(NamaKamu) pov
Aku duduk di pinggiran kasurku berusaha mencerna apa yang barusan terjadi di bawah, ini seriusan aku punya kakak ?.
Flashback on
"Tapi aku gak punya saudara ?" Bantah ku atas ucapan Naufal.
"Gak punya saudara atau gak ingat punya saudara?" Tanya Naufal sarkastik kemudian tersenyum lembut. Belum aku ngomong Iqbaal udah motong ucapan ku.
"Saudara tak harus sedarah" aky gak ngerti kenapa Iqbaal mengucapkan itu sambil menendang kaki Naufal, bagaimana aku tau?.
Itu terlihat jelas saat Naufal meringis dan mentap Iqbaal tajam.
"Tapi kenapa kamu masuk Eh maksudnya tinggal disini dan bagaimana kalian masuk ?" Tanya aku pada mereka, pikiran ku kacau.
Naufal berdiri berjalan mendekati ku dan memegang kedua pipi ku. Ada sesuatu yang aneh pada ku saat Naufal menyentuh pipiku, perasaan yang hangat yang aku rindukan, apa benar dia saudara ku?.
"Dengar, Gw bakal tolong lo. Udah cukup Gw diam selama ini" itu yang di ucapkan Naufal, namun aku menggeleng cepat dan meninggalkan mereka Disana.
Flashback off
Aku gak tau apa ini sebenarnya, apa yang terjadi dulu?. Siapa mereka yang datang menemui ku dan seakan mengaku mengenalku sejak lama?.
Begitu banyak pertanyaan yang berputar di otakku namun aku tak tau di mana harus kutemukan jawabannya membuat kepalaku terasa sakit.
Langsung saja aku menelfon seseorang yang bisa memberi jawaban semua ini walalu sebenarnya aku tak yakin dia akan menjawab ku, siapa lagu jika bukan Mama.
Ya mama, Seseorang yang bahkan wajahnya tak bisa ku ingat sampai detik ini.
Tut..Tut...Tut..
Aku mendengar sambungan telepon itu sambil berharap, lebih tepatnya berharap cemas.
"Halo Mama " ucap ku lebih mirip pekikan saat panggil itu terangkat di seberang sana.
"Ya, ada apa (NamaKamu) ?" Jawab seorang wanita paruh baya di seberang sana. Perasaan ku terasa sakit saat mendengar Mama memanggil nama itu, aku rindu di memanggilku dengan sebutan 'ira'.
"Ma, Ir.., (NamaKamu) mau tanya, aku punya kakak cowok ?" Tanya ku to the poit tak ingin lama lama bicara pada Mama, karena hanya akan membuatku berharap banyak dan berakhir sakit.
Belum ada jawaban dari seberang sana "Mama" panggil ku
"Maaf ya, Mama lagi sibuk "
Itu ucapan terakhir yang kudengar dan sambungan di putus sepihak dari sebrang sana.
Selalu saja seperti itu.
Berikutnya aku menelfon papa dan sama seperti kemarin kemarin telfonku tak dijawab.
♪tring
Satu notif pesan masuk ke ponsel ku dan bisa ku pastikan itu dari papa.
From:papa
Maaf, syg papa sedang meeting. Oh iya papa sudah kirim uang untukmu.
Lihatkan, selalu saja seperti itu. Memang siapa yang minta dikirimkan uang ?. Aku hanya butuh kalian disini bukan uang atau kekayaan yang berlimpah.
Kepalaku terasa pusing, aku lelah. Ku baringkan kepalaku dan menutup seluruh tubuhku dengan selimut.
Pikiran ku masih tertuju pada orang yang menganggap dirinya kakakku, yang benar saja ?
Tapi jika memang iya, maka kata yang akan ku ucap untuknya adalah aku benci dia.
Aku perlahan lahan rasa kantuk mendatangi ku hingga tertidur.
***
Pagi ini aku sudah sengaja bangun sangat pagi dan bersiap ke sekolah untuk menghindari orang yang beranggapan bahwa dirinya adalah kakakku.
Hebatnya dia sudah bangun lebih dulu dariku membuat usahaku sia sia.
Aku menatap kosong sandwich yang dia buat untukku
"Ayo, makan semalem lo gak makan ntar perut lo sakit " ucapnya perhatian, hehe dia pikir aku senang dengan sia membuat masakan seperti itu.
Maaf saja tapi itu gak ngebuat diri mu baik di mataku, jika memang dia ini kakakku maka dia adalah sala satu orang yang ku benci.
Kenapa benci?, Tentu saja. Kemana mereka selama ini?,membiarkan ku sendiri dirumah sebesar ini berusaha mengembalikan ingatan yang terhapus, dan mencoba membuang mimpi yang terus menghantui setiap malamnya.
"Maaf, tapi aku gak mau makan makanan yang di buat oleh orang yang gak aku kenal " ujarky sarkastik dan meninggalkannya disana.
Sempat aku lihat sebuah kesedihan yang mendalam di tatapan matanya padaku, tapi aku mencoba menghilangkan pikiran itu. Mungkin saja itu hanya khayalan ku saja.
Sampai di sekolah aku langsung duduk di kursi ku dan seperti biasa menatap jendela yang entah mengapa memiliki daya tarik yang luar bisa sehingga membuatku terus menatapnya.
"Hai, kenali nama aku Sahandra Dheandra, aku duduk di belakang kamu " ucap seseorang mengalihkan pandanganku Padang sumber suara itu.
"(NamaKamu) "jawab ku
"Oh iya gimana rasanya ?" Tanya dia, aku gak ngerti apa maksudnya.
"Apanya?" Tanya ku bingung, jelas saja kenapa dia bertanya seperti itu .
"Duduk sama orang ganteng kedua seantero sekolah " ucapnya antusias, orang ganteng seantero sekolah? Maksudnya Iqbaal.
"Em.. biasa ajah " jawab ku, wajahnya terkejut. Santai aja kali apa yang salah dengan jawaban ku ?.
"Serius bisa ajah?, Wah lo parah banget sumpah " pekiknya, berisik banget sih ni orang sksd lagi.
" Lo gak tau Iqbaal itu ganteng banget sampai lo biasa ajah ?" Tanya dia.
"Assalamualaikum" ucap seseorang masuk kedalam kelas.
Buaknny menjawab salam cewek alih alih malah menatap kagup pada orang itu.
"Pagi Iqbaal" sapa sahandra pada Iqbaal sambil berdiri dengan mata berbinar.
"Pagi juga " balas Iqbaal, membosankan aku kembali menatap Jendela itu seperti biasa.
Bel masuk sudah berbunyi, seorang guru sudah masuk dan menjadi di kelas ku.
Jam pun berlalu sekarang sudah istirahat, aku gak mau kekantin. Aku gak mau ketemu sama orang yang menganggap dirinya kakak yang baru muncul sekarang.
"Gak mau ke kantin ?" Tanya makhluksalah satu makhluk astral di sampingku .
"Gak lapar " jawab ku singkat.
♪tring..
Sebuah notif chat wa masuk ke ponselku
bang Kevin
Ira.. maaf Abang gangu, tapi rekta sore nanti akan Berantem lagi
(NamaKamu)Az
Gak apa apa kok bang, dianya mau berantem dimana bang ?
Bang Kevin
Abang gak tau dek, Ira tolong jangan sampai dia berantemagi ya .
(NamaKamu)Az
Iya, bang nanti Ira cari tau .
B
ang Kevin
Mksh Ira.
Aku tutup Ponselku saat merasa Iqbaal berusaha membaca pesan ku.
"Apa liat liat ?" Tanya ku
"Idih, jutek "
"Bodo"
"Siapa itu ?" Tanya dia setelah diam beberapa saat, idih ni orang kepo banget dah.
"Kepo "
"Oh jadi si kepo ya, hmm di orang mana " aku menhan nafas saat mendengar ucapan Iqbaal, rasanya ingin ku jedotkan kepalaku ditembok saat ini.
"Di jalan ingin tau, dan kampung urusan orang " jawab ku menelan ludah, dia nganguk mengerti. MasyaAllah .
"Oh iya, itu gak penting padahal " Ujarnya entah pada siapa tapi yang penting dia sudah sadar.
Tbc
•
••
😅😅😅
Terimakasi sudah membaca dan memberi votenya. 😊