Possessive Boyfriend ✔

Por Mei-kss75

223K 22.9K 2.1K

Complete ✔ ---------- Namaku Riana. Pencinta cogan kakak kelas yang selalu berpetual... Más

1. Kesialan
2. Menghilang
3. Rumah Axel
4. SMS
5. Penghuni Kelasku
6. Larangan
7. UKS
8. Abangku oh Abangku
10. Suara hati
11. Akankah
12. Si Menyebalkan
13. Ponsel Baru
14. Memalukan!
15. Riana Baper?
16. Inikah Akhir?
17. Kenyataan Pahit
18. END

9. Mall

13K 1.3K 97
Por Mei-kss75

Kata orang, punya pacar ganteng itu enak. Kita bisa pamerin ke orang-orang dan bisa jadi ngehits dalam waktu sekejap.

Kata orang, punya pacar tajir itu enak. Kita sering dibeliin barang-barang yang kita mau tanpa harus meminta terlebih dahulu.

Kata orang, punya pacar jenius itu enak. Kita bisa minta tolong kerjain PR atau tugas-tugas yang rumit seperti matematika dan kimia.

Tapi.......

Kata Riana, punya pacar ganteng itu nggak enak. Kita sering mendapat tatapan mencemooh dan nyinyiran super dari para fans ceweknya.

Kata Riana, punya pacar tajir itu nggak enak. Kita bisa sering mendengar orang-orang mengatai kita cewek matre tanpa mengetahui hal yang sebenarnya.

Kata Riana, punya pacar jenius itu nggak enak. Kita pasti akan sering dikerubutin temen buat mencontek tugas atau PR yang kita buat. Dan juga pasti tidak akan ada yang percaya jika kita bikin PR itu sendiri, mereka berpikir kalau tugas kita dikerjain oleh si pacar.

"Jadi ini pacarmu, dek?"

Aku hanya mengangguk malas untuk menjawab pertanyaan bang Rion. Setelah kejadian Mas Misterius menonjok pipi bang Rion hingga lebam, akhirnya aku langsung membawa mereka ke ruang tamu. Tentunya aku sudah menjelaskan kalau bang Rion hanya bercanda, dia adalah kakak semata wayangku. Awalnya sih Mas Misterius nggak percaya, tapi setelah aku kasih foto keluarga dan STNK yang sama sekali nggak penting, akhirnya dia pun percaya.

"Kelas berapa? Sejak kapan lo jadian sama adik absurd gue?" tanya bang Rion sok judes. Ya elah bang, kagak pantes lo ngomong kayak gitu! Mana matanya sok mengintimidasi lagi. Kagak mempan sama Mas Misterius bang!

Mas Misterius sempat menaikkan salah satu alisnya sebelum menjawab singkat."Empat hari."

Bang Rion manggut-manggut dengan ekspresi sok paham."Berarti baru sebiji mentimun." gumamnya dengan tatapan menilai ke arah Mas Misterius.

Sedangkan Mas Misterius, dia hanya diam dengan duduk tenang di single sofa. Matanya juga tengah menatap bang Rion dengan tajam dan penuh selidik.

Jadi kedua orang ini sama-sama saling bertatapan. Dan aku takut kalau mereka bakal saling jatuh cinta cause cinta itu berawal dari mata.

Oh, ya! Aku lupa, sebagai tuan rumah yang baik jika ada tamu kita harus menjamu mereka dengan minuman dan juga makanan ringan. Tapi aku bukan tuan rumah yang baik sekarang, karena aku tidak menyuguhkan minuman dan makanan 😒 yang di pinta Mas Misterius tadi.

"Jadi nama lo siapa? Kelas berapa? Kenapa mau sama adik absurd gue?" tanya bang Rion beruntun kayak sedang menginterogasi tahanan.

Dan aku bisa lihat rasa tidak nyaman mulai menyerang Mas Misterius.

"Axel, 12, nggak tahu."

Irit banget ngomongnya bang? Perasaan sekali ngomong itu nggak harus bayar gocap deh 😌

Tapi sebentar, Mas Misterius bilang dia nggak tahu kenapa mau sama aku?
Lha 😦 terus kenapa maksa bener aku jadi pacarnya? Sedeng ni orang!

"Gini ya Axel, yang gantengnya setingkat dibawah gue,"

Aku spontan memutar bola mata saat mendengar ucapan bang Rion yang narsisnya kumat. Ya elah bang, diliat dari sudut manapun juga lebih ganteng Mas Misterius kemana-mana daripada lo kali. Ibarat berlian sama besi karatan 😏

"Kenapa lo jadian sama adik gue kalo lo-nya aja nggak tahu kenapa bisa mau sama dia?" tutur bang Rion sembari menunjuk wajahku yang tepat banget ke mata. Dan segera aku tepis telunjuknya sebelum mengenai indera penglihatanku ini. Bisa berabe kalo kena nanti!

"Oh, atau jangan-jangan..." Secepat kilat Bang Rion melirikku sinis bin tajam."Lo dipelet ya sama dia? Secarakan adik gue ini nggak ada spesial-spesialnya, cantik aja kagak!"

"Apaan sih, bang! Cantik banget gini kok!" protesku tidak terima. Jahat banget ni abang satu, adik sendiri dikatain kayak begitu!

"Kalo diliat dari lubang sedotan sih, iya!" ledek bang Rion dan cubitan panas langsung mendarat dilengannya hingga membuatnya mengaduh kesakitan.

"Rasain!" ucapku ketus setelah berhasil mendaratkan cubitanku dengan mulus.

"Udah, putusin aja! Cewek kasar gini kok dipertahanin!"

Sontak saja ucapan ngawur bang Rion membuat rahang Mas Misterius mengeras dan tangannya mengepal kuat. Rasain lo bang, bakalan kena sembur nanti!

Eh, tapi kalo Mas Misterius putusin aku, nantikan diriku bisa bebas dong?

"Sampai kapanpun gue nggak akan pernah putusin Riana ataupun sebaliknya."

Rasa senang yang sempat terbersit dihatiku langsung dihempas angin hingga lenyap saat ucapan Mas Misterius itu sampai ke telingaku. Apalagi matanya yang kini tengah menatapku, membuat diriku langsung salting saat ini juga. Tatap aja terus mas, biar meleleh aku nantinya! Jadi bisa terbebas darimu deh wkwkwk 😄

"Sekarang, gue percayain sepenuhnya adik gue sama lo! Kalo dia malu-maluin, buang aja ke sumur belakang komplek!"

Lah, kok bang Rion malah jadi pro gini sih sama Mas Misterius?! Nggak sesuai ekspetasi awal!
Mana mau buang aku ke sumur lagi, aku gentayangin baru tahu rasa ente, bang!

"Abang durhaka. Adik sendiri mau dibuang ke sumur." Bibirku maju lima centi dan langsung ditampol sama bang Rion.

"Nggak usah sok monyongin bibir! Nggak nepsu Axel sama bibir bebek kayak gini!" tutur bang Rion pedas.

Aku menghela napas. Kadang aku itu mikir, sebenarnya aku ini adik kandung apa adik tirinya sih? Omongan ente terlalu pedes bang! Ngalahin sambel matah-nya mpok Dina Dini Dinu Dine Dino!

"Axel, keluar yuk! Katanya mau belanja?" Aku melirik sinis bang Rion."Lagipula nggak guna kita ngeladenin knalpot bekas!"

Mata bang Rion sempat membulat. Dan sebelum abang aku itu melayangkan protes unfaedah, dengan segera aku menarik Mas Misterius dan langsung mengajaknya pergi. Aku bahkan terkejut saat melihat tindakanku bisa seberani itu.

"Fiuhh, akhirnya bisa terbebas dari bang Rion." ucapku lega saat kami sudah berada didalam mobil Mas Misterius.

"Seneng?"

Aku hanya nyengir kuda dan mengangguk sembari menatap wajah Mas Misterius yang sedatar triplek. Tapi yang ditatap malah memalingkan muka dan menghidupkan mesin mobil.

"Eh, kita jadi belanja?"

Mas Misterius menatapku seolah aku adalah orang paling aneh didunia."Tadi kan kamu bilangnya mau belanja. Lagipula aku nggak suka orang yang ingkar!"

Sekali lagi, mata itu mengintimidasi diriku. Membuatku hanya bisa diam tak berkutik. Padahal niatnya tadi aku cuma pengen menghindar sementara dari bang Rion. Setelah bang Rion pergi bawa laporannya, nanti aku bawa Mas Misterius lagi ke dalam rumah. Gitu rencananya!

Mobil Mas Misterius pun melesat cepat membelah padatnya jalanan ibu kota. Aku sibuk memainkan kedua jariku yang bertaut sembari terkadang melirik-lirik wajah Mas Misterius dari samping. Garis wajahnya menunjukkan kepribadian seseorang yang keras dan juga tegas. Hidung lelaki itu terlihat semakin mancung jika dilihat dari samping. Bulu matanya juga terlihat sedikit panjang dengan tatapan mata menghunus tajam kedepan.

"Aku tahu kalo aku ganteng. Nggak usah ngiler!"

Spontan tanganku langsung menyapu bibirku dan langsung mengernyit saat tak mendapati zat cair disekitar sana. Sial, aku dibohongin!

"Aku nggak ngiler kok. Ini buktinya nggak ada air liurnya!" Aku mendekatkan telapak tangan yang kugunakan untuk menyapu sekitaran bibirku tadi ke hadapan Mas Misterius.

Cup!

Eh?

Bibirku reflek terbuka saat Mas Misterius sama sekali tak diduga mendaratkan sebuah kecupan ditelapak tanganku tadi. Secepat kilat aku menarik tanganku dan memeluknya shock.

Oh my! Seenaknya aja tuh bibir maen nyosor sembarangan!
Tapi enak juga sih, kapan lagi bisa dicium sama orang ganteng?

Plakk!! Sadarlah kau wahai Riana, ingatlah sama mas Zeril!

"Ngapain pake cium-cium segala?!" teriakku pura-pura marah. Ya kali masa' aku marah sama orang ganteng 😆 malah dapet bonus gini kok!

Alis Mas Misterius terangkat sebelah dengan tatapan mata melirik diriku aneh."Nggak usah sok marah. Kamu nggak pandai bohong!" cibirnya.

Wah, ketahuan!
Aku pun memalingkan wajahku menatap ke luar jendela. Memaksakan diri agar sibuk dengan bangunan ditepi jalan yang seolah bergerak sendiri.

"Kalo malu nggak usah ditutupi!"

"Enggak! Si-siapa juga yang malu?!" sanggahku cepat tanpa mengalihkan pandanganku dari pemandangan luar.

Sejenak keheningan datang menghinggapi kami berdua. Mataku masih bergerak dengan gelisah, rasanya pengen cepet-cepet sampai ke mall dan beli kue matcha sepuas-puasnya. Ceritanya sih bakalan jadi pelampiasan gitu 😏

Grep!

Aku langsung menelan salivaku dengan susah payah saat aku bisa merasakan salah satu tangan Mas misterius yang bebas, memegang tanganku yang berada dipaha dan mengusapnya lembut. Dan tanpa bisa aku cegah, wajahku menoleh dan menatap Mas Misterius yang bahkan melihatku saja tidak. Lelaki itu terlalu fokus menyetir.

Ya iyalah Rin! Kalo nggak fokus bisa kecelakaan dong?
Dewi batinku pun akhirnya menyalahkan pemikiranku yang ngelantur.

"Hm, Xel Axel!" panggilku dan hanya dibalas deheman singkat oleh Mas Misterius.

"Ini tanganmu bisa dikondisiin nggak?" Aku menunjuk-nunjuk ke arah tangannya yang masih setia bertengger ditanganku.

Kali ini Mas Misterius melirikku. Tapi hanya sekilas. Karna sedetik kemudian, dia mengalihkan perhatiannya lagi ke depan tanpa berniat menjauhkan tangannya.

Hufft, beginikah rasanya dikacangin?
Ck, padahal kacang itu mahal. Satu kilo udah duapuluh lima rebuk.

Mendengus pasrah, aku membiarkan tangan Mas Misterius sampai kita tiba di mall. Mobil Mas Misterius memasuki pelataran mall yang tak pernah sepi ini.

Melepaskan tanganku, Mas Misterius membuka pintu mobil dan langsung keluar.

Sedangkan aku, gadis cantik ini masih setia duduk di jok samping pengemudi. Menunggu Mas Misterius membukakan pintu mobil layaknya seorang pacar di film-film indo yang kalau ratingnya tinggi pasti episodenya makin banyak dan makin gaje.

Mataku tak lepas mengamati Mas Misterius yang berjalan mengelilingi kap mobil dan berjalan menuju ke samping jendelaku yang terbuka.

Yes!! Pasti bakalan dibukain kayak princess di tipi-tipi.

"Bisakah kamu keluar? Kaki dan tanganmu tidak cacat kan?"

Bibirku spontan terbuka. Tak percaya kalau Mas Misterius akan mengatakan hal itu. Aku kira dia bakalan bukain pintu.

"Ish, nyebelin!" gerutuku sambil membuka pintu mobil dengan dongkol. Mungkin karena pelampiasan amarah, aku tak sengaja membanting pintunya dengan lumayan keras.

"Mobil itu belinya pakai uang, bukan pakai daun."

Wajahku langsung tertekuk saat mendengar sindiran Mas Misterius. Dengan langkah sedikit menghentak, akupun menyusul lelaki itu yang bahkan menungguku saja tidak. Sudah ngacir duluan itu orang! 😑

"Axel! Woy Axel! Axeeeeell"

Mas Misterius sama sekali tak menghiraukan teriakanku dan tetap melenggang santai masuk ke dalam mall. Tak ayal, gigiku menjadi bergemeletuk tanpa bisa ku cegah. Dan dengan langkah sedikit menghentak, aku pun segera menyusul manusia menyebalkan itu.

Di dalam mall, kami berjalan berdampingan diantara ratusan orang yang berjalan kesana kemari. Mataku mengedar ke sekeliling berharap menemukan sesuatu yang menarik. Tapi bukannya mendapat sesuatu, aku malah menemukan banyak cewek-cewek yang melirik ataupun melihat Mas Misterius secara terang-terangan.

Ingin ku berteriak. Woy, ini orang udah punya pacar!! Matanya tolong bisa dijaga nggak!!

Tapi aku hanya menyimpan kata-kataku itu karena tidak ingin membuat keributan. Sebab, tipe-tipe cewek kayak gitu tuh udah kebaca gimana respon mereka kalau aku teriak itu.

Cling!
Aha, i have a good idea!

Aku tersenyum miring. Dengan cepat aku menarik lengan Mas Misterius dan memeluk lengan terbalut jaket bomber army itu.

Mas Misterius sempat terkejut awalnya, namun ekspreisnya segera berubah normal kembali dan tampak tak mempedulikan tanganku yang bergelayut manja.

"Axel, main timezone dulu yuk?" rengekku tanpa memperdulikan rentetan pandangan sinis cewek-cewek disekitar sini.

"Hm."

Hadeh, responnya cuman itu doang bang? Kagak ada yang lainnya? Lha mbok iya atau ok atau gimanalah gitu 😑
Bisa aku santet lama-lama ini orang.

Namun belum genap lima langkah kami pergi, sebuah suara familier terdengar di indera pendengaranku.

"Riana? Axel?"

Seperti diberi efek slow motion, bergerak menoleh kebelakang. Mataku langsung membulat penuh saat mendapati siapa yang menyapa kami berdua.

Jantungku berdetak dua kali lebih cepat. Mataku sama sekali tidak berkedip. Hatiku terasa berbunga-bunga sekaligus tak menyangka kalau akan bertemu dengan lelaki itu disini.

"M-mas Zeril?"

---------------------------------------------
Tbc.

Can you give me a vote? 🌟

Seguir leyendo

También te gustarán

2.3M 125K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
REGARA Por idraml

Novela Juvenil

1.7K 194 10
Regan dan Rachel harus terikat dalam sebuah ikatan suci pernikahan karena perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya. Rachel harap perjodohan ini ba...
SOMEDAY Por ladymezzy

Novela Juvenil

6.7K 492 29
𝑹𝒂𝒏𝒊𝒂 𝒂𝒏𝒅 𝑫𝒂𝒗𝒊𝒏✨ [ complete - publish one by one chapter ] -A N O T H E R S T O R Y ...
969K 93.8K 51
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...