Pengagum Rahasia

By Salma_Sf

10.9M 536K 27.5K

Sudah tiga tahun Alana menjadi pengagum rahasia Raka -kakak kelas yang paling tampan di SMP nya - dan sekaran... More

Prolog
Chapter 1 : Masa SMP
Chapter 2 : Masa SMA
Chapter 3 : Hari Kedua MOS
Chapter 4 : Hari Terkahir MOS
Chapter 5 : Kisah Manis Bersama Dia
Chapter 6 : Awal Dari Segalanya
Chapter 7 : Pangeran Cuek SMA Harapan
Chapter 8 : Cerita Tentang Dia
Chapter 9 : Dia Kembali
Chapter 10 : Tentang Raka
Chapter 11 : Pengagum Rahasia
Chapter 12 : Kehebohan Besar
Chapter 13 : Kehebohan Besar (2)
Chapter 14 : 'LO' 'VE'
Chapter 15 : Apa Yang Terjadi Antara Kita?
Chapter 16 : Kejutan Yang Mengerikan
Chapter 17 : Pergi
Chapter 18 : Aku Kembali Karena Dirinya
Chapter 19 : Kejutan Pahit
Chapter 20 : Kejutan Pahit (2)
Chapter 21 : Ada Apa Dengannya?
Info
Chapter 22 : Kejadian Pahit
Chapter 23 : Perih
Chapter 24 : Semua Akan Baik-baik Saja
Chapter 25 : Hal Terindah
Chapter 26 : Jujur
Haloo..
Chapter 27 : Apakah Semuanya Sungguhan?
Chapter 28 : Comeback
Chapter 29 : Heboh
Chapter 30: Apa ini Cinta?
Chapter 31 : Perasaan Aneh
Chapter 32 : Goodbye
Chapter 33 : Hero
Chapter 34 : Tersenyum Kembali
Chapter 35 : Kedai Ice Cream
Info (2)
Chapter 36 : Dia Siapa?
Chapter 38 : Bertemu Dengan Dia Lagi
Bantu Aku..
Chapter 39 : Jadi??
Pilih Lagi..
Chapter 40 : Kenapa Jadi Begini?
Annyeong..
Chapter 41 : "Jadi, ini yang kamu inginkan?"
Yo!
Chapter 42 : Kenapa Rasanya Sesakit Ini?
Chapter 43 : Broken Heart
Maaf.
Chapter 44 : "Dia milik gue!"
Chapter 45 : "Sebaiknya, kita menjauh saja."
Chapter 46 : "Ini, milikku!"
Chapter 47 : Kamu Bukan Dia!
Chapter 48 : Akhir
Chapter 49 : Kebahagiaan yang kembali Datang
Epilog
7 HARI
Info PO buku

Chapter 37 : Love

163K 8K 282
By Salma_Sf

"Suka yah?" Raka bertanya kepada dirinya sendiri, kira-kira perasaan apa yang dia miliki kepada Alana, perasaan suka? Sayang? Atau cinta? Berkali-kali dia bertanya kepada dirinya sendiri apakah perasaan ini, namun semakin Raka bertanya, semakin dia tidak menemukan jawabannya.

"Ini, hati gue yang kaku atau gue yang bego sih?" Tanya Raka lagi lalu mengambil bantal dan memeluknya.

Dia lalu teringat sesuatu dan bangkit dari tidurnya, berjalan menuju meja belajar dan mengambil sebuah gelang dengan liontin 'LO' gelang yang pernah diberikan oleh Alana kepadanya saat mereka belum sedekat sekarang.

Entah keajaiban apa, membuat Raka dekat dengan gadis itu. Raka menjadi rindu, rindu saat dia dan Alana masih sama-sama belum kenal, masih sama-sama malu untuk mendekat sampai-sampai Alana harus mengirim hadiah setiap harinya kepada Raka dengan nama Pengagum Rahasia. Jika diingat-ingat, semua menjadi lebih indah karena Chandra. Laki-laki itu yang membuat Raka dan Alana dekat.

Raka tersenyum lalu mengambil ponselnya di atas meja belajar. Dia mencari kontak Chandra dan mengetik sesuatu.

Me:
Thanks Bro..

***

Pagi yang indah, Alana sudah sampai di sekolah dan berjalan di koridor dengan hati yang gembira. Dia terus tersenyum sepanjang jalan, untung saja koridor sekolah sepi, hanya ada satu atau dua orang saja yang lewat, ini masih pagi jam enam kurang lima belas menit, wajar saja jika masih sangat sepi.

Alana menaiki anak tangga satu persatu dengan tersenyum, kepalanya terisi penuh dengan bayangan laki-laki bernama Raka itu. Dia menunduk menatap anak tangga dan menaikinya satu persatu.

Bruk!

Karena jalan menunduk dia sampai menabrak seseorang, untung saja mereka berdua tidak sama-sama terjatuh, jika sampai Alana terjatuh mungkin dia akan guling guling di tangga.

"Aduh, maaf, nggak sengaja." Ujar Alana pelan lalu mendongak melihat siapa orang yang barusan dia tabrak.

Mulut Alana menganga lebar melihat siapa yang baru saja dia tabrak. "Itu mulutnya tutup, nanti ada lalat masuk." Orang itu tersenyum tipis, dan Alana langsung menutup mulutnya rapat-rapat, sekarang jarak antara dia dan orang itu sangat dekat.

Jantungnya berdegup dua kali lipat saat mendengar suara orang itu, perasaannya campur aduk saat melihat orang itu, takut, marah, sedih, dan kecewa. Dia tau hati kecilnya sudah memaafkan, tapi entah kenapa dia merasa sangat sebal bertemu dengan orang itu.

"Kak Chandra?" Orang itu tersenyum.

"Masih inget gue?" Alana mengangguk. Dia diam tidak tau harus bagaimana, melihat Chandra sama saja seperti melihat apa yang dia lakukan kepada Alana dulu.

Alana terdiam dia hanya membalas perkataan Chandra dengan anggukan kepala, mata Alana tidak bisa lepas dari mata Chandra, seperti sudah dihipnotis oleh laki-laki itu.

"Gimana kabarnya sekarang? Baru kali ini gue liat lo lagi." Chandra tersenyum.

"Baik kok." Alana menjawab gugup.

"Ekhem.." Seseorang menaiki tangga sambil berdeham. Alana langsung kaget dan menjauh dari Chandra, turun satu anak tangga dan berbalik melihat siapa yang datang.

"Pagi semua."

Alana tersenyum. "Raka."

"Hehe, lagi ngepain? Kayaknya seru amat deh." Raka menghentikan langkahnya tepat di samping Chandra.

"Gue lagi ngobrol aja sama Alana, udah lama juga nggak ketemu sama dia lagi." Ujar Chandra ringan lalu tersenyum melihat Alana, dia tidak memperhatikan wajah Raka yang sudah memerah akibat marah.

Raka menarik bibirnya, tersenyum sedikit. "Kita ke kelas yah Chan! Yuk!" Raka menepuk punggung laki-laki itu kencang.

"Aw!" Chandra meringis kesakitan saat Raka memukul punggung nya itu dengan kencang, perih.

"Duluan yah Alana." Raka tersenyum manis lalu menarik menarik Chandra masuk ke kelas.

Alana terkekeh melihat tingkah mereka yang sangat konyol. Dia menggeleng pelan lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas sepuluh.

***

"Gimana ceritanya bisa dibatalin pah?" Tanya Audi kesal, kini ayahnya sudah tiba di Jakarta.

Ayahnya menghela nafas panjang. "Entah, katanya Raka sudah dijodohkan dengan orang lain, ayah juga tadi sempat marah kepada Pak Devan, namun, Pak Devan tetap mau membatalkan perjodohan kamu dengan Raka.

Sudahlah nak, mungkin memang Raka bukan jodoh kamu." Audi memasang wajah cemberut sekarang. Dia kesal karena permintaan nya untuk bersama Raka tidak terkabul. Padahal, jika Audi minta ini dan itu kepada ayahnya pasti akan selalu dituruti. Namun, kenapa sekarang tidak?

"Aku suka sama dia! Aku suka sama Raka sejak pandangan pertama! Aku nggak mau ngelepasin dia gitu aja!" Audi kesal lalu kemudian dia bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan apartemen yang sekarang dia tempati bersama Ayahnya.

***

"Gue berani taruhan! Kalau yang menang itu Kak Febrian bukan Kak Raka." Ujar Alvia, matanya masih fokus melihat pertandingan futsal antara Raka dan Febrian.

Dua cowok ganteng di sekolah sedang bermain futsal bersama adalah suatu pemandangan yang sangat indah, apalagi ditambah Daffa, pangerannya SMA Harapan, Alana hanya bisa diam sambil berdiri di pinggir lapangan, punggung nya sudah pegal karena tas nya yang berat.

Hari ini guru sedang rapat, jadi anak-anak dipulangkan lebih cepat.

"Gue boleh nggak ada ditengah-tengah mereka gitu? Rasanya pengen terjun aja deh." Alvia tertawa dengan ucapannya sendiri.

Alana tersenyum lalu melihat lapangan. Memang benar sih, semua cowok tampan ngumpul di lapangan semua, saling mengoper bola dan berebut untuk memasukkan bola ke dalam gawang.

"Jadi bola nya juga gue ikhlas lahir batin." Alana tertawa, segitu jomblo nya kah dia sampai-sampai jadi bola aja mau?

"Ih, kelamaan jomblo gini nih, udah ah yuk pulang, kenapa jadi kita nontonin orang yang main futsal sih?"

"Bentar lagi." Alvia menghalangi Alana yang mau pulang, dia masih ingin melihat cowok cowok itu bermain futsal.

"Yeay!" Alvia berteriak saat Raka memasukkan bola ke dalam gawang tim Febrian.

Alana langsung melihat Raka yang sekarang sedang dipeluk oleh teman-temannya karena sudah memasukkan bola ke dalam gawang. Alana tersenyum, ternyata Raka bisa juga berbaur dengan semua orang, dia pikir Raka adalah anak yang tidak mau berbaur dengan siapapun.
Alana terus memperhatikan Raka, hingga cowok itu membalas tatapannya dan tersenyum lebar. Alana terdiam melihat Raka yang tersenyum lebar kepadanya, buru-buru dia menunduk, lari dari pandangan Raka.

"Yuk ah kita pulang." Alana langsung menarik tangan Alvia dan berjalan menjauh dari lapangan.

"ALANA! JANGAN PULANG DULU! TUNGGUIN GUE! WOY!" Raka berteriak kencang saat Alana pergi meninggalkan lapangan.

"Gue duluan bro." Raka menepuk pelan bahu Daffa dan mengambil ransel nya yang ada di pinggir lapangan, dan mengejar Alana yang mungkin sudah ada di pintu gerbang.

Raka berlari kecil menuju pintu gerbang takut jika Alana sudah naik transportasi umum dan meninggalkan dirinya. Namun, keberuntungan masih ada dipihaknya. Alana masih berdiri di depan pintu gerbang sambil melihat kanan dan kiri apakah ada transportasi umum yang bisa dia taiki.

Raka tersenyum lalu berjalan mendekati Alana.

"Lo pulang bareng gue aja, gue pengen ajak lo ke suatu tempat." Bisik Raka ketika sudah berdiri tepat di belakang Alana.

***
Alana tersenyum melihat pemandangan yang sangat indah di depan matanya ini, sekarang dia dan Raka berada di pantai. Raka sengaja membawa nya kesini karena dia ingin jalan-jalan sebentar dengan Alana.
Suasana pantai membuat Alana damai, sudah lama dia tidak berlibur ke pantai.

"Sejuk kan? Gue sengaja bawa lo kesini, supaya lo nggak stress sama tugas." Raka terkekeh sambil memperhatikan wajah Alana.

Alana mengangguk lalu kemudian dia menarik tangan Raka mendekat ke bibir pantai. Dia menaruh tas sekolahnya tak jauh dari tempat dia bermain air.

"Gamau, dingin." Raka merengek tidak mau bermain air karena cuaca nya yang dingin, namun bukan Alana namanya jika tidak membuat Raka menuruti apa yang dia mau. Alana terus menarik tangan Raka, sampai-sampai laki-laki itu pasrah dan berjalan mendekati Alana.

"Dingin." Alana tertawa saat air pantai menyapu kaki nya. Raka ikut tertawa, ternyata airnya tidak sedingin yang dia bayangkan.

"Lebay, orang nggak dingin juga." Ejek Raka dan langsung mendapat pukulan dari Alana.
"Tadi lo yang bilang sendiri yah nggak mau main air karena dingin! Ih gue gorok juga lo."
Raka tertawa mendengar ocehan Alana yang sangat damai di telinga nya. Dia tersenyum lalu mengacak pelan rambut cewek itu.

Mereka berdua bermain air bersama-sama, kadang mereka berdua lari saat ombak berjalan menuju kearah mereka dan juga malah senang saat ombak kecil menyerang tubuh mereka hingga seragam yang mereka kenakan basah.

Mereka berdua tertawa saat tubuh mereka basah terkena air pantai, senyum yang selalu menghiasi wajah mereka dan juga tawa yang terdengar membuat mereka semakin dekat.
Raka merasakan hatinya semakin merasa nyaman bersama Alana.

Sedangkan Alana merasa hatinya tidak bisa lepas dari laki-laki itu, semakin dia dekat, semakin Alana merasakan cinta.

***

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 130K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
2.4M 119K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
3.7M 176K 65
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
4M 309K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...