Kitten | Taeyong ✔

By yortama

194K 27.7K 1.1K

KITTEN 1 & 2 "Kamu itu kayak anak kucing. Gemes-gemes gimana gitu. Kadang galak, ndusel-ndusel, kabur terus... More

1
2
3
5 (DREAME & INNOVEL FULL VERSION)
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
36
37
38
39
40
Kitten 2
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58

4

7.6K 1K 40
By yortama

"Makasih, kak," Tama turun dari motor Taeyong dan memberikan helm yang Tama pakai.

Taeyong menerimanya dan tersenyum ganteng. Tama jadi deg-degan ngeliatnya. Habis, ganteng banget. Pengen di karungin ya Taeyong kan bukan kucing.

"Mau mampir dulu, kak?" Tama berbasa-basi. Padahal sih, enggak. Pengennya beneran tawarin biar bisa lama-lama sama Taeyong.

"Udah mau maghrib. Saya pamit dulu, ya? Assalamualaikum..."

Mengangguk, Tama menghela napas pelan. "Waalaikumsalam. Hati-hati, ya, kak,"

Taeyong mengangguk lalu menjalankan motornya dan menghilang saat cowok itu berbelok kanan. Tama masih berdiri di depan gerbang rumahnya. Matanya menatap lurus arah jalan Taeyong tadi.

Degupan jantungnya masih berpacu dengan cepat. Tama menepuk berkali-kali dada kirinya berharap degupannya tidak sekencang sekarang ini.

Tetapi bukannya pelan, malah semakin berpacu cepat. Pipi Tama lagi-lagi memanas. Berapa kali ya Tama merona karena Taeyong?

Cewek itu akhirnya masuk kedalam rumahnya. Ia melepas sepatu sekolahnya dan ditaruh diatas rak sepatu. Tama mengucap salam sambil membuka pintu, yang langsung dijawab salam oleh sang Mama.

"Aduh, pulang-pulang pipinya udah merah aja," goda Tara -Mama Tama- saat Tama cium tangannya. Ia tersenyum lebar dan terkekeh melihat putrinya semakin merona. "Jatuh cinta, ya?"

"Nggak, Ma," balas Tama pelan dan akan beranjak dari sana.

Tapi tangan Tara menahan Tama untuk pergi. Beliau merangkul anak gadisnya dan menoel dagu Tama. "Cerita dong sama Mama,"

Tama tertawa sebentar dan mendengus pelan. "Siapa yang jatuh cinta sih? Jatuh dari tangga iya kali,"

"Bohong. Pipi kamu gak bisa bohongin Mama, lho, Tam,"

Menghela napas, Tama menyugingkan senyum. "Nanti deh aku cerita. Aku mau ke kamar dulu, Ma. Capek pengen tidur."

"Gak makan dulu?" Tara masih menahan tangan Tama.

Tama menggeleng sambil tersenyum. "Udah tadi sama kak Taeyong-" matanya seketika melotot karena sudah menyebutkan nama cowok yang berhasil membuatnya merona beberapa kali.

Sementara Tara, wanita itu sudah tersenyum menggoda. "Tuh, kan,"

"Udah, deh. Aku mau ke kamar dulu!"

"Oh, ya, Tama!" Panggil Tara membuat langkah anaknya terhenti.

"Kenapa, Ma?"

"Minggu depan, kakak kamu mau kesini. Kamu jemput ya ke bandara?"

Sebelah alis cewek itu terangkat. Lalu mengangguk, mencium pipi sang Mama dan segera beranjak dari sana dan menuju lantai dua. Di mana kamarnya berada. Ia membuka pintu bercat putih dan suasana dingin kamarnya langsung menyerpa permukaan kulitnya.

Kamar Tama terlihat berbeda dari kamar perempuan sebelumnya. Nuansa gelap dari cat hitam dan abu-abu. Warna kesukaannya. Tama menyukai warna gelap seperti itu.

Ia meletakkan tasnya di bangku belajar. Melucuti seluruh seragamnya dan menyisakan dirinya dengan tanktop hitam dan celana pendek navy. Lalu meletakan seragam kemeja putih dan rok biru lautnya ke keranjang untuk pakaian kotor.

Tama masuk ke kamar mandi di dalam kamar tidurnya dan membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, cewek itu sudah berbaring diatas kasur dengan sprei navy dan putih.

Ia menguap lebar dan menutupnya dengan bedcovernya. Lalu memejamkan matanya karena dirinya sangat terasa lelah. Seharunya ia pergi ke meja belajar dan mengerjakan pr dari Bu Tari -Guru UUK- dan harus dikumpulkan besok selama ia ulangan harian.

Tapi itulah Tama, kalau sudah sangat malas dan lelah, ia langsung menyerbu kasurnya dan terlelap pulas diatasnya.

•••

"Hai, Dizzy,"

Setelah membuka pintu, Taeyong sudah disamperin Dizzy, kucing abu-abunya, dan mengelilingi kaki Taeyong.

Cowok itu langsung menggendong Dizzy dan mengunyel-unyel gemas. Kucing itu memang sangat menggemaskan dengan mata hijau terangnya.

Apalagi jika melihat iris hitamnya yang membola, Taeyong tidak akan mau melepaskan Dizzy.

"Assalamualaikum, Bunda," salam Taeyong sambil menyalami tangan Bundanya yang duduk diatas sofa.

Cowok itu duduk disamping Bunda dengan Dizzy di pangkuannya. Lalu menyenderkan kepalanya dibahu Bunda yang anteng nonton tivi.

"Dizzy dari tadi meong terus, tuh, nungguin pacarnya pulang," celetuk Bunda.

Taeyong tertawa dan memindahkan tangannya dibawah leher Dizzy. Spot yang kucing itu sukai.

"Yah, Dizzy, maaf kalau pulangnya ke sorean," Taeyong berkata dengan nada yang dibuat bersalah. Padahal ia tahu kalau kucing peliharaannya tidak akan mengerti bahasanya.

"Gimana sekolah baru kamu?" Tanya Bunda sambil menoleh pada anak sulungnya yang sudah duduk menyender pada sofa.

Cowok itu mengangguk dan mengulas senyum lebar hingga menampakkan deretan gigi putih dan rapinya. "Bagus. Apalagi adek kelas aku, Bun,"

Zahra mendelik, menatap malas anaknya yang terkekeh. Ia menjitak pelan dahi Taeyong. "Jangan di modusin kalau niatnya cuma main-main!" Peringatnya.

"Ya nggaklah, mana mau aku modusin cewek. Nanti kena karma, Bun."

"Tuh tau."

"Tapi, Bun," Taeyong segera menoleh dengan tatapan seriusnya. Ia menjeda sebentar. "Aku nemuin adek kelas yang maniiiisss sangat!"

"Halah," Zahra mengalihkan pandangannya pada tivi. "Cinta monyet."

"Serius aku, Bunda."

Zahra mengangguk acuh.

"Besok aku bawa kesini, deh. Biar Bunda percaya sama aku."

"Kamu mau ngapain bawa anak orang kesini?" Bunda menoleh lagi.

"Biar Bunda percaya kalau adek kelas yang aku temuin itu manis." Balas Taeyong polos.

"Itu doang?" Bunda nanya lagi.

Taeyong mengangguk ragu. Ia lalu meringis pelan, sadar karena ucapannya tidak masuk akal.

"Siapa nama cewek manis itu?"

Cowok itu kembali melebarkan senyumnya. "Delifah Tiatama, Bun. Bagus kan namanya,"

Zahra mengangguk. "Bagus," Taeyong terus menatap Bundanya. "Kalau niat kamu cuma ngenalin dia sama Bunda, mending jangan besok. Kamu tuh baru sekolah disana, juga. Nanti dikira kamu itu playboy kayak Ayah kamu dulu."

"Ya kan, Ayah sama aku beda, Bun."

"Gak. Kamu sama kayak Ayah kamu."

"Beda, Bundaaa,"

"Sama, lah! Muka kamu kan mirip sama Ayah." Taeyong menatap malas ke arah Bunda yang tertawa kecil. "Lusa aja gimana bawa cewek manis itu kesini? Bunda mau pergi sama temen Bunda."

Cowok itu segera mengangguk antusias dan melebarkan senyumnya. "Siap, bosku!"

"Di kamar ada temen-temen kamu, tuh,"

"Ya udah, aku kamar dulu, Bun," Taeyong mencium sekilas pipi Zahra dan bergegas menuju kamarnya.

Di depan pintu kamarnya, Taeyong bisa dengar lawakan Johnny yang disambut tawa ketiga temannya.

Dengan perlahan, Taeyong membuka pintu dan menyembulkan kepalanya dengan cengiran. Keempat orang itu serempak menoleh kearah pintu.

"Wah, baru pulang dia, John!" Cetus Doyoung mengompori.

Johnny berdiri dengan tangan yang berkacak pinggang. Seakan-akan melihat anaknya yang pulang larut dan Johnny adalah Ayahnya.

"Jam segini baru pulang?" Akting Johnny. Taeyong meringis dengan cengirannya. "Kenapa gak sekalian aja kamu nginap di rumahnya, hn?"

Serempak, Jaehyun, Doyoung dan Yuta ketawa melihatnya. Johnny tertawa kecil lalu merangkul Taeyong yang juga ketawa.

"Gimana?" Tembak Yuta langsung.

Dahi Taeyong berkerut. "Apanya yang gimana?"

"Ngedate, Yong. Ya elah sok polos lo!" Doyoung berseru.

"Siapa yang ngedate?"

"Lo sama Tama, astagaaa..." Jaehyun melemparkan bantal kearah Taeyong. "Nge date kan lo sama Tama?"

Taeyong menggeleng. "Kagak."

"Terus napa lo baru pulang dah?"

"Gue kan kena hukuman sama Tama bersihin toilet. Habis tuh, gue ajak dia makan. Udah."

Jaehyun, Doyoung dan Yuta menghela napasnya panjang.

"John, ajarin, kek. Kesian gue,"  kata Yuta ke Johnny yang dari tadi anteng merhatiin mereka.

"Ajarin apaan?" Johnny nanya.

"Pedekatean ama cewek." Sahut Jaehyun.

"Kalo ceweknya macam Tama, gue gak bisa." Johnny mengangkat kedua tangannya. "Nyerah saya."

Taeyong dari tadi gak paham maksud perbincangan mereka. "Ngomong apa sih? Gak ngerti gue."

"Ngomongin elo, biawak!" Doyoung kesal.

"Dih gosipin gue."

"Siapa yang gosipin lo, sih?"

"Ya lo berempat ngomongin gue, tapir!" Taeyong beranjak lalu melepaskan kemeja putihnya, menyisakan kaos hitam yang dipakainya.

"Kok makin goblok, sih? Heran gue." Gumam Yuta menggeleng-geleng melihat Taeyong yang sudah masuk ke dalam kamar mandi.


•••

Tama menguap lebar dan menutupnya lagi setelah uapannya selesai. Ia memandang malas kearah ketiga sahabatnya yang berhasil mengganggu tidurnya.

Kini, mereka sedang makan bakso diatas karpet abu-abu Tama disamping kasur cewek itu. Tama duduk di kursi belajarnya. Padahal baksonya sudah di taruh Sekar di samping sahabatnya itu.

Tapi Tama masih merasa ngantuk yang sangat amat. Baksonya bahkan hampir dingin, dan lemak-lemak yang mencair pada kuah bakso hampir membeku diatas kuah bakso Tama.

"Tama, sini ih makan!" Sisca yang dekat Tama menarik tangan cewek itu untuk duduk bergabung.

"Gue ngantuukk," Tama merengek. Tapi tak urung juga ia duduk di samping Sisca dan Sekar.

Cewek itu kembali menguap, kali ini makin lebar. "Liat, tuh. Mau dingin bakso lo." Kata Nita, menunjuk mangkuk Tama dengan sendok di tangan kanannya.

Akhirnya Tama meraih sendok dan garpu, menyendokan sebuah bakso kedalam mulutnya tanpa perlu meniupnya terlebih dahulu.

"Gue punya berita bagus buat kalian!" Seru Sekar tiba-tiba.

Ketiganya mendongak, menantikan kelanjutan ucapan Sekar.

"Besok gak jadi ulangaaannn!!" Sekar memekik cukup kencang, yang dapat protes pelototan Sisca, Tama dan Nita.

"Tau dari mana lo?" Selidik Nita.

"Bu Tari tadi chat gue. Katanya besok dia mau pergi sama Bu Nada."

"Wiiihhh!" Seketika Tama mengembangkan senyuman lebarnya. "Gak rugi gue gak belajar."

Senyum Tama luntur kala Sisca mencubit pipinya. Ia mendengus kesal ke arah Sisca.

"Apa, sih, Ca?!" Dengus Tama, kesal.

"Gak belajar malah seneng," Sisca menggeleng-geleng. "Kalo misalnya Bu Nada sama Bu Tari masuk kelas gimana? Gak gue contekin lo, ya,"

Tama kembali mendengus. Ia balik fokus menghabiskan baksonya.

"Oh iya, Tam," cewek itu mendongak natap Nita. "Lo tadi pulang naik apa?"

Tama berpikir sebentar. Haruskah ia bilang kalau Taeyong mengantarnya pulang? Tapi kalo ia jawab, nanti mereka bertiga akan terus-terusan melemparinya pertanyaan.

"Gojek." Jawabnya singkat.

"Ih, boong." Celetuk Sekar.

"Ya terus apa lagi? Ya kali gue jalan, Kar."

"Bareng kak Taeyong lo, ya," Sisca ikut menyelidik. Cewek berkaca mata itu sedikit mencodongkan tubuhnya. "Tama boong, iiihhh,"

Tama akhirnya mengalah. Ia menghela napas dan mengangguk samar, bikin ketiga sahabatnya memekik bersamaan.

"Mimpi apa lo semalam?!" Pekik Sekar.

Cewek berambut pendek itu mendengus sebal. Tuh kan, kalau di kasih tahu, mereka pasti akan terus seperti ini reaksinya.

"Gak boong kan lo?"

"Gue jawab gue naik gojek, kalian aja gak percaya. Nah, gue jujur apalagi," Tama berdecak.

"Kok bisa bareng?" Sisca bertanya, kalem. Beda sama Sekar dan Nita.

"Gue dapet hukuman bersihin toilet," dengus Tama, lagi.

Ketiganya tertawa mengejek mendengarnya. "Hahahaha, lo kena juga hukuman, Tam!" Lanjut Sekar ketawa.

"Biasanya lo paling ngakak denger biang kerok dapet hukuman. Tapi sekarang lo kena juga. Hahahahahaha," sahut Nita.

'Biang kerok' yang dimaksud itu, Lucas, Mark, Jaemin dan Haechan.

Tama semakin cemberut. Dia jadi bete kan.

"Ck, bete gue!"

"Balik ke kak Taeyong," Nita dan Sisca berhenti ketawa dengar ucapan Sekar. "Lo mulai baper kan sama dia?"

Raut wajah Tama langsung berubah jadi asam. Dia menggeleng keras, tapi ketiganya tidak percaya. Yaa, memang tidak percaya, sih. Karena Tama sebenarnya mulai tertarik dengan Taeyong.

Walaupun belum genap sehari Tama kenal Taeyong, cewek itu sudah mulai suka dengan cowok itu. Entah suka dalam artian dia kagum atau suka dalam artian lain.

Tama masih belum mengerti tentang rasa sukanya itu. Apalagi dia sama sekali belum pernah berhubungan lebih jauh dengan seorang cowok.

Yaa, kalian tahu sendiri lah. Tama kan orangnya dingin, judes, ketus, galak dan sebagainya. Mana berani cowok deketin dia?

Continue Reading

You'll Also Like

464 79 26
berdasarkan judul yang di atas itu adalah cerita membagong kan dari author dorm anak ebidan dah gitu ajh klo mau baca ya baca klo kgk mau ya gak ush
49.6K 6.2K 17
PSYCHO HaruKyu Ver Kita saling mencintai, Namun juga saling menyakiti~Harukyu Bxb🔻🔺‼️ Start:21-03-2021 End: 06-04-2021
5.9K 74 3
Menceritakan tentang 4 remaja yang sangat tergila gila pada kpop (idol) "Issh asik sama Korea" "Dari pada lu INDIA" "Anjayyyy" /High five Suatu hari...
498K 37.1K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.