Gunawan Prasetyo. writer by Tanty. ________ ini hanya sebuah kisah dimana ketika orang yang kamu b...
Wattpad App - Unlock exclusive features