My Amazing Brother [Completed]

Von greypenguinn

222K 12.4K 357

Hidup Casey benar benar berantakkan saat kedua orang tuanya memilih bercerai dan menikah kembali. Ia menjadi... Mehr

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
39
40 (Ending)
Epilog
Ucapan Terima Kasih Author
Extra Part/Not?
Extra Part

38

2.6K 129 1
Von greypenguinn

Suara derap langkah seseorang yang mengikuti kemanapun langkahnya membuat Casey jengah. Tak terkecuali pula saat ini, ia tengah duduk di sebuah cafe dengan hot chocolate yang menemaninya di keadaan kota yang tengah hujan.

“Sebenarnya kau dibayar berapa oleh Fareel untuk mengikutiku?” akhirnya setelah sekian lama, Casey membuka suaranya karena ia lelah diperhatikan terus-menerus oleh lelaki yang kini ada di hadapannya.

“Aku sama sekali tidak dibayar oleh Fareel untuk melakukan semua ini, ini atas dasar inisiatifku sendiri.” jawab lelaki itu dengan santai sambil meminum mochacinonya..

Casey menghembuskan nafas kasar setelah mendengar jawaban lelaki yang ada di hadapannya itu. “Dengarkan aku, Gavin.” Gavin langsung duduk tegap di kursinya dan mendengarkan Casey dengan seksama. “Pertama, kau bukan siapa-siapaku, jadi untuk apa kau menjagaku. Kedua, apa kau tidak punya kegiatan lain yang lebih bermanfaat selain mengikutiku?” Gavin tertawa. Casey mengerutkan alisnya, menurutnya perkataannya barusan sama sekali tidak lucu. “Kenapa kau malah tertawa?” Gavin menghentikan tawanya. “Memangnya aku harus menjadi siapa-siapamu untuk menjagamu? Tidak kan?” Casey terdiam. “Ah....sudahlah, lebih baik kau pulang, aku akan mengerjakan tugas kelompok di sini. Kau hanya akan mengganggu jika ada di sini.” Casey mengusir Gavin. Lelaki itu bangkit dari tempat duduknya. “Baiklah, aku akan pergi. Hubungi aku kalau kau perlu dijemput. Dan jaga dirimu baik-baik” Ucap Gavin seraya mengacak rambut Casey sebelum ia benar-benar pergi.

Casey menghembuskan nafas lega saat melihat punggung Gavin hilang dari balik pintu cafe itu. Casey memang akan mengerjakan tugas kelompok di cafe tersebut. Ia sedang menunggu teman-temannya. Sambil menunggu, Casey memainkan ponselnya, tiba-tiba saja dirinya mendapat notifikasi chat dari seseorang. Ia hanya melihat sekilas nama pengirimnya, dan dia memutuskan untuk mengabaikan chat tersebut. Itu dari Edric, sudah seminggu lebih Edric mengiriminya chat untuk meminta maaf dan mengingankan hubungannya dengan Casey seperti semula. Tapi Casey tetap pada pendiriannya, ia tak ingin berurusan dengan Edric. Baginya sudah cukup semua permainan yang dibuat Edric untuk membalaskan dendamnya dengan Fareel melalui dirinya.

“Hey. Casey?” tiba-tiba seorang gadis mengibaskan tangannya di depan wajah Casey, lamunan Casey langsung buyar. “Ah, rupanya kau Stella.” Stella langsung duduk dihadapan Casey. “Yang lain kemana?” tanya Stella. “Mereka belum datang.” Jawab Casey singkat sambil menyeruput hot chocolattenya.

“Sebenarnya sudah berapa lama kau di sini? Kenapa kau melamun, tadi?” tanya Stella heran. “Tidak ada... hanya saja...” belum saja Casey melanjutkan kalimatnya, Stella malah menebaknya lebih dahulu. “Kau memikirkan Edric, bukan? Kenapa lagi sih? Bukannya Edric memang sengaja mendekatimu untuk membalaskan dendamnya pada Fareel?” yah, Casey memang sudah menceritakan semuanya tentang Edric pada Stella.

“Iya, hanya saja bukan suatu hal yang mudah bukan untuk melupakan seseorang?” Stella langsung mendengus mendengar pernyataan dari Casey. “Kau itu bodoh atau apa sih? Jelas-jelas lelaki itu hanya berniat untuk memperalatmu, dia tidak serius denganmu Casey. Jadi apa susahnya melupakan orang seperti dia? Sekarang aku tanya, kau lebih memilih Fareel atau Edric?” Stella balik bertanya pada Casey. “Kau sudah tahu jawabanku, Stella! Tentu saja aku lebih memilih Fareel.”

“Lalu kenapa kau tidak bisa melupakan lelaki yang sudah memperalatmu dan menyakiti Fareel? Kau harus ingat apa saja yang sudah Fareel lakukan untuk menjagamu, Casey. Jika benar Edric menyayangimu, dia tidak akan memperalatmu. Coba kau pikir sendiri, sudah berapa kali Edric meminta maaf padamu dan kembali mengulangi kesalahan yang sama? Wah... sungguh aku akan membunuh lelaki itu jika dia ada dihadapanku sekarang.” Ujar Stella emosi sambil menyeruput minumannya -yang baru saja diantar oleh pelayan cafe- dengan emosi. Casey menyilangkan tangannya di meja cafe dan menelungkupkan wajahnya. Stella menghela nafas perlahan, ia menusap lengan Casey. “Aku memang tahu bukanlah hal yang mudah melepas orang yang kau sayangi. Tapi kau harus ingat, dia tidak pantas untukmu. Masih banyak lelaki di luar sana yang tulus mencintaimu, Casey. Kalau perlu akan kucarikan. Kau suka lelaki tampan, pemain basket, pemain futsal atau si kutu buku?” Casey langsung mendongak dan tertawa karena ucapan Stella. “Sejak kapan aku menyukai lelaki dengan tipe kutu buku?” Stella ikut tertawa.

“Nah begitu dong, jangan bersedih. Kau akan mendapatkan lelaki yang lebih daripada Edric. Ah sudahlah, jangan membaas Edric terus, tuh anggota kelompok kita suda datang.” Ujar Stella sambil menunjuk ambang pintu cafe, terlihat ada empat orang perempuan yang melambai ke arah mereka.


∽介∽介∽介∽


Setelah mengucapkan terima kasih pada Stella dan melihat mobil Stella berbalik meninggalkan halaman rumahnya, Casey langsung masuk ke dalam rumah. Saat Casey mengucap salam, tak ada yang menjawab salamnya. Rumahnya dalam keadaan sepi. Ia memutuskan naik ke lantai dua. Saat ia akan berjalan menuju kamarnya, ia melihat pintu kamar Fareel terbuka. Ia mengintip dari celah pintu yang terbuka dan melihat Fareel tengah serius mengerjakan sesuatu,  telinganya disumpal ole earphone. Timbullah ide di benak Casey untuk menjahili Fareel. Ia masuk mengendap-endap dan membuat Fareel terkejut.

“KAK FAREEL!” teriak Casey sambil memegang kedua bahu Fareel. “ASTAGA, CASEY!” teriak Fareel terkejut. Melihat reaksi Fareel yang sangat terkejut membuat Casey tertawa terbahak-bahak sementara Fareel menatap Casey tajam. “Itu tidak lucu, Casey! Lihatlah, tulisanku jadi salah.” Fareel menunjuk bukunya yang terdapat goresan asal-asalan. Di bukunya kini hanya ada goresan yang menutupi tugasnya, padahal sebentar lagi tugasnya akan selesai. Casey hanya menyengiir dan membaringkan tubuhnya di ranjang milik Fareel. “Kemana yang lain? Kenapa sepi sekali?” tanya Casey.

“Ayah dan Bunda mengadiri sebuah pertemuan, mungkin mereka akan pulang saat tengah malam.” Casey melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Jam baru menunjukkan pukul enam sore, Casey menghela nafas ia bosan diam di rumah hanya berdua dengan Fareel, karena suasana rumahnya yang terlalu sepi.  Casey menggeliat ke sana kemari hingga membuat Fareel menoleh ke arahnya.

“Kau kenapa sih? Kenapa menggeliat seperti itu?” tanya Fareel heran. “Aku bosan, Kak tak tahu harus melakukan apa.” Jawab Casey. “Kenapa kau tidak keluar nonton bioskop?” saran Fareel sambil sibuk menulis ulang tugasnya. Casey langsung mengambil posisi duduk sambil menatap Fareel. Merasa diperhatikan sedaritadi, Fareel menoleh ke aarah Casey. “Kenapa? Apa aku saranku salah?” tanya Fareel tak mengerti. “Ayo Kak,” ucap Casey tiba-tiba. “Kau mau kemana?” tanya Fareel heran. “Menonton.” Jawab Casey singkat. Fareel malah tak menyahuti ajakan adiknya dan malah berbalik kembali fokus menulis tuganya. Casey yang melihat Fareel mengacuhkannya langsung berdiri di dekat meja belajar Fareel. “Ayo temani aku menonton!” rengek Casey pada Fareel.

“Pergi saja sendiri. Aku sedang mengerjakan tugasku.” Tolak Fareel. “Ayolah Kak... tak tegakah kau membiarkan Adikmu sendiri menonton bioskop?” Casey kembali merengek-rengek, kali ini sambil menarik lengan Fareel. Fareel yang merasa jengah dengan tingkah adiknya, kembali membuka suara. “Ya sudah, aku mau menemanimu. Asalkan kau biarkan aku menyelesaikan tugasku ini, dulu.” Casey kembali merengek. “Ah..., terlalu lama!” Fareel menggeleng, sebentar lagi selesai, lebih baik kau ganti pakaianmu dulu.” Casey mengalah dan berlari menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya.

Setengah jam kemudian, mereka sudah berada di salah satu bioskop. “Kau mau menonton apa?” tanya Fareel sambil melihat jadwal daftar film yang tayang. “Hm..., aku ingin menonton film kartun.” Fareel kali ini tak banyak bicara, ia lebih memilih mengikuti keinginan adiknya itu. Untung saja Casey tak memilih film ber-genre romance. Karena menurutnya film ber-genre romance terlalu lebay dan membosankan. Yah, walaupun ia juga sebenarnya tak menyukai film yang ber-genre kartun. Tetapi lebih baik ia menonton film kartun daripada romance.

Setelah membeli tiket, popcorn dan juga minuman. Mereka masuk ke studio karena filmnya akan segera diputar. Mereka mengambil tempat duduk sesuai yang tertera di tiket mereka dan mulai asyik menyaksikan film itu.

Selesai menonton, Fareel membawa Casey ke salah satu restoran. Berjam-jam duduk di bioskop dengan ditemani minuman dan popcorn. Tidak membuat Fareel kenyang. Sambil menunggu pesanan mereka datang, Fareel mengobrol dengan Casey. “Bagaimana filmnya? Apa kau suka?” Casey langsung mengangguk kuat.

“Aku senang dengan filmnya. Ngomong-ngomong terima kasih karena telah bersedia menemaniku menonton, Kak.” Casey tersenyum hingga deretan giginya yang putih, terllihat. Fareel mengangguk sambil mengacak rambut Casey. Ia senang melihat Casey tersenyum seperti ini. Rasanya Fareel ingin melihat senyuman itu setiap hari.

Salah satu pelayan mengantarkan pesanan mereka. “Permisi Tuan dan Nona, ini pesanannya. Silahkan dinikmati.” ucap pelayan itu ramah. Setelah keduanya mengucapkan terima kasih, pelayan itu berbalik dan mereka mulai menyantap pesanan masing-masing. Saat tengah menyantap pesanannya tiba-tiba Casey mendapatkan sebuah smsa. Casey langsung mengambil pnselnya dari tas selempangnya dan melihat pesan itu.

From: Edric
Kau kira bisa lolos begitu saja dariku, Casey? Tidak, ini semua belum selesai, bahkan semuanya baru akan dimulai.

Casey terdiam mencerna apa maksud Edric mengirim pesan seperti itu. Fareel yang melihat Casey diam mematung langsung bertanya pada Casey.

“Ada apa, Casey?” Casey menatap lamat Fareel.

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

369K 38.8K 45
"Jika mungkin, tidak apa jika nyawaku bisa ditukar dengan milik bunda." Reynaldhi ingin disayang seperti anak-anak yang lain, meskipun hanya dari san...
52K 7.7K 57
• BELOM DI REVISI GUYS • [Comedy Sad Romance] SILAHKAN BACA BLURBNYA JIKA INGIN JATUH CINTA PADA CERITA INI ;) "Bagaimana bisa aku jatuh cinta pada p...
516K 19.4K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
ARETHA ~END~ Von ty/teye

Jugendliteratur

152K 5K 37
~Luka yang Tak Sempat Kering~ Ini kisah gadis remaja yang dibenci oleh ketiga kakak laki-lakinya Tidak seperti ekspetasi atau kebanyakan film dimana...