Same Mistakes

By lim_shiyoon

692 89 9

Kamulah satu-satunya orang yang membuatku terluka, aku menutupinya karena sadar bahwa kamu akan dalam posisi... More

Cast & Prolog
Bossy
Problem

Perforce

204 24 0
By lim_shiyoon

holaaaaaa.....
Sebetulnya ini karya keduaku, yang pertama menghilang ditelan waktu (lupa password)😢
Harap dimaklumi kalau typo bertebaran, soalnya aku ngetik tuh kalau mau tidur 😂 jadi maaf yaaa!!
selamat membaca 😉
Semoga kalian suka 🙏🙏🙏
.
.
.
Oiaaa jangan lupa tekan 🌟🌟🌟
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Author prov

Tawa renyah terdengar dari arah ruang makan, entah karena apa, tapi wajah mereka terlihat bahagia. Yoona, Krystal, dan Suho terlihat begitu menikmati sarapannya. Yoona begitu cantik dengan dress selutut berwarna tosca. Hari minggu tidak mengubah kegiatan pagi mereka, sarapan bersama merupakan hal yang tidak boleh terlewatkan. Suho begitu ganteng, walaupun hanya kaos oblong dan celana jeans selutut membungkus badannya, tak ketinggalan Krystal begitu manis dengan pakaian semi formalnya.

"Oppa" Krystal menghentikan makannya "kapan appa balik?". Tuan Im beserta istrinya selama ini menetap di Australia, beliau membuka cabang perusahaanya disana dan rupanya itu memerlukan banyak waktu untuk menjadikan perusahaannya terdepan di negeri kangguru itu.

Mendengar pertanyaan dari bibir sepupunya yang cantik itu Suho menyudahi makanannya dan meminum air yang berada didepannya "mungkin dua tahun lagi Krystal, memangnya ada apa?, bosan serumah dengan oppa?".

Krystal yang mendengar jawaban sepupunya tiba-tiba membulatkan matanya "bukan begitu oppa, tapi...",

Sebelum Krystal melanjutkan ucapannya tiba-tiba ponsel milik Yoona bergetar "Appa" bibir mungilnya menyebut tulisan yang tertera di layar ponsel nya, dengan sigap Yoona menggeser agar panggilan Tuan Im terhubung "Ne, appa"

"Yoong, apakah kalian baik-baik saja?, Suara Tuan Im terdengar begitu berwibawa.

"Iya, kami dalam keadaan baik, barusan Krystal menanyakan kapan appa & eomma balik"

"Minggu depan, aku dan eomma mu brencana ke Korea"

"Apa???" kini giliran Yoona yang membulatkan mata rusanya, bagaimana tidak, kemarin Ommanya nelfon kalau mereka kemungkinan balik ke Korea dua tahun kemudian, sama dengan apa yang dikatakan Suho ke adiknya tadi.

"Ne, Minggu depan tolong jemput dibandara, Appa ingin membicarakan tentang perjodohanmu, sudah 15 tahun berlalu dan kalian sudah pantas berumah tangga".

Mendengar hal itu tiba-tiba badan Yoona menegang, dia tau kalau dirinya dijodohkan, entah dengan siapa!, tapi Yoona merasa belum siap menjalaninya.
"Ne Appa, aku dan Krystal akan menjemput kalian" Yoona berusaha menjawabnya dengan tenang takut Appanya khawatir kalau mengetahui putri sulungnya itu terganggu dengan perjodohannya.

Krystal dan Suho menaikkan alis sebagai ganti kalimat "ada apa?"

"Minggu depan Appa dan Eomma akan balik" Yoona masih mengontrol mimik wajahnya supaya kedua orang disekitarnya tidak mengetahui apa yang baru saja dibicarakan dengan lawan bicaranya ditelfon.

"Yeahhh, akhirnya kita bisa berkumpul lagi" Krystal terlihat begitu bahagia, tapi tidak dengan Suho, ada kekhawatiran diwajahnya setelah melihat gelagat sepupunya.

Suho ingin bertanya, namun dia sadar kalau Krystal masih ada disampingnya "pasti yoona menyembunyikan sesuatu" gumamnya didalam hati

"Eohh eonni, aku hampir lupa kalau hari ini ada callingan syuting drama, kemungkinan besar nginap dilokasi, soalnya lokasi syutingnya di Busan" Sebenarnya dari kemarin Krystal mau minta izin Yoona, tapi berhubung Yoona pulang agak larut jadi Krystal ketiduran, walaupun sudah mendapat izin dari Suho, dan pagi ini dia memerlukan izin dari Yoona. Krystal memang meniti karier di dunia entertainer sejak kecil, kuliah dijurusan administrasi, tapi jiwa seninya lebih dominan daripada pengetahuan akedemiknya. Orang tua mereka tidak pernah membatasi kemampuan anaknya, malahan mereka ingin bakat anak-anaknya dikembangkan dengan baik.

"Oke, tapi kamu pergi dengan ajussi Ken yah, eonni khawatir kalau kamu cuman berdua denga managermu" Walaupun bukan seorang entertainer, tapi orang disekitar Yoona kebanyakan artis-artis ngetop dan dia tahu bagaimana bahayanya lingkungan mereka tanpa pengawalan yang ketat.

Krystal tersenyum mendengar kekhawatiaran kakaknya "tidak usah eonniku tersayang, kebetulan lawan mainku itu Kai oppa, jadi kami perginya berempat dengan managernya" Krystal memeluk eonninya sebagai tanda pamit, karena jemputannya sudah tiba, tak lupa pula Krystal salaman dengan kakak sepupunya yang pagi ini kelihatan super duper ganteng.

Suho mengelus pelan rambut sepupunya yang sekarang sudah dewasa "hati-hati, kalau ada masalah langsung hubungi oppa"

"Ne oppaku yang ganteng, aku pergi dulu" Krystal berlalu kekamarnya mengambil perlengkapannya.

Yoona dan Suho berjalan menuju pintu utama "wah Kai kamu makin ganteng aja" Yoona menggoda Kai yang duduk dijok depan samping kemudi.

Mendengar pujian dari sahabatnya Kai keluar dari mobilnya "ganteng itu sangat dibutuhkan Yoona-ssi"

"Eohhh...yoona-ssi???" Yoona menjulurkan tanganya untuk menjitak kepala sahabatnya yang sudah berdiri didepannya, tapi tiba-tiba tangannya tertahan oleh Suho dan gelengan Suho menghentikan tingkahnya, Yoona manyun sehingga Kai gemes mencubit pipinya, hal itu membuat Suho menjitak keras kepala Kai.

"yakhhhhhh... hyung ini sangat sakit" Kai meanatap tajam Suho, Suho menatapnya balik dengan senyum mengejek dibibirnya.

Yoona, Kai dan Suho memang sudah seperti saudara kandung yang saling menyayangi dan juga saling menjaili.

Krystal datang dari dalam dan menarik kopernya dengan susah, Suho yang melihat itu langsung membantu adiknya membawakan kopernya kebagasi, Kai pun pamit walaupun masih belum puas karena belum membalas kejahilan hyungnya.

Setelah mobil yang ditumpangi Krystal telah menghilang dibalik pagar, yoeja & namja itu masuk ke ruang keluarga

"ada apa?", Suho membuka suara lebih awal karena dia tidak tahan melihat kegelisaan dibola mata sepupunya.

Air mata Yoona tanpa dia sadari telah mengalir begitu deras "Oppa, apakah aku tidak bisa menolak perjodohan itu?!", Yoona menyandarkan kepalanya didada bidang Suho.

Suho yang mendengarnya hanya bisa nenenangka Yoona, dia begitu menyayangi sepupunya, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena Yoona sendiri tidak akan pernah membangkan perkataan orang tuanya "nanti oppa bicarakan dengan samchon, kamu tenang dulu", kini Yoona memeluk erat Suho, dia merasa bebannya sedikit berkurang, setiap ada masalah Yoona lebih banyak mencurahkan kepada laki-laki yang dipeluknya sekarang, begitu menyayangi dan mencitainya. MENCINTAI???, iya...Yoona mencintainya dalam diam karena sudah mengetahui dirinya telah dijodohkan dengan salah satu anak kolega bisnis orang tuanya.

Lalu bagaiman dengan Suho?, apakah dia memiliki rasa yang sama dengan sepupunya?, entahlah cukup dia dan Tuhan yang tahu mengenai isi hatinya.

~~~●●●●●~~~

Di kediaman keluarga Oh tidak jauh berbeda dengan kediaman keluarga IM, mereka bertiga yaitu Oh Gikwan, Oh Sena dan putra sulungnya Oh sehun juga menyantap sarapan bersama, bedanya 3 orang tersebut kelihatan cuek tanpa mempedulikan satu sama lain, hal itu terlihat jelas dari gestur tubuh mereka maupun sorotan matanya. Tergambar jelas bahwa namja yang memilki usia lebih muda itu ramah, berbeda dengan namja yang berada disisi kanannya kelihatan begitu dingin, berbeda lagi dengan yeoja yang berada didepannya, tatapan matanya kosong dan mengisyaratkan kepedihan yang mendalam.

"Eomma, apakah kamu sakit?" Sehun membuka percakapannya dan menatap Nyonya Oh dengan lembut.

Perempuan yang ditanya itu mengulumkan senyumya dan menatap anaknya penuh sayang "eomma baik-baik saja sayang"

Sehun hanya mengangguk mendengar jawaban ibunya, dan merasa ada yang aneh tentang kedua orang tuanya "mengapa mereka saling mendiami?" gumam nya dalam hati, Sehun kurang tau tentang permasalahan keluarganya karena dalam kurun waktu satu tahun tujuh bulan dia tinggal di apertemen yang tidak jauh dari kantornya.

Kehangatan keluarga yang biasanya dia dapatkan sudah tidak terasa lagi belakangan ini, awalnya dia berfikir mungkin hal ini adalah hal kecil yang tidak berkepanjangan, tapi mengapa sekarang dia merasakan bahwa ada permasalahan serius yang mengakar diantara kedua orang tuanya.

"Sehun" suara Oh Gikwan membuyarkan lamunan anaknya.

"Ne???"

Oh Gikwan bangkit dari duduknya dan mengatakan "setelah sarapan tolong kamu ke ruang kerja appa, ada hal penting yang perlu dibicarakan"

Sehun yang mendengar itu langsung mengikuti langkah appanya karena memang dia telah menyelesaikan sarapannya, kini langkahnya memasuki ruangan kesayangan Appanya dan mendudukkan badanya disofa yang empuk. Sedangakan Gikwan mengambil map dilaci meja rahasianya lalu menghampiri sehun.

"sekarang kamu sudah berumur 29 tahun, dan mungkin sudah saatnya kamu menikah", pria yang umurnya sekitaran 50 tahun itu duduk dihadapan Sehun.

Sehun menyadari apa yang diucapkan appanya itu benar" Iya appa, memang aku berniat memperkenalkan seseorang kepada appa, semoga appa menyetuji hubungan kami"

"maksudmu???" Gikwan keliru atas pernyataan putranya.

"aku memiliki seorang kekasih appa" sehun menjawab begitu percaya diri.

"tidak, kamu tida akan menikah dengan kekasihmu itu, tapi kamu akan menikah dengan Im Yoona dan ini adalah calon istrimu" menyerahkan selembar foto kepada anaknya.

Sehun yang mendengar ucapan dari mulut orang yang paling dihormatinya itu kaget, entah ada rasa amarah yang menyelimutinya "Appa menjodohkanku?, oh my God...Appa, aku terlanjur mencintai yeoja yang menjadi kekasihku sekarang"

"kamu harus menghilangkan perasaan itu mulai sekarang, aku yakin kamu akan jauh lebih bahagia bila hidup bersama Yoona" Gikwan masih menatap anaknya denga penuh kasih sayang "kamu telah dijodohkan Yoona sejak 15 tahun yang lalu, pada saat itu kamu masih berumur 14 tahun, kita tidak bisa memutuskan hubungan ini begitu saja karena perjodohan itu merupakan salah satu persyaratan kontrak kerja perusahaan keluarga kita pada saat itu" pria paruh baya itu menyampakian alasannya dengan tenang karena mengetahui bagaimana rasanya menghapus orang yang dicintai dalam kehidupan itu sangat menyakitkan.

"Aku mohon kepadamu appa, tolong hentikan perjodohan ini" suara Sehun melemah.

"Maafkan Appa nak, Appa tidak bisa berbuat apa-apa karena ini adalah perjanjian kontarak kakek kalian" Gikwan menepuk pelan bahu anaknya "tapi aku yakin kalau kamu tidak akan menyesal dengan pilihan keluarga kita".

Sehun tersenyum lirih setelah appanya keluar dari ruangan yang didominasi warna putih itu, meraih lembaran foto yang diletakkan beserta map yang berisi biodata tunangannya, Tunangan???...entah mengapa dadanya terasa sakit.

"Im Yoona 27 tahun sebagai sekretaris perusahaan Im Sang yang merupakan salah satu perusahaan besar yang menjalin kerja sama dengan perusahaan miliknya", Sehun membaca profilnya dengan seksama "maafkan aku Yoona, mungikin akan sangat sulit menerimamu, dan mungkin saja aku tidak bisa menerimamu" ucapnya lirih. Bagaimanapun dia sangat mencintai Irene sebagai kekasihya, sudah 3 tahun Irene mewarnai hidupnya, dan pada saat itu pula dia merasa hidupnya sangat sempurna. Apakah kesempurnaan itu akan dirampas pada kenyataan saat ini???

~~~●●●●●~~~

Dijalan menuju Busan Krystal membaca artikel tentang statistika perusahaan, walaupun dia seorang artis tetap saja harus update tentang perekonomian saat ini karena dia harus menyumbangakan analisanya kepada kakaknya, tapi tiba-tiba Krystal tersenyum melihat artikel tentang dirinya dan sahabat kakaknya yang duduk didepannya itu

"Im Krysta terjebak cinta lokasi dengan Kai" kalimat itulah yang menjadi headline artikenya, entah mengapa begitu banyak orang salah menafsirkan kedekatannya dengan Kai, padahal media sudah tau kalau Kai itu adalah sahabat kakaknya yang sudah dianggap saudara kandung. "Oppa, apakah kamu sudah membaca artikel tentang kita?, Krystal membuka suaranya pelan.

"hahaahaa" terdengar ketawa Kai dan juga managernya.

"yah kenapa oppa ketawa, oppa tidak khawatir dengan pacar oppa?", Krystal dongkol, bisa-bisanya orang yang didepannya hanya ketawa padahal setaunya Kai itu sudah memiliki pacar, dan pasti pacarnya itu akan salah paham.

"Mwo...pacar?, astaga Krystal aku tuh masih single!" Kai langsung membalikkan badannya.

"terus yang kemarin aku tonton di infotaiment itu hoax?, nggak kan?, ngaku aja oppa, aku type orang yang pintar menyimpan rahasia kok", Krystal senyum menggoda sambil menatap Kai.

"OMG, she is just my best friend", Kai menatap sebal Krystal karena masih belum percaya kalau artis pendatang dari negara tetangga tersebut adalah sahabatnya..., iya sahabat!, tidak lebih dari itu!

"hahahaaaa", kini giliran Krystal yang ngakak karena melihat ekspresi orang didepannya "apakah liburan bareng dengan keluarga juga termasuk kategori Bestfriends?

"terserah kamu mau percaya atau tidak, bagiku dia hanya sahabat dan tidak akan mungkin lebih dari itu", Kai kembali posisi sebelumnya sambil memejamkan matanya.

Krystal mengerutkan kening melihat responnya, mau percaya kalau mereka cuman sahabatan, tapi sulit karena Seulgi yang dia maksud pacar Kai telah mengkonfirmasi di salah satu stasiun televisi kalau mereka memiliki hubungan yang spesial, "ahh terserah mereka mau pacaran atau sahabatan, lagian tidak ada untungnya buat aku" gumam Krystal dalam hati yang juga memperbaiki posisinya untuk tidur karena masih membutuhkan 3 jam untuk sampai Busan.

~~~●●●●●~~~

Sehun merebahkan badannya di ranjang king size di kamarnya, tiba-tiba dia terbagun meraih smartphone dan juga kertas yang diberikan appanya tadi pagi "astaga kenapa aku begitu bodoh tidak menghubungi yeoja itu, padahal profilnya lengkap dengan nomor telfonnya" sehun pun mulai mengetik nomornya diponsel nya dan menekan tombol call

tuutttt....tuutttt....tuutttt, orang yang dihubunginya tidak mengankat panggilannya, tapi sehun tetap mencoba melakukan panggilan dan pada akhiranya terdengar suara dari seberang sana.

"hallo, selamat sore"

Sehun terdiam mendengar suara yang baru saja menyapanya, dia bingung dan menyadari bahwa kemungkinan nomor yang dipanggilnya itu salah karena bukan suara yeoja yang terdengar, tapi suara khas namja "selamat sore, apakah betul ini nomor Im Yoona" tanya Sehun ragu.

"iya, benar ini nomor Yoona, maaf...tapi anda siapa?"

"apakah Yoona ada disitu?, bolehkah aku berbicara dengannya"

"Yoona disampingku, tapi dia lagi tidur, maaf kalau boleh tau ini dengan siapa?"

Sehun mendengar lawan bicaranya tersenyum hambar, apakah ini yang dimaksud appanya kalau Yoona adalah yang terbaik untuknya, namja diseberang sana saudaranya?, bukan, karena dikertas yang dipegangnya itu tertulis kalau yoona anak pertama dari dua bersauadara dan adiknya seorang yeoja "kalau boleh tau ini siapa?" Sehun memberanikan diri untuk bertanya.

"maaf bung, anda kurang sopan, tanpa memberi tahu identitas tapi bertanya ini itu, lain kali jangan menghubungi nomor ini, kalau kamu masih menghubunginya kamu akan berhadapan langsung dengan saya.

tutttttt.... suara itu menandakan bahwa panggilan itu telah berakhir. Sehun tersenyum, setidaknya ada alasan untuk menghentikan perjodohan konyol ini.

Suho setia menemani Yoona yang masih terlelap dalam tidurnya, kaosnya basah oleh air mata Yoona. Begitu banyak beban yang Yoona tanggung sendiri, Yoona memang hanya seorang sekretaris direktur Im Sang Corporation pusat yang terletak di Seol, namun Yoona adalah otak kesuksesan perusahaanya, kemampuanya begitu menakjubkan, mulai dari tekhnik pemasaran, analisa saham, pemilihan rekan kerja dan sebagainya. Im Siwan adalah anak tunggal, sehingga ayah dari Im Siwan mengajari langsung cucunya dalam berbisnis, setelah kelahiran Krystal istri Im Siwan dinyatakan tidak dapat hamil lagi karena rahimnya telah diangkat. Hanya memiliki anak perempuan sehingga mendiang kakek Yoona menjodohkan cucunya sejak dini dan anak Oh Gikwan lah yang menurutnya paling pantas bersanding dengan Yoona. Waktu Yoona masih kecil Oh Light Corporation sempat collapse dengan sigap Im Sang membantunya sehingga perusahaan itu bangkit lagi dan menjadi salah satu perusahaan terbesar di tingkat nasional hingga kini. Melihat bibit bobot yang dimiliki keluarga Oh sehingga kakek Yoona berinisiatif menjodohkan cucunya dengan anak Oh Gikwan, keluarga Oh Gikwan menerimanya dengan senang hati. Kesalahan terbesar Gikwan adalah tidak menyampaikan dari awal tentang perjodohan kepada anaknya. Berbeda denga Im Siwan, beliau sudah mengatakan kepada putrinya sejak Yoona berumur 17 tahun, terlahir sebagai anak yang berbakti kepada orang tua dan tidak pernah membangkan Yoona menerima perjodohan itu.

Suho meraih smartphone milik Yoona dan juga miliknya, "hyung, tolong cek secepatnya nomor ini milik siapa 073xxxxxxx?", itulah kalimat Suho yang dikirim lewat pesan singkat, sejak kecil suho merupakan malaikat penolong yang dikirim Tuhan untuk Yoona.

Awalnya Suho berniat membantu Yoona diperusahaan, tapi Yoona melarangnya dengan keras, Yoona tau bahwa cita-cita Suho dari kecil adalah menjadi seorang dokter "Oppa, aku akan membencimu jika oppa mengabaikan impian oppa, cukup aku yang tidak bisa menggapai cita-citaku. Oppa dan Syifaa tidak boleh terbebani dengan perusahaan, lagian ayah oppa sudah sangat membantu" kata Yoona pada saat Sehun mengutarakan kalau dia akan kuliah jurusan ekonomi, memang pada saat ini ayah Suho menjabat sebagai Direktur dikantor Yoona, Im Siwan memberi kepecayaan penuh kepada kakak iparnya.

Smartphone Suho bergetar "nomor itu milik Oh Sehun, Direktur Oh Light Corporation", begitulah balasan pesan singkat yang didapatkan, Suho pun menepuk jidatnya "astaga, aku sudah salah paham, mungkin Sehun ada kepentingan dengan Yoona" Suho menyesal dengan tindakannya tadi, Suho memang agak posesif dengan Yoona hal itu dikarenakan Yoona pernah hampir menjadi korban pelecehan seksual, untung saja Suho datang tepat waktu pada saat itu.

Yoona terbangun dari tidurnya dan melihat Suho tertidur disofa kamarnaya, Yoona menghampiri dan menyelimuti Suho, namun tanganya terhenti melakukan aktifitasnya karena namja yang telah membuatnya jatuh hati tiba-tiba menariknya kedalam pelukan "Oppa, apa yang kau lakukan?" Yoona menenangkan dirinya, takut kalau detak jantungnya terdengar oleh Suho.

"Aku hanya ingin memelukmu, sebelum ada orang yang cemburu", Suho memainkan rambut Yoona yang kini terbaring disampingnya, sedangkan tangan kirinya masih melingkar dipinggang Yoona.

Yoona terdiam mendengar hal itu, membalas pelukan Suho dengan erat
"jangan mengubah apapun sikap oppa setelah aku menikah, oppa masih bisa memelukku, perlakukan aku seperti biasanya", air mata Yoona kembali terjatuh.

"Walaupun kita saudara, tapi kita harus menjaga jarak agar suamimu kelak tidak salah paham" Suho mendudukkan badanya dan menghapus jejak air mata Yoona.

Suho teringat dengan orang yang menelpon Yoona "apakah kamu mengenal Sehun?"

"Sehun???" Yoona balik bertanya.

"Maksud aku Oh Sehun, tadi dia menelponmu".

Yoona meraih smartphonenya dan memperhatikan riwayat panggilanya
"Aku belum kenalan dengan Sehun, tapi aku mengetahui Sehun itu siapa, memang apa yang dia katakan Oppa?" Siapa yang tidak tahu dengan Oh Sehun yang kini menjabat sebagai Direktur Oh Light, Sehun sangat terkenal dikalangan Yeoja karena memiliki paras yang begitu indah dan juga kekayaan yang begitu melimpah.

"Dia tidak mengatakan sesuatu hal yang penting, dia hanya menanyakanmu bahkan dia tidak menyebutkan siapa dirinya, jadi aku menyuruh detektif perusahaan untuk mengecek nomornya". Suho meletakkan kembali selimut yang dipakaikan Yoona ketempatnya.

Yoona pun bingung karena dia tidak pernah berinteraksi langsung dengan kolega bisnisnya, ibaratnya Yoona adalah pemain belakang layar atau biasanya disebut dengan sutradara, hanya orang dekat Yoona yang tahu kesuksesan perusahaanya adalah hasil kalaborasi Im Siwan dan Yoona, tapi Yoona penasaran ada apa Sehun menghubunginya, tidak mungkin Sehun salah nomor. Tidak mau larut dengan rasa penasaran pada akhirnya Yoona menghubungi nomor terakhir yang tertera diriwayat panggilannya.

"halo, selamat malam" Yoona langsung berbicara begitu panggilannya tersambung.

"malam, Yoona?

"iya, aku Yoona, tapi maaf anda siapa?, tadi anda menghubungiku?", Yoona pura-pura tidak tahu karena mana mungkin dia langsung bilang kalau dia tahu Sehun lewat detektifnya.

"ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu, mari kita ketemu, aku akan segera kirimkan alamatnya" Sehun berbicara tanpa menjawab pertanyaan lawan bicaranya.

"Maaf, aku tidak bisa" Yoona menjawab singkat dengan penolakan, Yoona sedikit kesal dengan sikap bossy Sehun.

"Dia kenapa Yoong?", Suho melihat perubahan wajah adik sepupunya yang kurang enak dipandang.

"tidak kenapa-kenapa oppa, betul kata oppa mungkin ini orang iseng", Yoona sengaja berbicara tanpa menutup telfonnya dengan niat menyindir lawan bicaranya yang entah kenapa menurut Yoona agak kurang sopan, tanpa menyebut jati diri tapi mengajaknya bertemu.

"Kalau begitu tutup panggilannya dan blokir nomornya agar....

"jangan matikan!, aku Sehun dan ada hal yang penting kita bicarakan" Sehun memotong ucapan Suho yang begitu terdengar jelas ditelinganya.

"Sehun?, aku tidak pernah memiliki kenalan yang namanya Sehun" Yoona menjawabnya dengan enteng.

"Aku Oh Sehun direktur Oh Light Corporation, apakah kamu sudah mengenalku?"

Yoona tersenyum dan sudah menebak direktur Oh Light Corporation itu orangnya tidak sabaran, entahlah mungkin dia mengalami masalah yang berat, tapi Yoona yakin kalau sekarang Sehun tidak baik-baik saja.

"Oh Sehun, maksud anda direktur Oh Light Corporation?, Ahhh maaf tuan, tadi itu aku kira hanya orang iseng mengerjaiku" Yoona menahan tawanya dan Suho hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, tapi dia membiarkannya karena setidaknya hal itu bisa melupakan sedikit masalah yang dialami Yoona.

"mari kita ketemu Yoona-ssi, ada hal penting yang harus kita bicarakan" suara Sehun kedengaran sangat serius.

"Maaf tuan Oh, tapi ini sudah malam lagian aku lagi malas keluar rumah, bagaimana kalau besok saja baru kita bicarakan hal yang penting itu, aku matikan telfonnya yah" sebetulnya Yoona tidak berniat sama sekali menutup pembicaraanya, tapi dia hanya ingin tahu perjuangan Sehun untuk bertemu dengan dirinya dan Yoona sedikit penasaran mengenai hal yang ingin dibicarakan Sehun dengan dirinya.

"kalau begitu tunggu, aku yang akan mendatangi rumahmu" Sehun berbicara agak keras membuat Yoona semakin penasaran hal apa yang ingin Sehun bicarakan.

"Oppa kamu mau menemaniku kan, katanya ada hal yang penting ingin Tuan Oh sampaikan", bukannya merespon perkataan Sehun, tapi Yoona minta izin ke Suho. Suho mengangguk sebagai tanda kalau dia setuju.

"Tuan Oh, sebaiknya kita ketemu diluar saja, karna kamu sudah berniat kerumahku berarti sudah pasti tahu alamatnya kan?, kita ketemu di cafe sekitaran rumahku saja, nanti aku kirim alamat dan nama kafenya"

"oke, segera kirim alamatnya, aku akan ketempat yang kamu maksud"

tutttttttt.....Sehun mematiakan panggilannya dengan sepihak, Yoona hanya menggelengkan kepalanya kemudian mengirimkan pesan singkat ke Sehun yang berisi alamat kafe yang akan menjadi saksi pertemuannya.

*to be continue*

.
.
.
.
.
.
.
.
bagaimana???, komennya dong😉
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

7.1M 349K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
605K 43.4K 40
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
16.9M 748K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
6.3M 326K 59
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...