Real Cinderella

Door skhmamel

66.3K 2.2K 124

-Story about Aoi- βœ”οΈ Chapter 1-27 END | UNPUBLISH ❗ ADA DI KARYAKARSA Kabur dari rumah nyatanya bukan piliha... Meer

Real Cinderella - Intro
R.C Chapter I - Gadis Desa yang Aneh
R.C Chapter III - Kalau Harus Memilih
R.C Chapter IV - Kekasih Zarkan
R.C - Cast
ADA DI KARYAKARSA
KANGEN AOI?

R.C Chapter II - Kesan Pertama

3.2K 368 28
Door skhmamel

R.C Chapter II - Kesan Pertama

◆◆◆

Dua Setengah Bulan Yang Lalu...

Aoi memasukkan beberapa bajunya dengan sebal. Dia marah pada semua orang yang ada di rumah ini. Ayah dan Ibunya marah, tetapi kedua Kakaknya hanya diam tidak membelanya. Oke, jangan salahkan kedua Kakaknya, salahkan saja semua padanya. Salahkan dia yang berbohong tentang jurusan yang selama satu tahun ini diambilnya hingga seluruh penghuni rumah mewah ini mengarahkan kemarahan padanya.

Jika dipikiri ulang, dia juga tidak salah. Dia tidak ingin bergelut dengan perusahaan keluarganya. Dan dia juga tidak ingin menjadi Dokter. Dia hanya ingin mendalami piano dan musik.

Seluruh barang yang dia butuhkan untuk pergi dari rumah sudah siap. Jam sudah berdentang sebanyak dua belas kali. Menarik napasnya, Aoi sudah memutuskan untuk pergi dari segala kemewahan hidupnya.

“Kau gila! Kau bisa melakukan demo tidak makan dan bicara daripada pergi dari rumah, Ao.” sembur Kanon, sepupunya dengan kesal.

“Kau lebih baik diam dan antarkan aku ke bandara secepatnya. Hidupmu berada di tanganku. Mengerti!”

“Sialan!” umpat laki-laki itu yang mau tidak mau menjalankan mobilnya. “Kau akan pergi ke mana? Setidaknya aku harus tahu. Kau sepupuku yang paling kecil. Adikku saja lebih tua darimu satu tahun.” tanya Kanon akhirnya setelah cukup lama diam.

“Indonesia.”

“Kau tahu di sana ada teman Ibumu, Bibi Maria. Pergilah ke tempat yang lain.”

“Karena di sana ada Bibi Maria. Ibu tidak akan berpikir aku kabur ke sana. Kecuali, kau membuka mulut lembarmu.”

“Kenapa tidak Singapore?”

“Dan bertemu dengan Danette? Thanks, Kanon. Lebih baik aku mati kau tabrak sekarang daripada aku mendengar ceramahan berisik dari Danette. Jangan lupakan Gre yang mulutnya jauh lebih lebar dari mulut perempuan. Kau tahu sendiri, kan. Aku tidak terlalu suka dengan anak teman-teman Ibuku. Tidak mempunyai pendirian. Terlalu penurut.”

“Kau yang terlalu pembangkang.”

Aoi mendelik sebal. Turun dari mobil yang sudah membawanya ke bandara. Perempuan muda itu menurunkan koper besarnya tanpa dibantu oleh Kanon. “Jika aku mendengar kau yang membocorkan keberadaanku. Aku akan memutuskan ikatan sepupu kita dan juga ikatan cintamu dengan teman baikku. Dia benar-benar akan mati di tanganku, Kanon. Aku tidak bercanda.”

Tersenyum lebar Kanon menangkupkan kedua tangannya. “Aku berjanji. Hati-hati perjalanannya, Ao.” Kanon menyemangati adik sepupunya tanpa dibalas walaupun hanya dengan sebuah senyuman.

◆◆◆

“Apa tidak bisa dibicarakan baik-baik?”

“Baik-baik hanya akan membuatku seperti terjajah dan menerima perlakuan tidak adil dari Ayah dan Ibu.”

Cassandra mengangguk mengerti. Menghadapi Aoi itu susah sekaligus mudah dalam waktu bersamaan. Aoi gadis jenius, karena hal itu dia tipe remaja yang sulit untuk mendengarkan pendapat orang lain. Karena dia mempunyai pendapat sendiri yang menurutnya baik. Seperti persimpangannya dengan kedua orang tuanya sekarang.

“Kau bisa tinggal di kos campuran milikku. Tidak apa-apa?”

Aoi mengangguk. “Satu hal yang utama adalah kamar sendiri dan tidak berbagi. Aku tidak ingin ikut campur atau dicampuri masalah orang lain.”

“Tenang. Ada sepuluh kamar. Sudah terisi delapan.”

“Kau tahu kenapa aku lebih memilih kabur dan bertemu denganmu, Kak Cassandra? Karena aku lebih percaya padamu daripada Danette dan Gre. Jangan menghianati kepercayaanku.” ucap Aoi sebelum turun dari mobil Cassandra dan masuk ke dalam rumah yang terlihat sepi. Masih pukul lima pagi untuk memulai aktifitas.

“Kau bisa mempercayaiku.” Cassandra tersenyum lembut. Berjalan mendahului Aoi memasuki rumah kos miliknya.

Aoi melihat rumah kos yang Cassandra miliki secara diam-diam tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Rumah besar yang terlihat sejuk dan nyaman. Masuk ke dalam Aoi diberikan penampakan laki-laki yang tengah memasak di dapur. Berbalik, laki-laki itu menatap terkejut ke arah mereka.

“Pagi, Kak Cassandra.” sapa laki-laki itu dengan intonasi sopan di telinga Aoi.

“Pagi. Ah, ya. Kenalakan ada penghuni baru namanya Aoi. Dan Aoi, dia Zarkan salah satu penghuni di sini.”

“Salam kenal. Aku Zarkan.” Zarkan memperkenalkan dirinya dengan sopan yang hanya dibalas anggukan kepala mengerti dari Aoi dan senyum tidak enak dari Cassandra.

“Di depan ada sofa untuk menerima tamu. Lalu, di sini sofa untuk bersantai, ada meja makan dan dapur.” Cassandra mulai menjelaskan. “Di bawah ada lima kamar dengan satu kamar mandi. Kamar di bawah khusus untuk penghuni laki-laki. Sedangkan di atas, ada lima kamar untuk penghuni perempuan dan dua kamar mandi. Ruang untuk mencuci juga tersedia di atas. Kebersihan rumah kos aku percayakan pada para penghuni. Uang kos di sini belum termasuk biaya listrik dan air yang dibayar terpisah tergantung dari besar pemakaian tiap bulan. Aku datang dua atau tiga bulan sekali untuk cek kebersihan kos dan cek sarana kos yang tersedia.”

Aoi mengangguk mengerti. “Jadi dimana kamarku?”

“Di atas.”

◆◆◆

Selepas ditinggal Cassandra yang dilakukan Aoi adalah mengunci kamarnya dan tidur untuk mengganti tidur malamnya yang tersita karena perjalanan kaburnya. Terbangun di sore hari, Aoi merasa tubuhnya jauh lebih segar terlebih ketika dia selesai mandi. Turun ke bawah dengan kotak teh hijau, chrysant dan chamomile, Aoi memutuskan untuk menata minuman kesukaannya. Membuka lemari dapur, Aoi menaruh tehnya dengan susunan yang rapi. Benar-benar melambangkan pemilik golongan darah A yang perfeksionis.

Menikmati teh sorenya dengan santai, Aoi dikejutkan dengan suara berisik yang berasal dari arah depan. Dia melihat empat orang melenggang masuk dengan berisik dan Aoi tidak paham mereka berkata apa.

“Oh, San. Kayaknya dia yang diceritain Zarkan tadi pagi, deh.”

Aoi hanya bisa menangkap kata cerita, laki-laki bernama Zarkan dan tadi pagi. Seperti mereka tengah membicarakan dirinya dan dia harus memutuskan untuk tenang. Dia tidak boleh kalah tenang dari Artemis, Kakak sepupunya.

“Iya, Mbak Anggi. Dia Aoi yang datang sama Kak Cassandra tadi pagi.” Zarkan sedikit menjelaskan dan masuk ke dalam kamarnya untuk berganti baju. Hari ini dia libur dari kerja part timenya dan waktunya dia istirahat dari rutinitasnya yang lelah.

Keluar dari kamarnya Zarkan bisa mendapati dua perempuan yang duduk di jurusan berbeda sedang menopang dagu mengamati penghuni baru kos mereka.

“Mbak San sama Mbak Nggi kenapa?” tanya Zarkan yang sukses tidak dijawab dua orang itu. Menggeleng pelan, Zarkan memilih menuju dapur. Membuka lemari dapur dan mengambil teh yang terjangkau dari tangannya. Laki-laki itu, berkerut bingung ketika mendapati bentuk teh yang tidak seperti biasanya. Mengabaikan, dia mulai membuat teh hangat untuk dirinya sendiri.

Dia menghirup aroma teh yang berbeda dari biasanya dan menyesap sedikit rasanya. “Bentuknya aneh. Tapi, rasanya enak. Kayak teh mahal.” komentarnya dan membawanya keluar yang tetap disambut dengan Susan dan Anggi yang menopang dagu mengamati Aoi.

“Mbak San, Mbak Nggi. Kesurupan, ya?” tanya Zarkan yang mengambil duduk di sebelah Aoi tanpa tahu jika gadis di sampingnya tengah menatap cangkir tehnya.

Aoi mengamati cangkir berisi teh yang sama persis seperti diminumnya. Lalu, dia melihat cangkirnya dan berkesimpulan jika itu benar teh miliknya. Terlebih aroma itu adalah khas aroma chrysant tea favoritnya. Bagaimana bisa laki-laki itu bersikap tidak sopan dengan tidak bertanya lebih dahulu? Aoi tidak bisa menolerir hal ini. Kedua Kakaknya tahu betul jika Aoi tidak suka miliknya disentuh tanpa ijin.

What the fuck you doing!” umpat Aoi sambil menggebrak meja makan dengan tangan kanannya.

“Apa?” tanya Zarkan tenang. Laki-laki menyembunyikan kekagetannya dengan sangat baik. Membuat Aoi harus memberikan tepuk tangan salut karena tidak ciut dengan kemarahannya.

“Itu salah satu teh favoritku. Bertanyalah jika kau tidak ingin mati muda.” geram Aoi dan berdiri meninggalkan meja makan.

“Zarkan, lo ngapain anak orang?” tanya Ragil yang hanya melihat wajah kesal Aoi. “Mbak San, Mbak Nggi?” Ragil menatap dua perempuan yang juga ikut tampak kesal.

“Tanya Zarkan, deh. Acara pengamatam gue sama Anggi gagal gara-gara Zarkan.” Susan berkata tidak terima. “Minta maaf deh, Zar.”

Menghembuskan napasnya berat. Zarkan menuruti ucapan Susan untuk meminta maaf. Berdiri di depan kamar milik Aoi, laki-laki itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sebenarnya apa salahnya? Karena tiba-tiba Aoi mengumpati dirinya dan berkata teh favorit gadis itu. Zarkan kemudian membulatkan kedua matanya kaget. Sadar akan kesalahannya. Mengetuk pintu Aoi dengan intens, akhirnya yang ingin ditemui Zarkan berdiri dengan wajah dingin dihadapannya.

“Aku minta maaf. Aku nggak tahu kalau itu teh milikmu.”

Dan Aoi tidak pernah melihat sorot mata laki-laki yang penuh dengan ketulusan, kehangatan dan perjuangan kecuali Kakak, sepupu dan anak teman-teman Ibunya. Sekarang Aoi berharap Danette berada di sini untuk melihat aura yang dimiliki laki-laki di depannya.








-.T. B. C.-







Hayooooo ada yang sudah bisa menebak Aoi anak siapa??? 😳

Ini Aoi👇 Hayooo ada yang bisa nebak siapa dua kakaknya??? 😳


Jangan lupa vote dan comment yaaaaaa 😘

See you~~ 💋💋💋







Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

729K 17.2K 13
Terbit Novel, bisa dipesan melalui AE Publishing. Ia ingin cintanya seperti Mim mati yang bertemu Ba', lalu menjadi Ikhfa Syafawi, seperti cinta yang...
6.4M 333K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
3.3M 35K 31
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
753K 72.8K 50
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...