Stay with Me

By halowyf

7.4M 192K 5.4K

[SUDAH TERBIT] Note: Belum revisi. Cerita ini ditulis ketika belum paham PUEBI, dll. *** Apa yang kalian rasa... More

1. Kesal
2. Api Cemburu
3. Kejutan
4. Tanpa Kabar
5. With You
6. Mantan Siapa?
7. I'm (Not) Fine
8. Luka
9. Minta Maaf Lagi
10. Sakit?
11. Dilema
12. Lemah
13. Menjenguk
🐍 Playlist 🐍
15. Senyuman
16. Ngopi
17. Instagram
18. Jealous
19. Balikan?
20. Bullshit
SUDAH TERBIT

14. Gengsi

125K 7.5K 68
By halowyf

Suasana menegangkan melebihi ulangan fisika dadakan. Gadis berbola mata cokelat itu gugup setengah mati bingung apa yang harus ia lakukan di depan Ken. Dulu saat mereka masih berpacaran, Naomi tidak pernah secanggung ini dengan Ken. Bahkan Naomi selalu cerewet menanyakan hal yang tidak penting sekalipun kepada Ken untuk mencairkan suasana. Tapi tidak untuk saat ini.

Semuanya sudah berbeda, semesta menyadarkan dua orang remaja itu yang hanya sebatas mantan kekasih. Sangat menyakitkan memang jika harus mengingat masa lalu yang penuh kenangan. Lima bulan bersama dan waktu yang cukup dibilang lumayan lama. Tidak mudah melupakan semua kenangan selama lima bulan kemarin bagi Naomi begitu juga dengan Ken yang kini masih menatap gadis di depannya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Naomi menarik napasnya dan diembuskannya perlahan. Ia harus mengalah untuk kesekian kalinya dengan waktu yang tidak lagi sama agar bisa mencairkan suasana kembali. Gadis itu berusaha menstabilkan detak jantungnya yang tidak beraturan. Memejamkan mata dan terus menarik napas agar membuatnya tenang.

"Gimana keaadan lo?" tanya Naomi terpaksa untuk bisa mencairkan suasana yang sungguh awkward ini.

Naomi bingung apa yang harus ia tanyakan lagi selain keadaan Ken. Kemarin-kemarin ia berani untuk memarahi Ken karena pengkhianatan hubungan mereka. Tapi kali ini, tidak tega rasanya jika Naomi harus kembali mengingat itu dan membenci Ken seterusnya. Sakit hati tidak untuk membenci bukan?

"Baik," singkat Ken ketus.

Sungguh demi Upin Ipin yang entah kapan masuk SD, Naomi menyesal datang menjenguk Ken. Naomi kira, Ken akan senang dengan kedatangannya saat ini. Ia tidak habis pikir dengan cowok di depannya ini yang masih saja bersikap seenaknya.

Naomi berusaha sabar agar tidak terpancing emosinya. Ia menganggukkan kepalanya dan berusaha tersenyum. Naomi berpikir untuk mencari cara bagimana agar cowok di depannya ini bisa luluh karena kedatangannya.

"Gue udah maafin lo," kata Naomi tiba-tiba membuat Ken menoleh menatap gadis itu.

Ken diam sejenak, tersenyum tipis bahkan sangat tipis hampir tak terlihat. "Makasih."

Naomi tidak menyadari itu semua, ia hanya duduk di kursi dekat kasur rumah sakit yang Ken tempati sambil terus menunduk menggulung ujung roknya. Tapi Naomi mendengar perkataan Ken yang singkat itu 'makasih' katanya. Naomi mendongkak dan mengangguk.

"Kenapa ke sini?" tanya Ken datar.

Naomi tidak mengerti maksud pertanyaan Ken, "Maksudnya?"

"Ngapain datang ke sini?" tanya ulang Ken membuat gadis di depannya melongo.

Naomi benar-benar tidak habis pikir dengan pikiran cowok ketus di depannya ini. Minggu lalu, Ken meminta maaf berulang kali kepada Naomi bahkan sampai rela kehujanan hanya untuk menunggu gadis itu di halaman rumahnya agar mau memaafkannya. Tapi lihat sekarang? Saat Naomi sudah berusaha memaafkan semuanya, cowok itu hanya bersikap acuh seolah tidak ada beban di hatinya.

Gadis berbola mata cokelat itu berusaha sabar untuk kesekian kalinya menghadapi makhluk datar di depannya. Hampir saja amarahnya akan meledak kalau tidak melihat Ken sakit ini.

"Jenguk lo," jawab Naomi sedikit menekankan di setiap perkataannya.

Ken tidak membalas ucapan gadis di depannya. Ia hanya diam menatap Naomi dengan tatapan datarnya.

"Lo sakit apa?" tanya Naomi melihat infusan di tangan Ken.

"Gue udah sehat." balas Ken ketus dan menatap tajam Naomi.

"Lo masih sakit,"

"Udah sehat!"

"Sakit!"

"Sehat!"

"Sakit!!!"

"GUE BILANG, GUE UDAH SEHAT!"

Naomi terdiam sesaat. Hatinya sakit sekali saat Ken membentaknya. Naomi sengaja datang untuk menjenguknya, tapi Ken membentaknya. Kalau memang Ken sudah sembuh, tidak seharusnya ia membentak Naomi seperti itu.

Ken mengusap wajahnya gusar. Menyesal dengan ucapannya karena sudah membentak gadis itu.

"Maaf," sesal Ken akhirnya.

Naomi berdiri dari kursinya, dan pergi keluar dari ruangan tanpa mengucapkan apapun lagi kepada Ken.

"Naomi!" panggil Ken beranjak dari kasurnya.

"Sshh," rintihan Ken saat berusaha mengejar Naomi.

Kepala Ken sangat pusing, ia tidak kuat untuk mengejar gadis itu. Ken memegang kepalanya dan meringis kesakitan.

"Maafin gue, Naomi."

***

Naomi keluar dari ruangan rawat Ken dengan air mata yang membasahi pipinya. Dimas yang sedang duduk di kursi ruang tunggu langsung bangkit menghampiri Naomi.

"Nom, lo kenapa?" tanya Dimas khawatir melihat Naomi menangis.

Gadis itu mengusap air matanya kasar. "Gue mau pulang, Dim!"

Dimas yang tidak tahu apa-apa mengerutkan keningnya bingung. Apa yang sudah Ken lakukan sampai membuat Naomi menangis seperti ini?

"Naomi lo tenang dulu," ucap Dimas mengajak Naomi untuk duduk di kursi yang disediakan rumah sakit untuk keluarga pasien.

Naomi menuruti Dimas, mengusap kembali air matanya yang membasih pipinya itu.

"Lo cerita sama gue," kata Dimas memegang bahu gadis di sampingnya.

Naomi menggeleng, "Nanti aja, gue mau pulang!"

Dimas mengusap wajahnya gusar dan menghela napas menghadapi Naomi yang seperti ini. "Oke, kita pulang!"

Baru saja Naomi dan Dimas melangkah untuk pulang, suara yang memanggilnya dari belakang membuat mereka menoleh. Ternyata Renata--Mama Ken-- yang memanggilnya.

"Naomi, Dimas kalian mau kemana?" tanya Renata sambil membawa kantong plastik putih berisi obat.

"Kita mau pulang, Tante," jawab Dimas tersenyum ramah.

"Lho, Naomi kenapa? Kok nangis?" tanya Renata lagi.

Naomi mengusap pipinya dan tersenyum, "Nggak kok, Tante,"

Renata menatap Naomi dengan pandangan yang sulit diartikan. Sedetik kemudia tersenyum dan mengusap puncak kepala Naomi.

"Tante boleh bicara sama kamu sebentar?" tanya Renata kepada Naomi.

Naomi menoleh ke arah Dimas. Dimas hanya mengangguk membantu respon Naomi. "Gue tunggu di parkiran,"

"Tante, Dimas pamit duluan ya." lanjut Dimas pamit dan menyalimi tangan Renata.

Renata tersenyum dan mengangguk. Kemudian Renata mengajak Naomi untuk duduk di kursi yang tadi Naomi dan Dimas tempati.

Wanita paruh baya itu memandang Naomi dengan tatapan penuh luka. Mengusap pelan puncak kepala Naomi dan tersenyum.

"Naomi," panggil Renata memegang tangan Naomi.

"Iya Tante?" sahut Naomi tersenyum.

Renata menunduk dan tiba-tiba saja menangis, "Naomi tau kan, Tante sayang banget sama Ken?"

Naomi bingung kenapa Renata tiba-tiba bertanya seperti ini dan menangis di depannya. Naomi hanya mengangguk karena memang benar, Renata sangat menyayangi Ken.

"Tante minta tolong sama kamu, Nak." kata Renata yang masih menangis entah karena apa.

"Minta tolong apa, Tante? Selagi Naomi bisa, pasti Naomi tolongin." jawab Naomi lembut memegang tangan Renata.

"Kamu tolong jagain Ken, jangan sampai dia berbuat ulah lagi. Cuma kamu yang bisa buat Ken berubah." kata Renata mengusap air matanya.

Naomi mengerutkan keningnya bingung, "Maksud Tante?"

Naomi tidak mengerti maksud Renata yang tiba-tiba meminta tolong untuk menjaga Ken.

"Tante percaya semuanya sama kamu, Naomi." kata Renata tersenyum dan memeluk Naomi.

Naomi masih bingung dengan semua perkataan Renata. Tetapi Naomi hanya bisa mengangguk pasrah mengiyakan semua permintaan Renata.

***

NOVEL STAY WITH ME BISA DIDAPATKAN DI SHOPEE GRASSMEDIA. MORE INFO INSTAGRAM @wyffajc

Continue Reading

You'll Also Like

788K 55.8K 67
Apa itu Fanatik? Fanatik adalah sikap ketertarikan seseorang terhadap sesuatu secara berlebihan. Contohnya? Ting! @algeriandivanior.fansite menandai...
5.6M 568K 82
Bagaimana ketika Syila ditemukan takdir bahwa ia harus tinggal satu atap dengan seorang laki-laki yang ternyata juga most wanted di sekolah baru nya...
2M 117K 64
"Tadi lo bentak dia dan hampir aja main fisik. Dia itu pacar lo, lo nggak boleh bersikap kayak gitu." "Dia nggak terlalu penting. Pacar gue nggak cum...
3.7M 443K 87
UDAH PERNAH NGUBAH PAKBOI JADI BUCIN BELUM? KALO BELUM COBAIN DEH, RASANYA.... AH MANTAP! *** "Pacaran yuk?" ajak Ace tanpa beban. Terlalu to the poi...