Meski hanya terlihat sekilas karena dilarang adanya hubungan antar jenis di dorm, gadis itu sangatlah cantik. Rambut hitam panjangnya, wajahnya yang terkesan serius namun jika dia tersenyum dia menjadi sangat manis, ditambah lagi badannya yang juga bagus, apa ada gadis seperti itu di dunia ini? Setidaknya itulah yang dirasakan Lee Junyoung saat pertama kali melihat gadis itu di dorm the unit. Gadis itu memang sangat menawan.
"Melongo saja dirimu," kata Bjoo, pemuda dengan rambut curly yang menjadi teman setimnya. "Sudah persiapan untuk latihan?"
"Ah, iya," kata Jun gugup.
Seungjin, pemuda berwajah manis yang juga teman segrup Jun menepuk bahu Jun, berkedip penuh arti. "Aku yakin kamu pasti habis melihat anak unit G kan? Memang cakep-cakep kok."
Wajah Jun memerah. Wajah pemuda itu memang paling tak bisa berbohong.
"Wah, Jun sudah dewasa," kata Hojoon yang merupakan leader grup itu. "Siapa yang membuatmu terpesona sekali begitu? Bukan aku?"
"Jelas bukan hyung lah," kata Jun tertawa. Dia merasa lebih mudah terbuka bersama teman-teman tim hijaunya, "Itu cewek yang tadi lewat sama teman-temannya."
"Euna-noona?" tanya Heedo, yang juga merupakan anggota tim tersebut. Dia tadi juga melihat beberapa gadis sedang lewat, dan salah satunya adalah Euna, rapper perempuan yang cukup disegani termasuk oleh Heedo.
"Itu yang di sebelah kirinya Euna-noona..." belum selesai Jun berbicara, teman-temannya sudah pada manggut-manggut. Sudah dapat dimengerti. Yang biasa bersama Euna Kim dan lengket bagaikan lem dan perangko adalah sahabat dan mantan teman segrupnya, Lee Suji. Memang gadis itu sangat cantik.
"Mau aku kenalin ke anaknya?" kata Seungjin mengedipkan matanya lagi. Kelihatannya pemuda itu kelilipan 24/7 jadi suka kedip sana sini, "Aku bisa minta nomornya dari Hyunjoo."
"Jangan dong, nanti aku didiskualifikasi kalo ketahuan," kata Jun setengah bercanda. Padahal sebenarnya juga dia mengharapkan bisa mendapatkan kontak sang dewi.
---
Sementara itu, tim putih perempuan sedang asik berlatih di ruangan latihan. Tidak ada yang menyadari tadi saat mereka berjalan tadi sempat berpapasan dengan anak-anak unit B.
"Yak, hari ini cukup!" kata Haein sang leader sambil melihat jam. Sudah cukup larut.
"Hore!" teriak Jiwon senang yang langsung mengambil choco muffin kesukaannya begitu selesai latihan, sekedar pemberitahuan saja, itu sudah porsi ketiga yang dia makan hari ini, "Masih ada sisa snack tadi sore, asik."
"Aku jadi ada ide," kata Yujeong yang kelihatannya bosan. Dia menatap anak-anak tim putihnya yang terlihat polos tanpa dosa, "Gimana kalo kita main truth or dare?"
"Kenapa tiba-tiba?" tanya Gaeul, yang sibuk memerhatikan Jiwon yang sedang sibuk menghabiskan muffin keempatnya, dengan potato chips rasa kepiting di tangan kirinya. Padahal mitosnya makan tengah malam bikin gemuk.
Haein yang merupakan leader tim putih tersenyum mengerti, dia menatap mata Yujeong penuh arti. Dua orang itu kelihatannya sedang merencanakan rencana jahat bersama, "Untuk mendekatkan satu sama lain kita harus saling mengetahui aib satu sama lain!" Iya, setan emang.
"Pertama-tama siapkan kartu, yang nilainya paling kecil harus diberi dare dari yang paling besar!"
Anne berlari untuk mengambil kartu remi koleksinya. Seluruh anak tim putih melingkar, mengikuti permainan random tersebut. Sebenarnya anak-anak itu bingung kenapa mereka menurut saja pada ide aneh itu, padahal seharusnya mereka beristirahat.
"Ah, aku dapat yang terkecil," kata Euna. "Yang mengeluarkan Queen ini siapa?"
"Aku," kata Chaesol yang dari tadi belum disorot author, "Jadi mau truth apa dare?"
"Truth deh," kata Euna yang masih mau main aman. Anak-anak perempuan ini nggak pernah nyantai kalo bikin dare, jadi main aman dulu aja.
"Siapa yang menurut eonni paling keren di Unit B?" tanya Chaesol dengan mata berbinar. Pertanyaan yang standar sekali, tapi harus hati-hati ditanyakan, apalagi kamera KBS di mana-mana. Golden rule nomor 3 harus ditegakkan. KBS kan kepanjangannya Kantor Broadcasting Syariah, jadi para peserta kudu mode sanlat.
Untung saja saat itu tidak ada kamera. Anak-anak ini makanya bisa dengan kurangajar main ToD. "Hmmm... siapa ya. Semuanya bagus kok."
"Eonni kan akrab sama banyak anak unit B, pasti ada satu yang dianggap kece lah," kata Jiwon sambil wink sana sini. "Ini truth ya, eonni..."
"Uh... A.C.E. Jun mungkin ya?" kata Euna sambil berpikir, "Aku cukup dekat dengan anaknya juga."
"Ecieee..." kata Janey yang juga belum author tampilkan sama sekali. Sabar ya mbak Janey. "Ayo move ke next round!"
Pembongkaran aib itu berlangsung sampai satu jam ke depan, hingga sampai ke giliran Suji, yang dari tadi selamat dengan ajaibnya.
"Truth or Dare?" tanya Anne dengan wajah jahil. Kelihatannya dia niat sekali membongkar aib Suji yang terlihat pure.
"Dare," jawab Suji mantap. Wah, anak pertama yang memilih dare!
"Apa ya..." Anne berpikir keras. Kemudian wajah isengnya muncul lagi. "Coba kamu jalan ke lantai bawah, terus minta kontak orang pertama yang kamu temui di sana."
"Kalo yang ditanya orang nggak dikenal atau malah orang aneh gimana? Atau kalo ternyata anak unit B dan ketahuan sama kameraman?" tanya Euna, mencoba melindungi sahabatnya itu.
"Nggak apa, paling juga siapa sih yang keliatan jam segini," kata Suji sambil melihat jam, jam 4 pagi. "Kalo 30 detik nggak ada orang artinya gak jadi ya."
"Oke," kata Anne.
****
Suji menuruni ruangan dengan percaya diri, diikuti oleh gerombolan tim putih yang memang isengnya luar biasa. Memang saat itu gedung KBS sangatlah sepi.
Sampai juga di lantai bawah gedung KBS. Suji menunggu di bawah tangga. Satu detik, dua detik, kelihatannya memang tidak ada orang. Baru saja nyaris detik ke 29, tiba-tiba ada bayangan orang yang sangat tinggi melewati daerah itu. Suji berdebar gugup. Kenapa dare harus merepotkan begini sih?
"Maaf," Suji menyergap sosok itu. Sosok yang tinggi besar itu tertegun. Ya, sesuai dengan aturan cerita romansa klise, orang yang disergap Suji itu adalah Lee Junyoung, yang baru saja tadi memuja Suji.
"Ada apa?" tanyanya, agak awkward dan takut kalau ada kamera atau staf KBS lewat. Suji juga awkward, di dalam hati dia mengutuk Anne. Apakah mereka berdua akan dieliminasi?
"Bisa minta kontakmu? Bukan apa-apa, aku hanya kalah truth or dare, bilang saja kamu tak mau memberikan. Aku cuma disuruh minta kok, makasih," kata Suji langsung buru-buru pergi. Setidaknya sudah bertanya, saat ini langkah kedua adalah kabur dan pura-pura mati, atau mengutuk Anne.
Di luar dugaan, Jun menarik tangan Suji, menahannya pergi. Untung saat itu cukup gelap, jadi Suji tak bisa melihat betapa merahnya wajah Jun saat itu.
"Kuberikan kontakku, gantinya bisa minta punyamu juga?" Suji kaget dengan respon mendadak itu. Ada apa dengan orang ini? Meski Suji bertanya-tanya, namun pada akhirnya mereka bertukar kontak, dan buru-buru mengucapkan selamat tinggal dan kabur, sebelum ada yang melihat. Apa karirku akan berhenti di sini? Pikirnya.
***To be Continued***
Author here! Karena buntu skripsi dan mager apdet cerita satunya, aku bikin cerita yg lebih ringan lol.
Duh aku ga nemu foto grup the unit misi pertama 😭 (kecuali tim oranye unit G) jadi ini aja cukup kali ya, barangkali di sini ada yg nemuin?
Untung di misi2 berikutnya nemu foto grup bareng
Aku kangen mereka semua aaaaaa 😭😭😭
Kenapa euna milih junhee di sini? Soalnya aku liat euna support junhee terus (dia nulis lagu ACE pas bagian lagu yg paling sering didenger di 20 question sheet, minta fansnya juga vote junhee sama rayoon, komen di livenya ACE pas ada Junhee, sama di instagramnya juga bilang kalo dia paling suka my story), sesama 94 line akrab satu sama lain ya :o