Game Over (Completed)

By nbrifati

115K 4.8K 55

Auriga Antares. Cowok paling tampan sekaligus nakal di sekolahnya. Baginya, bertemu dengan adik kelas bernama... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
LAST

Prolog

9.7K 280 0
By nbrifati

Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, dan selamat malam semuanya! Di ceritaku kali ini, aku ambil dari tiga sudut pandang. POV Azura, POV Auriga, dan POV Author. Selamat menikmati!😊

ΦΦΦ

Azura

Guru laki-laki berbadan gemuk di hadapan gue menghembuskan napas berat yang kesekian kalinya. Gue emang nggak ada henti-hentinya membuat masalah di sekolah. Sampai-sampai guru udah malas ngehukum gue, karena percuma, besoknya pasti bikin ulah lagi. Kalau saja pemilik sekolah ini bukan milik Kakek gue, pihak sekolah pasti akan mengeluarkan gue dari dulu.

"Capek saya," kata Pak Bara sambil memijat pangkal hidungnya.

"Yaudalah, Pak. Hukum aja langsung, biar cepet," balas gue sambil mengedarkan pandangan ke ruangan BK ini.

Pak Bara memutar bola mata jengah, "Ya sudah. Bersihkan halaman belakang sekolah sekarang juga, dan jangan ikut pelajaran Bu Manda."

Gue bersorak senang dalam hati. Lebih baik dihukum bersihin halaman belakang sekolah daripada harus berurusan dengan pelajaran sejarah yang membosankan. Setelah Pak Bara menyuruh gue keluar dari ruangannya, gue segera pergi ke halaman belakang sekolah yang letaknya tidak jauh dari ruang BK.

Sesampainya gue disana, gue memandang satu cowok yang sedang duduk sambil menghisap rokok di antara bibir merahnya. Walaupun dia sering ngerokok, bibirnya tetap merah dan malah, tambah seksi menurut gue. Tapi jangan bilang ke orangnya.

Cowok itu ngelirik gue sebentar, "Kenapa lagi lu?" tanyanya sambil memainkan putung rokok yang dijepit di antara jarinya.

Gue mengedikkan bahu, "Biasa."

Setelah itu gue berjalan ke tempat penyimpanan alat kebersihan di pojok halaman belakang ini. Untung tadi Pak Dono sudah membersihkan halaman ini, meskipun sekarang sudah kotor lagi karena daun-daun yang sudah mengering dan menguning jatuh. Ditambah lagi karena putung rokok cowok itu yang baru saja dibuang dan diinjak.

Kasian nasib lu, Tung.

Gue langsung ngebersihin halaman itu dengan santai. Bel pulang akan berbunyi satu jam lagi, jadi gue berpikir untuk menghabiskan waktu gue di halaman belakang ini sambil dengerin lagu dari boyband kesayangan gue —yang udah bubar atau apalah itu— One Direction.

"Angkat kaki lo!" perintah gue pada cowok itu.

Cowok bernama lengkap Auriga Antares itu hanya melirik sinis ke arah gue dan langsung mengangkat kedua kakinya. Setelah terangkatnya kaki cowok ngeselin itu, gue langsung menyapu bagian bawah bangku yang ditempati Auriga.

"Kenapa dihukum?" tanyanya sambil ngeluarin ponsel dari saku celananya.

Gue gak ngejawab. Setelah ngebersihin bagian bawah bangku itu, gue segera membersihkan bagian lain. Disini suasananya sejuk. Banyak pohon-pohon yang nutupin datangnya sinar matahari secara langsung. Nggak jarang anak-anak bandel seperti gue dan Auriga kalo mabal datengnya kesini.

"Diem aja," gumamnya yang masih bisa gue denger.

Gue menghentikan aktivitas sejenak, lalu mengambil ponsel di saku rok gue yang bisa dibilang lumayan pendek. Kenapa lumayan pendek? Karena gue gak suka ribet-ribet kalo pake baju. Gue buka aplikasi lagu dan milih lagu yang enak buat didengerin.

Gue ngefull-in volume biar bisa kedengeran meskipun di dalam saku. Nggak ada tanda-tanda Auriga yang protes. Gue ngelirik dia yang lagi mainin ponselnya sambil berseru nggak jelas.

Setelah sepuluh menit berlalu, gue udah selesai bersihin tempat ini. Gue berjalan ke tempat penyimpanan alat kebersihan dan menaruh sapu itu dengan sembarangan.

"Geng lu mana?" tanya gue sambil ngerapiin anak rambut.

"Ngapain nanya? Mau nantangin?" Auriga bertanya balik.

Gue memiringkan kepala lalu tersenyum sinis, "Kenapa? Lo merasa gue tantangin?"

Cowok itu berdecih lalu bangkit dari duduknya. Dia menatap gue datar dan tajam. Ih, gue nggak takut!

"Tiga cowok, lawan satu cewek? Sanggup?"

Beneran nantangin nih!

Gue menyilangkan tangan dan berjalan menghampiri cowok itu dengan angkuh. Cuma adu jotos aja mah gue nggak takut!

"Lo lupa sama temen gue?" cowok itu menaikkan kedua alisnya, "Si Althea sama Cherise!" jawab gue.

Cowok berparas tampan —gue akuin itu— dengan kedua tangan di masukkan ke sakunya itu cuma manggut-manggut. Ia berjalan menghampiri gue nggak kalah angkuhnya.

"Cuma adu jotos doang kan?" tanyanya.

"Hm, di tempat biasa kan?"

Cowok itu tertawa meremehkan. Kemudian berbalik dan pergi ninggalin gue disana sendirian. Tapi sebelum berjalan menjauh dari gue, dia mengatakan hal yang bikin gue melotot.

"Kalo gudang sebelah sekolah gimana?"

Continue Reading

You'll Also Like

17.2K 4.6K 16
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA. JANGANLUPA KASI VOTE DAN SPAM KOMEN. ••• Selamat membaca cerita Althar Farzan Wijaya dan Melody Zara Annesha♥ ●●● Me...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.8M 76.8K 35
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
3K 258 16
⚠️DILARANG KERAS MENGCOPY CERITA SAYA⚠️ [TELAH TERBIT DENGAN NAMA PENA : Arrabica30‼️] Bukan beauty and the best. Ini adalah cerita tentang perempua...
JAKA EL WILSON By RIPKI

Historical Fiction

1K 135 31
Jaka El Wilson adalah seorang kesatria yang memiliki darah campuran Jawa × Inggris. Banyak sekali masa-masa sulit yang dialaminya dari ia kecil hingg...