NARIK SUKMO (TERSEDIA DI GRAM...

By Desofie

349K 26K 2.8K

#3 03062018 #4 25052018 #8 08032018 #9 08032018 Setelah menginjak usia 20 tahun, Kenar selalui di han... More

Bab // 1
Bab // 2
Bab // 3
Bab // 4
Bab // 5
Bab // 6
Bab // 7
Bab // 8
Bab // 9
Bab // 10
Bab // 11
Bab // 12
Bab // 13
Bab // 14
Bab // 15
Bab // 16
Bab // 17
Bab // 19
Bab // 20
Bab // 21
BUKAN UPDATE
Bab // 22
Bab // 23
Bab // 24
Bab // 25
Bab // 26
Bab // 27
CAST
Bab // 28
Bab // 29
Bab // 30
Bab // 31
Bab // 32
Bab // 33
Bab // 34
Vote Cover 😍
NARIK SUKMO OPEN ORDER
PROMO MANTUL
INFO NGOBROL HOROR
Belanja buku dari rumah
E BOOK MURAH
INFO PENTING (Narik Sukmo 2)
NARIK SUKMO THE MOVIE
COMING SOON
BEHIND THE SCENE NARIK SUKMO THE MOVIE

Bab // 18

7.1K 664 57
By Desofie

"Ini minumnya."

"Aah," Kenar setengah berteriak begitu Dierja menawarkan minuman padanya. Kenar memandang Dierja dengan tatapan kosong, ia kembali menoleh ke tengah aula.

Kosong.

Tidak ada siapa-siapa di sana. Tidak ada apa-apa di sana.

Kenar kembali terkejut ketika Dierja memegang pundaknya.

"Kamu kenapa?" tanya Dierja panik. Wajah pias Kenar menjelaskan sesuatu telah terjadi.

Kenar kembali mengarahkan pandangannya ke tengah aula.

Kosong.

Kemana mereka?

Siapa mereka?

Kenapa wajah gadis itu mirip dengannya?

Lalu siapa pemuda yang bersamanya?

Begitu banyak pertanyaan dalam benak Kenar. Napasnya tersengal, tubuhnya terasa lemas.

"Kamu ndhak apa-apa? apa yang terjadi?" tanya Dierja panik.

"Gue...mau pulang...gue mau pulang." ucap Kenar takut. Ia bahkan tidak menggunakan bahasa aku lagi pada Dierja.

"Iya, minum dulu setelah itu kita..."

"Gue mau pulang, pokoknya gue mau pulang. Sekarang." teriak Kenar. Ketakutan itu nampak nyata di wajahnya. Kenar bangun dari duduknya kemudian berlari ke luar aula.

"Kenar tunggu aku." panggil Dierja sembari mengejar Kenar.

Kenar terus saja berlari ke luar aula. Ia ingat jalan menuju rumah Ayu, tanpa ragu ia terus berlari. Senja hampir berlalu namun masih ada sedikit cahaya matahari yang menjadi penerang jalannya.

"Kenar tunggu,"

"Aaaahhhh," pekik Kenar. Dierja menghentikan Kenar dengan menarik pergelangan tangan Kenar.

"Tunggu," kata Dierja dengan suara tinggi. Kenar menatap Dierja pias.

"Kalau kamu mau pulang, aku bisa antar, ini hampir gelap kalau kamu tersesat bagaimana?" kata Dierja.

Kenar masih terlihat bingung dan takut.

"Tarik napas pelan-pelan." ucap Dierja.

Kenar menarik napasnya pelan. Setelah mengulang beberapa kali ia merasa lebih tenang tapi pikirannya tentang apa yang di lihatnya tadi masih membuatnya takut dan...merinding.

"Aku antar pulang, ya?" ucap Dierja pelan namun tegas. Kenar mengangguk, ia kembali berjalan tanpa mengatakan apa-apa. Mereka berjalan beriringan dalam diam. Bahkan sesampainya di rumah Ayu, Kenar langsung masuk ke dalam rumah.

Dierja menghembuskan napas beratnya

"Nak Dierja?" Dierja menoleh begitu mendengar suara Seruni memanggilnya.

"Bu lek," ucap Dierja. Ia menyalami Seruni.

"Ada keperluan apa nak?" tanya Seruni.

"Ini bu lek, aku sudah mengantar Kenar." ucap Dierja.

"Oh begitu. Duduk dulu, bu lek buatkan kopi." ucap Seruni menawarkan Dierja kopi.

"Lain kali saja bu lek, sudah malam. Oh ya, pak lek ada?" tanya Dierja.

"Pak lek mu belum pulang. Tadi katanya pergi ke kota bareng mas Kusumo." ucap Seruni.

"Baiklah bu lek. Dierja pamit saja dulu. Besok Dierja main kemari, ada yang mau di bicarakan sama pak lek." ucap Dierja.

"Iya nak, hati-hati di jalan." ucap Seruni.

"Terima kasih bu lek. Selamat malam." pamit Dierja.

"Malam." ucap Seruni.

Dierja berjalan sendirian. Sepertinya orang-orang sudah pada pulang ke rumah. Tidak ada seorang pun yang Dierja temui di jalan.

Selama dalam perjalanan Dierja berpikir, kira-kira apa yang terjadi pada Kenar? Kenapa sikapnya berubah aneh seperti itu.

Dierja tiba di rumah setelah sepuluh menit berjalan.

"Darimana saja kamu?"

Dierja menoleh ke arah suara. Dierja tersenyum, ia mendekati ayahnya kemudian menyalaminya.

"Dierja dari aula yah," jawab Dierja.

"Harusnya kamu ndhak pulang malam-malam seperti ini." kata ayah Dierja dengan suara berat.

"Iya ayah." ucap Dierja, ia mengambil duduk tepat di depan ayahnya.

"Bagaimana latihan hari ini?"

"Lancar yah." jawab Dierja.

"Hmm," Candra berdehem. Kemudian melanjutkan, "Apa mereka ndhak mengalami kejadian aneh?" tanya Candra.

Dierja nampak berpikir, selain sikap Kenar tadi, tidak ada yang aneh pikirnya.

"Semua berjalan dengan baik ayah, seperti biasa." ucap Dierja tanpa menjelaskan apa yang di alami Kenar.

"Baguslah." ucap Candra. Ia menyalakan rokoknya dan mulai menghisapnya.

"Ayah," panggil Dierja.

"Hm."

"Kenapa kita harus melakukan ritual ini? dan kenapa hanya tarian narik sukmo yang boleh di pentaskan? Bukankah kita memiliki tarian lainnya?" tanya Dierja.

"Kamu ndhak ngerti apa-apa, sing garapen wae tugasmu." marah Candra.

Dierja menghela napas berat. "Iya ayah. Dierja ke kamar dulu." pamit Dierja.

Setelah kepergian Dierja, Candra menarik napas. Pikirannya melayang pada kejadian dua puluh tahun yang lalu.

"Jangan kembali." gumamnya pelan.

Setelah membersihkan diri Dierja berbaring di kamar. Ia memikirkan kejadian aneh pada Kenar sore tadi. Ia juga memikirkan sesuatu yang sangat mengganggu pikirannya.

***

"Kenar," Ayu masuk ke dalam kamarnya. Ia melihat Kenar tengah memainkan ponselnya di atas ranjang.

Kenar menoleh, ia tersenyum tipis sebelum kembali pada ponselnya. Ayu naik ke atas ranjang, ia menarik selimut menutupi kaki hingga ke pinggang.

"Tadi kenapa pulang duluan?" tanya Kenar tanpa mengalihkan pandangannya.

"Gue sakit perut." jawab Ayu.

"Memangnya aulanya gak ada toiletnya?"

"Ada sih, tapi gue mau di rumah." jawab Ayu.

Kenar menoleh menatap Ayu, "Itu saja?" tanya Kenar.

"Emang apa lagi?" tanya Ayu.

"Entahlah. Mungkin lo mau cerita?" ucap Kenar.

"Gue gak mau bahas tentang apapun malam ini." ucap Ayu.

"Tapi, lo baik-baik saja kan?" Kenar memastikan.

"Tentu. Bagaimana latihan di aula tadi?"

"Lancar." ucap Kenar. Ia terdiam beberapa saat, seperti tengah mempertimbangkan sesuatu.

"Ada masalah?" tanya Ayu begitu melihat perubahan raut wajah Kenar.

Kenar menggeleng, bagaimana ia bisa menjelaskan apa yang di lihatnya tadi. Ayu pasti tidak akan percaya dan akan terus mengejeknya, mungkin Ayu akan menambah kata tidak waras untuknya.

"Tadi, mas Dierja ngajarin gue  nari." jelas Kenar.

"Oh ya.." ucap Ayu antusias. Kenar mengangguk.

"Itu keren." seru Ayu.

"Keren apanya?" ucap Kenar.

"Mas Dierja itu jarang-jarang lo mau ngajarin orang menari. Lha, lo langsung di ajari dia itu mukjizat "

"Benarkah? Kenapa begitu?" tanya Kenar penasaran.

Ayu mengedikkan bahu. "Dia cuma bilang gak mau. Itu aja. Alasan yang konyol tahu gak." jelas Ayu.

"Apa ngajarin gue menari juga termasuk dalam kekonyolannya?" ucap Kenar kesal.

Ayu tertawa.

"Bisa jadi...bisa jadi..." jawab Ayu sembari meniru salah satu acara televisi.

"Sialan." Kenar melempar Ayu dengan bantal.

Ayu kembali tertawa.

Kenar berubah murung. Lagi-lagi ia memikirkan kejadian di aula sore tadi

"Ada apa?" tanya Ayu menyadari perubahan raut wajah Kenar.

"Ah, gak pa-pa. Gue baik-baik saja." ucap Kenar.

Ayu hendak berbicara dengan Kenar namun urung di lakukannya karena ponsel Kenar berbunyi. Sebuah pesan line masuk.

From : Dierja

Malam, sudah tidur?

Kenar tersenyum tipis.

To : Dierja

Belum.

Dari : Dierja.

"Kenapa belum tidur? Pasti kepikiran terus sama aku."

Kenar kembali tersenyum, namun kali ini ia menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Ayu menatap Kenar dengan tatapan serius.

"Siapa sih?" tanya Ayu penasaran.

"Kepo amat." ucap Kenar.

"Aishhh." Ayu berdecak kesal.

Kenar kembali menatap ponselnya. Mengabaikan Ayu yang semakin kesal di abaikan.

Ayu merampas ponsel Kenar.

"Ayu, kembalikan." teriak Kenar.

"No," pekik Ayu ketika Kenar sedang berusaha mengambil ponselnya.

"Cieeee, udah smsan sama mas Dierja tho? sampeyan iki sudah jatuh cinta  sama mas Dierja." ucap Ayu senang.

"Apa sih. Sms biasa juga." elak Kenar.

"Yang luar biasa juga ndhak pa-pa." seru Ayu. Kenar memutar bola matanya malas.

"Gue haus, pengen minum." ucap Kenar.

"Ya sudah, minum aja sana." ucap Ayu.

"Temenin," rengek Kenar.

"Ogah," ucap Ayu .

"Ooo begitu, dasar pelit." gerutu Kenar. Terpaksa ia ke dapur sedirian.

***

Ayo sapa yg mau nemenin Kenar????

Maafkan typo ya.......

Folow IG : Dewie Sofia











Continue Reading

You'll Also Like

Mayyang By MissRain1909

Mystery / Thriller

231K 21.1K 36
Sebuah kasus pembunuhan penuh misteri, intrik dan diwarnai nuansa ilmu hitam yang kental. Detektif Alfa bersama Vin, rekannya yang indigo, berusaha m...
MATI (Tamat) By Ighazali

Mystery / Thriller

26.8K 2.3K 18
Sheila mendapat mimpi buruk tentang kematiannya dan ke 5 temannya sebelum melakukan perjalanan liburan keluar kota. Sheila tidak menduga mimpi itu a...
1.5K 882 21
Dia Alan, seorang siswa yang cukup terkenal di SMA bakti nusa. Bukan hanya tampang nya yang rupawan, ia juga memiliki prestasi yang bisa membuat para...
11.2K 380 16
Cerita ini diangkat dari kisah nyata pengalaman teman-teman yang mengalami kejanggalan dan hal-hal aneh yang tidak semua orang akan mengalaminya. Ada...