Second Life || Levi Ackerman...

By pkandini

194K 26K 7.9K

[Anime story Pertama] Apa yang akan kau lakukan saat dirimu yang kau pikir telah tewas terbangun didunia fiks... More

Dengar dulu coy
01
02
03
04
05
06
07
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20 -end-

08

7.7K 1.2K 300
By pkandini

.
.
.
.
.
Eight
.
.
.
.
.

Dengan langkah lunglai setengah memelas plus tidak bersemangat. Gadis itu melangkahkan kaki telanjangnya kearah kamar mandi, apalagi selain melakukan ritual paginya.

Melepaskan seluruh helai kain yang melekat pada tubuh putih porselennya. Membiarkan air sedingin es menyentuh seluruh permukaan kulit dan membangunkan semua sarafnya yang masih tertidur.

Mulai hari ini, bahkan seterusnya. Ia akan menjadi bagian dari dunia yang baru ini.

"Ha~ segarnya..."

Matanya kini mengarah pada kaca didepannya. Menampilkan wajah ayu yang kini dibasahi oleh air.

"Wajahku sangat mirip dengan wajah didunia nyata. Hanya saja ini dalam bentuk 2D" ucap gadis itu dalam hati.

Entah berapa menit yang ia habiskan untuk membersihkan tubuhnya. Kini tangan nya tengah melilitkan handuk berwarna hijau tosca pada tubuh mungilnya. Ia sedikit bersenandung kecil sambil menekan handle pintu hingga membuatnya terbuka.

Ia nyaris melepas penuh helayan toska yang memilit tubuhnya. Sebelum akhirnya ia menyadari adanya sepasang mata hitam legam yang menatap tubuhnya, tepat saat matanya melihat kearah kaca yang memantulkan siapa pemilik mata itu.

"Kyaa!!"

(Y/n) nama gadis itu. Baru saja melemparkan buku tebal ke
arah orang yang nyaris saja melihat dirinya yang sepenuhnya 'polos'.

"Akh!"

Namun dia justru terkejut pada orang yang mendapat lemparan bukunya. Tangannya menutup bagian atasnya. Wajahnya kini sepenuhnya memerah. Lain dengan tatapan tajam yang diberikan pria tadi.

"K-kapten! Sedang apa kau disini!?"

Tubuh tegap itu masih berdiri diposisi yang sama. Menyenderkan punggungnya didepan jendela.

"Aku sudah mengetuk pintumu"

"Dan kapten dengan gampannya masuk kedalam kamar seorang gadis? Bagaimana jika tadi aku keluar dengan keadaan telanjang!?"

Pria tadi hanya mengedikkan bahu kanannya.

"Itu salahmu sendiri, lagi pula aku tidak tertarik dengan bocah berdada rata,"

Ucapannya kali ini sukses membuat perempatan menonjol di dahinya.

"KELUAR SEKARANG!"

Dengan langkah santai. Pria itu melangkah keluar kamar dengan gumanan yang terdengar tajam.

"Akan kuhukum kau, brat"

.
.
.

"Levi?"

Hanji yang baru saja akan kekamar (y/n) tanpa sengaja bertemu dengan pemuda yang tingginya hanya 160 cm itu.

"Hoi shorty! Sedang apa kau dikamar (y/n)?"

"Kacamata bodoh, berhenti mencuci otak bawahanku dengan cerita titan mu itu,"

Hanji memelas dengan wajah yang diimut imut kan. Levi yang melihat itu hanya memutar bola matanya. Percuma saja dia hanya membuang waktu disini dengan kacamata bodoh ini.

"Hey shorty!"

"Tch, apa lagi?"

"Tidak ada,"

Tanpa rasa bersalah sedikit pun, Hanji berjalan santai meninggalkan Levi. Hendak memasuki kamar (y/n). Levi dengan emosi yang tertahan pun melanjutkan perjalanannya. Namun niat Hanji untuk menemui (y/n) terhenti saat pintu didepannya tak dapat terbuka. Dengan kasar ia mengetuk pintu itu berkali kali.

"SIAPA?"

"Hanji,"

Dengan perlahan pintu itu terbuka. Menampilkan gadis cantik yang wajahnya tak henti hentinya merona. Kini tubuhnya sudah ditutupi oleh seragam.

"Ada apa denganmu?"

(Y/n) hanya menggeleng. Membuat Hanji makin curiga. Mereka mulai mengambil langkah menuju ruang makan.

"Apa yang shorty lakukan disini?"

"Maksudnya... k-kapten?"

Hanji mengangguk dan menatap penuh selidik pada (y/n)

"T-tidak ada, seperti biasa dia hanya membangunkanku,"

Melihat wajah (y/n) yang kembali merona membuat Hanji makin menjadi jadi.

"Kau menyukai Levi?"

"Iya!"

"Hah. Itu tidak mungkin Hanji-san,"

Hanji menggeleng berjalan mundur didepan (y/n). Memasang wajah dengan senyuman kuda.

"Aku tahu kok, kau tidak perlu menyembunyikannya dariku"

"Bahwa kau menyukai L-E-V-I"

"Hanji-san..."

Melihat perubahan wajah (y/n) Hanji menghentikan tawanya.

"Jika itu benar.... apa kau akan merahasiakannya?"

Hanji terdiam. Langkahnya ikut terhenti. Namun seketika ia...

"AHAHAHAHAHA"

Hanji tertawa keras. Sembari memegang perutnya dan mengusap air matanya.

"Aku tidak percaya ini,"

Tawa Hanji sukses menarik perhatian semua orang di koridor. Membuat (y/n) kembali merasa malu.

"Hanji-san!"

"Hahaha... maaf-maaf. Huh tenang saja (y/n) aku akan merahasiakannya!"

(Y/n) menarik nafas lega. "Arigatou"

-oOo-

(Y/n) dan levi saat ini tengah berlatih. Lebih tepatny Levi tengah melatih (y/n). (Y/n) yang sudah siap dengan 3DMG

(Y/n) menggunakan nya sesuai prosedur. Levi yang melihat (y/n) mengudara memasuki hutan hanya memasang wajah datar. Mata tajamnya hanya terfokus pada kedua tangan (y/n). Lebih tepatnya cara (y/n) memegang pedang.

(Y/n) PoV

Aku tidak boleh lengah. Cukup fokus pada titan tiruan yang sudah mereka siapkan.

Walau gerakanku tidak secepat Kapten Levi namun menurutku aku lebih cepat memahami dan mempelajari hanya dalam waktu 1 minggu 3 hari.

Kini mataku menargetkan satu tengkuk titan yang berjarak kira kira 20 meter didepanku. Aku akan melakukannya tanpa menghabiskan banyak gas.

syaat

Tengkuk titan tiruan itu berhasil aku koyak. Entah berapa banyak titan yang sudah aku koyak. Jangan meremehkan cara memegang pedangku. Walau aku hanya memfokuskan pedangku pada tangan kananku.

Aku mendarat tepat dihadapan kapten. Berdiri dengan posisi sejauh 3 meter didepannya.

"Cara memegang pedangmu..."

Aku menahan nafasku. Pasti aku akan diomeli lagi.

"...tetap pertahankan"

Dia berjalan diikuti olehku debelakangnya. Aroma tubuhnya yang maskulin terhirup oleh indra penciumanku.

"Untuk prajurit baru sepertimu, itu lumayan"

Aku tersenyum bangga. Namun pikiranku tetap pada kejadian memalukan tadi pagi.

"A-ano... soal kejadian tadi pagi, maafkan aku Kapten"

Bugh

Aku menghantam sesuatu yang keras. Membuat hidungku memerah akibat benturan itu. Kulihat punggung tegap Kapten yang tadi aku tabrak.

Wah tinggiku hanya sebatas bahunya!?

Aku mengelus hidungku. Astaga, keras sekali. Kenapa dia berhenti?

"Kau sudah pernah bertarung satu lawan satu dengan kadet seangkatanmu kan?"

Kini Levi berbalik menatapku. Aku menggeleng pelan. Dapat kurasakan parasaanku yang tiba tiba menjadi buruk.

"Bertarunglah dengan Eren,"

-oOo-

"Eren! Jangan segan untuk memukulku yah!" Teriakku pada Eren.

Aku memasang kuda kuda. Walau bukan gadis jagoan seperti yang kalian pasti pikirkan. Aku bahkan pernah dihajar habis habisan oleh kakak kelasku. Sewaktu smp sih. Tapi bukan (y/n) namanya jika tidak berani melawan.

Aku menahan nafasku saat Eren mulai melempar pukulan padaku. Dengan cepat aku menghindar dan melangkah debelakangnya aku hendak mengambil ruangkosong dipinggangnya sebelum ku hentikan karena itu bagian yang sangat berbahaya.

Aku mengunci tangan kirinya. Dan membuatnya terduduk ditanah. Namun aku terlalu lengah hingga tangan kanannya sempat memukul ku. Dengan sekuat tenaga aku jatuhan ia ketanah dan menguncinya.

Aku bahkan bingung sejak kapan aku mempelajari teknik yang bahkan tidak aku ketahui ini.

"Sugoi (y/n)!!" Eren menatap berbinar padaku. Aku hanya tertawa renyah dan menggaruk belakang tengkukku yang tidak gatal. Aku mendekatinya dan membantunya berdiri.

Kulihat dari ekor mataku. Levi berjalan mendekati kami berdua.

Aku membantu membersihkan punggung Eren yang kotor.

"Maafkan aku,"

"Dari mana kau mempelajari teknik tadi?" Suara baritone milik Kapten Levi yang kini  bertanya padaku.

"Aku hanya melakukannya mengikuti instingku,"

Tak terasa waktu bertarung ini yang memakan waktu hingga petang.

"Waktunya makan malam," Levi mulai mengambil langkah. Sedangkan aku dan Eren saling tatap.

.
.
.
.
.

"(Y/n), apa benar yang Armin katakan padaku?"

Aku mengerjapkan mata beberapa kali padanya. Katakan apa?

"Bahwa kau bukan dari dunia kami"

Dia sudah tahu? Aku terdiam sejenak namun tetap berjalan. Lalu mengangguk.

"Jangan beritahu pada siapapun,"

"Apa benar female titan akan muncul dan menghabisi squad khusus kapten Levi?"

Aku kembali mengangguk.

"Dan dia adalah--"

Aku mengangguk lagi.

"Tolong percaya padaku Eren, aku akan membantu kalian"

Eren tersenyum simpul dan mengangguk. Tangannya pun mengelus pucuk kepalaku dan membuat seakan petir sedang menyambarku.

Aku merasa seperti Eren adalah kakak ku.

-oOo-

Aku melahap makananku. Entah mengapa, tapi aku merasa tengah ditatap oleh seseorang. Yap! Kapten Levi menatap ku setelah kulihat Hanji-san membisikkan sesuatu padanya.

Jangan bilang jika dia membocorkan rahasiaku T_T

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

2.1K 255 11
Kekuasaan yang di miliki, membuat Y/n menjadi bangsawan paling sombong dan angkuh di tiga dinding. Tidak ada yang pernah berani mengangkat pandangann...
30.8K 3K 15
Squel dari cerita Perfect [baca Perfect dulu baru lanjut kesini, biar alurnya nyambung] Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat bagi Mark Jung untu...
158K 15.5K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
24.3K 2.8K 17
{Season 2 - On Going} Update : Weekend "Milikku, selamanya adalah milikku." -Levi Ackerman ~Second Season of Be Mine.~ *** Sinopsis : Apa aku akan k...